Bab Iii
Bab Iii
METODE PENELITIAN
Industri Sub Sektor Textile dan Garment yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini dilakukan selama 6 (enam) bulan, yaitu mulai dari bulan
Sumber data yang dimaksud dalam penelitian adalah subjek dari mana
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya
baik dikumpulkan oleh peneliti sendiri dari sumber pertamanya dilapangan
atau sumber data datang secara langsung memberikan data kepada
pengumpul data, sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas mengenai
data yang di hasilkan.
2. Data sekunder, yaitu data yang tidak diberikan secara langsung kepada
pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau dokumen, laporan-
laporan, dan bahan tulis lainnya yang ada kaitanya dengan permasalahan
yang akan di bahas pada penelitian tersebut.
34
35
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan oleh penulis adalah
sumber data sekunder yang bersumber dari data Laporan Keuangan Perusahaan
Manufaktur Sektor Aneka Industri Sub Sektor Textile dan Garment yang terdaftar
3.3.1. Populasi
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
yang menjadi populasi adalah Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri Sub
Sektor Textile dan Garment yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun
2016-2019.
Tabel 3.1
Daftar Populasi Penelitian
3.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2018:116). Kriteria pemilihan sampel yang harus
dipenuhi adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri Sub Sektor Tekstil dan
Garment yang memilki data keuangan lengkap tahun 2016-2019.
2. Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri Sub Sektor Tekstil dan
Garment yang terdaftar secara terus menerus di BEI dari tahun 2016-
2019.
3. Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri Sub Sektor Tekstil dan
Garment yang terdaftar di BEI yang menerbitkan dan mempublikasikan
laporan tahunan periode 2016-2019.
4. Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri Sub Sektor Tekstil dan
Garment yang terdaftar di BEI yang mengalami kerugian periode 2016-
2019.
Manufaktur Sektor Aneka Industri Sub Sektor Tekstil dan Garment yang
yaitu 2016 – 2019, dan terdapat 32 laporan keuangan perusahaan yang diteliti.
Tabel 3.2
Daftar Sampel Penelitian
No Kode Nama Perusahaan
1 BELL Trisula Textile Industries Tbk
2 INDR Indo Rama Synthetics Tbk
3 PBRX Pan Brothers Tbk
4 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk
5 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk
6 STAR Star Petrochem Tbk
7 TRIS Trisula International Tbk
8 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk
Sumber :www.idx.co.id 2021
38
3.3.3 Sampling
1. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk
mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
(independen) tanpa membuat perbandingan, atau menguhubungkan
dengan variabel yang lain.
2. Penelitian Komparatif
Penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan
yang variabelnya masih sama dengan penelitian variabel mandiri
tetapi yang lebih dari satu atau dalam waktu yang berbeda.
3. Penelitian Asosiatif
Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara dua variabel atau lebih.
Manajemen Laba pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri sub sektor
textile dan garment yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2019.
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
teori ilmiah agar dapat dikatakan variabel ilmiah (Sugiyono, 2019). Sedangkan
40
adalah sebagai atribut seseorang atau objek yang mempunyai “variasi” antara satu
orang dengan yang lain atau suatu objek dengan obyek lain.
variabel atau kegiatan tersebut diukur (Sugiyono, 2014) . Variabel yang digunakan
Tabel 3.4
Variabel dan Definisi Operasional
fenomena alat maupun sosial yang diamati secara spesifik semua fenomena ini
pengumpul data yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan
1. Analisis Kualitatif
Data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan gambaran yang
2. Analisis Kuantitatif
43
akan dianalisis untuk memperoleh jawaban atas permasalahan yang timbul dalam
SPSS versi 21. Metode analisis yang dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai
Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk
jumlah sampel kecil. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual
statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Salah satu cara termudah
untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang
normal. Namun demikian, hanya dengan melihat histogram hal ini dapat
Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot
normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan
dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka
44
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
menggunakan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik berguna untuk meyakinkan
bahwa persamaan garis regresi yang diperoleh adalah linier dan dapat
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang
nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk
sebagai berikut:
1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat
tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang
tidak signifikan mempengaruhi variable dependen.
2. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar
variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90)
maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas. Tidak adanya
korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari
multikolonieritas. Multikolonieritas dapat terjadi karena adanya efek
kombinasi dua atau lebih variable independen.
3. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2)
variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap
variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi
variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen
lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih
yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance
yang rendah sama dengan nilai VIF tertinggi (karena VIF = 1/Tolerance).
Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥
10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat multikolonieritas yang masih
dapat ditolelir. Contohnya nilai tolerance = 0,10 sama dengan tingkat
kolonieritas 0,95. Walaupun multikolonieritas dapat dideteksi dengan nilai
tolerance dan VIF, tetapi masih belum mengetahui variabel independen yang
saling berkorelasi.
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut
heterokedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homoskesdatisitas atau tidak terjadi
ukuran (kecil, sedang dan besar). Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau
46
tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi
pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y
1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka
mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
Sarwono (2012:28) Terjadi autokorelasi jika durbin Watson sebesar < 1 dan > 3.
Dari nilai-nilai di atas, diketahui bahwa nilai dw (1,482) < 3. Hal ini menunjukkan
- Jika DW < DL atau DW > 4-DL maka Ho ditolak, artinya tidak terjadi
autokorelasi
47
- Jika DL < DW atau 4-DU < DW < 4-DL, artinya tidak ada kepastian atau
bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi
(dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah
Y=a+ b X + b X + + ℯ
Keterangan:
Y = Manajemen Laba
a = Konstanta
X = Kepemilikan Manajerial
X = Kepemilikan Institusional
X = CSR
= Error/kekeliruan
kedua variabel yang dalam hal ini adalah pengaruh kepemilikan manajerial,
perusahaan manufaktur sector aneka industri sub sector textile dan garment yang
statistik.
seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independent secara individual
dalam menerangkan variasi variabel dependent. Cara melakukan uji t adalah quick
look dan membandingkan nilai statistik t dengan baik kritis menurut tabel. Uji t
ini di lakukan dengan melihat t tabel dengan df = (n-2), dengan keputusan sebagai
berikut.
Gambar 3.1
Kurva distribusi Penolakan/Penerimaan Hipotesis dengan Uji t
49
apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
a. Quick look: bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho dapat ditolak
pada derajat kepercayaan 5%, dengan kata lain kita menerima
hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel
independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel
dependen.
b. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut
tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka Ho
ditolak dan Ha diterima.
sebagai berikut:
∑
=
(∑ ) (∑ )
50
Keterangan:
r = Koefisien korelasi
x = Variabel independen
y = Variabel dependen
independen (x) dan variabel dependen (y). Nilai koefisien harus terdapat dalam
batas -1 hingga +1 (-1 <r ≤ +1), yang menghasilkan beberapa kemungkinan, yaitu:
ditemukan besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan berikut:
Tabel 3.5
Kategori Koefisien Korelasi
dependent. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang
satu variabel independent, maka R² pasti meningkat tidak peduli apakah variabel
pada saat mengevaluasi mana model regresi yang terbaik. Tidak seperti nilai R²,
nilai adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu variabel independent