Anda di halaman 1dari 18

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu penelitian

3.1.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka

Industri Sub Sektor Textile dan Garment yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Alamat website dalam penelitian ini adalah www.idx.co.id.

3.1.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 6 (enam) bulan, yaitu mulai dari bulan

Mei 2021 sampai dengan Oktober 2021 termasuk merancang, melaksanakan,

melaporkan hasil penelitian, penulisan proposal sampai dengan penulisan skripsi.

3.2. Sumber dan Teknik Pengumpulan data

3.2.1. Sumber Data

Sumber data yang dimaksud dalam penelitian adalah subjek dari mana

data dapat diperoleh (Arikunto, 2013:172). Menurut Sugiyono (2018:213) sumber

data terdiri dari:

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya
baik dikumpulkan oleh peneliti sendiri dari sumber pertamanya dilapangan
atau sumber data datang secara langsung memberikan data kepada
pengumpul data, sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas mengenai
data yang di hasilkan.
2. Data sekunder, yaitu data yang tidak diberikan secara langsung kepada
pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau dokumen, laporan-
laporan, dan bahan tulis lainnya yang ada kaitanya dengan permasalahan
yang akan di bahas pada penelitian tersebut.

34
35

Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan oleh penulis adalah

sumber data sekunder yang bersumber dari data Laporan Keuangan Perusahaan

Manufaktur Sektor Aneka Industri Sub Sektor Textile dan Garment yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2019.

3.2.2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menurut Sugiyono (2016:308) adalah:


1. Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak terbatas pada
orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain. Observasi dibagi menjadi
observasi partisipan dan non partisipan.
2. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menentukan
permasahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/kecil.
3. Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang.
4. Triangulasi merupakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda
untuk mendapatkan data dari sumber yang sama.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah


metode dokumentasi dengan mengumpulkan data yang berupa catatan dari
peristiwa yang telah berlalu. Data yang digunakan adalah:
1. Laporan keuangan yang di publikasikan dan rasio keuangan Perusahaan
Manufaktur Sektor Aneka Industri Sub Sektor Tekstil dan Garment
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2019, yang di
download melalui website www.idx.co.id
2. Penelitian terdahulu serta berbagai literatur karya ilmiah dan buku-buku
refrensi yang menyangkut teori-teori terkait serta relevan dengan
permasalahan yang dibahas.
36

3.3. Populasi, Sampel dan Sampling

3.3.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk

di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2018:130). Penelitian

yang menjadi populasi adalah Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri Sub

Sektor Textile dan Garment yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun

2016-2019.

Tabel 3.1
Daftar Populasi Penelitian

No Kode Nama Perusahaan


1 ADMG Polychem Indonesia Tbk
2 ARGO Argo Pantes Tbk
3 BELL Trisula Textile Industries Tbk
4 CNTX Century Textile Industry Tbk
5 ERTX Eratex Djaja Tbk
6 ESTI Ever Shine Tex Tbk
7 HDTX Panasia Indo Resources Tbk
8 INDR Indo Rama Synthetics Tbk
9 MYTX Asia Pacific Investama Tbk
10 PBRX Pan Brothers Tbk
11 POLY Asia Pasific Fibers Tbk
12 POLU Golden Flower Tbk
13 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk
14 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk
15 SSTM Sunson Textile Manufacture Tbk
16 STAR Star Petrochem Tbk
17 TFCO Tifico Fiber Indonesia Tbk
18 TRIS Trisula International Tbk
19 UCIT Uni-Charm Indonesia Tbk
20 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk
21 ZONE Mega Printis Tbk
Sumber : Aplikasi Data Saham Indonesia, 2021
37

3.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2018:116). Kriteria pemilihan sampel yang harus
dipenuhi adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri Sub Sektor Tekstil dan
Garment yang memilki data keuangan lengkap tahun 2016-2019.
2. Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri Sub Sektor Tekstil dan
Garment yang terdaftar secara terus menerus di BEI dari tahun 2016-
2019.
3. Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri Sub Sektor Tekstil dan
Garment yang terdaftar di BEI yang menerbitkan dan mempublikasikan
laporan tahunan periode 2016-2019.
4. Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri Sub Sektor Tekstil dan
Garment yang terdaftar di BEI yang mengalami kerugian periode 2016-
2019.

Dari kriteria diatas diperoleh sampel penelitian sebanyak 8 Perusahaan

Manufaktur Sektor Aneka Industri Sub Sektor Tekstil dan Garment yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia, periode pengamatan dilakukan selama 4 tahun

yaitu 2016 – 2019, dan terdapat 32 laporan keuangan perusahaan yang diteliti.

Tabel 3.2
Daftar Sampel Penelitian
No Kode Nama Perusahaan
1 BELL Trisula Textile Industries Tbk
2 INDR Indo Rama Synthetics Tbk
3 PBRX Pan Brothers Tbk
4 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk
5 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk
6 STAR Star Petrochem Tbk
7 TRIS Trisula International Tbk
8 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk
Sumber :www.idx.co.id 2021
38

3.3.3 Sampling

Teknik sampling penelitian adalah teknik pengambilan sampel. Teknik


sampling dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu Probability Sampling dan Non
Probability Sampling (Sugiyono, 2018:118-120). Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling, yaitu teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,
2016:151). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan
kriteria tertentu.
Tabel 3.3
Rekapitulasi Sampling Penelitian

NO KODE Nama Perusahaan KRITERIA SAMPEL


PERUSAHAAN 1 2 3 4 5
1 ADMG Polychem Indonesia Tbk − − − − − −
2 ARGO Argo Pantes Tbk − − − − − −
3 BELL Trisula Textile Industries √ √ √ √ √ 1
Tbk
4 CNTX Centex Tbk − − − − − −
5 ERTX Eratex Djaya Tbk − − − − − −
6 ESTI Ever Shine Textile − − − − − −
Industry Tbk
7 HDTX Pan Asia Indosyntec Tbk − − − − − −
8 INDR Indo Rama Synthetic √ √ √ √ √ 2
Tbk
9 MYTX Apac Citra Centertex − − − − − −
Tbk
10 PBRX Pan Brothers Tbk √ √ √ √ √ 3
11 POLU Golden Flower Tbk − − − − − −
12 POLY Asia Pasific Fibers Tbk − − − − − −
13 RICY Ricky Putra Globalindo √ √ √ √ √ 4
Tbk
14 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk √ √ √ √ √ 5
15 SSTM Sunson Textile − − − − − −
Manufacturer Tbk
16 STAR Star Polychem Tbk √ √ √ √ √ 6
17 TFCO Tifico Fiber Indonesia − − − − − −
Tbk
18 TRIS Trisula International Tbk √ √ √ √ √ 7
39

19 UCIT Uni-Charm Indonesia − − − − − −


Tbk
20 UNIT Nusantara Inti Corpora √ √ √ √ √ 8
Tbk
21 ZONE Mega Printis Tbk − − − − − −

3.4. Rancangan Penelitian

Menurut Sugiyono (2014:13), Jenis penelitian terdiri dari:

1. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk
mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
(independen) tanpa membuat perbandingan, atau menguhubungkan
dengan variabel yang lain.
2. Penelitian Komparatif
Penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan
yang variabelnya masih sama dengan penelitian variabel mandiri
tetapi yang lebih dari satu atau dalam waktu yang berbeda.
3. Penelitian Asosiatif
Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara dua variabel atau lebih.

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian asosiatif atau

penelitian yang bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh kepemilikan

manajerial, kepemilikan institusional dan pengungkapan CSR terhadap

Manajemen Laba pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri sub sektor

textile dan garment yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2019.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016:38). Definisi

operasional adalah penjelasan setiap variabel secara konsepsional oleh sejumlah

teori ilmiah agar dapat dikatakan variabel ilmiah (Sugiyono, 2019). Sedangkan
40

pengertian variabel secara teoritis menurut Sugiyono (2014) adalah: Variabel

adalah sebagai atribut seseorang atau objek yang mempunyai “variasi” antara satu

orang dengan yang lain atau suatu objek dengan obyek lain.

Operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu

variabel dengan cara memberikan arti atau mengspesifikasikan bagaimana

variabel atau kegiatan tersebut diukur (Sugiyono, 2014) . Variabel yang digunakan

penelitian ini adalah:

Tabel 3.4
Variabel dan Definisi Operasional

No Variabel Definisi Indikator Skala


1 Kepemilikan Kepemilikan manjerial
Manajerial adalah kepemilikan
(X1) saham oleh pihak KM = Rasio
x 100%
manajemen perusahaan
yang dapat
mensejajarkan antara
kepentingan pemegang
saham dengan manajer,
dimana manajer ikut
merasakan langsung
manfaat dari keputusan
yang diambil serta
menanggung risiko
apabila ada kerugian
yang timbul sebagai
konsekuensi dari
pengambilan keputusan
yang salah (Andiani,
2011)
2 Kepemilikan Kepemilikan
Institusional institusional
(X2) merupakan asumsi Total Kepemilikan Institusional
KI = x 100%
bahwa seorang Total Saham yang beredar Rasio
investor yang akan
menginvestasikan
investasinya memiliki
41

pengalaman dan dapat


melakukan analisa yang
lebih baik sehingga
akan menghindarkan
terjadinya tindakan
manajemen laba serta
laba yang dihasilkan
lebih berkualitas (Utari
dan Sari, 2016)
3 Pengungkapan Corporate Social
CSR Responsibility (CSR)
(X3) atau tanggung jawab
sosial merupakan suatu CSRIy =
∑ Rasio
sikap yang ditunjukkan
perusahaan atas
komitmennya terhadap
para pemangku
kepentingan
perusahaan atau
stakeholders dalam
mempertanggungjawab
kan dampak dari
operasi atau aktivitas
yang dilakukan
perusahaan tersebut
baik dalam aspek
sosial, ekonomi,
maupun lingkungan,
serta menjaga agar
dampak tersebut
memberikan manfaat
kepada masyarakat dan
lingkungannya (Arvina,
2014).
4 Manajemen Menurut Aditama
Laba (2013:36) manajemen
(Y) laba merupakan Rasio
aktivitas manajerial
untuk“mempengaruhi” Discretionary accrual (DA) :
laporan keuangan baik DAit = TAit / Ait-1 – NDAit
dengan cara
memanipulasi data atau
informasi keuangan
perusahaan maupun
42

dengan cara pemilihan


metode akuntansi yang
diterima dalam prinsip
akuntansi berterima
umum, yang pada
akhirnya bertujuan
untuk memperoleh
keuntungan perusahaan.
Sumber: Data Olahan Primer, 2021

3.6. Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur

fenomena alat maupun sosial yang diamati secara spesifik semua fenomena ini

disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2016:146). Dalam penelitian ini alat

pengumpul data yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan

cara mempelajari buku-buku pelajaran, catatan perkuliahan dan informasi

perusahaan yang berhubungan dengan penelitian yang menjadi objek penelitian.

3.7. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah cara yang digunakan berkenaan dengan

perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan pengujian hipotesis yang

diajukan dalam penelitian (Sugiyono, 2016:285). Menurut Sugiyono (2014:14)

data terdiri atas dua macam yaitu :

1. Analisis Kualitatif

Data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan gambaran yang

datanya diambil berdasarkan sampel.

2. Analisis Kuantitatif
43

Data yang dapat dihitung (berbentuk angka) untuk menghasilkan

penaksiran kuantitatif yang kokoh.

Seluruh data penelitian yang telah dikumpulkan untuk diolah, kemudian

akan dianalisis untuk memperoleh jawaban atas permasalahan yang timbul dalam

penelitian ini dalam menganalisis data, peneliti menggunakan program software

SPSS versi 21. Metode analisis yang dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

3.7.1 Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2016:154) uji normalitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam metode regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai

residual mengikuti distribusi normal.

Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk

jumlah sampel kecil. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual

adalah dengan melihat grafik histogramyang membandingkan dilanggar maka uji

statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Salah satu cara termudah

untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang

membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi

normal. Namun demikian, hanya dengan melihat histogram hal ini dapat

menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil.

Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot

yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi

normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan

dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka
44

garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya

(Ghozali, 2016:156). Dasar pengambil keputusan pada analisis grafik, yaitu:

1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Menurut Ghozali (2016:154) menjelaskan output test of normality, ada

pedoman pengambilan keputusan:

Angka signifikan (Sig) >α = 0,05 maka data berdistribusi normal.


Angka Signifikan (Sig) <α = 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

3.7.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis data, data diuji terlebih dahulu

menggunakan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik berguna untuk meyakinkan

bahwa persamaan garis regresi yang diperoleh adalah linier dan dapat

dipergunakan (valid). Dalam mengolah data penulis dibantu dengan Software

SPSS versi 21.0 for Windows.

3.7.2.1 Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2016:103) uji multikolinearitas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara

variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-

variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang

nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk

mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah


45

sebagai berikut:

1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat
tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang
tidak signifikan mempengaruhi variable dependen.
2. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar
variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90)
maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas. Tidak adanya
korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari
multikolonieritas. Multikolonieritas dapat terjadi karena adanya efek
kombinasi dua atau lebih variable independen.
3. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2)
variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap
variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi
variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen
lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih
yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance
yang rendah sama dengan nilai VIF tertinggi (karena VIF = 1/Tolerance).
Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥
10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat multikolonieritas yang masih
dapat ditolelir. Contohnya nilai tolerance = 0,10 sama dengan tingkat
kolonieritas 0,95. Walaupun multikolonieritas dapat dideteksi dengan nilai
tolerance dan VIF, tetapi masih belum mengetahui variabel independen yang
saling berkorelasi.

3.7.2.2 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2013:134) uji heterokedastisitas bertujuan menguji

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan

ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut

heterokedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang homoskesdatisitas atau tidak terjadi

heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai

ukuran (kecil, sedang dan besar). Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau
46

tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi

variabel terikat (independen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi

ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya

pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y

adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y

sesungguhnya) yang telah di-studentized. Dasar analisis:

1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka
mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

3.7.2.3 Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2013:107) uji autokorelasi bertujuan menguji apakah

dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika

terjadi korelasi, maka dinamanakan ada problem autokorelasi. Menurut Jonathan

Sarwono (2012:28) Terjadi autokorelasi jika durbin Watson sebesar < 1 dan > 3.

Dari nilai-nilai di atas, diketahui bahwa nilai dw (1,482) < 3. Hal ini menunjukkan

bahwa tidak terdapat autokorelasi baik autokorelasi positif maupun autokorelasi

negative dalam model. Secara umum, kriteria yang digunakan adalah:

- Jika DU < DW < 4-DU maka Ho diterima, artinya terjadi autokorelasi

- Jika DW < DL atau DW > 4-DL maka Ho ditolak, artinya tidak terjadi

autokorelasi
47

- Jika DL < DW atau 4-DU < DW < 4-DL, artinya tidak ada kepastian atau

kesimpulan yang pasti.

3.7.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud

meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel independen (kriterium),

bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi

(dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah

variabel independennya minimal 2 (Sugiyono, 2014:275).

Model regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis-hipotesis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y=a+ b X + b X + + ℯ
Keterangan:

Y = Manajemen Laba

a = Konstanta

b = Koefisien regresi berganda Kepemilikan Manajerial

b = Koefisien regresi berganda Kepemilikan Institusional

b = Koefisien regresi berganda CSR

X = Kepemilikan Manajerial

X = Kepemilikan Institusional

X = CSR

= Error/kekeliruan

3.7.4 Uji Hipotesis


48

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian

(Sugiyono, 2014:93). Rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Rancangan pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui korelasi dari

kedua variabel yang dalam hal ini adalah pengaruh kepemilikan manajerial,

kepemilikan institusional dan pengungkapan CSR terhadap manajemen laba pada

perusahaan manufaktur sector aneka industri sub sector textile dan garment yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2019 menggunakan perhitungan

statistik.

3.7.4.1 Uji Signifikan t

Menurut Ghozali (2016:97), uji statistik t pada dasarnya menunjukkan

seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independent secara individual

dalam menerangkan variasi variabel dependent. Cara melakukan uji t adalah quick

look dan membandingkan nilai statistik t dengan baik kritis menurut tabel. Uji t

ini di lakukan dengan melihat t tabel dengan df = (n-2), dengan keputusan sebagai

berikut.

a. Jika t hitung < t tabel, berarti H0 diterima dan Haditolak

b. Jika t hitung > t tabel, berarti H0 ditolak dan Haditerima

Gambar 3.1
Kurva distribusi Penolakan/Penerimaan Hipotesis dengan Uji t
49

3.7.4.2 Uji Simultan (Uji F)

Menurut Imam Ghozali (2013:98) Uji F pada dasarnya menunjukkan

apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat.

Untuk menguji hipotesis ini digunakan uji F dengan kriteria pengambilan

keputusan sebagai berikut:

a. Quick look: bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho dapat ditolak
pada derajat kepercayaan 5%, dengan kata lain kita menerima
hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel
independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel
dependen.
b. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut
tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka Ho
ditolak dan Ha diterima.

Gambar 3.2 Kurva Uji F

3.7.4.3 Uji Koefisien Kolerasi

Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui tingkat keeratan

hubungan variabel independen dengan variabel dependen. Menurut Sugiyono

(2014:241), mengemukakan penentuan koefisien korelasi dengan menggunakan

metode analisis korelasi pearson product moment dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:


=
(∑ ) (∑ )
50

Keterangan:

r = Koefisien korelasi

x = Variabel independen

y = Variabel dependen

Koefisien korelasi (r) menunjukkan derajat korelasi antara variabel

independen (x) dan variabel dependen (y). Nilai koefisien harus terdapat dalam

batas -1 hingga +1 (-1 <r ≤ +1), yang menghasilkan beberapa kemungkinan, yaitu:

- Tanda positif menunjukkan adanya korelasi positif antara variabel-variabel


yang di uji, yang berarti setiap kenaikan dan penurunan nilai-nilai x akan
diikuti oleh kenaikan dan penurunan y.
- Tanda negatif menunjukkan adanya korelasi negatif antara variabel-
variabel yang di uji, yang berarti setiap kenaikan nilai-nilai x akan diikuti
oleh penurunan nilai y dan sebaliknya.
- Jika r = 0 atau mendekati 0, maka menunjukkan korelasi yang lemah atau
tidak ada korelasi sama sekali antara variabel-variabel yang diteliti.

Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang

ditemukan besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan berikut:

Tabel 3.5
Kategori Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,200 – 0,399 Rendah
0,400 – 0,599 Sedang
0,600 – 0,799 Kuat
0,800 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2014:242)

3.7.4.4 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Ghozali (2016:95), koefisien determinasi ( R² ) pada intinya


51

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependent. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang

kecil berarti kemampuan variabel-variabel independent dalam menjelaskan variasi

variabel dependent amat terbatas. Nilai yang mendekati satu variabel-variabel

independent memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen.

Kelemahan mendasar dalam penggunaan koefisien determinasi adalah

jumlah variabel independent yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan

satu variabel independent, maka R² pasti meningkat tidak peduli apakah variabel

tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel independent. Oleh karena

itu, banyak peneliti yang menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R²

pada saat mengevaluasi mana model regresi yang terbaik. Tidak seperti nilai R²,

nilai adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu variabel independent

ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2016: 95).

Anda mungkin juga menyukai