Anda di halaman 1dari 19

MINI RISET GEOGRAFI MANUSIA

“ ANALISIS TINGKAT KEMISKINAN DAN PENGARUH PEMERINTAH


DALAM UPAYA PEMBERANTASAN KEMISKINAN DI PASAR RAYA
MMTC MEDAN ”
Dosen Pengampu : Dra. Novida Yenny, M.Si.

Disusun oleh :
Diva Nayaka Siswadi (3233131009)
Poppy Ardian Ningsih Zega (3233131003)
Nur Indah Lestari (3231131016)
Sandra Dewi (3231131021)

KELAS E 2023 / KELOMPOK 6


PRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Mini Riset (MR) pada mata kuliah
Geografi Manusia yang diampu oleh Ibu Dra. Novida Yenny,,M.Si.. dengan baik dan tepat waktu.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi sehingga laporan
Mini Riset telah tersusun dengan maksimal. Adapaun tujuan dari penulisan laporan Mini Riset ini
adalahuntuk memenuhi tugas dari mata kuliah Geografi Manusia.
Penulis menyadari bahwa laporan Mini Riset ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun guna
menyempurnakan laporan ini dan laporan-laporan lainnya kedepannya. Akhir kata penulis
ucapkan terima kasih dan berharap semoga laporan Mini Riset ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan bagi pembaca.

Medan, 24 Oktober 2023


Hormat kami
dto.

Kelompok 6
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1


1.1. Latar Belakang ......................................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian........................................................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah .....................................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................................................... 3
2.1. Pengertian Kemiskinan ............................................................................................................ 3

2.2 Konsep Kemiskinan .................................................................................................................3

2.3 Faktor - faktor Kemiskinan ..................................................................................................... 4

2.4 Upaya Pemerintah dalam mengatuasi Kemiskinan .................................................................5

BAB III METODE PENELITIAN ...............................................................................................8


3.1 Tempat dan Waktu Penelitian. ..................................................................................................8
3.2 Objek Penelitian. ...................................................................................................................... 8
3.3 Metode Penelitian .....................................................................................................................8
3.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data. ................................................................................8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ................................................................................... 10
4.1 Temuan Umum .......................................................................................................................10
4.1.1 Profil Pasar Raya ...............................................................................................................10

4.2 Temuan Khusus ......................................................................................................................10


4.1.1 Hasil Observasi di Pasar Raya MMTC ........................................................................ 10

4.1.2 Hasil Wawancara ........................................................................................................... 11

4.3 Dokumentasi ........................................................................................................................... 13


BAB V PENUTUP...................................................................................................................19
5.1 Kesimpulan. ...................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 20
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kemiskinan merupakan permasalahan utama yang harus dipecahkan. Penanggulangan


kemiskinan secara sinergis dan sistematis harus dilakukan agar seluruh warganegara mampu
menikmati kehidupan yang bermartabat. Oleh karena itu, sinergi seluruh pemangku kepentingan
sangat diperlukan.

Kemiskinan (poverty) merupakan masalah yang dihadapi oleh seluruh negara, terutama
di negara-negara berkembang dan tertinggal. Masalah kemiskinan bersifat multidimensional
yang disebabkan oleh banyak faktor yang tidak hanya menjadi domain bidang ekonomi saja,
tetapi juga politik, sosial, budaya dan sistem sosial lainnya (Suharto, 2005). Menurut
Kartasasmita (1996), konsep kemiskinan berdasarkan pola waktu, yaitu: (a) kemiskinan yang
telah kronis atau turun temurun Daerah seperti itu pada umumnya merupakan daerah-daerah
yang kritis sumber daya alamnya, atau daerahnya yang terisolasi (persistent poverty) (b)
kemiskinan yang mengikuti pola siklus ekonomi secara keseluruhan (cyclical poverty); (c)
kemiskinan musiman seperti dijumpai pada kasus nelayan dan petani tanaman pangan (seasonal
poverty); (d) kemiskinan karena terjadinya bencana alam atau dampak dari suatu kebijakan
tertentu yang menyebabkan menurunnya tingkat kesejahteraan suatu masyarakat (accidental
poverty).

1.2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tingkat kesulitan seperti
pemenuhan kebutuhan sehari - hari yang dialami oleh masyarakat,peran pemerintah dalam
memberikan bantuan terhadap masyarakat yang kurang mampu hingga tantangan - tantangan
masyarakat tersebut dalam melakukan pekerjaannya serta bagaimana ia mengatasinya
sebagaimana hal tersebut yang ada di Pasar Raya MMTC .

1.3. Rumusan Masalah

1) Apakah bapak / ibu merasa kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari - hari, seperti
makanan dan tempat tinggal?

Page 1 of 15
2) Berdasarkan upaya - upaya yang telah diberikan pemerintah seperti bantuan sosial
/bpjs,apakah menurut bapak / ibu hal tersebut sudah memadai atau membantu didalam
kehidupan bapak/ibu?
3) Apa tantangan yang bapak/ibu hadapi selama melakukan pekerjaan ini? Dan bagaimana
bapak/ibu bisa mengatasi tantangan tersebut?

Page 2 of 15
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kemiskinan

Secara umum, kemiskinan merupakan kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang
tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan
kehidupan yang bermartabat. Konsep yang dipakai BPS dan juga beberapa negara lain adalah
kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach), sehingga kemiskinan
merupakan kondisi ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar
makanan dan bukan makanan (diukur dari sisi pengeluaran).

Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita perbulan di
bawah Garis Kemiskinan (GK), yang diperoleh dari hasil survei (sampel). Angka kemiskinan
yang dirilis BPS merupakan data makro dan merupakan hasil Susenas (Survey Sosial Ekonomi
Nasional) yang menunjukkan persentase penduduk miskin terhadap jumlah penduduk dalam
suatu wilayah.

2.2 Konsep Kemiskinan

Adapun yang menjadi konsep kemiskinan ada tiga yaitu

1. Kemiskinan Absolut dirumuskan dengan membuat ukuran tertentu yang kongkret, ukuran ini
lazimnya berorentasi pada kebutuhan hidup dasar minimum anggota masyarakat yang
dipergunakan sebagai acuan memang berlainan. Karena ukurannya dipastikan, konsep
kemiskinan ini mengenal garis batas kemiskinan. Pernah ada gagasan yang ingin memasukkan
kebutuhan dasar kultur seperti pendidikan, keamanan, rekreasi dan sebagainya, disamping
kebutuhan fisik. Konsep dan ukuran kemiskinan itu berbeda- beda di setiap daerah, contohnya
kebutuhan masyarakat pedesaan berbeda dengan kebutuhan masyarakat perkotaan, dan begitu
pula antara masyarakat desa pertanian dan desa nelayan. Meskipun demikian konsep ini sangat
populer.

2. Kemiskinan Relatif dirumuskan dengan demensi tempat dan waktu. Asumsinya adalah
kemiskinan di suatu daerah berbeda dengan daerah lainya, dan kemiskinan pada waktu tertentu
berbeda dengan waktu yang lain, konsep kemiskinan ini lazimnya diukur berdasarkan
pertimbangan anggota masyarakat tertentu, dengan berorentasi pada derajat kekayaan hidup.
Konsep ini juga telah memperoleh banyak keritikan, terutama karena sangat sulit menentukan
bagaimana hidup yang layak itu. Ukuran kelayakan juga beragam dan terus berubah- ubah. Apa
yang dianggap layak dalam komunitas tertentu boleh jadi tidak layak bagi komunitas lainnya.
Dan apa yang dianggap layak pada saat ini boleh jadi tidak layak pada dua- lima tahun kedepan,
Page 3 of 15
3. kemiskinan subyektif dirumuskan berdasarkan kelompok kemiskinan itu sendiri. Konsep ini
tidak mengenal dan tidak memperhitungkan. Kelompok menurut ukuran kita berbeda di bawah
kemiskinan, boleh jadi tidak menganggap dirinya semacam itu dan demikian pula sebaliknya.
Oleh karena itu konsep kemiskinan ini dianggap lebih tepat apabila dipergunakan untuk
memahami kemiskinan dan merumuskan cara atau starategi yang efektif
untukpenanggulangannya. ( Sunyoto, 2006: 126 )

2.3 Faktor - faktor Kemiskinan

Menurut Munkner dan Walter (2001), kemiskinan ditimbulkan oleh faktor-faktor


penyebab dan dimensi-dimensi yang berbeda-beda. Hal ini tergantung apakah kelompok yang
miskin tinggal di perdesaan atau di perkotaan, dan apakah mereka hidup dalam struktur keluarga
kecil, keluarga inti atau seorang diri. Beberapa sudut pandang tentang penyebab kemiskinan,
yaitu :

(a) apabila rendahnya sumber daya dan persyaratan-persyaratan perdagangan yang tidak
menguntungkan dipandang sebagai penyebab utama kemiskinan, maka peningkatan
produktivitas, akses ke pasar, harga yang wajar untuk produk-produk yang dihasilkan oleh kaum
miskin merupakan langkah yang tepat dalam memberantas kemiskinan;

(b) apabila buruknya kondisi lingkungan alam dipandang sebagai penyebab krusial dari
meluasnya kemiskinan, maka penggunaan sumber daya alam yang lebih bijaksana dan praktik-
praktik yang berorientasi ekologis merupakan jalan keluarnya;

(c) apabila rendahnya tingkat pengetahuan dan akses kepada informasi, pendidikan, pelatihan
dan bimbingan sebagai penyebab kemiskinan, maka pengembangan sumber daya manusia
menjadi cara untuk mengatasi kemiskinan.
Menurut Chambers dalam Nasikun (2001), kemiskinan dapat dibagi dalam empat bentuk,
yaitu:

Pertama, kemiskinan absolut: bila pendapatannya di bawah garis kemiskinan atau tidak cukup
untuk memenuhi pangan, sandang, kesehatan, perumahan, dan pendidikan yang diperlukan untuk
bisa hidup dan bekerja.

Kedua, kemiskinan relatif: kondisi miskin karena pengaruh kebijakan pembangunan yang
belum menjangkau seluruh masyarakat, sehingga menyebabkan ketimpangan pada pendapatan.

Ketiga, kemiskinan kultural: mengacu pada persoalan sikap seseorang atau masyarakat yang
disebabkan oleh faktor budaya, seperti tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupan,
malas, pemboros, tidak kreatif meskipun ada bantuan dari pihak luar.

Page 4 of 15
Keempat, kemiskinan struktural: situasi miskin yang disebabkan karena rendahnya akses
terhadap sumber daya yang terjadi dalam suatu sistem sosial budaya dan sosial politik yang tidak
mendukung pembebasan kemiskinan, tetapi kerap menyebabkan suburnya kemiskinan.

Penyebab kemiskinan menurut Suharto (2005) yaitu:

(a) Faktor Individual, terkait dengan aspek patologis, termasuk kondisi fisik dan psikologis
individu yang miskin. Orang miskin disebabkan oleh perilaku, pilihan, atau kemampuan dari
individu yang miskin itu sendiri dalam menghadapi kehidupan;

(b) Faktor Sosial, kondisi-kondisi lingkungan sosial yang menjebak seseorang menjadi miskin.
Misalnya, diskiriminasi berdasarkan usia, gender, etnis yang menyebabkan seseorang menjadi
miskin. Termasuk dalam faktor ini adalah kondisi sosial dan ekonomi keluarga individu yang
miskin yang biasanya menyebabkan kemiskinan antar generasi;

(c) Faktor Kultural, Kondisi atau kualitas budaya yang menyebabkan kemiskinan. Faktor ini
secara khusus sering menunjuk pada konsep kemiskinan kultural atau budaya kemiskinan yang
menghubungkan budaya kemiskinan dengan kebiasaan hidup. Penelitian Oscar Lewis di
Amerika Latin menemukan bahwa orang miskin memiliki sub-kultur atau kebiasaan tersendiri,
yang berbeda dengan masyarakat kebanyakan (Suharto, 2008b).Sikap-sikap “negatif” seperti
malas, fatalisme atau menyerah pada nasib, tidak memiliki jiwa wirausaha, dan kurang
menghormati etos kerja, misalnya, sering ditemukan pada orang-orang miskin;

(d) Faktor Struktural, berkaitan dengan struktur atau sistem yang tidak adil, tidak sensitif dan
tidak accessible sehingga menyebabkan seseorang atau sekelompok orang menjadi miskin.
Sebagai contoh, sistem ekonomi neolibiralisme yang diterapkan di Indonesia telah menyebabkan
para petani, nelayan, dan pekerja sektor informal terjerat oleh, pajak dan iklim investasi lebih
menguntungkan orang kaya dan pemodal asing untuk terus menumpuk kekayaan.

2.4 Upaya Pemerintah dalam Mengatasi Kemiskinan

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 tentang


Kesejahteraan Sosial, disebutkan bahwa kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya
kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu
mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Penyelenggaraan
kesejahteraan sosial bertujuan:

(a) meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas, dan kelangsungan hidup;

(b) memulihkan fungsi sosial dalam rangka mencapai kemandirian;

c) meningkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan menangani masalah


kesejahteraan sosial;

Page 5 of 15
(d) meningkatkan kemampuan, kepedulian dan tanggungjawab sosial dunia usaha dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan berkelanjutan;

(e) meningkatkan kemampuan dan kepedulian masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan


sosial secara melembaga dan berkelanjutan; dan

(f) meningkatkan kualitas manajemen penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Tanggung jawab


penyelenggaraan sosial adalah pemerintah dan pemerintah daerah.

Salah satu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan sosial adalah melalui upaya
penanggulangan kemiskinan. Menurut UU 11 tahun 2009, disebutkan bahwa penanggulangan
kemiskinan merupakan kebijakan, program, dan kegiatan yang dilakukan terhadap orang,
keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang tidak mempunyai atau mempunyai sumber mata
pencaharian dan tidak dapat memenuhi kebutuhan yang layak bagi kemanusiaan.

Penanggulangan kemiskinan bertujuan untuk:

(a) meningkatkan kapasitas dan mengembangkan kemampuan dasar serta kemampuan berusaha
masyarakat miskin;

(b) memperkuat peran masyarakat miskin dalam pengambilan keputusan kebijakan publik yang
menjamin penghargaan, perlindungan, dan pemenuhan hak-hak dasar;

(c) mewujudkan kondisi dan lingkungan ekonomi, politik, dan sosial yang memungkinkan
masyarakat miskin dapat memperoleh kesempatan seluasluasnya dalam pemenuhan hak-hak
dasar dan peningkatan taraf hidup secara berkelanjutan; dan

(d) memberikan rasa aman bagi kelompok masyarakat miskin dan rentan.

Penanggulangan kemiskinan dilaksanakan dalam bentuk:

(a) penyuluhan dan bimbingan sosial;

(b) pelayanan sosial;

(c) penyediaan akses kesempatan kerja dan berusaha;

(d) penyediaan akses pelayanan kesehatan dasar;

(e) penyediaan akses pelayanan pendidikan dasar;

(f) penyediaan akses pelayanan perumahan dan permukiman; dan/atau

(g) penyediaan akses pelatihan, modal usaha, dan pemasaran hasil usaha.

Page 6 of 15
Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah tidak akan berhasil bila tidak didukung oleh
komponen pembangunan lainnya, baik itu pihak swasta maupun masyarakat, terlebih lagi dari
individu itu sendiri. Untuk terbebas dari lingkaran kemiskinan diperlukan kesungguhan dan
kemauan yang kuat dari individu tersebut serta dukungan terencana dari berbagai pihak, terutama
dalam akses pemberdayaan secara mandiri maupun melalui keterlibatan pihak lain.

Page 7 of 15
BAB III

METODE PENELITIAN

2.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Pasar Raya MMTC (Medan Metropolitan Trade Centre), yang beralamat di jalan Williem
Iskandar, Desa Kenangan Baru, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deli serdang, Kota
Medan Prov. Sumatera Utara. Tepatnya pada tanggal 24 Oktober 2023.

2.2. Objek Penelitian

Pada penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah petugas kebersihan rutin dan
pedagang ecer minuman keliling, di Pasar Raya MMTC yang menjadi tempat penelitian.

2.3 Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pendekatan
kualitatif dengan metode penelitian studi kasus dengan subjek tunggal. Penelitian kualitatif
merupakan sebuah penelitian yang tidak terikat akan angka dan perhitungan. Menurut Cresswell
(1998), studi kasus merupakan eksplorasi dari sebuah sistem yang dibatasi, atau sebuah kasus
(atau berbagai kasus) dari waktu ke waktu melalui pengumpulan data yang detail dan mendalam,
serta melibatkan sumber informasi yang kaya akan konteks.

Penelitian studi kasus dengan subjek tunggal adalah metode penelitian untuk
mengevaluasi efek suatu intervensi atau suatu tindakan pada kasus tunggal. Yang dimaksudkan
dengan kasus tunggal ialah subjek yang diteliti tunggal atau dapat berupa beberapa subjek dalam
satu kelompok (Latipun, 2008). Kasus tunggal dapat diteliti menggunakan kasus individu,
keluarga maupun kelompok (Morgan & Morgan, 2009). Desain penelitian dengan menggunakan
studi kasus subjek tunggal dapat memberikan pemahaman lebih banyak dan mendalam mengenai
mekanisme perubahan dalam intervensi (Gallo, Comer, & Barlow, 2013).

2.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi dan wawancara. Selain itu,
ditambah pula dengan catatan lapangan dan rekaman audio-visual agar tidak melupakan fakta -
fakta penting terkait penelitian.
Page 8 of 15
1. Observasi

Observasi adalah kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan
mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Peneliti dalam penelitian
ini menggunakan participant observation, hal ini dilakukan agar peneliti dapat memahami
dengan baik kejadian maupun fenomena yang terjadi pada subjek secara natural pada situasi
tertentu dan mengatasi keterbatasan waktu bersama.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu (Moleong, 2004). Instrumen Wawancara.
Wawancara digunakan sebagai suatu teknik dalam mengumpulkan data oleh peneliti yang akan
melakukan studi pendahuluan untuk mendapatkan suatu masalah yang diteliti, jika peneliti ingin
memahami permasalahan dari responden secara mendalam Sugiyono (2017:232).

Page 9 of 15
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Temuan Umum

4.1.1 Profil Pasar Raya

Profil Pasar Raya MMTC adalah Pasar tradisional modern yang dibangun di atas lahan
sekitar 7 hektar yang bertujuan dapat mengakomodasi para pedagang dari Kabupaten Deli
Serdang maupun Kota Medan.Dalam menjalankan kegiatannya, Pasar Raya MMTC berada di
bawah naungan Pemerintah Kota Medan.

Alamat Pasar Raya MMTC

Pasar Raya MMTC beralamat di jalan Williem Iskandar, Desa Kenangan Baru, Kecamatan
Percut Seituan, Kabupaten Deli serdang, Kota Medan Prov. Sumatera Utara

Kontak yang dapat Dihubungi

Apabila anda ingin bertanya atau menghubungi langsung Pasar Raya MMTC, dapat melalui
beberapa media. Apabila ingin mengirimkan surat elektronik (email), dapat dikirimkan ke
www.cimbniaga.com dan nomor telepon (021) 14041.

Fasilitas yang disediakan Pasar Raya MMTC

Pasar Raya MMTC menyediakan kios - kios sebanyak kurang lebih 2000 yang telah
dibangun dan disewakan, 1.600 kios sudah ada yang menyewa. Atas nama pengelola,
pembangunan yang didukung Bank Rakyat Indonesia.

Jam Beroperasi Pasar Raya MMTC

Sesuai dengan progam revitalisasi pasar tradisional oleh pemerintah pusat, beroperasi selama 24
jam. beraktivitas pada pukul 03.00 pagi dini hari. Baik itu aktivitas memulai menyusun dan
merapikan barang-barang dagangannya serta sampai pukul 03.00 WIB ke atas untuk memulai
operasional berdagang.

4.2 Temuan Khusus

4.1.1 Hasil Observasi di Pasar Raya MMTC

 Banyaknya kios - kios yang memuat banyak nya jenis sayuran dan buah- buahan
Page 10 of 15
 Untuk lingkungannya sendiri cukup kotor akan sayuran membusuk atau kubangan air
setelah hujan

 Banyaknya sampah - sampah yang berserakan disekitaran

 Kurangnya keramah tamahan beberapa orang dalam melayani pelanggan

 Adanya preman - preman di sekitar

4.1.2 Hasil Wawancara

1. Petugas Kebersihan Rutin 1


a) Apakah ibu merasa kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari - hari, seperti
makanan dan tempat tinggal?
"Untuk tempat tinggal saya sendiri sudah punya rumah yang walaupun rumah sewa,
kadang ginila tiba saatnya akhir bulan untuk bahan- bahan dapur yang sudah mulai
menipis serta sering kekurangan."

b) Berdasarkan upaya - upaya yang telah diberikan pemerintah seperti bantuan


sosial /bpjs,apakah menurut ibu hal tersebut sudah memadai atau membantu
didalam kehidupan ibu?
"Tergantung ya, saya sendiri pun tidak mendapat bantuan itu (bansos) dan saya pun
tidak mempunyai bpjs jadi menurut saya hal itu pun tidak membantu dikehidupan
saya."

c) Apa tantangan yang ibu hadapi selama melakukan pekerjaan ini? Dan
bagaimana ibu bisa mengatasi tantangan tersebut?
"Tantangannya itu kadang sama kawan mesti cepat-cepat membersihkan sebelum
keburu sama kawan, ya cara saya mengatasinya pun tetap semangat dan sehat- sehat
terus dalam melakukan pekerjaan ini."

2. Petugas Kebersihan Rutin 2


a) Apakah ibu merasa kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari - hari, seperti
makanan dan tempat tinggal?
"Untuk tempat tinggal pun saya masih menyewa sampai saat ini, kalau untuk
kebutuhan sehari - hari terkadang cukup terkadang tidak cukup seperti itulah."

b) Berdasarkan upaya - upaya yang telah diberikan pemerintah seperti bantuan


sosial /bpjs,apakah menurut ibu hal tersebut sudah memadai atau membantu
didalam kehidupan ibu?

Page 11 of 15
"Saya sendiri tidak mendapatkan bantuan - bantuan dari pemerintah semenjak zaman
covid ( seperti bantuan dari jokowi) itupun hanya sekali setelah itupun tidak ada lagi,
untuk bpjs saya sendiri tidak punya sebab untuk kehidupan sehari - hari saya masih
belum tercukupi dengan baik."

c) Apa tantangan yang ibu hadapi selama melakukan pekerjaan ini? Dan
bagaimana ibu bisa mengatasi tantangan tersebut?
"Ya saya sendiri lebih menjalani nya denga sukacita saja, daripada terpikir bikin saja
sakit dan lain sebagainya lalu cara mengatasinya dengan banyak - banyak bersyukur
aja."

3. Pedagang Ecer Minuman Keliling


a) Apakah ibu merasa kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari - hari, seperti
makanan dan tempat tinggal?
"Sangat sulit, apalagi dizaman sekarang apa- apa serba mahal dan untuk mencari uang
saja sudah sangat sulit."

b) Berdasarkan upaya - upaya yang telah diberikan pemerintah seperti bantuan


sosial /bpjs,apakah menurut ibu hal tersebut sudah memadai atau membantu
didalam kehidupan ibu?
"Ya kalo ada alhamdulillah ya, tapi sampai saat ini saja saya tidak mendapat sebuah
bantuan itu dari pemerintah dan untuk bpjs pun saya tidak punya sebab itu pula untuk
memenuhi kebutuhan sehari - hari saja saya sudah sangat sulit."

c) Apa tantangan yang ibu hadapi seama melakukan pekerjaan ini? Dan
bagaimana ibu bisa mengatasi tantangan tersebut?
"Ya seperti musiman ya karena untuk jual minuman saja pun saya mesti keliling
untuk menawarkan, namun tidak pula sepi.cara mengatasinya ya tidak lain dan tidak
bukan saya hanya bersyukur saja semoga kedepannya laris kembali."

Page 12 of 15
4.3 Dokumentasi

Narasumber 1 dan 2 Narasumber 3

Page 13 of 15
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi, wawancara, yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa
Pasar Raya MMTC lingkup kemiskinan itu masih terlihat jelas dari yang tidak adanya upaya
pemerintah tersalurkan sertanya kurangnya pendapatan dari pekerjaan yang mereka lakukan saat
ini.

Namun sebagaimana kemiskinan adalah kondisi ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk
memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan (diukur dari sisi pengeluaran).
Pemerintah sendiripun berupaya untuk menanggulangi kemiskinan yang telah terjadi tetapi hal
tersebut tidak bisa dilakukan hanya dengan pemerintah sendiri akan tetapi dengan bantuan
bersama masyarakat tersebut.

Page 14 of 15
DAFTAR PUSTAKA

Adawiyah, S. E. (2020). Kemiskinan dan Faktor penyebabnya. Journal Of Social Work and
Social Service, 43-48.

Purwanto, E. A. (2007). Mengkaji Potensi Usaha UKM untuk Pembuatan Kebijakan Anti
Kemiskinan di Indonesia. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 287 - 292.

Ubur, H. (2012). Upaya Penanggulangan Kemiskinan melalui Pendekatan Proses. Jurnal


Ekonomi Unika Atma Jaya, 210-215.

Page 15 of 15

Anda mungkin juga menyukai