Anda di halaman 1dari 17

HUBUNGAN PENDEKATAN GIZI DENGAN PENDEKATAN ILMU

ANTROPOLOGI DAN SOSIOLOGI UNTUK PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah

ANTROPOLOGI DAN SOSIOLOGI GIZI

Dosen pengampu:

Nur Asmi, SKM., M.Kes

Disusun oleh kelompok 2

1. Dia Ramadani Lossen (A1D123021) 11. Dita Isak Sappe (A1D123031)


2. Serli Marniar (A1D123022) 12. Sri Wahyunita (A1D123032)
3. Alfira (A1D123023) 13. Maharani Refiana (A1D123033)
4. Adlya Hijrana Tahir (A1D123024) 14. Nunik (A1D123034)
5. Fauziah (A1D123025) 15. Adya Ningsi Hasan(A1D123035)
6. Feni (A1d123026) 16. Riska (A1D123037)
7. M. Farhan Khairullah (A1D123027) 17. Ruth Liana (A1D123038)
8. Widya Hardina (A1D123028) 18 . Ainun Jaria (A1D123039)
9. Wintri Tumanan (A1D123030)
10. Annisa Asmara Putri Awaru (A1D123040)

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI S1-GIZI


UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR 2023
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “Hubungan Pendekatan Gizi Dengan Pendekatan Ilmu Antropologi Dan
Sosiologi Untuk Perbaikan Gizi Masyarakat”.

Penyusun menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan Tuhan
Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini
penyusun menghanturkan rasa hormat dan terimah kasih kepada dosen Antropologi dan
Sosiologi Gizi Ibu Nur Asmi, SKM., M.Kes, serta teman-teman yang membantu dalam
makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam proses makalah ini masih jauh dari kesempatan
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penyusun telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat
menyelesaikan dengan baik dan oleh karenanya, penyusun dengan rendah hati menerima
masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Akhirnya penyusun berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Makassar, 11 Desember 2023

Kelompok II
DAFTAR ISI

LATAR BELAKANG...........................................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalaah.....................................................................................................1
C. Tujuan.........................................................................................................................2
D. Manfaat.......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Peran pendekatan sosiologi dalam meningkatkan pemahaman dan implementasi


pendidikan gizi untuk perbaikan status gizi masyarakat.............................................3
B. Dampak sosial dari implementasi pendidikan gizi terhadap perilaku masyarakat dalam
mengadopsi pola makan yang sehat............................................................................4
C. Hambatan dan tantangan yang mungkin dihadapi dalam mengintegrasikan pendidikan
gizi dengan pendekatan antropologi dan sosiologi untuk mencapai perubahan perilaku
gizi masyarakat...........................................................................................................5
D. Sejauh Mana Pengetahun Dan Kesadaran Masyarakat Terhadap Pentingnya Gizi
Dapat Ditingkatkan Melalui Pendidikan Gizi Dengan Memanfaatkan Kerangka Kerja
Ilmu
Antropologi Dan Sosiologi........................................................................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................................11
B. Saran...........................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah “antropologi” berasal dari bahasa Yunani yaitu kata “anthropos” berarti manusia,
dan “logos” berarti ilmu, berdasarkan itu secara harfiah “antropologi” berarti ilmu tentang
manusia. (Ningsih, 2021).

Antropologi merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya
masyarakat suatu etnis tertentu. Sedangkan sosiologi, meskipun hampir sama dengan
antropologi, namun terdapat perbedaan antara dua ilmu ini. Sosiologi merupakan
pengetahuan atau ilmu tentang sifat masyarakat, perilaku masyarakat, dan
perkembangan masyarakat. Antropologi Gizi Masyarakat adalah suatu ilmu yang
mempelajari faktor-faktor Antropologi yang dapat mempengaruhi gizi masyarakat atau suatu
ilmu yang mempelajari budaya budaya makan/konsumsi suatu etnis tertentu dalam
memenuhi gizinya. (Revi, 2020).

Tingginya angka gizi buruk, kelaparan, produksi pangan lebih sedikit dari jumlah
manusia, serta sulitnya membagi waktu makan pada masyarakat perkotaan dan tingkat gizi
masyarakat pedesaan masih jauh dari seharusnya. Untuk mengatasi masalaah tersebut sangat
diperlukan suatu Antropologi Gizi dalam mempelajari hal-hal terkait penyebab dalam
masalah gizi masyarakat. (Shella, 2020).

B. Rumusan Masalah
1. Apa peran pendekatan sosiologi dalam meningkatkan pemahaman dan implementasi
pendidikan gizi untuk perbaikan status gizi masyarakat?
2. Apa dampak dari pola hidup tidak sehat dalam masyarakat serta upaya yang dapat
dilakukan untuk mengatasi pola hidup tidak sehat?
3. Apa hambatan yang mungkin dihadapi dalam mengintegrasikan pendidikan gizi
dengan pendekatan antropologi dan sosiologi untuk mencapai perubahan perilaku gizi
masyarakat?
4. Sejauh mana pengetahun dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gizi dapat
ditingkatkan melalui pendidikan gizi dengan memanfaatkan kerangka kerja ilmu
antropologi dan sosiologi?
C. Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui dan memahami peran pendekatan sosiologi dalam meningkatkan


pemahaman dan implementasi pendidikan gizi untuk perbaikan status gizi masyarakat.
2. Untuk mengetahui dampak dari pola hidup tidak sehat dalam masyarakat serta upaya
yang dapat dilakukan untuk mengatasi pola hidup tidak sehat.
3. Untuk mengetahui hambatan yang mungkin dihadapi dalam mengintegrasikan
pendidikan gizi dengan pendekatan antropologi dan sosiologi untuk mencapai
perubahan perilaku gizi masyarakat.
4. Untuk mengetahui sejauh mana pengetahun dan kesadaran masyarakat terhadap
pentingnya gizi dapat ditingkatkan melalui pendidikan gizi dengan memanfaatkan
kerangka kerja ilmu antropologi dan sosiologi.

D. Manfaat Makalah

Makalah ini dibuat oleh penulis agar menambah pengetahuan para pembaca tentang
“Hubungan Pendekatan Gizi Dengan Pendekatan Ilmu Antropologi Dan Sosiologi Untuk
Perbaikan Gizi Masyarakat”.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Peran Pendekatan Sosiologi Dalam Meningkatkan Pemahaman Dan Implementasi


Pendidikan Gizi Untuk Perbaikan Status Gizi Masyarakat

Pendekatan sosiologi dan antropologi memiliki peran penting dalam meningkatkan


pemahaman dan implementasi pendidikan gizi untuk perbaikan gizi masyarakat. Secara
umum, sosiologi memahami interaksi sosial dan struktur masyarakat, sementara antropologo
berfokus pada budaya dan perubahan perilaku manusia.

Peran pendekatan menurut (Syamsurya, 2021) yaitu sebagai berikut :

1. Analisis Struktur Sosial

Sosiologi membantu memahami struktur sosial yang dapat mempengaruhi kebiasaan


makan dan pola gizi dalam masyarakat. Peran sosial sangat memengaruhi distribusi dan akses
terhadap informasi gizi terkait pola makan dan kesehatan. Beberapa identifikasi peran sosial
tersebut meliputi: kelas sosial dan ekonomi, kelompok sosial dan gender, jaringan sosial,
pendidikan, media massa dan teknologi, budaya dan tradisi, pengaruh dari pemimpin
masyarakat, akses ke layanan masyarakat, faktor geografis, dan lain-lain.

2. Perubahan Perilaku Masyarakat

Sosiologi dan antropologi memiliki peran yaitu memahami budaya masyarakat terkait
makanan dan gizi. Contoh peran sosiologi dan antropologi gizi dalam perubahan perilaku
masyarakat: mengkaji peran makanan dalam ritual dan perayaan, memberikan informasi
terkait sistem pangan tradisional, memberikan studi tentang preferensi rasa dan pemilihan
makanan, menganalisis pemberian makanan dalam masyarakat, dan lain-lain. Antropologi
dan sosiologi membantu menyelediki faktor-faktor budaya yang berperan dalam keputusan
makanan dan perilaku gizi, memberikan wawasan yang mendalam untuk merancang program
pendidikan gizi yang sesuai dengan konteks masyarakat tersebut.
3. Mendorong Perubahan Struktural

Antropologi dan sosiologi mendukung pendekatan partisipatif dalam merancang dan


mengimplementasikan program gizi serta mendorong keterlibatan masyarakat dalam
mengidentifikasi solusi dan strategi yang sesuai dengan konteks budaya. Pendidikan
antropologi dan sosiologi dapat mempelajari tingkat keterlibatan masyarakat dalam
pengambilan keputusan terkait gizi dan dapat membantu mengidentifikasi potensi perubahan
atau penyesuaian pemilihan makanan bergizi tanpa melanggar nilai-nilai budaya.

Melalui kolaborasi antara antropologi dan sosiologi dapat ditemukan pendekatan yang
holistik dan kontekstual untuk mendorong perubahan masyarakat terkait gizi. Hal ini
melibatkan pemahaman mendalam tentang dinamika sosial, budaya, dan kebijakan yang
membentuk pola gizi dalam masyarakat. Dengan mengintegrasikan pendekatan antropologi
dan sosiologi, pendidikan gizi dapat dirancang dan diimplementasikan secara lebih
kontekstual dan efektif, sehingga menjamin dampak positif pada perbaikan gizi masyarakat.

B. Dampak Dari Pola Hidup Tidak Sehat Dalam Masyarakat Serta Upaya Yang Dapat
Dilakukan Untuk Mengatasi Pola Hidup Tidak Sehat.

Dampak pola hidup tidak sehat dalam masyarakat bisa sangat luas; selain masalah
kesehatan individu, pola hidup tidak sehat juga dapat mengakibatkan beban sosial dan
ekonomi yang signifikan, termasuk biaya perawatan kesehatan yang tinggi dan penurunan
produktivitas. (Hidayati dkk, 2023).

Upaya untuk mengatasi pola hidup tidak sehat harus melibatkan pendekatan berbagai
sektor, termasuk pendidikan, layanan kesehatan, dan komunitas. Sebagai contoh upaya
yang dapat mengatasi pola hidup tidak sehat dengan melibatkan komunitas yakni ragam
kegiatan yang terdapat pada car free day kota Surabaya memiliki beberapa tujuan yaitu:

a. Mendorong gaya hidup sehat dan aktif di kalangan penduduk kota.


b. Memberikan kesempatan kepada warga untuk berolahraga dan beraktivitas fisik
bersama keluarga dan teman-teman.
c. Menyediakan ruang bagi individu dan kelompok untuk berpartisipasi dalam
berbagai jenis aktivitas fisik seperti berjalan, berlari, bersepeda, dan lainnya.
d. Mengumpulkan komunitas lokal dan warga kota untuk bersosialisasi dan
saling berinteraksi. (Hidayati dkk, 2023).

C. Hambatan Yang Mungkin Dihadapi Dalam Mengintegrasikan Pendidikan Gizi


Dengan Pendekatan Antropologi Dan Sosiologi Untuk Mencapai Perubahan
Perilaku Gizi Masyarakat.

Adapun hambatan yang di hadapi pendidikan gizi untuk mencapai perubahan perilaku gizi
masyarakat yaitu:

1. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang.

Contoh nya seperti permasalahan gizi yang ada di desa- desa terpencil di sebabkan karena
ketidaktauan masyarakat mengenai gizi seimbang. Permasalahan tersebut yang
melatarbelakangi dilakukannya penyuluhan mengenai “Peningkatan Pengetahuan Ibu
Mengenai Gizi Seimbang dalam Pemenuhan Gizi Keluarga” pada ibu ibu rumah tangga.
Kurangnya pengetahuan orang tua terutama ibu dapat menyebabkan penurunan perilaku
kadarzi yang berakibat pada masalah gizi keluarga. Ibu memiliki peranan penting dalam
menyediakan makanan sehat bagi keluarganya, karena ibu merupakan kunci keluarga sadar
gizi. Pendidikan gizi bagi orang tua sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan gizi
dan mengurangi masalah gizi pada keluarga ( Rifatul, 2020).

Contoh lainnya seperti bahaya mengonsumsi makanan instan. Semakin hari badan usaha
semakin berlomba-lomba untuk memproduksi bahan makanan instan. Akibatnya pola berpikir
remaja seakan ikut berubah. “kalau ada yang mudah, kenapa harus memilih yang susah?”
dalam sehari seorang semaja bisa mengonsumsi beberapa jenis makanan instan mulai dari
makanan ringan sampai makanan pokok yang digantikan dalam bentuk instan, seperti mie
instan. Akibatnya pengonsumsian makanan instan secara berlebihan dapat membuat remaja
mengabaikan pola makan yang sehat. Dengan demikian untuk memberikan pengetahuan
kepada remaja terkait bahaya mengonsumsi mie instan, kelompok dosen Universitas Medan
Area (UMA) Medan akan melakukan pengabdian kepada para remaja di Desa Manunggal.
(Delvika & Mustafa, 2018).
2. Faktor lingkungan yang mempengaruhi perubahan lingkungan perilaku gizi
masyarakat.

Contoh nya perilaku makan terhadap anak-anak.Salah satu edukasi dalam mengubah
perilaku kesehatan khususnya perilaku gizi tentang makanan jajanan pada anak sekolah yaitu
melalui penyuluhan. Penyuluhan gizi sangat bagus dalam meningkatkan pengetahuan, selain
itu penyuluhan yang dilakukan secara rutin sangat signifikat dalam perubahan perilaku pada
anak-anak karena pemberian memberikan efek dalam peningkatan pengetahuan anak (Yulia,
dkk. 2020).

3. Hambatan dalam implementasi program gerakan 1000 hari pertama kehidupan.

Beberepa hal yang belum tercapai dari implementasi program Gerakan 1000 Hari Pertama
Kehidupan, pada intervensi spesifik yaitu Tingginya prevalensi anemia, Rendahny partisipasi
ibu yang memberi ASI eksklusif, Rendahnya partisipasi masyarakat ke Posyandu , dan
Cakupan imunisasi dasar belum mencapai target. Pada intervensi sensitif yaitu Rendahnya
Kelompok Bina Keluarga Remaja dan Rendahnya Kelompok Bina Keluarga Lansia.
Hambatan dari ketidaktercapaian implementasi program Gerakan 1000 Hari Pertama
Kehidupan yaitu Masih belum adanya keterlibatan pemangku kepentingan, Masih terbatasnya
kecukupan dukungan sarana, prasarana, dan tenaga, Belum adanya penganggaran khusus, dan
Minimnya monitoring dan evaluasi kegiatan program Gerakan 1000 Hari
Pertama Kehidupan. (Purwanti, 2021).

4. ketersediaan SDM (sumber daya manusia)

Ketersediaan SDM yang tidak memadai juga menjadi hambatan dalam pengimplementasian
program, menurut Edwards III, sebaik apapun program dikomunikasikan tapi tanpa adanya
kuantitas dan kualitas sumber daya yang memadai menjadi kendala jalannya suatu program.
Jumlah tenaga gizi disetiap Puskesmas yang hanya satu orang dinilai tidak maksil dalam
menjalankan program. Guna mengurangi masalah gizi buruk, gizi kurang dan stunting
idealnya di setiap Puskesmas minimal terdapat dua tenaga gizi yang bertugas mendampingi
dan mengedukasi masyarakat dalam pemenuhan gizi yang benar dan akses informasi yang
memadai, karena kurangnya tenaga gizi juga penyebab masalah gizi buruk dan stunting
secara tidak langsung. (Ulfah dkk, 2019).

Sebagai contoh pada puskesmas Jakenan tenaga gizi atau tenaga kesehatannya masih
kurang. Dengan demikian terdapat hambatan dalam berjalannya penanggulangan gizi buruk
di puskesmas ini. Akibatnya terdapat cukup banyak balita yang status gizinya belum
membaik. Hal ini disebabkan juga karena terdapat masalah atau penyakit bawaan. (Meko
dkk, 2022).

5. Ketersediaan pangan yang kurang

Sedikitnya pangan yang tersedia biasanya terdapat dari beberapa faktor salah satunya
yaitu pendapatan. Pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan kualitas dan
kuantitas makanan. Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang
anak karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik primer
maupun sekunder. Jika tingkat pendapatan naik, jumlah dan jenis makanan cenderung
membaik pula. Namun, mutu makanan tidak selalu membaik jika tidak digunakan untuk
membeli pangan atau bahan pangan berkualitas gizi tinggi. Berdasarkan hasil analisis
hubungan jumlah anggota keluarga dengan status gizi menggunakan uji chi square diperoleh
nilai p sebesar 0,074 dengan CC sebesar 0,221. Nilai p> 0,05 sehingga Ho diterima dan Ha
ditolak, yang artinya tidak ada hubungan antara jumlah anggota keluarga dengan status gizi
pada anak kelas 4, 5 dan 6 di SD Negeri Ngesrep 02 Kecamatan Banyumanik Kota Semarang
tahun 2011, dengan kekuatan hubungan rendah. Hasil penelitian tersebut tidak sejalan dengan
UU No. 21 Tahun 1994 pasal 6 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Keluarga Sejahtera,
menyebutkan bahwa dalam mencapai suatu peningkatan status gizi keluarga salah satunya
dapat dilakukan dengan pengembangan kualitas keluarga melalui penyelenggaraan Keluarga
Berencana yang mengatur tentang jumlah anggota keluarga. Secara ekonomi keluarga kecil
lebih menguntungkan, sehingga diharapkan kesejahteraan keluarga lebih terjamin. (Pahlevi,
2012).

D. Sejauh Mana Pengetahun Dan Kesadaran Masyarakat Terhadap Pentingnya Gizi


Dapat Ditingkatkan Melalui Pendidikan Gizi Dengan Memanfaatkan Kerangka
Kerja Ilmu Antropologi Dan Sosiologi

Kesadaran masyarakat tentang pemenuhan gizi seimbang adalah aspek yang penting
dalam menjaga kesehatan dan kualitas hidup. Edukasi dan informasi yang disampaikan oleh
pemerintah, lembaga kesehatan, dan organisasi masyarakat berperansentral dalam
menyebarkan pengetahuan tentang manfaat dan pentingnya konsumsi makanan bergizi.
Selain itu, kampanye kesehatan yang terfokus pada gizi dan pola makan yang sehat juga
memiliki peran besar dalam meningkatkan kesadaran masyarakat. Keluarga dan sekolah
memainkan peran kunci dalam membentuk kebiasaan makan anak-anak dan memberikan
contoh tentang makanan sehat. Jika makanan sehat lebih mudah diakses dan terjangkau,
masyarakat akan lebih cenderung memilih opsi makanan yang lebih baik untuk kesehatan
mereka. Selain itu, pendekatan berbasis komunitas juga efektif dalam membangun kesadaran,
melibatkan masyarakat langsung dalam kegiatan edukatif dan pameran kesehatan. Dengan
meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pemenuhan gizi seimbang, kita dapat berharap
akan te rjadi perubahan positif dalam pola makan dan ke se hatan masyarakat secara
keseluruhan. (Yusran dkk, 2023).

Terdapat beberapa tingkat pengetahuan dan Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya


pendidikan gizi yakni:

1. Pencegahan stunting Kegiatan gerakan pencegahan stunting sejalan dengan Gerakan


Masyarakat Hidup

Sehat (GERMAS) dari Kementrian Kesehatan dan penanganan stunting yang menjadi
prioritas pemerintah Kegiatan pengabdian masyarakat ini berjalan dengan baik. Serta
tercapainya target yang diharapkan dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang
pencegahan stunting, dimana rata-rata skor pengetahuan masyarakat saat pre-test adalah
10,43 dan dan meningkat saat post-test menjadi 19,60. Disarankan kepada masyarakat
khususnya kepada ibu untuk menjaga asupan gizi selama kehamilan, saat melahirkan dan
pada saat anak sebelum 2 tahun untuk mencegah terjadinya stunting (St. Rahmawati &
Hamzah, 2020).

2. Program pengabdian sehat

Masyarakat Di desa suku menanti kabupaten rejang Lebong, membentuk kegiatan sosialisasi
pengabdian sehat kegiatan tersebut menghasilkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan
bagi mitra tentang melakukan pola hidup sehat dengan olahraga dan asupan gizi untuk
meningkatkan imun tubuh Pengetahuan yang diberikan pada kegiatan ini yaitu :

 mencuci tangan dengan bersih


 mengkonsumsi makanan yang bergizi
 menjaga kebersihan lingkungan
 melakukan olahraga secara teratur
 mengatur waktu istirahat dengan baik ( Yahya, dkk. 2020 ).
3. Menghadiri acara seminar tentang pendidikan gizi

Melalui kegiatan ini dapat menyadari masyarakat bahwa pentingnya sarapan sehat
karena makanan yang dimakan pada waktu pagi hari sebelum kita melakukan aktifitas dapat
memberikan energi bagi tubuh kita ( Laras, dkk. 2016 ).

Kegiatan seminar tentang pendidikan gizi di perlukan juga praktek atau pelatihan yang
gunanya untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai gizi
seimbang dan masyarakat semakin sadar untuk menjaga pola hidup sehat dalam
mengkonsumsi makanan sehari-hari yang memenuhi gizi seimbang ( Robby, dkk. 2019 ).

4. Edukasi gizi menggunakan Instagram untuk pencegahan anemia pada remaja putri

Masa remaja merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang ditandai dengan
terjadinya anemia. Penyebab langsung anemia adalah perilaku makan yang dikonsumsi
sehari-hari, salah satu faktor yang dapat digunakan perilaku makan remaja adalah
pengetahuan. Menurut WHO, secara umum edukasi gizi bertujuan mendorong terjadinya
perubahan perilaku yang positif yang berhubungan dengan makanan dan gizi. Anemia pada
remaja putri dapat dicegah dengan pemberian informasi mengenai gizi seimbang yang bisa
dijadikan sebagai pedoman makan, beraktivitas fisik, hidup bersih dan mempertahankan berat
badan normal.

Untuk menyampaikan edukasi gizi dengan cepat menggunakan media sosial. Media
sosial adalah salah satu platform yang dapat digunakan untuk edukasi gizi karena dapat
menjangkau banyak sekali sasaran. Salah satu media sosial adalah Instagram, dimana
Instagram adalah media sosial yang banyak digunakan oleh remaja putri saat ini berbasis
gambar dengan memberikan layanan berbagai foto dan video secara online, desain konten
edukasi gizi di Instagram dilengkapi dengan gambar dan warna yang dapat menarik perhatian
remaja putri. Selain itu, Instagram tidak hanya digunakan untuk upload konten berupa
gambar namun juga video dan live yang memungkinkan sasaran edukasi dapat secara
langsung mengajukan pertanyaan pada saat IGlive berlangsung. Berdasarkan kelebihan dari
Instagram maka Instagram Bisa menjadi sebuah media edukasi gizi untuk meningkatkan
pengetahuan. Edukasi adalah salah satu kegiatan berkesinambungan untuk menambah
pengetahuan gizi, membentuk sikap dan perilaku hidup sehat dan memperhatikan pola makan
sehari hari dan faktor yang mempengaruhinya.
5. Evaluasi mengenai pentingnya pendidikan gizi untuk anak sekolah bahwa perilaku
anak dipengaruhi oleh teman sebaya, guru, orang dewasa, dan orang tua

Anak akan lebih mudah meniru perilaku makan teman sebaya mereka karena
menganggap perilaku makan tersebut merupakan hal yang umum diterima dan disukai oleh
kelompok usia mereka, sedangkan orang dewasa dapat memberikan pengaruh yang lebih kuat
kepada anak-anak, dan orang tua memainkan peranan penting dalam membentuk pola makan
anak di awal kehidupan, karena orang tua dirumah sebagai penyedia dan pengendali makanan
apa saja yang akan dimakan, serta menjadi teladan, membentuk sikap dan perilaku anak
terhadap makanan. Selain itu, kemitraan orang tua dengan sekolah juga dapat mempengaruhi
pengetahuan, sikap dan keterampilan anak. (Diananda, 2019).

Pendidikan gizi yang dilakukan pada anak usia sekolah efektif untuk mengubah
pengetahuan dan sikap terhadap makanan. Anak usia sekolah lebih mudah untuk mengubah
perilaku dibandingkan dengan orang dewasa. Pendidikan gizi yang diberikan diharapkan
dapat meningkatkan pengetahuan anak usia sekolah dasar mengenai pedoman gizi seimbang.
Pendidikan pedoman gizi seimbang pada anak sekolah dilakukan agar dapat mencetak
generasi penerus bangsa yang berkualitas. Penting pula untuk menanamkan paradigma baru
menggantikan paradigma 4 sehat 5 sempurna yang sudah tidak sesuai dengan permasalahan
yang dihadapi saat ini. (Februhartanty,2005).
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Makalah ini menyimpulkan bahwa pendidikan gizi menjadi kunci utama dalam
meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap aspek antropologi dan sosiologi dalam
konteks gizi. Integrasi ilmu antropologi membantu memahami budaya dan kebiasaan
masyarakat terkait konsumsi makanan, sementara pendekatan sosiologi memberikan
wawasan tentang faktor sosial yang memengaruhi pola makan. Dengan pendekatan ini,
perbaikan gizi masyarakat dapat dicapai melalui upaya edukasi yang lebih kontekstual dan
holistik.

Dengan merangkul pendidikan gizi yang memadukan ilmu antropologi dan sosiologi,
makalah ini menyimpulkan bahwa integrasi aspek budaya dan sosial menjadi kunci untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang gizi. Dalam upaya perbaikan gizi masyarakat,
pendekatan holistik ini memberikan landasan yang kuat untuk mengembangkan strategi
edukasi yang lebih terarah dan sesuai dengan konteks kehidupan sehari-hari.

SARAN

1. Menganjurkan penerapan program pendidikan gizi yang mengintegrasikan prinsip-


prinsip antropologi untuk memahami peran budaya dalam pola makan masyarakat.
2. Menyarankan penelitian lebih lanjut dalam domain sosiologi untuk mengidentifikasi
faktor-faktor sosial yang memengaruhi keputusan masyarakat terkait aspek gizi, guna
menyusun strategi edukasi yang lebih tepat sasaran.
3. Mendorong kolaborasi antara lembaga pendidikan dan komunitas lokal untuk
mengembangkan metode pembelajaran gizi yang menghormati dan memahami nilai-
nilai budaya setempat.
4. Merumuskan kebijakan pendidikan gizi yang berbasis bukti, dengan
mempertimbangkan temuan-temuan dari penelitian antropologi dan sosiologi dalam
merancang program-program edukasi.
5. Menggalakkan partisipasi aktif masyarakat dalam pembentukan kebijakan gizi,
memanfaatkan pendekatan sosiologis untuk memahami aspirasi dan kebutuhan
mereka.
6. Mendorong lembaga pendidikan untuk melibatkan para ahli antropologi dan sosiologi
dalam merancang kurikulum pendidikan gizi, agar memberikan wawasan mendalam
tentang konteks budaya dan sosial.
7. Menyuarakan perlunya pendekatan holistik dalam edukasi gizi, yang mencakup
aspek-aspek antropologi dan sosiologi, untuk mencapai perubahan perilaku yang
berkelanjutan dalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Delvika, Yuana & Mustafa, Kamil. 2017-2018. Penyuluhan Pengaruh Makanan Instan

Terhadap Pola Makan Dan Kesehatan Remaja Di Desa Manunggal. Jurnal Prodikmas
Hasil Pengabdian Masyarakat Vol. 2, No. 1.

Fitri, Yulia, et al. 2020. Pengaruh penyuluhan gizi tentang jajanan tradisional terhadap

peningkatan pengetahuan dan perilaku jajan anak sekolah. AcTion: Aceh Nutrition

Journal 5. 1. hlm 13-18.

Hamzah, B & Hamzah St. Rahmawati. 2020. Gerakan pencegahan stunting melalui edukasi

pada masyarakat di desa muntoi kabupaten bolang mongondow. JPKMI (Jurnal


Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia) 1.4. hlm 229-235.

Hidayati, Nurul DKK. 2023. Berpartisipasi Pada Car Free Day Dengan Pameran Kesehatan

Dan Konseling Gizi Sebagai Upaya Membudidayakan Pola Hidup Sehat Warga Kota
Surabaya. Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 8, No. 02.

Kartini, apoina DKK. Evaluasi Implementasi Upaya Penanggulangan Gizi Buruk Pada Masa

Pandemi Covid-19 di Puskesmas. The indonesian journal of health promotion Vol. 5,


No. 6.

Mardiyanto, Robby Tri, & Ayu Arsalina Putri. 2019. Peningkatan pengetahuan gizi seimbang

sebagai pedoman hidup sehat pada masyarakat di sekitar kelurahan pondok jagung

kecamatan serpong utara kota tangerang selatan. Prosiding Seminar Nasional

Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ.

Masrikhiyah, Rifatul. 2020. Peningkatan Pengetahuan Ibu Mengenai Gizi Seimbang Dalam

Pemenuhan Gizi Keluarga. Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4,


No. 3. hlm 476-481.
Ningsih, Andi Asma. Jurnal. 2021. Sosiologi dan Antropologo Gizi.

Nopiyanto, Yahya Eko, et al. 2020. Pola hidup sehat dengan olahraga dan asupan gizi untuk

meningkatkan imun tubuh menghadapi covid-19. Dharma Raflesia: Jurnal Ilmiah

Pengembangan dan Penerapan IPTEKS 18.2. hlm 90-100.

Pahlevi, Adriani Elisa. 2012. Determinan Status Gizi Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal

Kesehatan Masyarakat 7. 2: 122-126.

Purwanti, Aprilia Dwi. 2021. Hambatan dalam implementasi program gerakan 1000 hari

pertama kehidupan. : A Review. Cerdika. jurnal ilmiah Indonesia.

Putri, Mia Puspita & Syafiq, Ahmad. 2021. Tantangan Dalam Mendukung Program

Pendidikan Gizi Sekolah Di Indonesia. Jurnal Health Sains Vol. 2, No. 4.

Revi, Pradnya Natiesha. 2020. Jurnal Hasil Perkuliahan Sosiologi Antropologi Gizi. Jakarta.

Rusdi, Faza Yasira DKK. 2021. Pengaruh Edukasi Gizi Menggunakan Instagram Terhadap

Perubahan Perilaku Gizi Seimbang Untuk Pencegahan Anemia Pada Remaja Putri
Di Sman 2 Padang. Journal of nutrition college. Vol. 10, No. 1, hlm. 31-38.

Shella, Yauma Fikka Nur. 2020. Catatan Perkuliahan Sosiologi Antropologi Gizi. Jakarta.

Sitoayu, Laras, et al. 2016. Sarapan Sehat Menuju Generasi Sehat Berprestasi. Jurnal
Abdimas

3.1. hlm 56-62.

Syamsurya, Junita. Jurnal. 2021. Sosio Antropologi Terhadap Gizi dan Kesehatan. Makassar.

Ulfah, Maulya DKK. 2019. Analisis Program Penurunan Status Gizi Buruk Balita Oleh
Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Vol. 4,
No. 4.

Yusran, Ramadhani DKK. 2023. Upaya Pemenuhan Kesadaran Masyarakat dan Pemenuhan
Gizi Seimbang Untuk Mencegah Peningkatan Angka Stunting Di Nagara Pariangan
2023. Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1, No. 2, hlm 131-140.

Anda mungkin juga menyukai