Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TENDENSI DAN TRADISI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah


Sosiologi dan Antropologi Pendidikan
yang diampu oleh
Prof. Dr. H. Im. Hambali M.Pd.

Disusun Oleh :
1. Fitri Firdauzi Nur Afni (230111600430)
2. Hanida Eka Hartanti (230111609259)
3. Hanifah Arum K ( 230111605121)
4. Khairunnisa An Najwa (230111604972)
5. M. Arif Hidayat (230111609044)
6. M. Faza Muktafa (230111609140)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
DEPARTEMEN BIMBINGAN KONSELING
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dalam mata kuliah
Sosiologi dan Antropologi Pendidikan ini tepat pada waktunya. Makalah ini telah kami susun
dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai sumber sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Adapun judul dari makalah ini adalah “Tendensi dan
Tradisi Dalam Sosiologi Pendidikan” yang berisi kecenderungan perubahan dalam sistem
pendidikan, yang mengacu pada nilai, norma, atau praktik yang terus diwariskan dari generasi
ke generasi dalam konteks pendidikan. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh dosen mata kuliah Sosiologi dan Antropologi
Pendidikan. Kami selaku penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu, diharapkan kritik dan saran yang dapat membangun untuk lebih baik di masa yang akan
datang. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca pada
umumnya dan terutama bagi kami selaku penulis.

Malang, 28 November2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii

BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang............................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................... 1

1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN........................................................................................................ 3

2.1 Pengertian tendensi dalam sosiologi pendidikan..................................................... 3

2.2 Peran tendensi dalam tradisi dalam sosiologi pendidikan...................................... 3

2.3 Perubahan dan perkembangan tendensi dalam sosiologi pendidikan................... 5

2.4 Tantangan tendensi dan tradisi dalam sosiologi pendidikan................................... 7

BAB III. PENUTUP................................................................................................................. 9

3.1 Kesimpulan................................................................................................................... 9

3.2 Saran............................................................................................................................. 9

DAFTAR RUJUKAN............................................................................................................ 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di masa yang akan datang, tantangan bagi penyelenggaraan sistem pendidikan
akan semakin sulit. Dimana mereka harus bisa membuat lembaga mereka diminati oleh
publik. Dari banyaknya lembaga pendidikan yang ada, mereka pasti memiliki lembaga
pendidikan yang kualitasnya baik. Aspek kualitas itu dilihat dari guru dan mata
pelajaran yang dibuat sesuai dengan tuntutan kebutuhan di masyarakat. Untuk itu
pembaharuan pendidikan harus memahami lembaga dan cara mengoperasikannya. Ini
tidak dimaksudkan pada orientasi kepemimpinan tapi lebih ditekankan pada
pentingnya memahami aspek sejarah, sosiologi, dan ekonomi dari sekolah. Apabila
seseorang belajar maka setidak - tidaknya untuk waktu tertentu berubah dalam
kesediaannya memperlakukan lingkungannya. Belajar adalah proses yang aktif, suatu
fungsi dari keseluruhan lingkungan di sekitarnya. Apabila kita berbicara mengenai
belajar berarti membicarakan bagaimana tingkah laku itu berubah melalui pengalaman
dan latihan.
Untuk mencapai perkembangan sistem pendidikan yang optimal, maka sangat
penting untuk memperhatikan aspek kecenderungan serta kebiasaan sosial yang
terdapat dalam lingkungan. Maka dari itu, diperlukan pemahaman dan implementasi
yang benar mengenai Tendensi dan Tradisi dalam pendidikan, yang juga mencakup
ilmu sosial di dalamnya. Dalam makalah ini, akan duraikan mengenai pengertian,
peran, perubahan, perkembangan, serta tantangan Tendensi dan Tradisi dalam
Sosiologi Pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka berikut rumusan masalah dari makalah
ini :
1. Apa pengertian tendensi dan tradisi dalam sosiologi pendidikan?
2. Apa peran tendensi dan tradisi dalam sosiologi pendidikan?
3. Apa saja perubahan dan perkembangan tradisi dalam sosiologi pendidikan?
4. Apa saja tantangan tendensi dan tradisi dalam sosiologi pendidikan?

1
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk menjelaskan definisi dari tendensi dan tradisi dalam sosiologi pendidikan
2. Untuk mengetahui peran tendensi dan tradisi dalam sosiologi pendidikan
3. Untuk mengidentifikasi perubahan dan perkembangan tradisi dalam sosiologi
pendidikan
4. Untuk mengetahui upaya untuk mengatasi tantangan tendensi dan tradisi dalam
sosiologi pendidikan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian tendensi dalam sosiologi pendidikan


Tendensi dalam sosiologi pendidikan mengacu pada arah atau kecenderungan
perkembangan atau perubahan sistem pendidikan suatu masyarakat atau kelompok.
Konsep ini mencakup dinamika, pola dan kecenderungan yang dapat dikenali dalam
perkembangan sistem pendidikan. Memahami tendensi ini penting dalam analisis
sosiologi pendidikan karena dapat memberikan wawasan tentang bagaimana
pendidikan berubah seiring berjalannya waktu dan bagaimana faktor sosial
mempengaruhi perubahan tersebut.
Contoh tendensi sosiologi pendidikan adalah perubahan struktur pendidikan,
metode pengajaran, kurikulum dan tujuan pendidikan. Tendensi ini dapat dipengaruhi
oleh faktor eksternal seperti perkembangan ekonomi, perubahan budaya, dan
perkembangan teknologi. Misalnya, mungkin terdapat kecenderungan menuju
pendidikan yang lebih inklusif atau pergeseran fokus dari pendidikan tradisional ke
pendidikan berbasis teknologi.
Penting untuk dicatat bahwa analisis tendensi dalam sosiologi pendidikan
memerlukan pemahaman mendalam tentang konteks sosial, ekonomi dan budaya di
mana sistem pendidikan beroperasi. Pengumpulan data yang akurat dan analisis yang
cermat sangat penting untuk mengidentifikasi tendensi dengan benar. Penting juga
untuk menjaga integritas akademik dan menghindari plagiarisme dengan
mencantumkan sumber yang relevan dan merinci penelitian atau literatur yang
mendukung analisis tendensi sosiologi pendidikan. Kutipan dan atribusi yang tepat
kepada penulis asli merupakan praktik etis dalam penulisan akademis.

2.2 Peran tendensi dan tradisi dalam sosiologi pendidikan


Sosiologi pendidikan membuka jendela terhadap kompleksitas dinamika sosial
dalam konteks pembelajaran. Dua fokus penting dalam kajian sosiologi pendidikan
adalah tendensi dan tradisi. Tendensi mencerminkan arah perkembangan dan
perubahan sistem pendidikan, sedangkan tradisi menjadi landasan nilai dan norma yang
membentuk identitas pendidikan masyarakat. Dalam esai ini, kami mengeksplorasi
peran tendensi dan tradisi dalam sosiologi pendidikan dan bagaimana kedua elemen ini
berinteraksi untuk membentuk wajah pendidikan di masyarakat.

3
Tendensi sosiologi pendidikan memainkan peran kunci dalam menentukan arah
dan pengembangan sistem pendidikan. Tendensi dapat mencakup perubahan kebijakan
pendidikan, metode pembelajaran, dan respons terhadap perkembangan global.
Misalnya, menekankan pendekatan pembelajaran berbasis teknologi di era digital dapat
mengubah paradigma belajar mengajar. Kelanjutan dari tendensi ini akan
mempengaruhi cara penyampaian pendidikan, menekankan keterampilan dan
mengubah hubungan antara guru dan siswa.
Namun perlu diingat bahwa tendensi tidak selalu mencerminkan perubahan
positif. Tendensi tertentu dapat menimbulkan masalah, seperti akses yang tidak setara
terhadap pendidikan atau penekanan yang berlebihan pada tes standar. Oleh karena itu,
sosiologi pendidikan melihat tendensi secara kritis untuk memahami dampaknya secara
holistik.
Tradisi, sebaliknya, membawa unsur kesinambungan dan stabilitas pada sistem
pendidikan.Tradisi menciptakan warisan nilai, norma, dan praktik yang diturunkan dari
generasi ke generasi. Hal ini menciptakan dasar stabilitas dan identitas dalam
lingkungan pendidikan. Misalnya tradisi pendidikan yang mengedepankan nilai-nilai
lokal atau kearifan lokal dapat memberi makna mendalam pada proses pendidikan dan
mengintegrasikan unsur budaya ke dalam kurikulum.
Namun, tradisi dapat menghalangi perubahan. Jika tradisi tidak dikritik secara
cerdas, hal ini dapat membatasi inovasi dan kemajuan dalam sistem pendidikan. Oleh
karena itu, penting sekali peran sosiologi pendidikan untuk mengeksplorasi bagaimana
tradisi dapat menjadi sumber kekuatan namun juga harus terbuka terhadap
perkembangan untuk memenuhi tuntutan zaman.
Kontinuitas dan perubahan dalam sosiologi pendidikan seringkali merupakan
hasil interaksi kompleks antara tendensi dan tradisi. Ketika tendensi secara bijak
dimasukkan ke dalam tradisi, perubahan positif dapat terjadi. Misalnya saja
pemanfaatan teknologi dalam konteks nilai-nilai tradisional atau metode pengajaran
yang menghormati kedalaman budaya lokal. Namun konflik juga bisa muncul antara
tendensi dan tradisi. Bagaimana masyarakat mengelola ketegangan antara perubahan
dan kesinambungan mempengaruhi kemajuan pendidikan. Pemahaman mendalam
tentang keterkaitan antara tendensi dan tradisi membantu membentuk kebijakan
pendidikan yang memanfaatkan peluang perubahan tanpa merusak kearifan tradisional.

4
2.3 Perubahan dan perkembangan tradisi dalam sosiologi pendidikan
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur sosial dan
lembaga sosial masyarakat. Perubahan sosial meliputi perubahan dalam berbagai hal,
seperti perubahan teknologi, perilaku, sistem sosial, dan norma. Perubahan tersebut
mempengaruhi individu dalam masyarakat tertentu. (Robert M.Z. Lawang, Buku
Materi Pokok Pengantar Sosiologi Modul 4–6 (Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Universitas Terbuka, 1985), 79.)
Tidak semua fenomena sosial yang membawa perubahan dapat disebut
perubahan sosial. Gejala yang dapat menimbulkan perubahan sosial mempunyai ciri-
ciri sebagai berikut:
1. Pembangunan tidak pernah berhenti, karena semua masyarakat mengalami
perubahan yang lambat dan cepat.
2. Perubahan yang terjadi pada suatu lembaga sosial tertentu diiringi dengan
perubahan pada lembaga sosial lainnya.
3. Perubahan sosial yang cepat dapat menimbulkan gangguan sementara pada
proses adaptasi.
4. Perubahan tidak dibatasi, karena terdapat hubungan timbal balik yang kuat
antara alam material dan spiritual.
Menurut teori sosiologi pendidikan yang dikemukan Wilbur B. Brookover, bahwa
perubahan masyarakat yang disebut social order terjadi dalam empat fase, yaitu:
Fase pertama, masyarakat tidak mau mengalami perubahan yang datang, baik
dipaksakan atau datang mempengaruhinya. Semua perubahan yang datang akan ditolak,
karena masyarakat ini berpegang teguh kepada norma yang ada yang dianggap baik dan
melindungi mereka dari bencana. Bagi masyarakat ini perubahan merupakan faktor
yang merusak tatanan kehidupan sosial. Bila terjadi perubahan justru akan
menimbulkan kegoncangan dan konflik dalam masyarakat, sehingga akan terjadi
ketidakstabilan sosial dan ekonomi. Pada kelompok ini pendidikan tidak bisa
berkembang dan bersifat status quo, di mana masyarakat berusaha mengekalkan tradisi
dan keadaan yang sudah ada.
Fase kedua, masyarakat mengalami kebimbingan dalam menerima perubahan.
Masyarakat ini hanya menerima perubahan bila tidak bertentangan dengan kebudayaan
mereka. Bahkan jika perubahan yang datang dapat mengkokohkan budaya mereka,
maka budaya dan perubahan itu akan mereka adopsi.

5
Fase ketiga, masyarakat sudah mulai menerima perubahan sosial, sehingga
mereka mempersiapkan generasi penurus mereka melalui pendidikan. Dengan
demikian perubahan yang akan dilakukan telah direncanakan terlebih dahulu, bahkan
dapat dipercepat melalui proses pendidikan. Bagi masyarakat yang berada pada fase
social order ketiga ini peranan pendidikan sangat penting bagi mereka, karena
“education as an agency of change”. Maka lembaga-lembaga pendidikan akan
memberikan berbagai pengalaman kepada peserta didik dan masyarakatnya, baik ilmu,
teknologi maupun keterampilan untuk menghadapi masa depan.
Fase keempat, masyarakat telah mengalami kemajuan yang sangat tinggi,
sehingga dikelompokkan ke dalam masyarakat yang sudah established, yaitu kelompok
masyarakat yang sudah mapan dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya,
pertahanan dan keamanan, sehingga tidak disibukkan oleh masalah-masalah kecil,
seperti kesehatan, penyakit menular, kemiskinan atau perumahan.
Pendidikan mempunyai fungsi untuk mengadakan perubahan sosial: (1)
melakukan reproduksi budaya, (2) difusi budaya, (3) mengembangkan analisis kultural
terhadap kelembagaan-kelembagaan tradisional, (4) melakukan perubahan-perubahan
atau modifikasi tingkat ekonomi sosial tradisional, dan (5) melakukan perubahan-
perubahan yang lebih mendasar terhadap institusi-institusi tradisional yang telah
ketinggalan.
Sekolah mempunyai fungsi regenerasi kebudayaan, menempatkan sekolah
sebagai pusat penelitian dan pengembangan. Fungsi seperti ini adalah fungsi
pendidikan tinggi. Pada tingkat yang lebih rendah, fungsi ini tidak sepenting pada
tingkat yang lebih tinggi. Dalam proses industrialisasi dan modernisasi, pendidikan
telah melatih nilai-nilai dan kebiasaan baru seperti orientasi ekonomi, orientasi mandiri,
mekanisme persaingan yang sehat, sikap kerja rajin, dan kesadaran hidup keluarga
kecil. dimana nilai-nilai tersebut sangat penting bagi pembangunan sosial
ekonomi suatu negara.
Upaya sekolah dalam mengajarkan sistem nilai dan cara pandang ilmiah dan
rasional bertentangan dengan nilai dan cara pandang lama terhadap kehidupan, pasrah
dan menyerah pada nasib, ketiadaan keberanian menanggung resiko, semua itu telah
diajarkan oleh sekolah sekolah sejak proses modernisasi dari perubahan sosial. Dalam
menghadapi perubahan sosial, pemikiran ilmiah, metode analisis dan pertimbangan
rasional serta keterampilan evaluasi kritis, masyarakat akan cenderung berpikir objektif
dan menguasai lingkungan alam dengan baik.

6
Selain berfungsi sebagai penghasil nilai-nilai budaya baru, lembaga pendidikan
juga berfungsi sebagai penghasil nilai-nilai budaya baru dan juga berfungsi sebagai
penyebar budaya. Tentu saja, kebijakan sosial yang diambil setelahnya didasarkan
pada hasil budaya dan transmisi budaya. Sekolah-sekolah ini tidak hanya menyebarkan
penemuan dan informasi baru tetapi juga menanamkan sikap, nilai, dan cara pandang
baru terhadap kehidupan, yang kesemuanya dapat bersifat praktis dan mendorong
perubahan sosial yang bertahan lama.

2.4 Tantangan tendensi dan tradisi dalam sosiologi pendidikan


Sosiologi pendidikan, seperti disiplin ilmu lainnya, dihadapkan pada berbagai
tantangan, tendensi, dan tradisi yang dapat mempengaruhi pemahaman dan
pendekatannya terhadap fenomena kehidupan. Menghadapi tendensi dan tradisi dalam
pendidikan bisa menjadi tantangan yang signifikan.
Tradisi dalam pendidikan seringkali memiliki pengaruh yang kuat, dan banyak
orang mungkin enggan menerima perubahan. Guru, staf sekolah, orang tua, dan bahkan
siswa sendiri dapat menentang perubahan dalam cara pembelajaran dan pengajaran
dilakukan.
Menerapkan perubahan dalam pendidikan, seperti teknologi baru atau
pendekatan pembelajaran yang inovatif, seringkali memerlukan investasi sumber daya,
baik finansial maupun personil. Keterbatasan sumber daya mungkin menjadi hambatan
dalam menghadapi tendensi dan tradisi yang sudah ada. Ketika mencoba menghadapi
tradisi dengan inovasi, tidak selalu jelas apakah perubahan tersebut akan memberikan
hasil yang diharapkan. Ketidakpastian ini dapat membuat pihak-pihak yang terlibat
merasa ragu-ragu tentang perubahan.
Dalam banyak kasus, perubahan dalam pendidikan harus disesuaikan dengan
standar dan kurikulum nasional atau lokal. Menyelaraskan inovasi dengan tuntutan
standar pendidikan bisa menjadi kompleks dan menantang, dimana proses pendidikan
dapat sangat terkait dengan nilai-nilai budaya dan tradisi masyarakat tertentu.
Mengubah atau menyesuaikan pendidikan dengan nilai-nilai yang berbeda atau
berlawanan dengan tradisi dapat menimbulkan konflik dan perbedaan pendapat. Guru
dan staf pendidikan perlu mendapatkan pelatihan dan pengembangan profesional yang
sesuai untuk mengadopsi perubahan. Kekurangan pelatihan dan dukungan dapat
menjadi hambatan dalam menghadapi tradisi dengan inovasi.

7
Mengevaluasi dampak perubahan dalam pendidikan seringkali sulit dan
memerlukan metode evaluasi yang efektif. Mengukur keberhasilan atau kegagalan
inovasi dapat menjadi tantangan tersendiri. Membawa berbagai pihak, seperti guru,
orang tua, siswa, dan komunitas, ke dalam proses perubahan pendidikan dapat menjadi
tantangan, terutama jika ada perbedaan pendapat atau ketidaksetujuan.
Menghadapi tantangan dalam menghadapi tendensi dan tradisi dalam
pendidikan memerlukan perencanaan yang cermat, komunikasi yang efektif, dukungan
dan sumber daya yang memadai, serta kesabaran dalam mengatasi hambatan yang
mungkin muncul. Kesuksesan dalam mengubah atau beradaptasi dengan tendensi dan
tradisi dalam pendidikan dapat membawa manfaat jangka panjang untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran dan hasil pendidikan.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tendensi dalam sosiologi pendidikan mengacu pada arah atau kecenderungan
perkembangan atau perubahan sistem pendidikan suatu masyarakat. Tendensi adalah
perubahan struktur pendidikan, metode pengajaran, kurikulum dan tujuan pendidikan.
Tendensi dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti perkembangan ekonomi,
perubahan budaya, dan perkembangan teknologi. Pengumpulan data yang akurat dan
analisis yang cermat sangat penting untuk mengubah tendensi dan tradisi dalam
sosiologi pendidikan dan bagimana kedua elemen ini berinteraksi untuk membentuk
perspektif tentang pendidikan di masyarakat.
Sosiologi pendidikan yang meliputi tantangan, tendensi, dan tradisi yang dapat
mempengaruhi pemahaman dan pendekatannya terhadap fenomena kehidupan.
Menghadapi tendensi dan tradisi dalam pendidikan bisa menjadi tantangan signifikan.
Menerapkan perubahan dalam pendidikan, investasi sumber daya, dan mengevaluasi
dampak perubahan dalam pendidikan seringkali sulit dan memerlukan metode efektif.

3.2 Saran
Dalam menghadapi perubahan zaman dan tantangan yang ada perlu adanya
kualitas pendidikan yang baik. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk
mengembangkan kurikulum yang efektif dan relevan, mempertahankan tradisi yang
layak sekaligus beradaptasi, mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran, serta
meningkatkan kualitas tenaga pendidik. Sosiologi pendidikan sangat penting untuk
tenaga kependidikan.
Saran kami untuk menghadapi tendensi dan tradisi dalam sosiologi pendidikan
adalah dengan memahami perubahan sosial dan budaya yang terjadi di masyarakat,
serta mempertimbangkan nilai-nilai dan norma-norma yang diwariskan oleh generasi
sebelumnya, agar tantangan yang ada dalam sosiologi pendidikan meliputi tendensi
dan tradisi dapat dipahami dengan baik dan diterima dalam masyarakat, untuk
mendukung pengembangan pendidikan yang lebih baik.

9
DAFTAR RUJUKAN

M.Z, Robert. 1985. Buku Materi Pokok Pengantar Sosial Modul. Jakarata: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Iniversitas Terbuks.
Purwanto, N. 2017. "Pengaruh Budaya dan Tradisi Lokal terhadap Pendidikan Anak Usia
Dini di Indonesia." Jurnal Pendidikan Anak 145-156.
Robiarmilus. 2017. "Tradisi Dalam Sosiologi." Tradisi Dalam Soiologi 2.
Siswono. T.Y.E, & Latif, H. 2018. "Tendensi Sosial Pendidikan dan Dampaknya terhadap
Karakter Peserta Didik di Sekolah Menengah Kejuruan." Jurnal Pendidikan Vokasi
87- 98.
Sunarto. 2012. "Jurnal Sosiologi Nusantara." Dinamika Perubahan Sosial Masyarakat
Pedesaan di Era Globalisasi 1-14.

10

Anda mungkin juga menyukai