Anda di halaman 1dari 41

DASAR-DASAR IPS

WAKTU, BERKESEINAMBUNGAN , DAN PERUBAHAN

Dosen pengampu : Dr. Pargito, M.Pd.

Disusun oleh :
Kelompok 2
Ridho Harwanda (2313034073)
Umro Atul Khasanah (2313034076)
Devita Fauziyah (2313034083)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023/2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, dan tak lupa pula kami ucapkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah -Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Dasar-dasar IPS yang
membahas tentang “WAKTU, BERKESEINAMBUNGAN, DAN
PERUBAHAN ”. Dan juga kami berterima kasih kepada Bapak Dr.
Pargito, M.Pd. selaku dosen pengampu Dasar-dasar IPS di Universitas
Lampung yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Adapun makalah waktu, berkeseinambungan , dan perubahan ini telah kami


usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai
referensi buku dan referensi jurnal sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih
kepada seluruh referensi-referensi yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai point-point yang harus diedukasi
kepada peserta didik khususnya bagi penulis. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Bandar Lampung,September 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................4
PENDAHULUAN........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang....................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah..............................................................................................5
1.3 Tujuan................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................6
PEMBAHASAN..........................................................................................................6
2.1 Pengertian Waktu (Time)...................................................................................6
2.2 Pengertian Berkeseinambungan (Continuity).....................................................7
2.3 Pengertian Perubahan (Change)........................................................................8
2.4 keterkaitan antara waktu, berkeseinambungan dan perubahan dalam konteks
pendidikan...............................................................................................................9
2.5 Point - point edukasi........................................................................................10
2.6 penjelasan poit 1..............................................................................................11
2.7 penjelasan Point 2............................................................................................14
2.8 Penjelasan Point 3............................................................................................20
2.9 Pengertian Point 4............................................................................................24
2.10 Pengertian point 5..........................................................................................31
2.11 Pengertian Point 6..........................................................................................33
BAB III.....................................................................................................................37
PENUTUP................................................................................................................37
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................37
3.2 Saran................................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................40
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan disiplin akademis yang


membahas tentang segala hal yang berhubungan dengan manusia dan
lingkungan sosialnya. Ilmu pengetahuan sosial berbeda dengan disiplin ilmu
lainnya seperti bahasa dan senihal ini dikarenakan ilmu pengetahuan sosial
menekankan penggunaan metode ilmiah dalam mempelajari
manusiatermasuk metode kuantitatif dan kualitatifIstilah ini juga termasuk
menggambarkan penelitian dengan cakupan yang luas dalam berbagai
lapangan meliputi perilaku dan interaksi manusia di masa kini dan masa
lalu. Berbeda dengan ilmu sosial secara umum, IPS tidak memusatkan diri
pada satu topik secara mendalam melainkan memberikan tinjauan yang luas
terhadap masyarakat.

Pendidikan Ilmu pengetahuan sosial (PIPS) pada hakekatnya


merupakan suatu kesatuan yang utuh dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan
disiplin ilmu-ilmu lain yang relevan untuk tujuan pendidikan
nasionalArtinya berbagai tradisi dalam ilmu sosial seperti konsepstruktur,
cara kerja ilmuwan sosialmetode maupun aspek nilai dikembangkan dalam
ilmu-ilmu sosial yang dibungkus sedemikian rupa secara
pedagogispsikologisdan sosial budaya. Pendidikan IPS terpadu diajarkan di
tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)dan IPS
secara terpisah diajarkan pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) yang
meliputi geografi, sejarah, antropologi, sosiologi, ekonomi, dan tata negara.

Tujuan utama dan Pendidikan IPS adalah untuk mempersiapkan anak


didik menjadi anggota masyarakat dan warga negara yang baik, dan
memberi dasar pengetahuan masing-masing bidangnya untuk kelanjutan
pendidikan jenjang di atasnya (darojat, 2008). Dengan demikian pendidikan
IPS di SD akan memberikan dasar bagi pendidikan IPS di SMP, dan
pendidikan SMP memberikan dasar lanjutan bagi pendidikan di SMA, dan
pendidikan di SMA akan menjurus spesialisasi ke perguruan tinggi,

Pendidikan IPS dalam dunia pendidikan tidak hanya menyajikan


pengetahuan sosialtetapi harus juga membina dan mengajarkan kepada
peserta didik untuk menjadi warga negara yang memiliki kepekaan sosial
dan tanggung jawab terhadap kesejahteraan bersama dalam arti yang
luasOleh karenanya siswa yang dididik dengan pendidikan IPS diharapkan
akan memiliki pengetahuan berfikir tinggi dan memiliki kesadaran yang
tinggi terhadap kesejahteraan masyarakat, bangsadan negara. Tujuan mulia
tersebut tidaklah dengan mudah Akan dicapai keseriusan dalam proses
pembelajaran, kearifan guru dalam mengajar, dan penguasaan terhadap tema
standar IPS mutlak dikuasai oleh guru. NSCC sebagai salah satu tolok ukur
dan pedoman pelaksanaan pembelajaran IPS di dunia menjelaskan bahwa
terdapat 10 tema standar IPS yang harus dibahas dan diajarkan oleh guru
ataupun dosen. kesepuluh tema tersebut meliputi: (1) culture; (2) time,
continuity and change; (3) people, places and environments; (4) individual
development and identity; (5) individuals, group, and institutions; (6)
power, authority and govermance; (7) production, distribution and
consumption; (8) science, technology and society; (9) global connections,
dan; (10) civic idealsand practices.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud dengan waktu?
2. Apa yang dimaksud dengan berkeseinambungan?
3. Apa yang dimaksud dengan perubahan?
4. Bagaimana keterkaitan antara waktu,berkeseinambungan,dan
perubahan?
5. Apa saja point-point yang harus diedukasi kepada peserta didik ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian waktu.
2. Mengetahui pengertian berkeseinambungan.
3. Mengetahui pengertian perubahan.
4. Menjelaskan keterkaitan waktu,berkeseinambungan, dan perubahan.
5. Mengetahui point-point edukasi kepada peserta didik.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Waktu (Time)


Waktu adalah dimensi yang mengukur urutan peristiwa dan
perubahan. Dalam konteks fisika, waktu dianggap sebagai dimensi keempat
bersama dengan tiga dimensi spasial, membentuk ruang-waktu. Secara
umum, waktu adalah konsep yang membantu kita mengukur durasi antara
peristiwa atau keadaan yang berbeda.Dalam kehidupan sehari-hari, waktu
digunakan untuk menyusun jadwal, mengatur aktivitas, dan memahami
urutan kejadian. Waktu dapat diukur dalam satuan seperti detik, menit, jam,
hari, bulan, tahun, dan seterusnya.Penting untuk dicatat bahwa konsep
waktu tidak selalu bersifat absolut dan dapat bervariasi tergantung pada
konteksnya, seperti dalam fisika relativitas. Selain itu, konsep waktu juga
memiliki implikasi filosofis dan psikologis yang kompleks terkait dengan
persepsi dan pengalaman manusia terhadap aliran waktu.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia paling tidak terdapat 7 item yang menjadi
arti dari kata waktu:
1) seluruh rangkaian saat ketika proses perbuatan atau keadaan berada
atau berlangsung
2) lamanya (saat tertentu)
3) saat tertentu untuk melakukan sesuatu
4) kesempatan, tempo, peluang
5) ketika, saat
6) hari (keadaan hari) dan
7) saat yang ditentukan berdasarkan pembagian bola dunia.

Ada tiga bagian waktu yang penting: masa lalu, sekarang, dan masa depan:
1 .Masa Lalu Ini adalah waktu yang sudah terjadi, seperti saat kita
makan sarapan pagi tadi atau pergi bermain kemarin. Itu adalah waktu
yang sudah berlalu.
2. Sekarang Sekarang adalah saat ini, saat kita berbicara dan bermain
bersama. Ini adalah waktu ketika kita hidup.
3. Masa Depan Masa depan adalah waktu yang akan datang. It adalah
waktu ketika kita akan makan makanan lezat nanti atau pergi liburan
besok.
Pendidikan dari waktu ke waktu sudah mengalami perubahan, masih
banyak perubahan perubahan yang dialami dalam masa Pendidikan. Pasti
dalam Pendidikan ada yang berpihak pro ( setuju ) atau kontra ( tidak
setuju ). Dari waktu ke waktu perubahan perubahan pendidikan itu sudah
terlaksana dan terwujud. Perubahan yang telah dilalui dalam pengelolaan
Pendidikan diharapkan menjadi pengaruh yang besar bagi Pendidikan
nasional.
Pendidikan yang sudah sangat berkembang dari waktu ke waktu ini
memiliki banyak manfaat. Banyak sekali perubahan dan perkambangan
yang dirasakan dalam dunia Pendidikan. Salah satu perkembangan yang
dapat dirasakan saat ini yaitu E-learning. E-learning salah satu perubahan
besar yang berkembang dalam Pendidikan. suatu sistem atau konsep
pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar
mengajar yang diartikan sebagai e learning sudah menjadi hal yang luar
biasa dalam dunia Pendidikan. Masuknya industri 4.0 E learning dan
platfrom lainnya sangat berguna bagi Pendidikan Nasional. Mestinya E
learning tidak sempurna. Karena kesempurnaan hanya milik Allah Swt.
2.2 Pengertian Berkeseinambungan (Continuity)
Kesinambungan menurut konsep waktu dalam sejarah adalah segala
sesuatu dalam sejarah yang terjadi secara berkelanjutan dan berkala.
Kebersinambungan merujuk pada sifat atau kondisi suatu hal yang terus-
menerus, tanpa adanya jeda atau putus-putus. Ini mencakup gagasan tentang
kesinambungan, kelangsungan, atau keterhubungan yang stabil dari suatu
proses atau keadaan.
Dalam banyak konteks, kebersinambungan dapat merujuk pada:
1. Kontinuitas:Adanya rangkaian yang tak terputus atau hubungan
yang konsisten antara berbagai elemen.
2. Konsistensi:Keadaan yang stabil atau tidak berubah seiring waktu,
tanpa adanya perubahan yang drastis atau patah dalam rangkaian
kejadian.
3. Keterhubungan:Terdapat hubungan atau kaitan yang jelas antara
bagian-bagian yang berbeda dari suatu sistem atau proses.
4. Kesesuaian:Adanya keselarasan atau kesinambungan dalam hal
fitur, unsur, atau konsep yang saling melengkapi.

Sesungguhnya sebuah pendidikan karakter merupakan proses yang


berkesinambungan dan tak kan pernah berakhir oleh karena karakter sebagai
bagian kebudayaan adalah dinamis selama bangsa tersebut berkembang
dalam situasi global. Kebersinambungan dalam proses pembudayaan antara
pengalaman pendidikan dalam keluarga, sekolah dan masyarakat semakin
memperkuat karakter individu yang juga terus berkembang seiring dengan
bertambahnya umur dan pergaulan di lingkungan sekitarnya. Harapannya
dalam setiap individu dalam proses kehidupan sosialnya tidaklah mengalami
diskontinuitas jikalau kebersinambungan pendidikan menjadikan seseorang
berperilaku kehidupan secara baik dan benar.
Contoh penerapan konsep kebersinambungan dapat ditemui dalam
berbagai disiplin ilmu, seperti matematika, ilmu alam, seni, dan bahkan
dalam konteks keberlanjutan lingkungan di mana kita berbicara tentang
menjaga keseimbangan dan kelangsungan sistem ekologi.Salah satu contoh
kebersinambungan dalam pendidikan adalah transisi yang lancar antara
tingkat pendidikan, seperti dari pendidikan anak usia dini (PAUD) ke taman
kanak-kanak, dari sekolah dasar ke sekolah menengah, dan seterusnya. Ini
melibatkan perencanaan kurikulum yang terintegrasi dan pemahaman yang
berkelanjutan tentang kemampuan siswa. Dengan demikian, siswa dapat
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan secara bertahap tanpa celah
signifikan dalam pembelajaran mereka.
2.3 Pengertian Perubahan (Change)
Perubahan dalam konteks pendidikan merujuk pada berbagai
modifikasi, penyesuaian, dan transformasi yang terjadi dalam sistem
pendidikan dan praktik pendidikan. Ini bisa mencakup perubahan dalam
kurikulum, metode pengajaran, penggunaan teknologi, kebijakan
pendidikan, dan budaya sekolah. Perubahan dalam pendidikan bertujuan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan, merespons perkembangan
masyarakat dan teknologi, dan memenuhi kebutuhan siswa secara lebih
efektif.Perubahan dalam pendidikan adalah hal yang penting untuk terus
beradaptasi dengan perkembangan masyarakat, teknologi, dan kebutuhan
siswa. Berikut beberapa perubahan yang mungkin terjadi dalam pendidikan:
a.)Teknologi Pendidikan: Penggunaan teknologi dalam pendidikan
telah mengubah cara siswa belajar dan guru mengajar. Ini mencakup
penggunaan perangkat lunak pembelajaran, platform daring, dan
perangkat keras seperti tablet dan laptop dalam proses pembelajaran.
b.)Blended Learning: Metode pembelajaran gabungan (blended
learning) menggabungkan pembelajaran tatap muka dengan
pembelajaran daring. Ini memungkinkan siswa untuk belajar dengan
lebih fleksibel dan mengakses sumber daya pendidikan secara online.
c.)Pembelajaran Jarak Jauh: Terutama di masa pandemi COVID-19,
pembelajaran jarak jauh telah menjadi pilihan utama untuk
memastikan keselamatan siswa. Ini menunjukkan bahwa pendidikan
dapat efektif dilakukan secara online.
d.)Pendidikan Inklusif: Pendidikan inklusif adalah pendekatan di
mana siswa dengan berbagai tingkat kemampuan diajar dalam
lingkungan yang sama. Perubahan ini mendorong kesetaraan dalam
pendidikan.
e.)Kurikulum yang Relevan: Terkadang, kurikulum tradisional
mungkin perlu disesuaikan agar lebih relevan dengan dunia nyata dan
kebutuhan pasar kerja.
F.)Pendidikan Berbasis Keterampilan: Pendidikan semakin
menekankan pengembangan keterampilan seperti pemecahan
masalah, berpikir kritis, dan kreativitas, selain hanya pengetahuan
faktual.
g.)Pendidikan Karakter: Pendidikan karakter dan nilai-nilai etika
semakin ditekankan sebagai bagian penting dari pendidikan siswa.
h.)Pendidikan Multibahasa dan Multikultural: Dalam dunia yang
semakin terhubung, pendidikan multibahasa dan multikultural
menjadi penting untuk memahami dan menghargai keragaman budaya
dan bahasa.
i.)Pendidikan Kesejahteraan Mental: Kesadaran akan masalah
kesejahteraan mental semakin meningkat dalam pendidikan. Sekolah
dan universitas dapat memberikan dukungan yang lebih baik untuk
siswa dalam hal ini.
j.)Pendidikan Berkelanjutan: Pendidikan tidak lagi berhenti setelah
lulus dari sekolah atau universitas. Pendidikan berkelanjutan menjadi
penting dalam karier dan perkembangan pribadi.
Perubahan dalam pendidikan adalah proses yang berkelanjutan dan
harus selalu mempertimbangkan perkembangan zaman dan kebutuhan
siswa. Sistem pendidikan yang fleksibel dan responsif akan lebih baik dalam
memenuhi tuntutan zaman.
2.4 keterkaitan antara waktu, berkeseinambungan dan perubahan dalam konteks
pendidikan
Keterkaitan waktu yang berkeseinambungan dan perubahan dalam
pendidikan dapat dijelaskan dalam konteks National Council for the Social
Studies (NCSS), yang merupakan organisasi yang berfokus pada
pengembangan kurikulum dan pengajaran ilmu sosial di Amerika Serikat.
Pemahaman tentang perubahan dalam pendidikan dan pengaruh waktu
adalah hal penting dalam pendekatan pendidikan sosial yang sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan kebutuhan siswa. Berikut adalah beberapa
keterkaitan dapat dijelaskan,yaitu:
 Perkembangan Masyarakat dan Waktu:
Pendidikan sosial harus merespons perubahan dalam masyarakat
seiring berjalannya waktu. NCSS dan pendidik sosial harus
mengikuti perkembangan sosial, ekonomi, politik, dan budaya yang
memengaruhi kehidupan siswa.
Contohnya, dalam beberapa dekade terakhir, isu-isu seperti
teknologi informasi, perubahan iklim, dan globalisasi telah menjadi
fokus penting dalam pendidikan sosial. NCSS harus memastikan
bahwa kurikulum dan materi pengajaran mencerminkan perubahan-
perubahan ini.
 Relevansi Materi Pengajaran:
Perubahan dalam pendidikan mencakup penyesuaian materi
pengajaran untuk menjadi lebih relevan dengan zaman. NCSS
harus mengidentifikasi topik-topik yang penting dan relevan bagi
siswa dan masyarakat saat ini.
Materi pengajaran harus mengintegrasikan isu-isu kontemporer
seperti hak asasi manusia, keberlanjutan, multikulturalisme, dan
masalah sosial lainnya yang memengaruhi dunia saat ini.
 Teknologi dan Akses Informasi:
Perkembangan teknologi informasi dan akses internet telah
mengubah cara siswa mengakses dan memahami informasi. NCSS
perlu mempertimbangkan penggunaan teknologi dalam pengajaran
sosial untuk membuatnya lebih interaktif, relevan, dan menarik
bagi siswa.
Dalam era informasi ini, penting untuk mengajarkan keterampilan
kritis dalam pengolahan dan menilai informasi yang ditemukan
secara online.
 Penelitian dan Inovasi:
NCSS harus berperan dalam memfasilitasi penelitian dan inovasi
dalam pendidikan sosial. Ini memungkinkan pendidik untuk terus
memperbarui praktik pengajaran mereka sesuai dengan bukti-bukti
terbaru tentang metode yang efektif dalam mengajar ilmu sosial.
Penelitian dan inovasi membantu mengidentifikasi tren pendidikan
sosial yang berkembang dan memastikan bahwa pendidikan sosial
tetap relevan dan efektif.
Dalam konteks NCSS, perubahan dalam pendidikan sosial harus dilihat
sebagai tanggapan terhadap perubahan dalam masyarakat, teknologi, dan
penelitian. NCSS berperan penting dalam memastikan bahwa pendidikan
sosial tetap relevan dan mampu mempersiapkan siswa untuk menjadi warga
negara yang berpengetahuan dan terlibat dalam masyarakat yang berubah
dengan cepat.
2.5 Point - point edukasi
1. Menunjukkan pemahaman bahwa orang yang berbeda dapat
menggambarkan peristiwa atau situasi yang sama dalam beragam cara,
dengan alasan perbedaan pandangan
2. Menunjukkan kemampuan untuk menggunakan kosakata dengan benar
terkait dengan waktu seperti masa lalu, sekarang, masa depan, dan dulu;
membaca dan membuat timeline sederhana; mengidentifikasi contoh-
contoh perubahan; dan mengenali contoh hubungan sebab dan akibat
3. Membandingkan dan membedakan berbagai cerita atau kisah tentang
peristiwa masa lalu, orang, tempat, atau situasi, mengidentifikasi
bagaimana hal tersebut berkontribusi pada pemahaman tentang masa
lalu.
4. Mengidentifikasi dan menggunakan berbagai sumber untuk
merekonstruksi masa lalu, seperti dokumen, surat, buku harian, peta,
buku teks, foto, dan lainnya.
5. Menunjukkan pemahaman bahwa orang-orang di waktu dan tempat
yang berbeda memandang dunia secara berbeda.
6. Menggunakan pengetahuan tentang fakta dan konsep yang diambil dari
sejarah, bersama dengan unsur-unsur penyelidikan sejarah, untuk
menginformasikan tentang pengambilan keputusan dan pengambilan
tindakan terhadap isu-isu publik.
2.6 penjelasan poit 1

‘’Menunjukkan pemahaman bahwa orang yang berbeda dapat


menggambarkan peristiwa atau situasi yang sama dalam beragam cara,
dengan alasan perbedaan pandangan’’.
Pemahaman menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah
sesuatu hal yang kita pahami dan kita megerti dengan benar. Menurut
Widiasworo (2017: 81) bahwa “Pemahaman merupakan kemampuan untuk
menghubungkan atau mengasosiasikan informasi-informasi yang dipelajari
menjadi “satu gambar” yang utuh di otak kita”. Bisa juga dikatakan bahwa
pemahaman merupakan kemampuan untuk menghubungkan atau
mengasosiasikan informasi-informasi lain yang sudah tersimpan dalam data
base di otak kita sebelumnya.
Peserta didik dianggap sudah memahami sesuatu jika peserta didik
tersebut dapat melihat dari berbagai sisi dan mampu untuk mengasosiasikan
pengetahuan yang telah didapat dengan pengetahuan barunya tersebut.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sudijono (2011: 50) bahwa
“Pemahaman (Comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk
mengerti atau memahami sesuatu dan setelah itu diketahui dan di ingat”.
Pada dasarnya pemahaman merupakan salah satu bentuk hasil belajar.
Pemahaman ini terbentuk akibat dari adanya proses belajar. Karena proses
untuk memahami pengetahuan perlu diikuti dengan belajar dan juga
berpikir. Dalam Taksonomi Bloom, kesanggupan memahami setingkat lebih
tinggi dari pada pengetahuan. Namun tidaklah berarti bahwa pengetahuan
tidak perlu ditanyakan, sebab untuk dapat memahami perlu terlebih dahulu
mengetahui atau mengenal.
Seorang peserta didik dituntut untuk memiliki pemahaman agar dapat
saling mengaitkan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran baru.
Namun pemahaman tidak selamanya harus mengaitkan kemampuan baru
dan kemampuan sebelumnya, karena kemampuan peserta didik
mengungkapkan informasi dengan bahasanya sendiri pun termasuk
pemahaman. Sebagaimana diakatakan oleh Bloom dalam Djali, (2009: 77)
berpendapat bahwa “Pemahaman adalah kemampuan untuk
menginterpretasi atau mengulang informasi dengan bahasa sendiri”.
Demikian juga model pemahaman konsep dari Brunner dalam Budiningsih
(2005: 42), menjelaskan bahwa: “Pembentukan konsep dan pemahaman
konsep merupakan dua kegiatan mengkategori yang berbeda yang menuntut
proses berpikir yang berbeda pula”. Menurut Brunner cara yang baik untuk
belajar adalah memahami konsep, arti dan hubungan melalui proses intuitif
untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (discovery learning).
Peserta didik dapat dikatakan memiliki pemahaman yang baik, ketika
mereka mampu menghubungkan pengetahuan yang baru dengan
pengetahuan lama yang telah mereka terima. Kemampuan peserta didik
menjawab test sumatif atau formatif dari guru menggunakan kata-kata
sendiri adalah satu teknik untuk mengidentifikasi pemahaman peserta didik
terhadap suatu materi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Susanto (2013:
210), mengungkapkan “Pemahaman konsep adalah kemampuan
menjelaskan suatu situasi dengan kata kata yang berbeda dan dapat
mengintreprestasikan atau menarik kesimpulan dari tabel, data, grapik dan
sebagainya”.
Dari beberapa penejelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
pemahaman konsep merupakan hasil proses belajar mengajar yang ditandai
kemampuan menjelaskan atau mendefinisikan suatu informasi dengan kata-
kata sendiri, selain itu pemahaman konsep merupakan cara seseorang dalam
menerangkan dan mngintrepretasikan suatu pengetahuan yang didapat.
Pemahaman bukan hanya sekedar mengetahui, yang biasanya hanya sebatas
mengingat kembali pengalaman dan memproduksi apa yang telah dipelajari.
Setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan
secara umum disebabkan oleh dua factor, yakni factor bawaan dan factor
lingkungan. Factor bawaan merupakan factor biologis yang diturunkan
melalui pewaris genetic oleh orang tua. Factor lingkungan yang
menyebabkan terjadinya perbedaan individual diantaranya sstatus social
ekonomi orang tua, budaya, dan urutan kelahiran.
Perbedaan individu diantara anak didik merupakan hal yang tidak
mungkin dihindari, karena hamper tidak ada kesamaan yang dimiliki oleh
manusia kecuali perbedaan itu sendiri. Sejauh mana individu berbeda akan
mewujudkan kualitas perbedaan mereka atau kombinasi-kombinasi dari
berbagai unsur perbedaan tersebut. Setiap orang, apakah ia seorang anak
atau seorang dewasa, dan apakah ia berada didalam suatu kelompok atau
seorang diri, ia disebut individu. Individu menunjukan kedudukan seseorang
sebagai orang perorangan atau perseorangan. Sifat individual adalah sifat
yang berkaitan dengan orang perseorangan. Ciri dan sifat orang yang satu
berbeda dengan yang yang lain. Perbedaan ini disebut perbedaan individu
atau perbedaan individual. Maka “perbedaan” dalam “perbedaan individu”
menurut landgren (1980) menyangkut variasi yang terjadi, baik variasi pada
aspek fisik maupun psikologis. Dilingkungan pendidikan, ditemukan
perbedaan individual anak didik cukup banyak, yang semuanya merupakan
ciri kepribadian anak didik sebagai individu. Suharsimi arikunto (1986)
melihat kepribadian anak didik itu mencakup aspek jasmani,agama,
intelektual, social,etika, dan estetika.
Pengertian memahami peristiwa dalam pendidikan adalah kemampuan
untuk memahami atau mengerti peristiwa atau kejadian yang terjadi dalam
konteks pendidikan. Hal ini dapat dilakukan dengan menggambarkan
peristiwa tersebut melalui berbagai media, seperti video dokumenter atau
media gambar. Peristiwa dalam pendidikan dapat berupa peristiwa penting
dalam sejarah pendidikan atau peristiwa penting dalam perkembangan
pendidikan, seperti perubahan kurikulum atau metode pembelajaran.
Pemahaman peristiwa dalam pendidikan dapat membantu siswa untuk
memahami konteks dan latar belakang dari peristiwa tersebut, serta
memahami implikasi dan dampaknya terhadap Pendidikan.
Situasi yang sama dalam pendidikan dapat diartikan sebagai situasi atau
keadaan yang sama yang dialami oleh siswa atau kelompok siswa yang
berbeda. Situasi ini dapat terjadi dalam berbagai konteks, seperti dalam
pembelajaran yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta didik
Situasi yang sama juga dapat diartikan sebagai keadaan di mana siswa
menemukan diri mereka dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, dan nilai-nilai sikap. Dalam pembelajaran, guru harus
merencanakan situasi kondusif yang dapat membantu siswa memahami
materi yang diajarkan .
Beragam cara dapat diartikan sebagai cara-cara yang berbeda atau
beragam dalam melakukan suatu hal. Dalam konteks keberagaman dalam
pendidikan, beragam cara dapat diartikan sebagai berbagai cara yang
digunakan untuk mengakomodasi perbedaan individu atau kelompok siswa
dalam pembelajaran. Berikut adalah beberapa contoh pengertian beragam
cara:Beragam cara dalam pembelajaran dapat mencakup penggunaan
berbagai metode pembelajaran, seperti ceramah, diskusi, tanya jawab, dan
lain-lain.
Perbedaan pandangan atau pengertian dapat terjadi karena berbagai
faktor, seperti pengalaman, pengetahuan, metode, dan latar belakang
individu atau kelompok. Berikut adalah beberapa pandangan atau pengertian
yang berbeda menurut para ahli:
Definisi sejarah menurut berbagai ahli dapat berbeda-beda karena
setiap orang memiliki argumen yang berbeda dan dari pendidikan yang
berbeda pula. Pandangan atau pemikiran manusia tentang hidup juga dapat
berbeda-beda karena setiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda
tentang hidupnya, yang dipengaruhi oleh latar belakang, pengalaman, dan
pengetahuan masing-masing.
Dalam konteks pembelajaran, beragam cara dapat digunakan untuk
mengakomodasi perbedaan individu atau kelompok siswa dalam
pembelajaran, seperti penggunaan berbagai metode pembelajaran atau
teknologi dalam pembelajaran. Dalam semua pandangan atau pengertian
tersebut, perbedaan dapat terjadi karena berbagai faktor yang mempengaruhi
pandangan atau pengertian individu atau kelompok.
2.7 penjelasan Point 2
‘’Menunjukkan kemampuan untuk menggunakan kosakata dengan
benar terkait dengan waktu seperti masa lalu, sekarang, masa depan,
dan dulu; membaca dan membuat timeline sederhana; mengidentifikasi
contoh-contoh perubahan; dan mengenali contoh hubungan sebab dan
akibat’’

A.Menunjukkan kemampuan untuk menggunakan kosakata dengan


benar terkait dengan waktu seperti masa lalu
Dalam konteks pendidikan, peserta didik dapat menunjukkan kemampuan
untuk menggunakan kosakata dengan benar terkait dengan waktu seperti
masa lalu dengan cara sebagai berikut:

 Mempelajari kosakata masa lalu dalam pelajaran sejarah, seperti


zaman, kuno, antik, arkeologi, dinasti, kekaisaran, manuskrip,
legenda, peradaban, penderitaan, fragmen, puisi cinta, momen,
peristiwa, keberhasilan, kegagalan, pelajaran, pembuka jalan, dan
masa lalu
 Menggunakan kosakata masa lalu dalam pembelajaran bahasa Inggris,
seperti vocabulary, pronunciation, grammar, dan 4 skills
 Menerapkan strategi pembelajaran yang menekankan pada
penguasaan kosakata masa lalu, seperti strategi membaca intensif,
strategi masalah-solusi, dan strategi SQ3R
 Bermain permainan bahasa yang dapat membantu peserta didik untuk
mempelajari kosakata masa lalu, seperti language games
Dengan mempelajari dan menggunakan kosakata masa lalu dengan benar,
peserta didik dapat memahami lebih dalam tentang sejarah dan peristiwa
yang terjadi di masa lalu. Hal ini dapat membantu peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan berbahasa dan memperluas kosakata mereka,
serta membuat keputusan yang lebih baik di masa depan.
B.Menunjukkan kemampuan untuk menggunakan kosakata dengan
benar terkait dengan waktu seperti sekarang

Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan untuk menggunakan kosakata


dengan benar terkait dengan waktu seperti sekarang dengan cara sebagai
berikut:

 Mempelajari kosakata sekarang dalam pelajaran bahasa Indonesia,


seperti sekarang, saat ini, hari ini, bulan ini, tahun ini, dan sekarang
juga
 Menggunakan kosakata sekarang dalam pembelajaran bahasa Inggris,
seperti now, today, this week, this month, this year, dan present
 Menerapkan strategi pembelajaran yang menekankan pada
penguasaan kosakata sekarang, seperti strategi membaca intensif,
strategi masalah-solusi, dan strategi SQ3R
 Bermain permainan bahasa yang dapat membantu peserta didik untuk
mempelajari kosakata sekarang, seperti language games
 Mempelajari kosakata sekarang dalam konteks pendidikan, seperti
kurikulum, pelajaran, guru, siswa, sekolah, kelas, universitas, gelar,
beasiswa, dan biaya kuliah

Dengan mempelajari dan menggunakan kosakata sekarang dengan benar,


peserta didik dapat memahami lebih dalam tentang kondisi saat ini dan
membuat keputusan yang lebih baik di masa depan. Hal ini juga dapat
membantu peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berbahasa dan
memperluas kosakata mereka.

C.Menunjukkan kemampuan untuk menggunakan kosakata dengan


benar terkait dengan waktu seperti masa depan

Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan untuk menggunakan kosakata


dengan benar terkait dengan waktu seperti masa depan dengan cara sebagai
berikut:
 Mempelajari kosakata masa depan dalam pelajaran bahasa Indonesia,
seperti nanti, besok, minggu depan, bulan depan, tahun depan, dan
masa depan
 Menggunakan kosakata masa depan dalam pembelajaran bahasa
Inggris, seperti future, tomorrow, next week, next month, next year,
dan will
 Menerapkan strategi pembelajaran yang menekankan pada
penguasaan kosakata masa depan, seperti strategi membaca intensif,
strategi masalah-solusi, dan strategi SQ3R
 Bermain permainan bahasa yang dapat membantu peserta didik untuk
mempelajari kosakata masa depan, seperti language games
 Mempelajari kosakata masa depan dalam konteks pendidikan, seperti
kurikulum masa depan, teknologi masa depan, pekerjaan masa depan,
dan tantangan masa depan

Dengan mempelajari dan menggunakan kosakata masa depan dengan benar,


peserta didik dapat memahami lebih dalam tentang perkembangan zaman
dan membuat persiapan yang lebih baik untuk masa depan. Hal ini juga
dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan kemampuan
berbahasa dan memperluas kosakata mereka.

D.Menunjukkan kemampuan untuk menggunakan kosakata dengan


benar terkait dengan waktu seperti dulu.

Dalam konteks pendidikan, peserta didik dapat menunjukkan kemampuan


untuk menggunakan kosakata dengan benar terkait dengan waktu seperti
dulu dengan cara sebagai berikut:
 Mempelajari kosakata masa dulu dalam pelajaran sejarah, seperti
zaman, kuno, antik, arkeologi, dinasti, kekaisaran, manuskrip,
legenda, peradaban, penderitaan, fragmen, puisi cinta, momen,
peristiwa, keberhasilan, kegagalan, pelajaran, pembuka jalan, dan
masa lalu
 Menggunakan kosakata masa dulu dalam pembelajaran bahasa
Inggris, seperti vocabulary, pronunciation, grammar, dan 4 skills
 Menerapkan strategi pembelajaran yang menekankan pada
penguasaan kosakata masa dulu, seperti strategi membaca intensif,
strategi masalah-solusi, dan strategi SQ3R
 Bermain permainan bahasa yang dapat membantu peserta didik untuk
mempelajari kosakata masa lalu, seperti language games
 Mempelajari kosakata masa dulu dalam konteks pendidikan, seperti
sejarah pendidikan, kurikulum masa dulu, dan teknologi masa dulu

Dengan mempelajari dan menggunakan kosakata masa dulu dengan


benar, peserta didik dapat memahami lebih dalam tentang sejarah dan
peristiwa yang terjadi di masa dulu. Hal ini dapat membantu peserta
didik untuk mengembangkan kemampuan berbahasa dan memperluas
kosakata mereka, serta membuat keputusan yang lebih baik di masa
depan.
E.Menunjukkan kemampuan untuk membaca timeline sederhana
Timeline adalah penyajian urutan kronologis peristiwa pada sepanjang
garis waktu yang ditarik. Timeline dapat digunakan untuk menunjukkan
peristiwa dalam urutan kronologis dan membantu orang untuk memahami
korelasi temporal dengan cepat. Timeline dapat digunakan dalam berbagai
konteks, seperti dalam sejarah, proyek, atau kegiatan sehari-hari. Terdapat
beberapa jenis timeline, seperti timeline proyek, timeline sejarah, dan lain-
lain. Tujuan dari timeline adalah untuk membantu orang memahami urutan
peristiwa secara kronologis dan menentukan urutan-urutan kegiatan yang
akan dilakukan secara berurutan. Timeline dapat dibuat secara interaktif dan
dapat digulir atau pada-scroll menggunakan perangkat mouse. Membuat
timeline yang baik dan benar memerlukan pemahaman yang baik tentang
konsep kronologis dan penggunaan kosakata yang tepat.

Membaca timeline sederhana dalam konteks pendidikan dapat


membantu siswa memahami urutan peristiwa atau tugas yang harus
dilakukan dalam suatu proyek atau pelajaran. Berikut adalah beberapa cara
yang dapat membantu siswa membaca timeline sederhana dalam konteks
pendidikan:

 Membuat timeline sederhana: Siswa dapat membuat timeline


sederhana dalam bentuk garis waktu untuk merekam peristiwa
atau tugas yang harus dilakukan dalam suatu proyek atau
pelajaran.
 Menggunakan timeline sebagai strategi pembelajaran: Guru dapat
menggunakan timeline sebagai strategi pembelajaran untuk
membantu siswa memahami urutan peristiwa atau tugas dalam
suatu pelajaran.
 Menggunakan timeline sebagai alat bantu visual: Timeline dapat
digunakan sebagai alat bantu visual untuk membantu siswa
memahami urutan peristiwa atau tugas dalam suatu pelajaran.
 Menjelaskan urutan waktu: Guru dapat menjelaskan urutan waktu
dari peristiwa atau tugas yang tercantum dalam timeline untuk
membantu siswa memahami urutan peristiwa atau tugas tersebut
 Menjelaskan deskripsi: Guru dapat menjelaskan deskripsi singkat
yang tercantum dalam timeline untuk membantu siswa
memahami peristiwa atau tugas yang tercantum dalam timeline

Dengan menggunakan berbagai cara di atas, siswa dapat membaca


timeline sederhana dalam konteks pendidikan dengan mudah dan
memahami urutan peristiwa atau tugas yang tercantum dalam timeline
tersebut.
F. Menunjukkan kemampuan untuk membuat timeline sederhana
Berikut adalah cara membuat timeline dalam konteks pendidikan:
 Tentukan topik: Tentukan topik atau tema yang ingin dijadikan
sebagai fokus timeline, misalnya sejarah pendidikan,
perkembangan teknologi pendidikan, atau kurikulum pendidikan.
 Pilih peristiwa atau tugas: Pilih peristiwa atau tugas yang relevan
dengan topik yang telah ditentukan. Pastikan peristiwa atau tugas
yang dipilih memiliki urutan waktu yang jelas.
 Buat daftar peristiwa atau tugas: Buat daftar peristiwa atau tugas
yang telah dipilih dan tuliskan deskripsi singkat untuk setiap
peristiwa atau tugas.
 Tentukan rentang waktu: Tentukan rentang waktu yang akan
ditampilkan dalam timeline, misalnya satu tahun, lima tahun, atau
sepuluh tahun.
 Buat timeline: Buat timeline dengan menggunakan template yang
tersedia di aplikasi atau situs web pembuat timeline. Atau, buat
timeline secara manual dengan menggunakan kertas dan pensil.
 Tambahkan peristiwa atau tugas ke timeline: Tambahkan
peristiwa atau tugas yang telah dipilih ke timeline sesuai dengan
urutan waktu yang telah ditentukan.
 Beri warna atau gambar: Beri warna atau gambar pada timeline
untuk memperjelas perbedaan antara peristiwa atau tugas yang
satu dengan yang lain.
 Cetak dan rekatkan: Cetak timeline yang telah dibuat dan
rekatkan pada dinding kelas atau ruang belajar untuk
memudahkan siswa dalam mempelajari peristiwa atau tugas yang
tercantum dalam timeline.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, guru atau siswa dapat


membuat timeline dalam konteks pendidikan dengan mudah dan
memudahkan dalam memahami urutan peristiwa atau tugas yang terjadi.

G.Menunjukkan kemampuan untuk mengidentifikasi contoh-contoh


perubahan

Berikut adalah beberapa contoh perubahan yang dapat diidentifikasi


dalam konteks pendidikan:
 Perubahan dalam teknologi pendidikan: Perkembangan teknologi
telah membawa perubahan dalam cara pendidikan disampaikan
dan diakses oleh siswa. Contohnya adalah penggunaan perangkat
lunak pembelajaran, aplikasi pembelajaran, dan platform
pembelajaran daring
 Perubahan dalam kurikulum: Kurikulum pendidikan dapat
mengalami perubahan dari waktu ke waktu untuk memenuhi
kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Contohnya adalah
penambahan atau pengurangan mata pelajaran, penyesuaian
dengan perkembangan teknologi, dan peningkatan kualitas
pendidikan
 Perubahan dalam metode pembelajaran: Metode pembelajaran
dapat mengalami perubahan untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi pembelajaran. Contohnya adalah penggunaan metode
pembelajaran aktif, pembelajaran berbasis proyek, dan
pembelajaran berbasis teknologi
 Perubahan dalam sistem evaluasi: Sistem evaluasi dapat
mengalami perubahan untuk memperbaiki kualitas pendidikan
dan meningkatkan hasil belajar siswa. Contohnya adalah
penggunaan sistem evaluasi berbasis kompetensi, penggunaan
teknologi dalam evaluasi, dan peningkatan kualitas penilaian
 Perubahan dalam lingkungan belajar: Lingkungan belajar dapat
mengalami perubahan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
dan kenyamanan siswa. Contohnya adalah peningkatan fasilitas
belajar, penggunaan teknologi dalam pembelajaran, dan
peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan belajar

Dengan mengidentifikasi contoh-contoh perubahan di atas, siswa dapat


memahami perubahan yang terjadi dalam konteks pendidikan dan
mengembangkan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan
tersebut.

H. Menunjukkan kemampuan untuk mengenali contoh hubungan


sebab dan akibat.

Hubungan sebab dan akibat adalah relasi ketergantungan antara dua hal
atau lebih, di mana sebuah akibat hanya akan terjadi jika ada penyebab.
Dalam pembelajaran sejarah, pengetahuan tentang hubungan sebab
akibat sangat penting untuk mempelajari sejarah terutama untuk
menjawab pertanyaan mengapa suatu peristiwa itu terjadi. Pola kalimat
dalam sebuah paragraf dapat berbentuk hubungan sebab akibat, di mana
salah satu ide di dalam paragraf menunjukkan penyebab atau akibat dari
kondisi tertentu. Karakteristik hubungan sebab akibat adalah adanya
hubungan pada awal dan akhir kalimat, di mana salah satunya menjadi
penyebab dan salah satunya menjadi dampaknya.

Berikut adalah beberapa contoh kalimat sebab akibat:


 Jalan ini sedang diperbaiki, oleh sebab itu kita diarahkan
 Rambutku sudah sangat lepek, oleh sebab itu aku memutuskan
untuk keramas sekarang
 Aku akan berkunjung ke rumahmu, jika hujan sudah reda
 Orang akan memperlakukanmu dengan baik, kalau kau
memperlakukannya dengan baik juga.

Contoh kalimat sebab akibat dalam konteks pendidikan:


 Jika seorang siswa belajar dengan tekun, maka hasil
belajarnya akan lebih baik
 Jika seorang siswa memahami pola hubungan sebab akibat,
maka ia akan lebih mudah memahami teks eksplanasi
kompleks
 Jika kita memahami hubungan sebab akibat dalam sejarah,
maka kita dapat memahami mengapa suatu peristiwa terjadi
 Jika seorang guru menerapkan metode inquiri dalam
pembelajaran, maka siswa akan lebih aktif dan kreatif dalam
memecahkan masalah

2.8 Penjelasan Point 3

‘’Membandingkan dan membedakan berbagai cerita atau kisah


tentang peristiwa masa lalu, orang, tempat, atau situasi,
mengidentifikasi bagaimana hal tersebut berkontribusi pada
pemahaman tentang masa lalu’’
A.Membedakan berbagai cerita atau kisah tentang peristiwa masa lalu,
mengidentifikasi bagaimana hal tersebut berkontribusi pada
pemahaman tentang masa lalu.
Untuk membedakan berbagai cerita atau catatan peristiwa sejarah, kita dapat
menggunakan metode berikut:

 Identifikasi perbedaan dalam ide dan tema utama dari setiap cerita
atau akun. Cari persamaan dan perbedaan dalam bagaimana
peristiwa tersebut digambarkan.
 Pertimbangkan nada dari setiap cerita atau akun. Apakah itu
memiliki bias atau perspektif tertentu yang mungkin mempengaruhi
bagaimana peristiwa disajikan?
 Lihatlah karakter yang terlibat dalam setiap cerita atau akun. Apakah
mereka sama atau berbeda? Bagaimana mereka berkontribusi pada
pemahaman keseluruhan tentang peristiwa tersebut?
 Pertimbangkan kontribusi yang lebih besar dari setiap cerita atau
akun. Bagaimana mereka mempengaruhi pemahaman kita tentang
masa lalu?
 Cari inspirasi dan opini di setiap cerita atau akun. Bagaimana
mereka membentuk pemahaman kita tentang peristiwa tersebut?
 Gunakan bagian berpasangan untuk menantang keterampilan
membandingkan dan kontras Anda. Bergerak melampaui
perbandingan "apel dan jeruk" dan sebagai gantinya
membandingkan elemen kunci dari bagian tersebut.
 Berlatih membandingkan dan membedakan cerita atau catatan
peristiwa sejarah yang berbeda.
Kesimpulannya, membedakan berbagai cerita atau catatan peristiwa
sejarah dapat dilakukan dengan mengidentifikasi perbedaan dalam ide dan
tema utama, mempertimbangkan nada, karakter, kontribusi yang lebih besar,
inspirasi, dan pendapat, menggunakan bagian yang dipasangkan, dan
berlatih membandingkan dan membedakan. Membandingkan dan
membedakan berbagai cerita atau catatan peristiwa sejarah dapat membantu
kita mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang masa lalu. Sejarawan
membangun sejarah dengan menyajikannya dalam bentuk cerita, dan
membandingkan dua kasus atau peristiwa dapat membantu menemukan
sesuatu yang penting secara historis.
B. Membedakan berbagai cerita atau kisah tentang orang ,
mengidentifikasi bagaimana hal tersebut berkontribusi pada
pemahaman
Cerita atau kisah tentang orang dapat berkontribusi pada pemahaman
tentang masa lalu dengan beberapa cara. Pertama, cerita-cerita individu
dapat memberikan wawasan tentang pengalaman pribadi dan perspektif
orang-orang pada masa lalu. Mereka dapat mengungkapkan perasaan,
motivasi, dan tantangan yang dihadapi oleh individu dalam konteks sejarah
tertentu.
Kedua, cerita-cerita individu dapat membantu menggambarkan
kehidupan sehari-hari, budaya, dan nilai-nilai yang dominan pada masa lalu.
Mereka dapat memberikan gambaran tentang bagaimana orang hidup,
bekerja, berinteraksi, dan beradaptasi dengan perubahan sosial, politik, atau
ekonomi.
Ketiga, cerita-cerita individu dapat membantu mengungkapkan
peristiwa sejarah yang lebih besar melalui sudut pandang individu. Mereka
dapat memberikan detail dan konteks yang lebih mendalam tentang
peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi dan bagaimana mereka
mempengaruhi kehidupan orang-orang pada saat itu.
Dengan mempelajari berbagai cerita atau kisah tentang orang, kita
dapat memperoleh pemahaman yang lebih kaya dan nuansa tentang masa
lalu. Ini membantu kita menghargai keragaman pengalaman manusia,
memahami konteks sejarah yang lebih luas, dan membangun pemahaman
yang lebih komprehensif tentang perjalanan manusia dalam sejarah. tentang
masa lalu.
C. Membedakan berbagai cerita atau kisah tentang
tempat ,mengidentifikasi bagaimana hal tersebut berkontribusi pada
pemahaman tentang masa lalu.
Membedakan berbagai cerita atau kisah tempat dalam berkontribusi
pada masa lalu dapat membantu kita mendapatkan pemahaman yang lebih
baik tentang masa lalu. Dengan mengidentifikasi persamaan dan perbedaan
dalam bagaimana tempat-tempat digambarkan, mempertimbangkan nada,
karakter, kontribusi yang lebih besar, inspirasi, dan pendapat, kita dapat
mengembangkan pemahaman yang lebih bernuansa tentang sejarah.
Misalnya, cerita atau akun yang berbeda dari tempat yang sama dapat
memberikan perspektif yang berbeda tentang sejarah, budaya, dan
signifikansi tempat itu. Dengan membandingkan dan membedakan cerita
atau akun ini, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif
tentang tempat dan perannya di masa lalu.

D.Membedakan berbagai cerita atau kisah tentang situasi


mengidentifikasi bagaimana hal tersebut berkontribusi pada
pemahaman tentang masa lalu
Membedakan berbagai cerita atau kisah situasi dalam berkontribusi
pada masa lalu dapat membantu kita mendapatkan pemahaman yang lebih
baik tentang masa lalu. Dengan mengidentifikasi persamaan dan perbedaan
dalam bagaimana situasi digambarkan, dengan mempertimbangkan nada,
karakter, kontribusi yang lebih besar, inspirasi, dan pendapat, kita dapat
mengembangkan pemahaman sejarah yang lebih bernuansa.Misalnya, cerita
atau akun yang berbeda dari situasi yang sama dapat memberikan perspektif
yang berbeda tentang sejarah, budaya, dan signifikansi situasi. Dengan
membandingkan dan membedakan cerita atau akun ini, kita dapat
memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang situasi dan
perannya di masa lalu.

E.Membandingkan berbagai cerita atau kisah tentang peristiwa masa


lalu, mengidentifikasi bagaimana hal tersebut berkontribusi pada
pemahaman tentang masa lalu.
Cerita dan kisah masa lalu adalah sumber informasi yang penting untuk
mempelajari sejarah, budaya, dan peristiwa yang terjadi di masa lampau.
Dengan membandingkan berbagai cerita atau kisah yang ada, kita dapat
melihat perspektif yang berbeda-beda, mendapatkan pemahaman yang lebih
lengkap, dan mengidentifikasi pola atau tema yang muncul. Dalam
membandingkan cerita atau kisah masa lalu, kita dapat melihat perbedaan
dalam sudut pandang, penekanan, atau interpretasi yang diberikan oleh
narator atau sumber yang berbeda. Hal ini dapat membantu kita memahami
bagaimana faktor-faktor seperti budaya, kepentingan politik, atau bias
individu dapat mempengaruhi cara cerita atau kisah yang disampaikan
tersebut.
Selain itu, dengan membandingkan cerita atau kisah masa lalu, kita
juga dapat mengidentifikasi kesamaan atau perbedaan dalam peristiwa atau
tema yang muncul. Hal ini dapat membantu kita membangun pemahaman
yang lebih komprehensif tentang masa lalu, mengidentifikasi pola sejarah,
dan melihat dampak dari peristiwa masa lalu terhadap masa kini.

F. Membandingkan berbagai cerita atau kisah tentang orang ,


mengidentifikasi bagaimana hal tersebut berkontribusi pada
pemahaman tentang masa lalu.
Membedakan berbagai cerita atau akun orang-orang dalam
berkontribusi pada masa lalu dapat membantu kita mendapatkan pemahaman
yang lebih baik tentang masa lalu. Dengan mengidentifikasi persamaan dan
perbedaan dalam bagaimana orang digambarkan, mempertimbangkan nada,
karakter, kontribusi yang lebih besar, inspirasi, dan pendapat, kita dapat
mengembangkan pemahaman sejarah yang lebih bernuansa.Misalnya, cerita
atau akun yang berbeda dari orang yang sama dapat memberikan perspektif
yang berbeda tentang kehidupan, pencapaian, dan warisan mereka. Dengan
membandingkan dan membedakan cerita atau akun ini, kita dapat
memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang orang tersebut dan
peran mereka di masa lalu.

G. Membandingkan berbagai cerita atau kisah tentang


tempat ,mengidentifikasi bagaimana hal tersebut berkontribusi pada
pemahaman tentang masa lalu.
Membedakan berbagai cerita atau kisah tempat dalam berkontribusi
pada masa lalu dapat membantu kita mendapatkan pemahaman yang lebih
baik tentang masa lalu. Dengan mengidentifikasi persamaan dan perbedaan
dalam bagaimana tempat-tempat digambarkan, mempertimbangkan nada,
karakter, kontribusi yang lebih besar, inspirasi, dan pendapat, kita dapat
mengembangkan pemahaman yang lebih bernuansa tentang
sejarah.Misalnya, cerita atau akun yang berbeda dari tempat yang sama
dapat memberikan perspektif yang berbeda tentang sejarah, budaya, dan
signifikansi tempat itu. Dengan membandingkan dan membedakan cerita
atau akun ini, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif
tentang tempat dan perannya di masa lalu.

H. Membandingkan berbagai cerita atau kisah tentang situasi ,


mengidentifikasi bagaimana hal tersebut berkontribusi pada
pemahaman tentang masa lalu.
Membedakan berbagai cerita atau kisah situasi dalam berkontribusi
pada masa lalu dapat membantu kita mendapatkan pemahaman yang lebih
baik tentang masa lalu. Dengan mengidentifikasi persamaan dan perbedaan
dalam bagaimana situasi digambarkan, dengan mempertimbangkan nada,
karakter, kontribusi yang lebih besar, inspirasi, dan pendapat, kita dapat
mengembangkan pemahaman sejarah yang lebih bernuansa.Misalnya, cerita
atau akun yang berbeda dari situasi yang sama dapat memberikan perspektif
yang berbeda tentang sejarah, budaya, dan signifikansi situasi. Dengan
membandingkan dan membedakan cerita atau akun ini, kita dapat
memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang situasi dan
perannya di masa lalu.

2.9 Pengertian Point 4

‘’Mengidentifikasi dan menggunakan berbagai sumber untuk


merekonstruksi masa lalu, seperti dokumen, surat, buku harian, peta,
buku teks, foto, dan lainnya’’

A.Mengidentifikasi berbagai sumber untuk merekonstruksi masa lalu,


seperti dokumen
Dokumen adalah salah satu sumber penting yang dapat digunakan
untuk merekonstruksi masa lalu. Sumber lain termasuk artefak, sejarah
lisan, foto dan gambar, peta dan data geografis, dan bukti arkeologi. Dengan
menggunakan sumber-sumber ini, sejarawan dapat memperoleh pemahaman
yang lebih baik tentang masa lalu dan signifikansinya. Dokumen dapat
mengkonstruksi masa lalu karena mereka merupakan sumber informasi atau
catatan tertulis yang mencerminkan atau merekam peristiwa atau informasi
yang terjadi di masa lalu. Konstruksi masa lalu melibatkan pembentukan
gambaran atau narasi tentang apa yang terjadi di masa lalu berdasarkan
bukti-bukti dan sumber-sumber yang ada.
B. Mengidentifikasi berbagai sumber untuk merekonstruksi masa lalu,
seperti surat
Surat dapat dianggap sebagai sumber utama, yang merupakan bahan
asli yang dibuat selama masa studi. Mereka dapat memberikan laporan
langsung tentang peristiwa dan pengalaman, dan dapat menawarkan
wawasan unik tentang perspektif dan emosi orang-orang yang
menulisnya.Kesimpulannya, surat adalah salah satu sumber penting yang
dapat digunakan untuk merekonstruksi masa lalu. Sumber lain termasuk
artefak, sejarah lisan, foto dan gambar, peta dan data geografis, dan bukti
arkeologi. Dengan menggunakan sumber-sumber ini, sejarawan dapat
memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang masa lalu dan
signifikansinya.
C.Mengidentifikasi berbagai sumber untuk merekonstruksi masa lalu,
seperti buku harian
Buku harian adalah salah satu jenis sumber sejarah yang dapat
digunakan untuk merekonstruksi masa lalu. Selain itu, ada juga jenis sumber
sejarah lainnya seperti dokumen, arsip, laporan, foto, prasasti, naskah, surat
kabar, dan buku.Sumber sejarah ini dapat memberikan informasi yang
berbeda-beda tentang peristiwa, budaya, dan masyarakat pada masa
lalu.Dalam penelitian sejarah, sumber sejarah primer dan sekunder juga
perlu dibedakan. Sumber sejarah primer adalah sumber yang didapatkan dari
tangan pertama atau dapat juga disebut sebagai sumber utama dari objek
penelitian. Sumber primer dapat berupa keterangan langsung dari pelaku
dan saksi sejarah, arsip, dokumen asli, laporan atau catatan, foto, benda, dan
lain-lain. Sedangkan sumber sejarah sekunder adalah sumber yang
didapatkan dari tangan kedua atau dapat juga disebut sebagai sumber yang
mengutip sumber primer. Sumber sekunder dapat berupa buku, artikel,
makalah, dan lain-lain.Dalam merekonstruksi peristiwa masa lalu, sejarawan
perlu menerapkan metode sejarah. Terdapat empat tahap dalam metode
sejarah, yaitu heuristik (pencarian sumber), verifikasi (kritik sumber),
interpretasi (penafsiran), dan historiografi (penulisan sejarah).Pencarian
sumber memiliki peran fundamental dalam riset sejarah, sehingga sejarawan
perlu memahami berbagai jenis sumber sejarah yang dapat digunakan untuk
merekonstruksi masa lalu.
D. Mengidentifikasi berbagai sumber untuk merekonstruksi masa lalu,
seperti peta.
Peta adalah salah satu sumber yang dapat digunakan untuk
merekonstruksi masa lalu. Selain itu, ada juga jenis sumber sejarah lainnya
seperti dokumen, artefak, sejarah lisan, foto dan gambar, peta dan data
geografis, dan bukti arkeologi. Sumber sejarah ini dapat memberikan
informasi yang berbeda-beda tentang peristiwa, budaya, dan masyarakat
pada masa lalu. Sejarawan perlu memahami berbagai jenis sumber sejarah
dan menerapkan metode sejarah dalam merekonstruksi peristiwa masa lalu.
Melibatkan peta dari periode tertentu untuk memahami perubahan geografis
dan batas wilayah dari waktu ke waktu.
E. Mengidentifikasi berbagai sumber untuk merekonstruksi masa lalu,
seperti buku teks.
Buku teks adalah salah satu sumber yang dapat digunakan untuk
merekonstruksi masa lalu. Selain itu, ada juga jenis sumber sejarah lainnya
seperti dokumen, artefak, sejarah lisan, foto dan gambar, peta dan data
geografis, dan bukti arkeologi. Sumber sejarah ini dapat memberikan
informasi yang berbeda-beda tentang peristiwa, budaya, dan masyarakat
pada masa lalu. Sejarawan perlu memahami berbagai jenis sumber sejarah
dan menerapkan metode sejarah dalam merekonstruksi peristiwa masa lalu.
1. Kronologi Peristiwa:Buku teks seringkali menyajikan peristiwa
sejarah secara kronologis, memungkinkan Anda untuk memahami
urutan waktu dan hubungan sebab-akibat.
2. Analisis Kontekstual:Buku teks sering memberikan analisis dan
konteks terhadap peristiwa sejarah, membantu Anda memahami
mengapa sesuatu terjadi dan dampaknya.
3. Deskripsi Budaya dan Masyarakat:Buku teks sejarah biasanya
memberikan gambaran tentang kehidupan sehari-hari, budaya, dan
masyarakat pada masa lalu.
4. Kepentingan Historis:Mereka membantu mengidentifikasi peristiwa
dan tokoh-tokoh yang memiliki dampak signifikan pada masa lalu,
membantu Anda memahami perubahan dan evolusi sejarah.
5. Sumber Primer:Beberapa buku teks mencakup kutipan langsung
atau dokumen-dokumen sejarah yang memberikan pandangan
langsung dari waktu itu.
6. Referensi Ke Sumber Lain:Buku teks sering memberikan referensi
ke sumber-sumber lain yang dapat Anda teliti lebih lanjut,
memperluas pengetahuan Anda.
Dengan memanfaatkan buku teks sejarah, Anda dapat membangun dasar
pengetahuan yang kokoh dan mengembangkan pemahaman mendalam
tentang masa lalu.
F.Mengidentifikasi berbagai sumber untuk merekonstruksi masa lalu,
seperti foto
Foto adalah salah satu sumber yang dapat digunakan untuk
merekonstruksi masa lalu. Foto memiliki potensi besar untuk menjadi
konstruksi masa lalu karena mereka adalah rekaman visual dari saat-saat
yang sudah berlalu. Foto juga dapat menjadi sumber yang sangat berharga
untuk merekonstruksi masa lalu. Foto-foto dari masa lalu menyediakan:
1. Visualisasi Langsung:Memberikan pandangan visual langsung
tentang bagaimana orang-orang hidup, bekerja, dan berinteraksi pada
masa itu.
2. Perubahan Lanskap:Foto-foto dapat menunjukkan perubahan
lanskap dan struktur bangunan dari waktu ke waktu, membantu Anda
memahami perkembangan geografis.
3. Busana dan Gaya Hidup:Memberikan wawasan tentang mode
busana, tren gaya hidup, dan norma-norma sosial yang mungkin telah
berubah seiring waktu.
4. Peristiwa Sejarah:Foto-foto dokumenter dapat mengabadikan
peristiwa sejarah yang penting, memberikan pandangan langsung ke
dalam momen-momen krusial.
5. Kondisi Ekonomi:Gambar-gambar perdagangan, produksi, dan
kegiatan ekonomi lainnya dapat memberikan gambaran tentang
kondisi ekonomi suatu periode.
6. Ekspresi Budaya:Foto-foto dapat mencerminkan seni, ekspresi
budaya, dan perubahan dalam nilai-nilai sosial.
Dengan memeriksa foto-foto dari masa lalu, dapat menggabungkan elemen
visual dengan pengetahuan tertulis, memberikan dimensi tambahan dalam
rekonstruksi masa lalu.
G. Menggunakan berbagai sumber untuk merekonstruksi masa lalu,
seperti dokumen
Sebagai peserta didik, dokumen dapat menjadi sumber kunci dalam
merekonstruksi masa lalu. Berbagai jenis dokumen sejarah melibatkan:
1.Surat dan Korrespondensi:Menyajikan pandangan personal dan
sudut pandang orang-orang pada masa itu.
2.Dokumen Pemerintah:Hukum, dekret, dan dokumen resmi lainnya
dapat memberikan wawasan tentang struktur pemerintahan dan
perubahan kebijakan.
3.Census dan Catatan Penduduk:Memberikan data demografis yang
berguna untuk memahami komposisi populasi dan perubahan seiring
waktu.
4.Laporan Historis:Catatan-catatan tertulis tentang peristiwa sejarah
atau penelitian akademis yang menyelidiki topik tertentu.
5.Kontrak dan Perjanjian:Menyajikan informasi tentang hubungan
sosial, ekonomi, dan politik pada masa lalu.
6.Jurnal dan Diari:Menawarkan pandangan intim dari individu tentang
kehidupan sehari-hari, peristiwa pribadi, dan pemikiran mereka.
7. Dokumen Keagamaan:Naskah keagamaan, surat gereja, atau
dokumen serupa dapat memberikan wawasan tentang nilai dan
keyakinan masyarakat.
Menganalisis dokumen-dokumen ini dengan cermat membantu Anda
memahami konteks sejarah, dinamika masyarakat, dan perubahan yang
terjadi pada masa lalu.
H. Menggunakan berbagai sumber untuk merekonstruksi masa lalu,
seperti surat
Sebagai peserta didik, surat dapat menjadi sumber yang sangat kaya untuk
merekonstruksi masa lalu. Jenis-jenis surat yang dapat digunakan
melibatkan:
1. Surat Pribadi:Menyajikan pandangan pribadi dan perasaan orang
pada masa itu, memberikan wawasan tentang kehidupan sehari-hari
dan hubungan interpersonal.
2. Surat Bisnis:Surat-surat ini dapat memberikan informasi tentang
transaksi perdagangan, kerja sama ekonomi, dan dinamika bisnis pada
periode tertentu.
3. Surat Resmi:Mencakup komunikasi antara pemerintah dan institusi
resmi, memberikan pandangan tentang kebijakan, hukum, dan
keputusan pemerintah.
4. Surat Cinta atau Pernikahan:Menyediakan gambaran tentang
norma-norma sosial, tata cara pernikahan, dan hubungan antarpribadi
pada masa itu.
5. Surat dari Perjalanan:Surat-surat dari orang-orang yang melakukan
perjalanan dapat memberikan gambaran tentang pengalaman,
observasi, dan persepsi mereka tentang tempat-tempat yang mereka
kunjungi.
6. Surat dari Prajurit:Menyajikan pengalaman dari sudut pandang
militer, memberikan wawasan tentang perang, taktik, dan dampaknya
pada individu.
Menganalisis surat-surat ini dengan teliti dapat membantu Anda merasakan
pengalaman hidup orang-orang pada masa lalu dan memahami konteks
sejarah dengan lebih baik.
I. Menggunakan berbagai sumber untuk merekonstruksi masa lalu,
seperti buku harian
Sebagai peserta didik, buku harian dapat menjadi sumber yang sangat
berharga dalam merekonstruksi masa lalu. Buku harian menyediakan:
1. Pandangan Pribadi:Buku harian mencerminkan pemikiran,
perasaan, dan pengalaman pribadi seseorang, memberikan wawasan
langsung ke dalam kehidupan sehari-hari.
2. Perubahan Emosional dan Psikologis:Melalui buku harian, Anda
dapat melihat bagaimana peristiwa sejarah atau kehidupan pribadi
mempengaruhi perasaan dan pikiran individu.
3.Kondisi Kesehatan dan Kesejahteraan:Beberapa buku harian
mencatat aspek kesehatan fisik dan mental, memberikan gambaran
tentang kondisi kesejahteraan pada masa itu.
4. Interaksi Sosial:Buku harian sering kali mencatat interaksi sosial,
hubungan interpersonal, dan perubahan dalam lingkup sosial
seseorang.
5. Respon Terhadap Peristiwa Sejarah:Menyajikan pandangan
subjektif terhadap peristiwa bersejarah dan bagaimana hal itu
mempengaruhi individu secara pribadi.
6. Tantangan dan Keberhasilan Pribadi:Buku harian bisa menjadi
catatan tentang pencapaian, kegagalan, dan tantangan yang dihadapi
seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
Menganalisis buku harian dapat memberikan pemahaman mendalam tentang
pengalaman pribadi selama suatu periode sejarah, dan sering kali menambah
dimensi manusiawi pada rekonstruksi sejarah.
J. Menggunakan berbagai sumber untuk merekonstruksi masa lalu,
seperti peta
Menggunakan berbagai sumber, termasuk peta, dalam merekonstruksi masa
lalu memungkinkan Anda untuk:
1. Lokasi Geografis:Peta historis membantu Anda melacak perubahan
geografis dari waktu ke waktu, memahami bagaimana batas wilayah
dan struktur kota telah berubah.
2. Perubahan Politik dan Pemukiman:Melalui peta, Anda dapat
mengidentifikasi pergeseran politik dan pemukiman, serta melihat
pembentukan atau perubahan negara dan kota.
3. Rute Perdagangan dan Transportasi:Peta bisa memberikan
wawasan tentang rute perdagangan utama, jalur transportasi, dan
perkembangan infrastruktur, yang mempengaruhi ekonomi dan
mobilitas masyarakat.
4.Perubahan Lingkungan:Anda dapat melihat perubahan lingkungan,
seperti perubahan sungai, perubahan garis pantai, atau perubahan
vegetasi, yang dapat memberikan wawasan tentang dampak aktivitas
manusia.
5. Peristiwa Sejarah Lokal:Peta dapat membantu Anda menelusuri
peristiwa sejarah lokal, seperti pertempuran atau perubahan signifikan
dalam struktur kota.
6. Eksplorasi Geografis: Peta dapat membantu Anda memahami rute
eksplorasi sejarah, seperti perjalanan penjelajah atau misi ekspedisi.
Dengan menggabungkan informasi dari peta dengan sumber-sumber lain,
seperti dokumen sejarah dan arsip foto, Anda dapat membangun narasi yang
lebih lengkap dan akurat tentang suatu periode sejarah.
K.Menggunakan berbagai sumber untuk merekonstruksi masa lalu,
seperti buku teks
Menggunakan buku teks dalam merekonstruksi masa lalu memiliki beberapa
keunggulan:
1. Panduan Kronologis:Buku teks menyajikan peristiwa sejarah secara
terstruktur, membantu Anda memahami urutan kronologis dan
hubungan sebab-akibat.
2. Analisis Akademis:Buku teks seringkali menyertakan analisis
akademis tentang peristiwa dan perkembangan tertentu, memberikan
pemahaman yang mendalam.
3. Rincian Peristiwa Penting:Mereka menyoroti peristiwa dan tokoh-
tokoh yang memiliki dampak signifikan pada masa lalu, membantu
Anda memahami evolusi sejarah.
4. Pemahaman Konteks:Buku teks menyediakan konteks sosial,
politik, dan budaya dari suatu periode, membantu Anda memahami
dinamika masyarakat pada waktu itu.
5. Referensi Ke Sumber Lain:Buku teks sering memberikan referensi
ke sumber-sumber tambahan, mengarahkan Anda pada literatur dan
dokumen lain yang mendukung pemahaman Anda.
6. Peta dan Ilustrasi:Buku teks sering dilengkapi dengan peta dan
ilustrasi, memperkaya pemahaman visual Anda tentang geografi dan
perubahan lanskap.
Dengan mencocokkan informasi dari buku teks dengan sumber-sumber lain,
Anda dapat membangun gambaran yang lebih komprehensif tentang suatu
periode sejarah dan memahami aspek-aspek yang berbeda dari kehidupan
pada masa lalu.

L.Menggunakan berbagai sumber untuk merekonstruksi masa lalu,


seperti foto
Menggunakan foto dalam merekonstruksi masa lalu dapat memberikan
dimensi visual dan mendalam pada pemahaman sejarah Anda:
1. Visualisasi Kehidupan Sehari-hari: oto-foto menyajikan gambaran
langsung tentang kehidupan sehari-hari, budaya, dan aktivitas
masyarakat pada masa itu.
2. Identifikasi Perubahan Lanskap:Melalui foto-foto, Anda dapat
mengidentifikasi perubahan dalam lanskap, struktur bangunan, dan
tata kota dari waktu ke waktu.
3. Tren Mode dan Gaya Hidup:Foto-foto dapat memberikan wawasan
tentang tren mode, gaya hidup, dan norma-norma sosial yang
memengaruhi masyarakat pada masa tersebut.
4. Dokumentasi Peristiwa Bersejarah:Foto-foto dokumenter
menangkap momen-momen krusial dan peristiwa bersejarah,
membantu merekonstruksi kronologi dan dampaknya.
5. Pengaruh Teknologi:Melalui foto, Anda dapat melihat penggunaan
teknologi pada masa itu, termasuk transportasi, peralatan rumah
tangga, dan perkembangan teknologi lainnya.
6. Seni dan Budaya Visual:Foto-foto seni dan budaya visual
menunjukkan ekspresi seni dan kekayaan budaya yang ada pada masa
lalu.
Dengan menggabungkan informasi dari foto dengan sumber-sumber sejarah
lainnya, seperti dokumen dan buku teks, Anda dapat menciptakan narasi
sejarah yang lebih holistik dan menyeluruh.
2.10 Pengertian point 5
‘’Menunjukkan pemahaman bahwa orang-orang di waktu dan tempat
yang berbeda memandang dunia secara berbeda’’

A. Menunjukkan pemahaman bahwa orang-orang di waktu yang berbeda


memandang dunia secara berbeda
Orang-orang dari zaman dan budaya yang berbeda memiliki cara berbeda
dalam memandang dunia dan menafsirkan peristiwa. Hal ini terbukti dari
berbagai penelitian dan penelitian yang dilakukan oleh para psikolog dan
ilmuwan sosial
Berikut beberapa contohnya:
1. Perbedaan Budaya
Budaya yang berbeda memiliki keyakinan, nilai, dan praktik berbeda
yang membentuk cara orang berpikir dan berperilaku. Misalnya, cara
orang Timur dan Barat memandang dunia sangat berbeda. Penelitian
telah menunjukkan bahwa orang-orang dari Barat cenderung berfokus
pada objek individual dan menganalisisnya secara terpisah, sedangkan
orang-orang dari Timur cenderung melihat dunia secara holistik dan
fokus pada hubungan antar objek.

2. Perbedaan Kepribadian
Kepribadian seseorang juga mempengaruhi cara mereka memandang
dan menilai orang lain. Misalnya, orang yang cenderung menilai
orang lain secara positif cenderung memiliki kepribadian yang positif,
sedangkan orang yang menilai orang lain secara negatif mungkin
memiliki kecenderungan anti-sosial.

3. Perbedaan Historis : Cara orang memandang dunia juga dapat berubah


seiring waktu. Misalnya, cara pandang masyarakat di masa lalu
terhadap agama, politik, dan norma sosial berbeda dengan cara
pandang masyarakat saat ini. Sebab, peristiwa sejarah dan pergeseran
budaya dapat membentuk persepsi dan keyakinan masyarakat

Secara keseluruhan, penting untuk menyadari bahwa orang-orang dari


zaman dan budaya yang berbeda memiliki cara pandang yang berbeda
terhadap dunia. Memahami perbedaan-perbedaan ini dapat membantu kita
menghargai keberagaman dan meningkatkan pemahaman lintas budaya.

B. Menunjukkan pemahaman bahwa orang-orang di tempat yang


berbeda memandang dunia secara berbeda
Orang-orang dari berbagai tempat memiliki cara berbeda dalam memandang
dunia. Hal ini terlihat dalam berbagai aspek kehidupan, antara lain psikologi,
budaya, dan agama.
Berikut beberapa contohnya:

 .Psikologi : Penelitian telah menunjukkan bahwa orang-orang dari


budaya yang berbeda mungkin memiliki bias dan cara berpikir yang
berbeda. Misalnya, sebuah penelitian menemukan bahwa orang-
orang Barat cenderung lebih fokus pada individu dan sifat-sifat
mereka, sementara orang-orang Asia Timur cenderung lebih fokus
pada konteks dan hubungan.Studi lain menemukan bahwa orang-
orang dari budaya yang berbeda mungkin memiliki interpretasi yang
berbeda terhadap situasi sosial, seperti orang yang tinggi
mengintimidasi orang yang lebih pendek.
 Budaya : Budaya membentuk cara orang berpikir, berperilaku, dan
berkomunikasi. Orang-orang dari budaya yang berbeda mungkin
memiliki nilai, kepercayaan, dan adat istiadat yang berbeda.
Misalnya, masyarakat dari berbagai daerah mungkin memiliki sikap
berbeda terhadap waktu, ketepatan waktu, dan tenggat waktu.
Mereka mungkin juga memiliki cara berbeda dalam
mengekspresikan emosi, seperti penggunaan gerak tubuh, ekspresi
wajah, dan nada suara
 Agama : Agama juga dapat mempengaruhi sikap dan perilaku
masyarakat. Setiap agama mempunyai keyakinan berbeda mengenai
hakikat dunia, tujuan hidup, dan akhirat. Misalnya, Islam
mengajarkan bahwa manusia harus tunduk pada kehendak Allah dan
mengikuti ajaran Nabi Muhammad .Kekristenan mengajarkan bahwa
manusia harus mengasihi Tuhan dan mengasihi sesamanya seperti
dirinya sendiri
 Keyakinan yang berbeda ini dapat membentuk sikap masyarakat
terhadap moralitas, etika, dan norma sosial.
Secara keseluruhan, orang-orang dari tempat yang berbeda memiliki cara
pandang yang berbeda terhadap dunia karena berbagai faktor seperti
psikologi, budaya, dan agama. Memahami perbedaan-perbedaan ini dapat
membantu meningkatkan pemahaman dan komunikasi lintas budaya.
2.11 Pengertian Point 6

‘’ Menggunakan pengetahuan tentang fakta dan konsep yang diambil dari


sejarah, bersama dengan unsur-unsur penyelidikan sejarah, untuk
menginformasikan tentang pengambilan keputusan dan pengambilan tindakan
terhadap isu-isu publik’’

A. Menggunakan pengetahuan tentang fakta yang diambil dari


sejarah, bersama dengan unsur-unsur penyelidikan sejarah, untuk
menginformasikan tentang pengambilan keputusan terhadap isu-isu
publik.

Untuk menginformasikan pengambilan keputusan mengenai isu-isu publik,


fakta sejarah dan unsur penyelidikan sejarah dapat digunakan. Berikut
adalah beberapa cara agar informasi dari sejarah dapat digunakan untuk
menginformasikan pengambilan keputusan mengenai isu-isu publik:
1. Memahami konteks isu-isu terkini : Dengan mengkaji konteks
historis isu-isu terkini, para pengambil keputusan dapat memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang akar penyebab
permasalahan dan bagaimana permasalahan tersebut berkembang
seiring berjalannya waktu. Misalnya, dengan mempelajari sejarah
pelayanan publik di Indonesia, para pengambil keputusan dapat lebih
memahami tantangan-tantangan yang berkontribusi terhadap
buruknya pemberian layanan dan mengembangkan solusi yang lebih
efektif.
2. Mengidentifikasi pola dan tren : Data historis dapat digunakan untuk
mengidentifikasi pola dan tren yang dapat memberikan informasi
dalam pengambilan keputusan. Misalnya, dengan menganalisis data
historis pertumbuhan ekonomi dan inflasi, pembuat kebijakan dapat
mengambil keputusan yang lebih tepat mengenai kebijakan moneter
3. Belajar dari keberhasilan dan kegagalan di masa lalu : Dengan
mempelajari keberhasilan dan kegagalan kebijakan dan program di
masa lalu, pengambil keputusan dapat belajar dari kesalahan masa
lalu dan melanjutkan kesuksesan di masa lalu. Misalnya, dengan
mengkaji dampak undang-undang Keterbukaan Informasi Publik
(KIP) di Indonesia, pembuat kebijakan dapat mengidentifikasi cara
untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam
pemerintahan.
4. Mengembangkan perspektif jangka panjang : Analisis sejarah dapat
membantu pengambil keputusan mengembangkan perspektif jangka
panjang terhadap isu-isu publik. Dengan memeriksa bagaimana
permasalahan berkembang dari waktu ke waktu, para pengambil
keputusan dapat mengantisipasi tantangan masa depan dengan lebih
baik dan mengembangkan strategi jangka panjang yang lebih efektif.
Misalnya, dengan mempelajari sejarah administrasi publik di
Indonesia, pembuat kebijakan dapat mengembangkan strategi yang
lebih efektif untuk meningkatkan penyampaian layanan publik
dalam jangka panjang.

Ringkasnya, fakta sejarah dan elemen penyelidikan sejarah dapat digunakan


untuk memberikan informasi dalam pengambilan keputusan mengenai isu-
isu publik dengan memberikan konteks, mengidentifikasi pola dan tren,
belajar dari keberhasilan dan kegagalan masa lalu, dan mengembangkan
perspektif jangka panjang.
B. Menggunakan pengetahuan tentang fakta yang diambil dari sejarah,
bersama dengan unsur-unsur penyelidikan sejarah, untuk
menginformasikan tentang pengambilan tindakan terhadap isu-isu
publik.
Pengambilan tindakan terhadap isu-isu publik dapat dilakukan dengan
menggunakan pengetahuan tentang fakta yang diambil dari sejarah, bersama
dengan unsur-unsur penyelidikan sejarah. Berikut adalah beberapa cara
untuk menginformasikan pengambilan tindakan terhadap isu-isu publik
dengan menggunakan pengetahuan sejarah:
1. Mempelajari sejarah kebijakan publik yang pernah diterapkan
pada isu yang sama, sehingga dapat diambil pelajaran dari
kebijakan tersebut untuk mengambil tindakan yang lebih baik
di masa depan
2. Menganalisis opini publik terhadap isu yang sedang dibahas
dengan menggunakan media massa sebagai sumber informasi.
Dalam hal ini, peran humas pemerintah sangat penting untuk
mengantisipasi, menganalisis, dan menginterpretasi opini
publik, sikap, serta isu yang bisa memberikan dampak, baik
atau buruk, pada rencana maupun jalannya organisasi
3. Meningkatkan kualitas pelayanan publik dengan melakukan
berbagai strategi ataupun cara untuk meningkatkan kualitas
pelayanan publik sehingga pada akhirnya tujuan dari
pelaksanaan pelayanan publik itu dapat tercapai dan
memberikan tingkat kepuasan kepada stakeholder yang
menerimanya
4. Melakukan analisis kebijakan publik dengan mempelajari
tahapan dalam kebijakan publik, keterkaitan analisis kebijakan
publik dengan demokrasi dan good governance, masalah dan
isu publik, serta siapa saja actor kebijakan publik. Dalam hal
ini, analisis kebijakan publik dapat diterapkan dengan
menggunakan policy paper dan kerangka serta prosedur dalam
analisis kebijakan publik
Dengan menggunakan pengetahuan sejarah dan unsur-unsur penyelidikan
sejarah, pengambilan tindakan terhadap isu-isu publik dapat dilakukan
dengan lebih baik dan efektif.
C. Menggunakan pengetahuan tentang konsep yang diambil dari
sejarah, bersama dengan unsur-unsur penyelidikan sejarah, untuk
menginformasikan tentang pengambilan keputusan terhadap isu-isu
publik.
Memberdayakan peserta didik untuk menggunakan pengetahuan konsep
dari sejarah dalam proses pengambilan keputusan terhadap isu-isu publik
adalah langkah penting dalam pendidikan. Ini melibatkan pengembangan
keterampilan kritis dan kemampuan menerapkan konsep-konsep sejarah
dalam konteks kontemporer.Peserta didik dapat memanfaatkan prinsip-
prinsip moral atau hukum yang berkembang dari peristiwa sejarah untuk
membimbing keputusan mereka terhadap isu-isu etika atau keadilan saat ini.
Misalnya, memahami konsep kesetaraan atau hak asasi manusia dapat
membantu mereka merespons isu-isu seperti ketidaksetaraan sosial atau
pelanggaran hak asasi manusia.Proses penyelidikan sejarah juga
memungkinkan peserta didik untuk menggali data, mengevaluasi sumber
daya sejarah, dan memahami kompleksitas isu-isu publik. Dengan cara ini,
mereka dapat mengambil keputusan yang informasional, terinformasi, dan
mempertimbangkan perspektif sejarah.

D. Menggunakan pengetahuan tentang konsep yang diambil dari


sejarah, bersama dengan unsur-unsur penyelidikan sejarah, untuk
menginformasikan tentang pengambilan tindakan terhadap isu-isu
publik.
Dalam konteks ini, pendidikan dapat menekankan pada penerapan
pengetahuan konsep dari sejarah untuk membimbing tindakan peserta
didik terhadap isu-isu publik. Proses ini melibatkan langkah-langkah
seperti:

 Pemahaman Konsep Sejarah:Peserta didik memahami konsep-konsep


sejarah, seperti perubahan sosial, keadilan, atau kebijakan publik, dan
bagaimana konsep-konsep ini berkaitan dengan peristiwa masa lalu.
 Penyelidikan Sejarah:Melalui penyelidikan, siswa dapat
mengumpulkan informasi historis, mengevaluasi sumber daya, dan
menganalisis bagaimana peristiwa masa lalu dapat memberikan
wawasan terhadap isu-isu kontemporer.
 Pengaitan dengan Isu-isu Publik:Peserta didik mengidentifikasi isu-isu
publik yang relevan dan menghubungkannya dengan pengetahuan
konsep yang mereka peroleh dari sejarah.
 Perencanaan Tindakan:Berdasarkan pemahaman dan penelitian
mereka, siswa merencanakan tindakan atau partisipasi dalam kegiatan
yang mendukung penyelesaian isu-isu publik atau meningkatkan
kesadaran masyarakat.
 Refleksi:Setelah pengambilan tindakan, peserta didik merefleksikan
dampaknya dan melihat bagaimana pengetahuan konsep dari sejarah
membimbing keputusan dan tindakan mereka.

Melibatkan siswa dalam proses seperti ini tidak hanya membangun


pemahaman yang mendalam tentang isu-isu publik, tetapi juga
mengembangkan keterampilan kritis dan tanggap sosial yang diperlukan
dalam masyarakat yang kompleks
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Waktu, kontinuitas dan perubahan merupakan bagian dari sebuah
sejarah. Dengan tema inipeserta didik diharapkan dapat mengkonstruksi
kehidupan masa lalu untuk mengetahui latar belakang mengenai kehidupan
masa lalu dan perubahan yang terjadi yang berpengaruh terhadap kehidupan
di masa sekarang dan yang akan datang. Dengan memahami sejarah, siswa
diharapkan akan mampu lebih bijaksana dalam mengambil suatu keputusan.
Dalam makalah ini, telah membahas keterkaitan waktu yang
berkeseinambungan dan perubahan dalam pendidikan dalam konteks National
Council for the Social Studies (NCSS). Dapat disimpulkan bahwa NCSS
memiliki peran penting dalam memastikan bahwa pendidikan sosial tetap
relevan dan responsif terhadap perubahan dalam masyarakat, teknologi, dan
penelitian. NCSS harus selalu memonitor perubahan-perubahan sosial,
ekonomi, politik, dan budaya yang memengaruhi kehidupan siswa dan
masyarakat. Ini termasuk identifikasi topik-topik yang penting dan relevan
bagi siswa dan pengintegrasian isu-isu kontemporer dalam materi pengajaran.
Selain itu, perubahan dalam teknologi informasi dan akses internet juga
memengaruhi cara siswa mengakses dan memahami informasi. NCSS perlu
mempertimbangkan penggunaan teknologi dalam pengajaran sosial untuk
membuatnya lebih interaktif, relevan, dan menarik bagi siswa. Penting juga
untuk mengajarkan keterampilan kritis dalam mengolah dan menilai
informasi yang ditemukan secara online.Penelitian dan inovasi juga
merupakan komponen penting dalam memastikan bahwa pendidikan sosial
terus berkembang dan diperbarui sesuai dengan bukti-bukti terbaru tentang
metode yang efektif dalam pengajaran ilmu sosial.
Dengan demikian, NCSS berperan sebagai garda depan dalam
memastikan bahwa pendidikan sosial memenuhi tuntutan masa kini dan
membantu siswa menjadi warga negara yang berpengetahuan dan terlibat
dalam masyarakat yang berubah dengan cepat. Kesimpulannya, keterkaitan
waktu yang berkeseinambungan dan perubahan dalam pendidikan merupakan
aspek penting dalam menghadapi tantangan pendidikan sosial di era modern.
3.2 Saran
Dalam konteks makalah tentang keterkaitan waktu yang berkeseinambungan
dan perubahan dalam pendidikan menurut NCSS, berikut beberapa saran
yang dapat dipertimbangkan untuk mendukung pemahaman konsep:
1. Mengintegrasikan Isu-isu Kontemporer:
Dalam pengembangan kurikulum dan materi pengajaran ilmu sosial, ada
kebutuhan untuk lebih aktif mengintegrasikan isu-isu sosial dan perubahan
terkini yang relevan bagi siswa. Pendidikan sosial harus mampu
mencerminkan perubahan dalam masyarakat secara real-time.
2. Pelatihan Guru:
NCSS dapat memberikan pelatihan tambahan bagi guru-guru ilmu sosial
agar mereka dapat memahami dan mengimplementasikan prinsip-prinsip
pendidikan yang responsif terhadap perubahan. Pelatihan dapat mencakup
penggunaan teknologi, analisis isu-isu sosial terkini, dan perubahan dalam
pendekatan pengajaran.
3. Kerjasama dengan Peneliti:
NCSS dapat memperkuat kerjasama dengan peneliti pendidikan dan ilmu
sosial untuk mengidentifikasi tren, masalah, dan solusi dalam pendidikan
sosial. Ini dapat membantu dalam merancang kurikulum yang lebih
responsif dan berbasis bukti.
4. Promosi Literasi Digital:
Dengan pengaruh teknologi yang semakin besar dalam pendidikan, NCSS
dapat mempromosikan literasi digital di kalangan guru dan siswa. Ini
melibatkan pengajaran keterampilan evaluasi informasi online, etika digital,
dan penggunaan sumber daya online yang relevan dalam pengajaran ilmu
sosial.
5. Penekanan pada Keterampilan Kritis:
Kurikulum ilmu sosial yang dikembangkan oleh NCSS dapat lebih
menekankan pengembangan keterampilan berpikir kritis, analitis, dan
evaluatif. Ini akan memungkinkan siswa untuk lebih baik memahami dan
merespons perubahan dalam masyarakat.
6. Menggalakkan Diskusi Terbuka:
NCSS dapat mempromosikan forum-forum yang memungkinkan guru,
siswa, dan pemangku kepentingan terlibat dalam diskusi terbuka tentang
perubahan sosial dan dampaknya pada pendidikan sosial. Ini dapat
menciptakan wadah untuk berbagi ide dan pemikiran.
7. Mengukur Efektivitas:
NCSS dapat terus mengukur efektivitas kurikulum dan metode pengajaran
sosial dalam mengatasi perubahan dalam masyarakat. Ini termasuk
mengumpulkan data tentang pencapaian siswa dan pengalaman belajar
mereka.
Saran-saran ini bertujuan untuk membantu NCSS dan pendidikan sosial
secara umum tetap responsif terhadap perubahan dalam masyarakat dan
memastikan bahwa pendidikan ilmu sosial terus memberikan manfaat yang
substansial bagi siswa dalam menghadapi tantangan dan peluang masa
depan.
DAFTAR PUSTAKA

Friedman, M. Marilyn.( 1998). Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik.


Jakarta : EGC

HAR Tilaar. 2002. Pendidikan, Kebudayaan dan Masyarakat Madani


Indonesia.Bandung. Penerbit Remaja Rosdakarya

Thomas Lickona. 2012. Mendidik Untuk Membentuk Karakter.Jakarta.


PT.Bumi Aksara

Waluyo, Manajemen Publik, Mandar Maju, Bandung, 2007, halaman 12

Gregory Moorhead, perilaku organisasi, salemba empat, Jakarta selatan, 2010

As-Sabiqun : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Departemen Pendidikan Nasional, (2008), Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta :


mydyredzone, hal. 843

Arikunto, (2005), Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, , hal.51

Nana Sudjana, (1995), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung :.


Remaja Rosdakarya, hal. 24

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu &Aplikasi Pendidikan,


Ibid,35

Anda mungkin juga menyukai