Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SATUAN DAN PROGRAM PNF

“KURIKULUM PNF, MASUKAN LINGKUNGAN, MASUKAN SARANA”

Dosen Pengampuh: Dr. Untung, M.Pd

OLEH KELOMPOK : 3

KELAS: 02 (B)

NURTASAM (230402501013)

RISKA YULIANA SARI (230402501011)

SITTI ARDIANTI ZAINAL (230402501016)

MUH. ASWAN (230402501007)

MUH. INDRA PRASETYO (230402501009)

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan hidayahNya sehingga kami bisa menyelesaikan penulisan Makalah yang
berjudul Kurikulum PNF, Masukan Sarana, dan Masukan Lingkungan. Sholawat serta
salam semoga terlimpah kepada baginda kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimkasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memberikan penjelasan tentang apa


yang dimaksud dengan Kurikulum Pendidikan Non Formal, masukan Sarana, Serta
masukan Lingkungan.

Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua


tentang apa itu Kurikulum PNF, masukan Sarana, dan masukan Lingkungan . Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
penting dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

Makassar, 26 Februari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Sampul........................................................................................................................i

Kata pengantar...........................................................................................................ii

Daftar isi.....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1

A. Latar belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan masalah..................................................................................................2
C.Tujuan penulisan....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................3

A. Pengertian Kurikulum PNF...................................................................................3


1. Komponen Kurikulum PNF ..............................................................................4
2. Karakteristik Kurikulum PNF............................................................................5
3. Jenis-jenis Kurikulum PNF................................................................................5
B. Pengertian masukan Sarana...................................................................................6
1. Jenis-jenis masukan Sarana................................................................................6
2. Peran masukan Sarana dalam Pendidikan..........................................................6
3. Tantangan dalam pengelolaan masukan Sarana.................................................7
4. Upaya peningkatan masukan Sarana..................................................................7
C. Pengertian masukan Lingkungan..........................................................................7
1. Jenis-jenis masukan Lingkungan........................................................................8
2. Sumber yang mempengaruhi masukan Lingkungan..........................................9
3. Pengaruh masukan lingkungan...........................................................................9
4. Pentingnya memahami masukan lingkungan.....................................................10
D. Hubungan antara Kurikulum PNF, masukan Sarana,
dan Masukan Lingkungan .....................................................................................10

BAB III PENUTUP ...................................................................................................11

A. Kesimpulan ...........................................................................................................11
B. Saran .....................................................................................................................11

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Non Formal (PNF) secara ringkas dapat diartikan sebagai segala
kegiatan pendidikan yang berlangsung di luar sistem persekolahan. Pendidikan tidak
hanya berlangsung di sekolah, melainkan juga di dalam keluarga dan di tengah
kehidupan masyarakat luas seperti di lembaga pendidikan, di tempat kerja, di tengah
pergaulan, dan di tempat-tempat lain yang tidak disengaja untuk pendidikan.
Pendidikan di sekolah cenderung disebut sebagai pendidikan formal, pendidikan di
keluarga sering disebut pendidikan informal, dan pendidikan di tengah masyarakat
sering disebut sebagai pendidikan nonformal. Penyebutan ini sebetulnya lebih
menunjuk ke segi wilayah atau lokasi, sedangkan dari segi proses di dalam
lingkungan sekolahpun sebetulnya juga terdapat pendidikan non formal dan
pendidikan informal. Dalam Pendidikan Non Formal Kurikulum berperan sebagai
panduan dalam proses pembelajaran. Kurikulum ini memuat tujuan, materi, metode
pembelajaran, dan penilaian. Kurikulum yang baik akan membantu peserta didik
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Pendidikan nonformal merupakan salah satu jalur pendidikan yang penting


untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kurikulum pendidikan nonformal
menjadi instrumen penting dalam mencapai tujuan pendidikan tersebut. Kurikulum
pendidikan nonformal adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan
belajar mengajar dalamn pendidikan nonformal. Kurikulum pendidikan nonformal
harus dirancang agar fleksibel, relevan, praktis, dan partisipatif. Pendidikan Non
formal mempunyai beberapa sistem diantaranya yaitu masukan sarana dan masukan
lingkungan.

Kurikulum pendidikan non formal harus dirancang dengan


mempertimbangkan masukan lingkungan dan masukan sarana. Kurikulum yang baik
akan membantu peserta didik untuk belajar dan mengembangkan potensi mereka
dalam konteks lingkungan dan dengan menggunakan sarana yang tersedia. Masukan
lingkungan dapat memengaruhi isi kurikulum dan metode pembelajaran. Contohnya,

1
jika peserta didik berasal dari komunitas yang memiliki budaya yang kuat, maka
kurikulum dapat memasukkan materi tentang budaya tersebut. Masukan sarana dapat
memengaruhi metode pembelajaran dan hasil belajar. Contohnya, jika peserta didik
tidak memiliki akses ke buku teks, maka pendidik dapat menggunakan metode
pembelajaran yang tidak memerlukan buku teks. Dari penjelasan di atas, pada
kesempatan kali ini penulis mengangkat judul makalah yaitu Kurikulum PNF,
Masukan Lingkungan, dan Masukan sarana.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum PNF?

2. Apa yang dimaksud dengan Masukan Lingkungan?

3. Apa yang dimaksud dengan Masukan Sarana?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa itu Kurikulum PNF?

2. Untuk mengetahui apa itu Masukan lingkungan?

3. Untuk mengetahui apa itu Masukan Sarana?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum PNF

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,isi,


dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman dalam proses
pendidikan. Hal ini mencakup perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang
diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan. Kurikulum pendidikan
nonformal adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan belajar
mengajar dalamn pendidikan nonformal. Kurikulum pendidikan nonformal harus
dirancang agar fleksibel, relevan, praktis, dan partisipatif. Kurikulum pada pendidikan
nonformal ditandai dengan kegiatan belajar yang dilaksanakan secara fleksibel atau
menyesuaikan waktu yang ada, lalu pelaksanaan pembelajarannya dapat dilakukan
dimana saja. Secara sadar kegiatan pembelajaran dirumah saat ini telah diperankan
oleh kurikulum nonformal.

Kurikulum pendidikan non formal sebaiknya diarahkan pada pendidikan yang


mengarahkan akan kebutuhan dari warga belajaranya dan tidak dapat dipukul rata
layaknya pendidikan formal. Dalam kurikulum pendidikan non formal diarahkan pada
implementasi kebutuhan mereka dalam meningkatkan life skill mereka. Seperti yang
kita ketahui bersama bahwa latar belakang warga belajar yang ada di satuan
pendidikan nonformal seperti PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), Rumah
Belajar, Yayasan, kursus, dll berbeda-beda sesuai komunitas dari satuan pendidikan
tersebut berdiri.

Pada dasarnya kurikulum yang digunakan oleh pendidikan nonformal harus


sesuai dengan kebutuhan dari warga belajar. Warga belajar tidak membutuhkan teori-
teori fisika, kimia, dan lain sebagainya karena mereka sudah stres dalam
memperjuangkan kehidupannnya ditambah lagi dengan teori-teori tersebut maka
tujuan pendidikan tidak akan tercapai. Selain itu kurikulum difokuskan pada skill dari
warga belajar. Skill disini jangan hanya dipandang sebagai keterampilan yang
digunakan untuk mendapatkan uang tetapi harus bermakna luas. Selama ini
pemerintah hanya melihat sebatas kemampuan warga belajar dalam mencari uang

3
tetapi sebenarnya skill itu lebih dari itu seperti kemampuan berbahasa, memahami
toleransi, belajar saling menghormati, belajar berdemokrasi, menghargai perbedaan,
belajar mengecek kebenaran sebuah berita, etika bermedia sosial, belajar berlalu lintas
karena selama ini kita dituntut untuk lulus ujian jika kita ingin berkendara tetapi tidak
ada pelajaran yang mengarah kesana dan lain sebagainya yang sekiranya dibutuhkan
oleh masyarakat.

1. Komponen Kurikulum PNF

a. Tujuan

1) Tujuan PNF harus jelas, terukur, dan dapat dicapai.

2) Tujuan PNF harus relevan dengan kebutuhan peserta didik dan konteks sosial
budaya setempat.

3) Tujuan PNF harus dirumuskan berdasarkan hasil analisis kebutuhan dan


potensi peserta didik.

b. Materi

1) Materi PNF harus relevan dengan tujuan pembelajaran dan kebutuhan peserta
didik.

2) Materi PNF harus disajikan secara menarik dan mudah dipahami.

3) Materi PNF harus bersifat kontekstual dan aplikatif dalam kehidupan nyata.

c. Metode Pembelajaran

1) Metode pembelajaran PNF harus beragam dan sesuai dengan karakteristik


peserta didik.

2) Metode pembelajaran PNF harus aktif, partisipatif, dan menyenangkan.

3) Metode pembelajaran PNF harus mendorong peserta didik untuk belajar


mandiri dan berkolaborasi.

d. Penilaian

1) Penilaian PNF harus berkelanjutan dan komprehensif.

4
2) Penilaian PNF harus menilai aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap
peserta didik.

3) Penilaian PNF harus digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

e. Evaluasi Kurikulum

1) Kurikulum PNF harus dievaluasi secara berkala untuk memastikan


efektivitasnya.

2) Evaluasi kurikulum PNF harus melibatkan berbagai pihak, termasuk peserta


didik, fasilitator, dan pemangku kepentingan lainnya.

3) Hasil evaluasi kurikulum PNF harus digunakan untuk menyempurnakan


kurikulum dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

2. Karakteristik Kurikulum PNF

Kurikulum pendidikan non formal memiliki beberapa karakteristik yang


membedakannya dengan kurikulum pendidikan formal, yaitu:

a. Fleksibilitas, Kurikulum pendidikan non formal lebih fleksibel dan mudah


beradaptasi dengan kebutuhan dan minat peserta didik.

b. Praktis, Kurikulum pendidikan non formal lebih menekankan pada aplikasi


praktis dari pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan.

c. Kontekstual, Kurikulum pendidikan non formal dirancang berdasarkan konteks


dan kebutuhan masyarakat setempat.

d. Partisipatif, Kurikulum pendidikan non formal mendorong partisipasi aktif


peserta didik dalam proses pembelajaran.

3. Jenis-jenis kurikulum PNF

a. Kurikulum berbasis kompetensi, menekankan pada penguasaan kompetensi


tertentu oleh peserta didik.

b. Kurikulum Berbasis Proyek, memfokuskan peserta didik pada pengerjaan proyek


atau kegiatan tertentu.

5
c. Kurikulum Berbasis Modul, menyusun materi pembelajaran dalam bentuk
modul-modul yang tertentu.

B. Pengertian Masukan Sarana

Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai
maksud dan tujuan. Adapun Karakteristik Sarana yaitu bersifat fisik, dapat dilihat dan
diraba, berwujud, memiliki bentuk dan rupa, digunakan secara langsung untuk
mencapai tujuan, serta mudah dipindahkan. Masukan sarana atau dalam bahasa
inggris disebut “Instrumental Input”, merupakan salaah satu komponen penting dalam
sistem pendidikan. Masukan sarana mengacu pada seluruh sumber daya dan fasilitas
yang memungkinkan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar dalam suatu
program pendidikan. Masukan sarana merupakan salah satu komponen penting dalam
sistem pendidikan yang memiliki peran vital dalam mendukung proses belajar
mengajar dan pencapaian tujuan pendidikan. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya
berkelanjutan dari berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas masukan sarana dalam
pendidikan.

1. Jenis-jenis Masukan Sarana

a. Sarana Fisik, meliputi gedung, ruang, kelas, peralatan dan perlengkapan belajar
mengajar, media pembelajaran, dan lain sebagainya.

b. Sarana Non Fisik, meliputi tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan dan
manajemen program pendidikan.

2. Peran Masukan Sarana Dalam Pendidikan

a. Menyediakan lingkungan belajar yang kondusif: Sarana fisik yang memadaai dan
tertata rapi dapat menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan kondusif
bagi peserta didik.

b. Membantu proses pembelajaran: Sarana pembelajaran yang tepat dan berkualitas


dapat membantu peserta didik memehami materi pembelajaran dengan lebih
mudah dan efektif.

c. Meningkatkan motivasi belajar: Sarana yang menarik dan inovatif dapat


meningkatkan minat dan motivasi belajar peserta didik.

6
d. Mendukung pengembangan keterampilan: Sarana yang lengkap dan beragam
dapat membantu peserta didik mengembangakan berbagai keterampilan yang
dibutuhkan untuk hidup dan bekerja.

3. Tantangan Dalam Pengelolaan Masukan Sarana

Meskipun memiliki peran penting, pengelolaan masukan sarana dalam


pendidikan seringkali dihadapkan dengan berbagai tantangan, seperti:

a. Keterbatasan dana: Banyak program pendidikan yang tidak memiliki dana yang
cukup untuk menyediakan sarana yang memadai.

b. Kurangnya infrastruktur: Di beberapa daerah infrastruktur seperti gedung sekolah


dan akses internet masih belum memadai.

c. Keterampilan tenaga pendidik: Tenaga pendidik tidak selalu memiliki


keterampilan yang memadai untuk menggunakan sarana pembelajaran yang
modern.

4. Upaya Peningkatan Masukan Sarana

Untuk meningkatkan kualitas masukan sarana dalam pendidikan, diperlukan


upaya-upaya berikut:

a. Peningkatan pendanaan, pemerintah perlu mengalokasikan dana yang lebih besar


untuk pendidikan, termasuk untuk penyediaan sarana dan prasarana.

b. Pembangunan infrastruktur, pemerintah perlu membangun infrastruktur


pendidikan yang memadai di seluruh wilayah.

c. Pengembangan pelatihan tenaga pendidik, tenaga pendidik perlu dibekali dengan


pelatihan untuk menggunakan sarana pembelajaran yang modern.

d. Kerjasama dengan pihak swasta, pemerintah dapat menjalin kerjasama dengan


pihak swasta untuk membantu menyediakan sarana dan prasarana pendidikan.

C. Pengertian Masukan Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan


mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia, baik secara langsung maupun

7
tidak langsung. Masukan lingkungan pendidikan nonformal adalah segala faktor dan
kondisi di sekitar program pendidikan nonformal yang dapat memengaruhi proses
belajar mengajar dan hasil belajar peserta didik. Masukan ini dapat berasal dari
berbagai sumber, baik internal maupun eksternal, dan dapat bersifat positif maupun
negatif.

a. Jenis-jenis Masukan Lingkungan:

Masukan lingkungan dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori,


antara lain:

1. Faktor Sosial Budaya:

a. Nilai dan norma masyarakat

b. Kebutuhan dan aspirasi masyarakat

c. Kepercayaan dan tradisi

d. Keragaman budaya

2. Faktor Politik dan Ekonomi:

a. Kebijakan pemerintah

b. Kondisi ekonomi

c. Akses terhadap pendidikan

d. Kebutuhan pasar kerja

3. Faktor Teknologi:

a. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)

b. Ketersediaan teknologi dan infrastruktur

c. Penggunaan teknologi dalam pembelajaran

4. Faktor Alam dan Geografis

a. Kondisi alam dan geografis

8
b. Bencana alam

c. Permasalahan lingkungan

b. Sumber Yang mempengaruhi Masukan Lingkungan PNF

1) internal
a) Karakteristik peserta didik (usia, latar belakang, kebutuhan, dll.)

b) Kualitas fasilitator dan staf

c) Kurikulum dan metode pembelajaran

d) Sarana dan prasarana

e) Budaya dan nilai-nilai organisasi

2) Eksternal:

a) Kebutuhan dan aspirasi masyarakat


b) Kebijakan pemerintah
c) Kondisi ekonomi
d) Perkembangan teknologi
e) Faktor alam dan geografis
c. Pengaruh Masukan Lingkungan PNF

Masukan lingkungan dapat memiliki pengaruh positif maupun negatif


terhadap proses belajar mengajar dan hasil belajar peserta didik. Contohnya:

a. Pengaruh positif:

1) Dukungan dari keluarga dan masyarakat dapat meningkatkan motivasi belajar


peserta didik.
2) Kebijakan pemerintah yang mendukung pendidikan nonformal dapat
meningkatkan akses dan kualitas program.
3) Perkembangan teknologi dapat membantu fasilitator dalam menyampaikan
materi pembelajaran.

b. Pengaruh negatif:

9
1) Kemiskinan dan kesenjangan ekonomi dapat menghambat partisipasi
masyarakat dalam program nonformal.
2) Bencana alam dapat mengganggu proses belajar mengajar.
3) Kurangnya infrastruktur dan akses internet dapat membatasi pilihan program
nonformal.
d. Pentingnya Memahami Masukan Lingkungan PNF

Memahami masukan lingkungan sangat penting bagi penyelenggara program


pendidikan nonformal untuk:

1) Mengembangkan program yang relevan: Kurikulum dan metode pembelajaran


harus dirancang dengan mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan yang dapat
memengaruhi proses belajar mengajar dan hasil belajar peserta didik.
2) Meningkatkan kualitas pembelajaran: Penyelenggara program perlu memahami
bagaimana faktor-faktor lingkungan dapat memengaruhi motivasi dan prestasi
belajar peserta didik.
3) Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif: Penyelenggara program perlu
bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menciptakan lingkungan belajar yang
aman, nyaman, dan mendukung bagi semua peserta didik.

D. Hubungan antara Kurikulum PNF, masukan Sarana, Dan masukan Lingkungan

Kurikulum pendidikan non formal harus dirancang dengan


mempertimbangkan masukan lingkungan dan masukan sarana. Kurikulum yang baik
akan membantu peserta didik untuk belajar dan mengembangkan potensi mereka
dalam konteks lingkungan dan dengan menggunakan sarana yang tersedia. Masukan
lingkungan dapat memengaruhi isi kurikulum dan metode pembelajaran. Contohnya,
jika peserta didik berasal dari komunitas yang memiliki budaya yang kuat, maka
kurikulum dapat memasukkan materi tentang budaya tersebut. Masukan sarana dapat
memengaruhi metode pembelajaran dan hasil belajar. Contohnya, jika peserta didik
tidak memiliki akses ke buku teks, maka pendidik dapat menggunakan metode
pembelajaran yang tidak memerlukan buku teks.

Ketiga aspek tersebut saling terkait dan penting untuk keberhasilan program
pendidikan nonformal. Kurikulum yang dirancang dengan baik, didukung oleh sarana
yang memadai, dan diimplementasikan dalam lingkungan yang kondusif akan
menghasilkan pembelajaran yang efektif dan mencapai tujuan pendidikan nonformal.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kurikulum pendidikan nonformal adalah panduan yang berisi tujuan, materi,


metode pembelajaran, dan penilaian yang digunakan dalam program pendidikan
nonformal. Kurikulum ini harus dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan dan
karakteristik peserta didik, serta tujuan program yang ingin dicapai. Masukan sarana
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan
pendidikan nonformal. Masukan sarana ini dapat berupa sarana fisik (seperti ruang
kelas, peralatan, dan bahan habis pakai) dan sarana non-fisik (seperti kurikulum,
metode pembelajaran, tenaga pengajar, dan manajemen). Masukan lingkungan adalah
segala faktor dan kondisi di sekitar program pendidikan nonformal yang dapat
memengaruhi proses belajar mengajar dan hasil belajar peserta didik. Masukan ini
dapat berasal dari internal (seperti karakteristik peserta didik dan staf) dan eksternal
(seperti kebijakan pemerintah, kondisi ekonomi, dan perkembangan teknologi).
Ketiga aspek tersebut saling terkait dan penting untuk keberhasilan program
pendidikan nonformal. Kurikulum yang dirancang dengan baik, didukung oleh sarana
yang memadai, dan diimplementasikan dalam lingkungan yang kondusif akan
menghasilkan pembelajaran yang efektif dan mencapai tujuan pendidikan nonformal.

B. Saran

Diharapkan makalah ini memberikan pemahaman tentang Kurikulum


Pendidikan Non Formal, serta pentingnya masukan Lingkungan dan Sarana dalam
pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas masukan sarana dalam pendidikan,
diperlukan peningkatan pendanaan dan pembangunan infrastruktur. Masukan
lingkungan pendidikan nonformal perlu diperhatikan karena dapat memengaruhi

11
proses belajar mengajar peserta didik. Kepada pembaca sekiranya memberikan kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk penulisan makalah selanjutnya.

12

Anda mungkin juga menyukai