Anda di halaman 1dari 16

PEMBIBITAN TANAMAN KOPI (Coffea sp.

) DAN KAKAO (Theobroma


cacao L.)
(Laporan Akhir Praktikum Produksi Tanaman Perkebunan)

Oleh

Kelompok 2
Tri Aprilia Rahmawati (2114161013)
I Gede Govinda Jagadhita (2114161021)
Wafiqah Ambari (2114161045)
Muhammad Rafli Zhidni A. (2114161051)

JURUSAN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkebunan merupakan salah satu sektor yang memberikan peranan cukup besar
untuk perkembangan dan stabilitas ekonomi di Indonesia. Di saat krisis melanda
Indonesia, agribisnis di bidang perkebunan ini masih tetap eksis bahkan
mengalami pertumbuhan. Di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini,
komoditas perkebunan merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia yang
mampu memberikan sumbangan devisa bagi negara. Oleh karena itu, diperlukan
upaya pengembangan komoditas yang bukan hanya dari segi peningkatan
kuantitas produk, melainkan disertai peningkatan kualitas, keamanan, kontinuitas
produksi dengan tingkat harga yang kompetitif sehingga mampu bersaing di pasar
internasional. Salah satu produk perkebunan Indonesia yang unggul di pasar
internasional adalah kopi dan kakao (Sya’diah, dkk. 2017).

Kopi (Coffea sp.) adalah tanaman perkebunan yang tumbuh didaerah


tropis. Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi dan berperan penting sebagai penyegaran tubuh,
menghilangkan rasa kantuk dan merangsang kinerja otak. Ada 3 jenis kopi yang
terkenal di Indonesia, yaitu Kopi Arabika, Kopi Robusta dan Kopi Liberika.
Menurut data dari Worldbank pada periode tahun 2005-2008, Indonesia
merupakan eksportir kopi ke-4 dunia dengan konstribusi rata-rata sebesar 4,76
persen. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai sumber devisa, melainkan juga
merupakan sumber penghasilan bagi tidak kurang dari satu setengah juta jiwa
petani kopi di Indonesia. Dalam hal perkopian di indonesia, kondisi pengelolaan
usaha tani pada kopi rakyat relatif masih kurang baik dibanding kondisi
perkebunan milik negara (Hilmawan, 2013
Kakao (Theobroma cacao L.) adalah salah satu hasil perkebunan terbaik di
indonesia yang memiliki peranan yang sangat penting bagi perekonomian
nasional, karena perkebunan kakao mampu menyediakan lapangan pekerjaan,
sumber pendapatan dan salah satu penyumbang devisa negara terbesar di bidang
perkebunan. Kakao merupakan salah satu bahan baku pembuatan coklat dengan
kandungan kakao (biji coklat) lebih dari 70% memiliki manfaat untuk kesehatan,
karena coklat kaya akan kandungan antioksidan yaitu fenol dan flavonoid.
Antioksidan ini mampu untuk menangkap radikal bebas dalam tubuh. Benih
kakao merupakan benih rekalsitran, benih rekalsitran adalah benih yang tidak
tahan terhadap suhu tinggi atau dikeringkan, peka terhadap suhu dan kelembaban
yang rendah. Benih kakao memiliki kadar air tinggi sehingga benih kakao sangat
rentan dengan serangan cendawan (Darojat, 2014).

Pembibitan merupakan salah satu metode untuk perbanyakan bahan


Tanaman kopi dan kakao. Metode dan teknik pembibitan yang baik akan
menghasilkan bibit yang subur dengan pertumbuhan yang baik. Oleh sebab itu,
dalam pokok bahasan ini akan memperkenalkan metode atau teknik pembibitan
serta hal-hal yang berkaitan erat dengan masalah pembibitan tanaman kopi dan
kakao.

1.2 Tujuan

Tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu mahasiswa dapat mengetahui dan


memahami teknik pembibitan tanaman kopi (Coffea sp.) dan kakao (Theobroma
cacao L.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Perkebunan merupakan salah satu subsektor dari beberapa subsektor pertanian.


Pengertian dan definisi yang digunakan mengacu pada UU No 18 Tahun 2004
mengenai Perkebunan. Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan
tanaman tertentu pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem
yang sesuai, mengolah dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut,
dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen
untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat.
Perkebunan diselenggarakan berdasarkan atas asas manfaat dan berkelanjutan,
keterpaduan, kebersamaan, keterbukaan, serta berkeadilan (Siti, 2016).

Kakao Merupakan salah satu komoditi hasil perkebunan yang memiliki kualitas
ekspor, konsumen terbesar berturut-turut adalah Eropa Barat, Eropa Timur,
Amerika Serikat dan Uni Soviet. Konsumsi Cokelat dunia dalam dekade terakhir
rata-rata 1.500.000 ton per tahun. Konsumsi cokelat tersebut menunjukan
kecenderungan yang terus meningkat. Di Indonesia cokelat telah dikenal sejak
tahun 1560, tetapi baru menjadi komoditi yang penting sejak tahun 1951.
Produksi kakoa Indonesia dihasilkan dari perkebunan besar dan swasta yang
terdapat di daerah Sumatera dan Jawa, selain itu juga produksi kakao Indonesia
berasal dari perkebunan rakyat yang terdapat di wilayah Indonesia. Tingkat
produktivitas tanaman cokelat Indonesia rata-rata dapat dikatakan masih kalah
jauh bila dibandingkan dengan negara penghasil cokelat lainnya. Negara-negara
penghasil kakao terbesar di dunia adalah Pantai Gading, Ghana, Nigeria dan
Ekuador (Fadli, 2022)
Kakao merupakan tumbuhan tahunan (perennial) berbentuk pohon, di alam dapat
mencapai ketinggian 10 m. Meskipun demikian, dalam pembudidayaan tingginya
dibuat tidak lebih dari 5 m tetapi dengan tajuk menyamping yang meluas. Hal ini
dilakukan untuk memperbanyak cabang produktif. Bunga kakao, sebagaimana
anggota Sterculiaceae lainnya, tumbuh langsung dari batang (cauliflorous). Bunga
sempurna berukuran kecil (diameter maksimum 3 cm), tunggal, namun nampak
terangkai karena sering sejumlah bunga muncul dari satu titik tunas (Leni, 2021).

Tanaman kopi merupakan genus Coffea yang termasuk dalam familia Rubiaceae
dan mempunyai sekitar 100 spesies. Genus Coffea adalah salah satu genus penting
yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan dikembangkan secara komersial,
terutama Coffea Arabika, Coffea Liberica, Coffea Kanephora diantaranya kopi
Robusta. Tanaman kopi merupakan tumbuhan tropik yang berasal dari Afrika.
Meskipun kopi merupakan tumbuhan tropik, kopi memerlukan pohon naungan
dan tidak menghendaki suhu tinggi. Suhu di atas 35oC dan suhu dingin dapat
merusak panen dan mematikan tumbuhan kopi. Tanaman kopi dapat tumbuh
dengan baik pada suhu yang berkisar 15-30C dan pada tanah subur dengan sifat
tanah antara berpasir dengan cukup humus dan dalam dengan drainase yang
cukup baik. Kawasan dengan tanah lempung dan tanah padas kurang cocok
karena tanaman memerlukan tersedianya air tanah yang cukup, tetapi tidak
menghendaki adanya genangan air (Ashabul, 2017).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 8 April 2023 pada pukul 10.00
WIB. Yang bertempat di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
Universitas Lampung.

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain yaitu polybag, biji
kakao, biji kopi, dan tanah sebagai media tanam.

3.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang digunakan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut :
3.3.1 Prosedur penanaman biji kakao
1. Disiapkan biji dari tanaman kakao kemudian dikelupas kulit ari yang terdapat
pada biji.
2. Disiapkan polybag yang sudah diisi menggunakan tanah.
3. Ditanam biji kakao pada polybag yang sudah disiapkan.
4. Dilakukan penyiraman, penyiraman dilakukan secara rutin setiap hari.
5. Dilakukan pengamatan pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman kakao,
pengamatan dilakukan setiap minggu dengan variabel yang diamati yaitu
tinggi tanaman dan jumlah daun.

3.3.2 Prossedur penanaman biji kopi


1. Disiapkan lahan yang akan ditanami biji kopi dengan cara dibuat guludan.
2. Disiapkan biji kopi, lalu dikelupas kulit yang terdapat pada biji kopi.
3. Ditanam biji kopi pada lahan yang sudah disiapkan.
4. Dilakukan penyiraman.
5. Biji kopi yang telah ditanaman selanjutnya ditutup menggunakan daun.
6. Dilakukan pengamatan secara rutin setiap minggunya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Tabel Hasil Pembibitan Kakao

Tabel Tinggi(cm) Tabel Jumlah Daun


Ulangan Pengamatan Ulangan Pengamatan
1 2 3 1 2 3
1 10 26 28 1 - 5 5
2 5 24 26 2 - 5 6
3 6 20 22 3 - 6 7
4 8 24 26 4 - 6 8
5 - 25 29 5 - 4 7
6 - 22 26 6 - 5 5
7 - 25 26 7 - 4 4
8 - 20 22 8 2 3
9 - 17 24 9 - 4 5
10 - 22 23 10 - 6 5
11 - 24 35 11 - 3 4
12 - 24 25 12 - 5 5
13 - 22 31 13 - 5 5
14 - 21 28 14 4 4
15 - 21 25 15 - 7 7
16 - 21 25 16 - 5 6
17 - 20 24 17 - 3 3
18 - 22 25 18 - 3 4
19 - 22 24 19 - 5 5
20 19 20 20 - 4 4

4.1.2 Tabel Hasil Pembibitan Kopi

Pengamatan ke Jumlah Benih Berkecambah


1 -
2 10
3 23
4.2 Pembahsan

4.2.1 Bahas Data

Dari tabel di atas didapat data pengamatan sebanyak 3 kali yaitu pengamatan
pertama pada minggu kedua, pengamatan kedua pada minggu keenam dan
pengamatan ketiga pada minggu ketujuh. Didapat data tinggi bibit kakao dan
banyak daunnya serta banyak perkacambahan bakal bibit kopi yang ditanam.
Penanam bakal bibit ada dua media untuk kakao sendiri pada polybag dan untuk
kopi lansung ditanam di tanah kemudia diberi sungkup dengan daun kelapa.
Pemeliharaan dilakuan agar masa kritis bakal bibit yang ada dapat dilalui dengan
baik, untuk pemeliharaan berupa penyirangan secara teratur serta pencabutan
gulma sekitar media tanam.

4.2.2 Kopi

Kopi adalah salah satu komoditas yang sangat penting didalam perdagangan dunia
yang melibatkan beberapa negara produsen dan banyak negara konsumen. Selama
beberapa tahun terakhir, volume perdagangan kopi dunia dalam bentuk ekspor dan
impor terus meningkat rata-rata 0,23% per tahun dan volume perdagangannya
mencapai 4,9 juta ton per tahun. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam
mengusahakan tanaman kopi adalah bbpenggunaan bibit unggul yang bermutu.
Tanaman kopi merupakan tanaman tahunan, karena itu kesalahan dalam
pemakaian bibit akan berakibat buruk dalam pengusahaanya, walaupun diberikan
perlakuan kultur teknis yang baik tidak akan memberikan hasil yang diinginkan,
sehingga modal yang dikeluarkan tidak akan kembali karena adanya kerugian
dalam usaha tani. Untuk menghindari masalah tersebut, perlu dilakukan
pembibitan yang baik. Pembibitan kopi bisa berasal dari biji (generatif) atau dari
stek, okulasi, sambung (vegetatif). (Nurseha, 2019).

Teknik pembibitan kopi ada 2 yaitu pembibitan secara generatif dan juga
vegetatif. Dalam pembibitan secara generatif umumnya menggunakan benih (biji)
untuk pembibitan secara generatif dapat diperoleh dari kebun induk yang telah
ditetapkan maupun dari pohon induk unggul yang terdapat di kebun petani.Biji
untuk pembibitan generatif diambil dari pohon yang berproduksi tinggi (produksi
buah di atas 5 kg/pohon/tahun) dalam tiga musim (stabil), sehingga dapat menjadi
benih yang baik. Kemudian untuk perbanyakan vegetatif (klonal) yang sudah
dipraktikkan secara luas di Indonesia adalah penyetekan (setek berakar) dan
penyambungan (grafting). Perbanyakan secara vegetatif (penyetekan dan
penyambungan) mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan perbanyakan
generatif (semaian biji), seperti : waktu berbuah lebih cepat, memiliki sifat yang
sama dengan induk, memiliki mutu tinggi dan kualitas hasilnya terjamin. (Ferry,
2015).

Syarat tumbuh kopi antara lain dapat ditanam pada ketinggian 0-1000 m dpl,
tetapi ketinggian optimal adalah 400-800 m dpl. Rata-rata pH tanah yang
dianjurkan 5-7. Temperatur rata-rata antara 21°C 24°C. Kopi memerlukan masa
kering kurang lebih 3 bulan, masa kering tersebut sangat diperlukan karena kopi
robusta melakukan penyerbukan silang. Curah hujan yang paling baik untuk
tanaman kopi adalah daerah yang mempunyai curah hujan optimal antara 2000
sampai 3000 mm per tahun. (Prambudi, 2019).

4.2.3 Kakao

Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang
peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai
penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan, dan devisa negara. Di samping itu,
kakao juga berperan dalam mendorong pengembangan wilayah dan
pengembangan agroindustri. Kakao merupakan tanaman tahunan yang dapat
mulai berbuah pada umur 4 tahun, dan apabila dikelola secara tepat maka masa
produksinya dapat bertahan lebih dari 25 tahun.(Juliasih, 2023)

Dalam pembibitan kakao terdapat dua cara yaitu cara vegetatif serta generatif.
Dalam pembibitan secara generatif benih yang digunakan disarankan sudah
bersertifikat, selain itu benih kakao juga tidak mengalami dormansi sehingga
harus segera disemai/dikecambahkan dan siap di pindah di tempat pembibitan di
4-12 hari setelah penanaman. Dari tempat pembibitan tanaman baru bisa di pindah
ketika tinggi nya 40-60cmdengan jumlah faun+/- 12 helai atau berumur 3-5 bulan.
Pada pembibitan secara vegetatif biasa di lakukan pada saat bibit berumur 3
bulan. Dan dapat di lakukan dengan 2 cara yaitu okulasi atau sambung pucuk.
Okulasi sendiri dilakukan dengan cara menempelkan sepotong kulit pohon yang
bermata tunas dari batang atas pada suatu irisan dari kulit pohon lain, biasa
diambil dari batang bawah, sehingga tumbuh bersatu menjadi tanaman yang baru.
Teknik sambung pucuk dilakukan dengan cara menggabungkan batang atas dan
batang bawah. Batang bawah diharapkan menjadi batang yang tahan terhadap
patogen tanah dan kokoh, sedangkan batang atas merupakan bagian yang
memiliki karakter produksi yang diinginkan.(Indah, 2014).

Syarat tumbuh bagi tanaman kakao ialah tumbuh diketinggian tempat optimum
adalah 1-600 m dpl dengan kemiringan lereng maksimum 40°dengan Kemasaman
tanah (pH) optimum 6.0-6.5. Untuk curah hujan yang baik per tahun berkisar
antara 1500 mm-2500 mm. Curah hujan saat musim kemarau sebaiknya lebih
kurang dari 100 mm per bulan dan tidak lebih dari tiga bulan. Tanaman kakao
akan tumbuh baik pada suhu 180-32°C. Temperatur maksimum 30⁰-32° C,
minimum 180-21° C. Kakao sendiri merupakan tanaman tropis yang suka akan
naungan. Jika tanaman kakao mendapatkan sinar matahari terlalu banyak akan
mengakibatkan tanaman relatif pendek dan batang menjadi kecil (Syahputra,
2021).
V. KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapat pada praktikum ini yaitu teknik pembibitan tanaman
kopi dapat dilakukan secara generatif berupa biji dan vegetatif berupa penyetekan
(setek berakar) dan penyambungan (grafting). Sedangkan pembibitan tanaman
kakao dapat dilakukan secara generatif berupa biji dan vegetatif berupa okulasi
dan sambung pucuk.
DAFTAR PUSTAKA

Ashabul Kahpi. 2017. Budidaya dan Produksi Kopi di Sulawesi Bagian Selatan
Pada Abad Ke-19. Journal of Cultural Sciences. 12(1): 13-20.

Darojat, M.A. 2014. Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Ekstrak


Bawang Merah Terhadap Viabilitas Benih Kakao (Allium cepa L.)
Universitas Islam Negeri Malang. Malang.

Fadli, Ibrahim. 2022. Analisis Faktor Produksi Terhadap Pendapatan Usahatani


Kakao (Theobroma cacao) di Kecamatan Timang Gajah Kabupaten Bener
Meriah. Jurnal Ilmu Pertanian dan Perkebunan. 4(1): 25-47.

Hilmawan. 2013. Kopi. Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian.


Bogor.

Leni Sri Widyastuti, Yonathan Parapasan, Made Same. 2021. Pertumbuhan Bibit
Kakao (Theobroma cacao L.) pada Berbagai Jenis Klon dan Jenis Pupuk
Kandang. Jurnal Agro Industri Perkebunan. 9(2): 109-118.

Muhamad Purnama Syahputra. 2021. Pertumbuhan Bibit Tanaman Kakao


(Theobroma Cacao L.) Dengan Pemberian Pupuk Trichokompos Tandan
Kosong Kelapa Sawit. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau. Riau.

Ni Ketut Ayu Juliasih. 2023. Budidaya Kakao (Theobroma Cacao L.) Di Cau
Chocolates Bali, Jurnal Widya Biologi. 13(2):104-110.

Nurseha. 2019. Pertumbuhan Bibit Kopi Robusta (Coffea Canephora) Pada


Berbagai Komposisi Media Dengan Bokashi Limbah Kulit Kopi. Jurnal
Agroqua. 17(1):2-8.

Sya’diah, F., Ummi Kholillah, Habibul Hakim, Ikhyari Fatati, dan Imas Ulin.
2017. Budidaya Tanaman Tahunan Kopi dan Kakao di Pusat Penelitian
Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka). Universitas Muria Kudus. Kudus.

Ir. Pawana Nur Indah, M.Si. 2014. Budidaya Tanaman Kakao. Semesta Anugrah.
Jawa timur
Siti Abir Wulandar, Nida Kemala. 2016. Kajian Komoditas Unggulan Sub-Sektor
Perkebunan di Provinsi Jambi. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari
Jambi. 16(1): 134-141.

Winda Prambudi. 2019. Pengaruh 3 Varietas (Bp 436, Bp 234, Bp 936) Dan Dosis
Limbah Cair Biogas Terhadap Pertumbuhan Awal Kopi Robusta (Coffea
Canephora Pierre Ex Froehner). Skripsi. Universitas Muhammadiyah
Malang. Malang.

Yulius Ferry. 2015. Teknologi Budi Daya Tanaman Kopi. IAARD Press. Bogor.
LAMPIRAN
Foto kegiatan

Persiapan bebih kopi


Penyiraman bakal bibit

Pembersihan biji kakao dari kulitnya


Penanaman benih kakao

Pemberian arang pada biji yang akan


Pengamatan pertumbuhan bakal dijadikan bibit
bibit kopi

Pengamatan tinggi bibit tanaman kakao

Anda mungkin juga menyukai