Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM 5

MORFOLOGI TANAMAN KARET


(Hevea brasiliensis)

NAMA : JULIAN ALEKSANDROS SARAGIH


NIM : 220301057
KELAS : AGROTEKNOLOGI 2

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
Judul : Morfologi Tanaman Karet (Hevea brasiliensis)

Nama : Julian Aleksandros Saragih

NIM : 220301057

Kelas : Agroteknologi-2

Mengetahui

Dosen Penanggung Jawab

(Ir. Irsal.MP)

NIP:196301311989031004
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kepada hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua karunia
dan Rahmat yang limpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik
penyusunan laporan dengan judul “Morfologi Tanaman Karet (Hevea brasiliensis)” ini
meskipun dengan cara yang sangat sederhana.
Harapan saya sebagai penulis untuk laporan ini semoga bisa menjadi bahan informasi
yang bermanfaat atau bisa menjadi salah satu bahan rujukan maupun panduan bagi para
pembaca semua. Selain itu, dapat memberikan wawasan, pengetahuan dan pengalaman
yang baik.
Sebagai penulis, saya menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan ini. Oleh
sebab itu, dengan penuh kerendahan hati, saya berharap kepada para pembaca bisa
memberikan saran dan masukan yang membina demi memperbaiki laporan ini lebih baik
lagi kedepannya.

Medan, 10 November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
Latar belakang........................................................................................................1
Tujuan Praktikum....................................................................................................1
Kegunaan penulisan................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................3
BAHAN DAN METODE................................................................................................5
Waktu dan Tempat Praktikum..................................................................................5
Alat dan Bahan.......................................................................................................5
HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................................................6
Hasil......................................................................................................................6
Pembahasan........................................................................................................10
KESIMPULAN..........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

ii
PENDAHULUAN

Latar belakang
Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikankontribusi di
dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Ekspor KaretIndonesia selama 20 tahun
terakhir terus menunjukkan adanyapeningkatan dari 1.0 juta ton pada tahun 1985
menjadi 1.3 juta ton pada tahun 1995 dan 1.9 juta ton pada tahun 2004. Pendapatan
devisa darikomoditi ini pada tahun 2004 mencapai US$ 2.25 milyar, yang merupakan5%
dari pendapatan devisa non-migas.
Sejumlah lokasi di Indonesia memiliki keadaan lahan yang coco kuntuk
pertanaman karet, sebagian besar berada di wilayah Sumatera danKalimantan. Luas
area perkebunan karet tahun 2005 tercatat mencapailebih dari 3.2 juta ha yang
tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Diantaranya 85% merupakan perkebunan karet
milik rakyat, dan hanya7% perkebunan besar negara serta 8% perkebunan besar milik
swasta. Produksi karet secara nasional pada tahun 2005 mencapai angka sekitar 2.2 juta
ton. Jumlah ini masih akan bisa ditingkatkan lagi denganmemberdayakan
lahan-lahan pertanian milik petani dan lahankosong/tidak produktif yang sesuai
untuk perkebunan karet.
Dengan memperhatikan adanya peningkatan permintaan dunia terhadap
komoditi karet ini dimasa yang akan datang, maka upaya untuk meningkatakan
pendapatan petani melalui perluasan tanaman karet dan peremajaaan kebun bisa
merupakan langkah yang efektif untuk dilaksanakan. Guna mendukung hal ini, perlu
diadakan bantuan yang bisa memberikan modal bagi petani atau perkebun swasta untuk
membiayai pembangunan kebun karet dan pemeliharaan tanaman secara intensif.
Tanaman karet termasuk famili Euphorbiaceae atau tanaman getah-
gatahan.Dinamakandemikian karena golongan famili ini mempunyai jaringan tanaman
yang banyak mengandung getah (lateks) dan getah tersebut mengalir keluar apabila
jaringan tanaman terlukai. Mengingat manfaat dan kegunaannya, tanaman ini digolongkan
ke dalam tanaman industri (Syamsulbahri, 2000).
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan pada praktikum kali ini ialah untuk mengetahui morfologi dan
anatomi tanaman karet..
Kegunaan penulisan
Penulis berharap agar jurnal ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat
bagi pembaca, khususnya mahasiswa Program Studi Agroteknologi dan praktikan
tanaman perkebunan.
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman karet (Hevea brasiliensis) adalah organisme yang tergolong dalam
kerajaan Plantae (tumbuhan) dan termasuk dalam keluarga Euphorbiaceae. Secara lebih
rinci, tanaman karet tergolong dalam divisi Magnoliophyta (Angiospermae) yang mencakup
tumbuhan berbunga, dan kelas Eudicots, yang merupakan kelompok besar tumbuhan
berbunga dengan dua daun lembaga cotyledon pada embrio. Selain itu, tanaman karet
termasuk dalam ordo Malpighiales dan genus Hevea. Spesies tanaman karet yang paling
terkenal adalah Hevea brasiliensis, yang merupakan sumber utama lateks
alam (Priyanka, 2019).
Morfologi tanaman karet (Hevea brasiliensis) mencakup serangkaian ciri-ciri yang
dapat dijelaskan sebagai berikut. Tanaman karet adalah pohon yang besar dan tinggi
dengan batang utama yang tegak dan mencapai ketinggian hingga lebih dari 30 meter.
Daunnya berbentuk oval atau jantung, tunggal, berkilap, dan tersusun secara berhadapan
satu sama lain pada batang. Bunganya kecil dan tak mencolok, biasanya berwarna hijau
atau kuning kecoklatan. Tanaman karet juga menghasilkan buah berbentuk kapsul yang
mengandung biji-biji kecil yang dikelilingi oleh getah lateks alami. Akarnya terdiri dari akar
serabut yang kuat dan mendalam, membantu pohon berdiri tegak dan menyerap air serta
nutrisi dari tanah (Menon, 2013).
Batang tanaman karet adalah bagian yang paling mencolok dari pohon. Batang ini
merupakan bagian berkayu yang kuat dan tegak, yang memungkinkan tanaman karet
mencapai ketinggian yang signifikan. Batang karet cenderung lurus dan tinggi, mencapai
lebih dari 30 meter dalam kondisi pertumbuhan optimal. Batang tanaman karet cenderung
berwarna cokelat tua hingga kehitaman, yang memberikan pohon ini penampilan yang
kuat dan mengesankan. Batang karet berkembang secara bertahap seiring pertumbuhan
pohon. Pertama, batang muda mungkin halus, tetapi seiring waktu, batangnya menjadi
lebih besar dan lebih keras (Verpoorte, 2013).
Daun karet adalah bagian penting dari pohon ini dan memainkan peran utama
dalam proses fotosintesis. Daun karet umumnya besar, dengan bentuk daun yang berkisar
antara jantung hingga oval. Masing-masing pohon menghasilkan daun tunggal yang
terletak pada titik pertemuan dengan batang, dan ini adalah ciri khas dari tanaman karet.
Daun karet biasanya tersusun berhadapan, yaitu daun satu dengan yang lain terletak
berlawanan di batang. Susunan ini adalah karakteristik umum pada tanaman karet
tersebut (Fairuzzah dan Febbiyanti, 2019).
Akar tanaman karet adalah bagian penting yang mendukung pertumbuhan dan
kestabilan pohon ini. Akar tanaman karet cenderung memiliki struktur serabut yang kuat
dan panjang. Akar serabut ini membantu pohon untuk menahan diri secara kuat dan kokoh
di tanah, khususnya dalam kondisi cuaca buruk atau angin kencang. Akar-akar karet
biasanya menyebar dengan baik di sekitar batang pohon. Distribusi akar yang merata
membantu pohon untuk mendapatkan pasokan air dan nutrisi secara merata dari dalam
tanah (Bahri. 2006).
Tanaman karet (Hevea brasiliensis) menghasilkan buah berbentuk kapsul yang
dikenal sebagai "buah karet." Buah karet berbentuk kapsul yang mirip dengan kotak
dengan dua bagian yang bisa terpisah. Setiap buah terdiri dari dua ruang yang
mengandung biji-biji kecil. Di dalam buah karet terdapat biji-biji kecil yang dikelilingi oleh
lateks alami. Biji-biji ini dapat berkecambah menjadi tanaman baru jika ditanam, tetapi
peran utama buah karet dalam konteks ekonomi adalah sebagai sumber getah lateks yang
digunakan dalam industri karet alami (Budiman, 2012).
Bunga tanaman karet (Hevea brasiliensis) memiliki ciri-ciri morfologi yang dapat
dijelaskan secara umum. Bunga karet biasanya kecil dan tidak mencolok, dengan warna
yang seringkali berupa hijau atau kuning kecoklatan. Bunga karet tidak memiliki
penampilan yang menarik atau mencolok yang biasa ditemukan pada bunga-bunga hias.
Bunga karet tergolong dalam kategori "bunga tak sempurna," yang berarti setiap pohon
karet menghasilkan dua jenis bunga, yaitu bunga betina (disebut pistil) dan bunga jantan
(disebut stamen). Ini adalah salah satu karakteristik utama dalam sistem reproduksi
tanaman karet (Guntoro Dan Yosephine, 2017).
BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Praktikum


Adapun Tempat praktikum yang dilakukan di lingkungan Kampus Universitas
Sumatera Utara. Padang Bulan, Kec. Medan Baru, Kota Medan, Sumatera utara, dengan
ketinggian 25 mdpl. Pada 7 November 2023 sampai dengan selesai.

Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah kamera yang berfungsi
sebagai alat dokumentasi, dan laptop sebagai alat untuk membuat laporan.
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah tanaman Karet ( Hevea
brasiliensis) yang digunakan sebagai objek untuk diamati morfologinya.

Prosedur Praktikum
1. Dicari sampek tanaman karet dilingkungan USU
2. Diamati Morfologi Tanaman Karet Yang Sudah Di Dapat
3. Difoto setiap bagian tanaman yang didapat mulai dari akar, batang, daun, bunga,
dan buah
4. Dilampirkan foto dokumentasi kedalam laporan
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

AKAR

Sesuai dengan sifat dikotilnya, akar


tanaman karet merupakan
akartunggang. Akar ini mampu
menopang batangtanaman yang
tumbuh tinggi dan besar. Akar
tunggang dapat menunjang
tanahpada kedalaman 1-2 m,
sedangkan akar lateralnya dapat
menyebar sejauh 10 m
BATANG

Sesuai dengan sifat dikotilnya,


akar tanaman karet merupakan
akartunggang. Akar ini mampu
menopang batangtanaman yang
tumbuh tinggi dan besar. Akar
tunggang dapat menunjang
tanahpada kedalaman 1-2 m,
sedangkan akar lateralnya dapat
menyebar sejauh 10 m

DAUN
Daun karet berwarna hijau,
daun ini ditopang olehdaun
utama dan tangkai anak
daunnya antara 3-10 cm. Pada
setiap helai terdapat tiga helai
anak daun. Daun tanaman
karet akan menjadi kuning atau
merah padasaat musim
kemarau

BUNGA
Bunga karet terdiri dari bunga jantan
dan betina yang terdapat dalam
malaipayung tambahan yang jarang.
Pangkal tenda bunga berbentuk
lonceng. Padaujungnya terdapat lima
taju yang sempit. Panjang tenda bunga
4-8 mm.
Karet merupakan buah berpolong(diselaputi
kulit yang keras) yang sewaktu masih muda
buah berpaut erat dengandengan
rantingnya. Buah karet dilapisi oleh kulit
tipis berwarna hijau dandidalamnya
terdapat kulit yang keras dan berkotak. Tiap
kotak berisi sebuah bijiyang dilapisi
tempurung, setelah tua warna kulit buah
berubah menjadi keabu-abuan dan
kemudian mengering

BUAH DAN BIJI


5. Karet merupakan buah berpolong (diselaputi kulit yang keras) yang sewaktu masih
muda buah berpaut erat dengan dengan rantingnya.

DAFTAR PUSTAKA
Ariffin, S., Hassan, S., & Zin, Z. 2017. The Historical Development of the Natural Rubber
Industry in Malaysia. Springer.

Bahri. 2006. Bercocok Tanam Tanaman Perkebunan Tahunan. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.

Budiman, H. 2012. Budidaya Karet Unggul Prospek Jitu Investasi Masa Depan.Pustaka
Baru Press. Yogyakarta.

Fairuzzah Z. dan Febbiyanti T. R. 2019(b). Identifikasi Penyebab Kejadian Luar Biasa


Penyakit Gugur Daun Karet Di Indonesia. Jurnal Penelitian Karet. 37 (2): 193 –
206.
Guntoro, Yosephine I O. 2017. Pengaruh aplikasi stimulan terhadap hasil produksi
tanaman karet(Hevea Brasilliensis Muell Arg)di PT. Socfin Kebun Tanah Bersih.

Janvier, C. C., & Mian, C. 2015. Natural Rubber, Biology, Cultivation and Technology.
Elsevier.

Menon, K. P. V. 2013. Natural Rubber: Agro-Based Commodity Processing. Springer.

Nugroho, B. 2006. The Politics of Rubber in Indonesia: A Perspective on New Order


Development. The Asia Pacific Journal of Anthropology, 7(1), 53-71

Priyanka, R. (2019). Rubber: Natural Rubber Production. In Rubber Science and


Technology (pp. 15-45). Springer.

Simmons, J. M. 2009. The development of the natural rubber industry in the Amazon
basin. Amazonian Geographer, 1(2), 101-117.

Verpoorte, R. 2013. Rubber: Botany, Production and Utilization. Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai