2.2.1 Pengkajian
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang pasien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali
masalah-masalah, kebutuhan, kesehatan dan keperawatan pasien baik fisik, mental, sosial,
dan lingkungan melalui wawancara/ anamesa terdiri dari autoanamesa dan alloanamesa.
Sumber data dapat diperoleh melalui: sumber data primer (data dari pasien), sumber data
sekunder (data dari orang terdekat pasien), dan sumber lain (catatan pasien apakah dari
perawatan atau rekam medik yang merupakan riwayat penyakit dan perawatan pasien masa
lalu) (Nasrul, 1995). Jenis data meliputi data objektif (data yang sesungguhnya dan
nadi, warna kornea mata, suhu tubuh, dan lain-lain) dan data subjektif (pernyataan/ keluhan
yang disampaikan oleh pasien/ klien, misalnya rasa nyeri, rasa sakit, rasa takut, mual, dan
1. Biodata
Berisikan identitas bayi dan orang tua meliputi nama, umur, jenis kelamin, tanggal
lahir, jenis persalinan, nama orang tua (ayah dan ibu), umur ibu, agama,
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama: Sejak usia 10 hari bayi terlihat kuning dan lemah, hingga bayi
tidak mau menetek, warna kuning terlihat jelas terutama di daerah wajah dan
sklera.
3) Regional:
Tabel 2.2 Hubungan kadar bilirubin (mg/dl) dengan daerah ikterus menurut Kramer
(Sudigdo, 2004)
4) Skala:
Tabel 2.2 Hubungan kadar bilirubin (mg/dl) dengan daerah ikterus menurut Kramer
(Sudigdo, 2004)
Kemungkinan gravida empat atau lebih. HPHT tidak sesuai dengan umur
kehamilan saat persalinan. Tidak pernah periksa kehamilan atau periksa tidak
teratur serta periksa pada petugas yang tidak berwenang, tidak pernah mendapat
2) Golongan darah ibu dan faktor Rh, riwayat isoimunisasi, dan titer antibodi
3) Hasil uji skrining ibu (misalnya titer rubella, skrining antigen hepatitis,
e. Riwayat kelahiran:
2) Rekaman pemantauan janin (misalnya adanya gawat janin, sampel kulit kepala
skor pada menit 1 dan 5). Bayi dengan apgar score rendah memungkinkan
(hepar).
a. Pola persepsi manajemen kesehatan: kebiasaan hidup keluarga pasien yang sesuai
atau tidak sesuai dengan tatalaksana hidup sehat. (jika pasien sakit apakah keluarga
pasien akan segera membawa ke pelayanan kesehatan atau membeli obat ke took
terdekat )
Bayi malas minum ASI. Riwayat pelambatan/ makan oral buruk, lebih mungkin
c. Pola aktivitas:
d. Pola eliminasi:
Bising usus hipoaktif, pasase mekonium mungkin lambat, feses mungkin lunak/
coklat kehijauan selama penegluaran bilirubin, urin gelap pekat (hitam kecoklatan).
(Doenges, 2001).
4. Pemeriksaan fisik
(dengan cara mendengar bunyi bagian-bagian tubuh tertentu dengan alat stetoskop), dan
perkusi (dengan cara mngetuk bagian-bagian tubuh tertentu) (Zaidin, 2010). Waktu
pemeriksaan fisik dapat dilakukan saat bayi baru lahir, 24 jam setelah lahir, dan akan
pulang dari rumah sakit. Sebelum melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir,
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain (Musrifatul, 2008):
a. Bayi sebaiknya dalam keadaan telanjang di bawah lampu terang sehingga bayi tidak
mudah kehilangan panas, atau lepaskan pakaian hanya pada daerah yang diperiksa.
b. Lakukan prosedur secara berurutan dari kepala ke kaki atau lakukan prosedur yang
memerlukan observasi ketat lebih dahulu. Seperti paru-paru, jantung, dan abdomen
c. Lakukan prosedur yang mengganggu bayi, seperti pemeriksaan refleks pada tahap
akhir.
a) Tanda-tanda vital:
(2) Suhu tubuh: Ukur suku aksila dengan termemoter pada lipatan aksila selama
Model ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi bayi baru lahir yang
memilki kesempatan baik untuk tumbuh dengan normal atau bayi-bayi yang
berisiko untuk berbagai alasan. Misalnya, bayi tersebut mungkin kecil untuk
bayi cukup bulan atau kecil untuk masa kehamilan atau di luar proporsi
(1) Lakukan pengukuran berat badan, panjang badan, lingkar kepala, dan
lingkar dada
(a) Berat badan normal adalah 2500-3500 gr. Berat badan yang kurang dari
2500 gr disebut bayi prematur sedangkan berat badan bayi yang saat
(d) Lingkar dada nomal dalah 30-33 cm, apabila diameter kepala lebih
apabila diameter kepala lebih kecil 3 cm dari lingkar dada maka bayi
mengalami microcephalus
a) Kepala
(1) Inspeksi:
(a) Asimetris atau tidaknya maulage, yaitu tulang tengkorak yang saling
(c) Ada tidaknya cephal haematum, yang terjadi sesaat setelah lahir dan
tidak tampak pada hari pertama karena tertutup oleh caput succedaneum.
(d) Ada tidaknya perdarahan, yang terjadi karena pecahnya vena yang
(f) Ubun-ubun posterior normlnya berbentuk segitiga dan lebih kecil dari
intrakranial
(2) Palpasi:
b) Muka
(1) Inspeksi:
c) Mata
d) Hidung
(1) Inspeksi:
(a) Amati pola pernafasan. Apabila bayi bernafas melalui mulut, maka
(b) Amati mukosa lubang hidung. Apabila terdapat sekret mukopurulen dan
(c) Kepatenan hidung ditentukan dengan menutup mulut bayi dan menekan
satu lubang hidung pada waktu yang bersamaan atau dengan memasukkan
selang nasogastrik.
e) Mulut
(1) Inspeksi:
(a) Adanya kista pada mukosa mulut
(c) Amati adanya bercak pada mukosa mulut, palatum, dan pipi. Biasanya
(d) Amati gusi dan gigi, untuk menilai adanya pigmen. Tumbuh gigi lebih awal
(1) Bila bayi ikterus hidup dengan umur lebih lajut dapat terjadi tuli
g) Dada
(1) Inspeksi : Bentuk dan kelainan bentuk dada perubahan pergerakan pernapasan
(retraksi dada),
(4) Auskultasi :
h) Abdomen
i) Genitalia
Inspeksi pada genitalia wanita, seperti keadaan labiominora, labiomayora,
(1) Pada labia minora dapat ditemukan adanya verniks dan smegma pada
lekukan
(4) Keluaran vagina mungkin diakibatkan oleh hormon ibu, ini disebut sebagai
pseudomenstruasi
(1) Keadaan penis, ada tidaknya hipospadia (defek di bagian ventral ujung
penis atau defek sepanjang penis), dan epispadia (defek pada dorsum penis)
(2) Rugae normalnya tampak pada skrotum dan ke-2 testis turun ke dalam
skrotum
(1) Spina normalnya rata dan bulat. Sekelompok rambut yang tumbuh atau
lekuk kecil pada sakrum atau dasar spina berhubungan dengan spina bifida
okulta
Bila bayi hidup pada umur lebih lanjut dapat terjadi spasme otot, opistotonus,
stenosis yang disertai ketegangan otot. Dapat juga dijumpai sianosis pada bayi
l) Kulit
Warna kulit menjadi kuning. Tanda dehidrasi ditunjukkan dengan turgor yang
ekimosis.
Tanda babinski Gores telapak kaki Jari kaki Bila pengembangan jari
sepanjang tepi luar, mengembang dan kaki dorsofleksi, maka
dimulai dari tumit ibu jari kaki ada tanda lesi
dorsofleksi, dijumpai ekstrapiramidal setelah
sampai umur 2 tahun umur 2 tahun.
Neck righting Letakkan bayi Bila bayi telentang, Tidak ada refleks atau
dalam posisi bahu dan badan refleks menetap lebih
telentang, coba kemudian pelvis dari 10 bulan
menarik perhatian berotasi ke araha di menunjukkan adanya
bayi dari satu sisi mana bayi diputar. gangguan sistem saraf
Dijumpai selama 10 pusat
bulan pertama.
Rooting Gores sudut mulut Bayi memutar kea Tidak adanya refleks,
bayi garis tengah rah pipi yang menunjukkan adanya
bibir digores. Refleks ini gangguan neurologi
menghilang pada berat.
umur 3-4 bulan,
tetapi bisa menetap
sampai umur 12
bulan khususnya
selama tidur.
Menghisap Berikan botol dan Bayi menghisap Refleks yang lemah atau
dot pada bayi dengan kuat dalam tidak ada menunjukkan
berespons terhadap kelambatan
stimulasi. Refleks ini perkembangan atau
menetap selama keadaan neurologi yang
masa bayi mungkin abnormal.
terjadi stimulasi
tidur tanpa stimulasi.
Bayi melakukan
perubahan posisi bila
kepala diputar ke
satu sisi, lengan dan
tungkai ekstensi ke
arah sisi putaran
kepala dan fleksi
pada sisi yang
berlawanan.
a) Refleks berkedip, batuk, bersin, dan muntah ada pada waktu lahir dan tetap
b) Perilaku sensorik
(1)Perilaku sensorik
dibersihkan
(3)Pengecap
(b) Bayi lebih suka rasa manis daripada pahit atau asam
(4)Sentuhan
(a) Bayi dapat merasakan tekanan, nyeri, dan sentuhan, segera atau beberapa
(5)Penciuman
(a) Setelah cairan lendir dan amnion dibersihkan dari saluran hidung, bayi
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Tes Coomb pada tali pusat bayi baru lahir: hasil positif tes Coomb indirek
menandakan adanya antibody Rh-positif, anti A, atau anti B dalam darah ibu.
Hasi positif dari tes Coomb direk menandakan adanya sensitisitas (Rh-positif,
c. Bilirubin total: kadar direk (terkonjugasi) bermakna jika melebihi 1,0-1,5 mg/dl,
tidak boleh melebihi peningkatan 5 mg/dl dalam 24 jam, atau tidak boleh lebih
dari 20 mg/dl pada bayi cukup bulan atau 15 mg/dl pada bayi praterm
f. Glukosa: kadar dextrostix mungkin <45% glukosa darah lengkap <30 mg/dl,
atau tes glukosa serum <40 mg/dl bila bayi baru lahir hepoglikemi dan mulai
bilirubin serum
k. Tes Betke Kleihauer: Evaluasi smear darah maternal terhadap eritrosit janin
(Doengos, 2001).
6. Pohon Masalah
kernikterus
7. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan letargi, refleks
8. Risiko perubahan pelekatan orang tua/ bayi faktor risiko kurang stimulasi visual dan
kontak akibat fototerapi, ketakutan menyakiti bayi atau mebuat salah letak slang/
jalur penusukan
9. Perubahan menjadi orang tua berhubungan dengan interupsi pada proses ikatan
10. Perubahan persepsi/ sensori (penglihatan, taktil) berhubungan dengan deficit sensori
stimulasi taktil
11. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan diare, kulit kering akibat fototerapi,
pruritus, pengeluaran bilirubin dalam urine dan feses, terpajan pada fototerapi
2.2.3 Perencanaan
Tujuan NOC : setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam bayi akan
mengalami pemberian ASI efektif yang dan kemantapan bayi dalam menyusu
b. Kemantapan menyusui
c. Mempertahankan menyusui
d. Penyapihan menyusui
e. Pengetahuan menyusui
Intervensi NIC :
4) Instruksikan ibu tentang kebutuhan untuk istirahat yang adekuat dan asupan
cairan
6)
Tujuan NOC :
Intervensi NIC :
Tujuan NOC :
Intervensi NIC :
4. Diagnosa IV: Perubahan proses keluarga berhubungan dengan terpisah dari anggota
keluarga
Tujuan NOC :
Intervensi NIC :
tidak normal (misalnya diare, dan kehilangan cairan insensibel akibat fototerapi)
6. Diagnosa VI: Risiko cedera faktor risiko reabsoprsi bilirubin akibat penurunan
defekasi
7. Diagnosa VII: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
8. Diagnosa VIII: Risiko perubahan pelekatan orang tua/ bayi faktor risiko kurang
stimulasi visual dan kontak akibat fototerapi, ketakutan menyakiti bayi atau mebuat
proses ikatan
11. Diagnosa XI: Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan diare, kulit kering
akibat fototerapi, pruritus, pengeluaran bilirubin dalam urine dan feses, terpajan
pada fototerapi
12. Diagnosa XII: Gangguan pola tidur berhubungan dengan deprivasitidur akibat
mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan
berdasarkan analisis dan kesimpulan perawatan dan bukan atas petunjuk tenaga kesehatan
lain. Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan
bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lain (Mitayani, 2010). Implementasi juga
dimaksudkan untuk pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah
disusun pada tahap perencanaan (Nasrul, 1995). Berdasarkan terminologi NIC, implementasi
terdiri atas melakukan dan mendokumentasi tindakan yang merupakan tindakan keperawatan
khusus yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan intervensi (atau program keperawatan)
(Kozier, 2011). Implementasi tindakan keperawatan dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu
1. Independen, yaitu suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dari
dokter atau tenaga kesehatan lainnya. Lingkup tindakan keperawatan independen, antara
lain:
a. Mengkaji klien atau keluarga melalui riwayat keperawatan dan pemeriksaan fisik untuk
keperawatan.
kesehatan klien.
d. Mengevaluasi respons klien terhadap tindakan keperawatan dan medis.
2. Interdependent, yaitu suatu kegiatan yang memerlukan kerja sama dari tenaga kesehatan
tenaga medis.
Hal yang tidak kalah penting pada tahap implementasi ini adalah mengevaluasi
respons atau hasil dari tindakan keperawatan yang dilakukan terhadap klien serta tindakan
2.2.5 Evaluasi
Evaluasi adalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilan dalam
pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi tujuan atau
evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan yang
sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang
dibuat pada tahap perencanaan. Penetapan keberhasilan suatu asuhan keperawatan didasarkan
pada perubahan perilaku dari kriteria hasil yang telah ditetapkan, yaitu terjadinya adaptasi
2.2 Pertumbuhan dan perkembangan Bayi Neonatus (bayi baru lahir) (Muslihatun,
2010).
1.3.1 Pengertian
Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh
yang secara kuantitatif dapat diukur, seperti tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala.
Perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai
melalui tumbuh kematangan dan belajar terdiri dari kemampuan gerak kasar dan halus,
pendengaran, penglihatan.
Pola pertumbuhan dan perkembangan merupakan peristiwa yang terjadi selama proses
perlambatan yang saling berhubungan antara satu organ dengan organ yang lain. Terdapat
menggerakkan ekstremitas.
Dimulai dari menggerakkan anggota gerak paling dekat dengan sumbu tubuh hingga
Dimualai dari menggerakkan daerah yang lebih umum hingga menggerakkan daerah
Perkembangan pada seorang bayi dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain
meliputi tahapan perkembangan prenatal dan masa postnatal yang terdiri dari masa
masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari)
sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 1
bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonatus lanjut
Terjadi preoses adaptasi semua sistem organ tubuh, diawali dengan aktivitas
mekonium dan defekasi. Perubahan fungsi organ lain seperti ginjal, hati, dan sistem
mengikuti garis tengah bila ada orang yang memberikan respon terhadap gerakan jari
dan tangannya. Perkembangan bahasa ditunjukkan dengan bayi tersenyum dan mulai
Bayi baru lahir pastikan segera diberi minum ASI dini (dalam menit 30 - 1 jam
setelah lahir), kecuali apabila pemberian minum harus ditunda karena masalah tertentu,
upayakan ibu mendampingi dan tetap memberikan ASI. ASI eksklusif mengandung zat
gizi yang diperlukan untuk tumbuh kembang byi, mudah dicerna dan efisien,
ASI merupakan sumber makanan utama dan paling sempurna bagi bayi usia
0-6 bulan. Untuk itu harus diterapkan pola makan yang sehat agar zat gizi yang
dibutuhkan dapat terpenuhi melalui ASI (Marimbi,2010). Untuk bayi yg usia 0-3 hari
membutuhkan asupan ASI sebanyak 60-100 mL/kg/24 jam, usia 2 hari bayi
membutuhkan asupan ASI 80-100 Cc/kg BB/hari, usia 3-10 hari bayi membutuhkan
asupan ASI 125-150 Cc/kg BB/hari, usia 10 hari-3 bulan bayi membutuhkan asupan
Daftar pustaka
Musrifatul uliyah.2008. keterampilan dasar praktik klinik untuk kebidanan edisi 2. Salemba
Medika: Jakarta
Barbara R Stright.2004. keperawatan ibu-bayi baru lahir alih bahasa Maria A Wijayarini.
Jakarta: EGC