Anda di halaman 1dari 5

SUMBANGAN HUKUM KODRAT TERHADAP HUKUM MASA KINI

MAKALAH
OLEH
DWI HARJANTO
11000123410054

A. PENDAHULUAN
Sejak zaman prasejarah, manusia telah mengenal dan menerapkan aturan-aturan
yang bersumber dari kodrat manusia itu sendiri. Menurut Thomas Aquinas, hukum
positif yang adil adalah hukum yang memiliki daya ikat melalui hati nurani 1. Menurut
pernyataan Thomas Aquinas tadi maka pembentukan hukum yang adil haruslah
menjadikan moral sebagai tolak ukur. Hukum Positif akan disebut adil jika memenuhi
beberapa syarat yaitu: diperintahkan atau diundangkan demi kebaikan umum,
diperintahkan oleh legislator yang tidak menyalahgunakan kewenangan legislatifnya
dan memberikan beban yang setimpal demi kepentingan kebaikan umum2
Dalam sejarah perkembangan hukum, konsep hukum kodrat telah memainkan
peran yang vital dalam membentuk kerangka kerja hukum yang mengakomodasi
nilai-nilai universal manusia. Konsep ini mendasarkan diri pada pemahaman akan
hakikat dan kodrat manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki kebutuhan akan
keadilan, kebebasan, dan keseimbangan. Dengan adanya perubahan dinamis dalam
masyarakat modern, terutama terkait dengan kemajuan teknologi dan globalisasi,
penting untuk mengkaji kembali hubungan antara konsep hukum kodrat dalam
konteks hukum masa kini.
Makalah ini bertujuan untuk menyelidiki peran dan sumbangan penting dari
konsep hukum kodrat terhadap hukum masa kini. Dengan menelusuri akar pemikiran
dan nilai-nilai kodrat manusia, makalah ini akan menguraikan bagaimana hukum
kodrat menjadi dasar pembentukan hukum masa kini dan juga memberikan
sumbangan peraturan yang relevan dan adaptif bagi penyelesaian masalah hukum
yang kompleks di era sekarang ini

1
Otong Rosadi, Hukum Kodrat, Pancasila dan Asas Hukum Dalam Pembentukan Hukum di Indonesia, Jurnal
Dinamika Hukum, Vol.10 No 3 (September, 2010), 284
2
Ibid
B. RUMUSAN MASALAH
1. APA SUMBANGAN HUKUM KODRAT TERHADAP HUKUM MASA
KINI?
C. PEMBAHASAN
1. SUMBANGAN HUKUM KODRAT TERHADAP HUKUM MASA KINI
Hukum kodrat, atau hukum alam, merupakan konsep fundamental yang telah
memberikan dasar bagi pembentukan sistem hukum masa kini. Meskipun
beberapa elemen hukum kodrat telah diadopsi secara langsung, terutama dalam
bidang hak asasi manusia dan perlindungan lingkungan, konsep ini juga telah
memberikan sumbangan penting dalam menangani masalah hukum di era
globalisasi. Beberapa kontribusi utamanya meliputi:
a. Hak Asasi Manusia, hukum kodrat dalam era globalisasi ini memberikan
sumbangan penting pada hak asasi manusia, contoh nyatanya seperti dalam
perang Laut Malvinas, Perang Iraq dan Perang Israel dan Palestina yang
terjadi sekarang ini. Hukum kodrat mengatur bahwa pentingnya menghormati
hak asasi manusia dan menghindari pelanggaran hak asasi manusia dalam
situasi konflik apapun. Dalam konteks Israel-Palestina, perlindungan terhadap
warga sipil dan menghormati hak-hak dasar penduduk di kedua belah pihak
menjadi sangat penting. Peraturan tentang perang yang berdasar pada hukum
kodrat ini terdapat pada Konvensi Jenewa.
b. Perlindungan Lingkungan, Hukum kodrat atau hukum alam memiliki relevansi
yang besar dalam konteks perlindungan lingkungan, dengan menekankan
pentingnya menjaga keseimbangan alam dan ekosistem. Contoh kasus
perlindungan lingkungan yaitu AMDAL soal tambang wadas, ada prakiraan
dampak penurunan kualitas udara yang disebabkan kegiatan pembuatan akses
untuk menuju lokasi tapak proyek dan penambangan batu 3. Dalam kasus itu
kitab isa menggunakan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU PPLH) sebagai alat
untuk mengetahui apakah kegiatan tersebut sudah sesuai dengan perlindungan
lingkungan. Selain UU PPLH, peraturan lain yang mengatur tentang
perlindungan lingkungan yaitu: Undang-Undang Keanekaragaman Hayati

3
Diambil pada 08-11-2023 pukul 07:00 dari website:
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20220216140813-12-759957/amdal-soal-tambang-wadas-tanah-
terkelupas-dan-debu-serang-warga
yaitu UU No 5 Tahun 1994, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor
P.56/menlhk/setjen/kum.1/4/2015 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Da
Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari
Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan PP No 41 Tahun 1994 tentang
Pengendalian Pencemaran
c. Hak Cipta, Prinsip perlindungan alami dalam hukum kodrat juga bisa
dihubungkan dengan perlindungan karya dari penggunaan yang tidak sah atau
tanpa izin. Meskipun tidak secara langsung menyebutkan hak cipta, prinsip ini
dapat diartikan sebagai perlindungan terhadap pemalsuan atau penggunaan
karya tanpa izin dari penciptanya. Contoh kasus terbaru yaitu antara Ahmad
Dhani dan Once Mekel. Ahmad Dhani melarang Once Mekel menyanyikan
lagu ciptaannya karena Once Mekel tidak izin dan membayar royalty ke
Ahmad Dhani. Dalam kasus ini Ahmad Dhani menggunakan Pasal 113
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta yang berbunyi:
“Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau
pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f,
dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana
penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp.
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)”. Dalam masalah ini hukum kodrat
yang terdapat pada UU Hak Cipta bisa menyelesaikan masalah hukum antara
Ahmad Dhani dan Once Mekel
D. KESIMPULAN
Dari analisis yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai sumbangan hukum kodrat
terhadap hukum masa kini, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hukum kodrat, atau hukum alam, memiliki relevansi penting dalam konteks hak
asasi manusia, perlindungan lingkungan, dan hak cipta. Meskipun beberapa
aspeknya tidak secara langsung diadopsi, konsep hukum kodrat telah memberikan
landasan moral bagi pembentukan sistem hukum masa kini. Dalam konteks hak
asasi manusia, hukum kodrat menekankan perlunya menghormati hak asasi
manusia dan menghindari pelanggaran hak asasi manusia dalam situasi konflik.
Peraturan perang yang didasarkan pada hukum kodrat, seperti Konvensi Jenewa,
penting dalam menegakkan perlindungan warga sipil di wilayah konflik, seperti
dalam kasus Perang Laut Malvinas, Perang Irak, dan Perang Israel dan Palestina.
Terkait dengan perlindungan lingkungan, hukum kodrat menekankan pentingnya
menjaga keseimbangan alam dan ekosistem. Contoh kasus seperti AMDAL dalam
kasus tambang wadas menunjukkan bagaimana undang-undang modern, seperti
UU Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, digunakan untuk menilai
dampak lingkungan dari suatu proyek. Dalam konteks hak cipta, prinsip
perlindungan alami dalam hukum kodrat dapat diinterpretasikan sebagai
perlindungan terhadap karya dari penggunaan yang tidak sah atau tanpa izin.
Undang-undang modern tentang hak cipta, seperti Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2002, dapat digunakan untuk menyelesaikan perselisihan antara pencipta
karya dan pengguna karya tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal
Rosadi, Otong, 2010, Hukum Kodrat, Pancasila dan Asas Hukum Dalam Pembentukan
Hukum di Indonesia, Jurnal Dinamika Hukum, Vol.10 No 3, 283-289

Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang No 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

Internet
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20220216140813-12-759957/amdal-soal-tambang-
wadas-tanah-terkelupas-dan-debu-serang-warga

Anda mungkin juga menyukai