Anda di halaman 1dari 2

Nama : Secilia Cahya Agustina

Nim : 21110083

Prodi : 2B (PBSI)

Masa Kanak- Kanak

Suatu ketika dimasa lalu, terdapat 4 sahabat yang tinggal disebuah desa kecil di kota
Lamongan mereka terkenal didesa karena kenakalannya, mereka suka menganggu
penduduk didesa.

Saat sore sepulang sekolah kami suka berkumpul di lapangan yang tidak jauh dari jalan
besar, jika ada pedagang lewat biasanya kita menunggu sampai pedagang agak jauh
setelah agak jauh mereka berteriak

"Bang beli bang....."

Terdengar dari juah ada yang memanggil pedagang Langsung berbalik ke arah mereka

Kita langsung menjawab " gak jadi bang" sambil berlari sekencang mungkin untuk
menghindari si pedagang. " Ohh cah beling" teriak si pedagang sambil bergeleng
kepala.

Perna juga pada hari Minggu selesai sholat subuh kita sering mirek iwak disawah yang
tidak jauh dari rumah sampai jam 7 pagi setelahnya kita berjalan-jalan dari desa kita ke
desa sebrang. Saat musim panas kita sering beluron di sungai, karena kita masih anak
SD kelas lima kita tidak diperbolehkan oleh orang-orang yang ada disana takut
terbawah arus sungai yang deras apa lagi saat hujan. Kita tidak perna menghiraukan
omongan orang-orang didesa sampai suatu ketika orang tua kita mengetahui bahwa kita
bermain disungai dan berlompat-lompatan dari jembatan orang tua kami langsung
bergegas menuju sungai sambil membawa cambuk rotan yang panjangnya hampir 2
meter seketika kita menangis berlari terbirit-birit sambil berteriak " pak ampun pak
ampun" penduduk desa tertawa dengan renyah melihat kita yang berlari terbirit-birit
dengan badan yang basa kuyup.
Besoknya kita tidak mengulangi lagi perbuatan itu namun kita sangat suntuk karena
tidak punya kegiatan, disiang hari kita membuat rumah-rumahan dari bahan-bahan
bekas seperti ranting, baju-baju yang sudah tidak terpakai, triplek dan Masi banyak lagi
konyolnya kita suka mengambil barang orang lain yang masi dipakai seperti sapu yang
dijemur tetangga kita ambil, orangnya mencari-cari tapi kita pura-pura tidak tahu.

Namun salah satu musuh geng kita melihat dan memberi tahu tetangga kita seketika
tetangga mendekati kita dan memberi kita ocehan yang tidak ada hentinya. Anehnya
kita tidak takut malah kita mengibahi ibunya dibelakangnya. Tetangga kita langsung
kerumah kita dan memberi tahukan perbuatan kita kepada orang tua kita masing-masing
akhirnya rumah-rumahan yang kita buat di hanjurkan.

Semakin beranjak dewasa akhirnya kami sadar hal itu tidak baik dan mulai
meninggalkan kenakalan- kenakalan di masa lalu, kini kita berpisah memilih jalan hidup
kita masing- masing untuk mengapai apa yang kita impikan dimasa depan yang akan
datang. Semakin lama kita berpisah semakin terlupakan pula persahabatan kita.

Anda mungkin juga menyukai