Anda di halaman 1dari 24

KODEFIKASI

“Aturan dan Tata Cara Kodefikasi Penyakit


Dan Tindakan Pada Sistem Endokrin ”

Dosen Pengampu :Theresia Hutasoit,Amd,S.R.M.

DISUSUN OLEH :
Kelompok 3

1. Yeshicha Eqivalent P 2213462160


2. Dina Triana 2213462133
3. Joy Septina Br Ginting 2213462139
4. Rvina Selpiah 2213462148
5. Ester Teresia Sibuea 2213462136
6. Wawa Dwi Hayati 2213462158
7. Ayunda 2213462131

1E
PRODI D III PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN
UNIVERSITAS IMELDA MEDAN
T.A 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Aturan dan Tata cara kodefikasi
penyakit dan Tindakan pada sistem Endokrin”.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak maka makalah ini
tidak dapat terwujud, untuk itu dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih
kepada dosen pengampuh Theresia Hutasoit,Amd,S.R.M.

Penyusun hanya manusia biasa, makalah ini pasti memiliki kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan, oleh kerena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberi manfaat khususnya bagi aktivitas pendidikan dan umumnya bagi
pembaca. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... I

DAFTAR ISI...................................................................................................................... II

BAB I : PEMBAHASAN .................................................................................................. 4

1. E20-E35 .................................................................................................................. 4
2. E20-E35 .................................................................................................................. 10
3. E40-E46 .................................................................................................................. 16

BAB II : PENUTUP .......................................................................................................... 22

Daftar Pustaka ................................................................................................................. 23

3
BAB I

PEMBAHASAN

1. E20-E35
A. Polyglandular dysfunction
Definisi
Polyglandular dysfunction adalah keadaan dimana ketika kelenjar endokrin menjadi
kurang aktif dan tidak berfungsi dengan baik dan jumlah hormon yang dihasilkan
kurang dari normal

B. Tanda & gejala Polyglandular dysfunction


1. Penyakit Addison
2. gigi lemah
3. diare kronis
4. sembelit

Pemeriksaan Penunjang

1. CT scan (Computed tomography) : Untuk mendiagnosis sindrom poliglandular


autoimun
2. Endoskopi : Untuk memeriksa rongga internal
3. Tes histologis : Untuk menguji sampel jaringan

Tatacara Kodefikasi
1. Carilah Kode penyakit pada ICD 10 volume 3
2. untuk mendapatkan kode Polyglandular dysfunction carilah di Leadterm P
3. Ternyata kode penyakit Polyglandular dysfunction terdapat di halaman 522,
ICD 10 volume 3 dengan kode E31.9
4. Untuk memastikan kode tersebut benar maka cari di ICD 10 Volume 1
5. Ternyata E31.9 adalah kode Polyglandular dysfunction terdapat di halaman
261, ICD 10 Volume 1
6. Untuk memastikan tindakannya di IDC 9 buka bagian belakang

4
7. Carilah huruf T,lalu kata Tomography Computerized axial dengan kode 88.38
halaman 469
8. Untuk memastikan kodenya benar apa tidak buka bagian depan ICD 9
9. Ternyata 88.38 adalah kode Tomography Computerized axial yaitu terdapat
dihalaman 237 ,ICD 9
.

5
Volume 3

6
Volume 1

7
ICD 9

8
ICD 9

9
2. E20-E35
B . Polycystic ovarian syndrome
Definisi
Sindrom polikistik ovarium atau polycystic ovarian syndrome (PCOS) adalah
gangguan hormon yang terjadi pada wanita di usia subur. PCOS ditandai dengan
gangguan menstruasi dan kadar hormon maskulin (hormon androgen) yang
berlebihan.

Tanda & gejala Polycystic ovarian syndrome


1. Gangguan menstruasi
2. hormon androgen yang meningkat
3. Kista ovarium yang banyak
4. Warna kulit menjadi gelap

Pengobatan & Terapi Polycystic ovarian syndrome

1. Clomifene
2. Letrozole
3. Metformin

Pemeriksaan Penunjang

1. Tes darah, untuk memeriksa kadar hormon androgen, tes toleransi terhadap gula
darah, dan kadar kolestrol yang sering kali meningkat pada PCOS
2. USG panggul, untuk memeriksa ketebalan lapisan rahim pasien dengan bantuan
gelombang suara

10
Tatacara Kodefikasi
1. Carilah Kode penyakit pada ICD 10 volume 3
2 .untuk mendapatkan kode Polycystic ovarian syndrome carilah di Leadterm P
3.Ternyata kode penyakit Polycystic ovarian syndrome terdapat di halaman 522 ,
ICD 10 volume 3 dengan kode E28.2
4. Untuk memastikan kode tersebut benar maka cari di ICD 10 Volume 1
5. Ternyata E28.2 adalah kode Polycystic ovarian syndrome terdapat di halaman
260 , ICD 10 Volume 1
6.Untuk memastikan tindakannya di IDC 9 buka bagian belakang
7.Carilah huruf E,lalu kata Examination Blood dengan kode 90.5 halaman 325
8.Untuk memastikan kodenya benar apa tidak buka bagian depan ICD 9
9.Ternyata Examination Blood adalah benar dengan kode 90.59 terdapat dihalaman
246 , ICD 9

11
Volume 3

12
Volume 1

13
ICD 9

14
ICD 9

15
3. E40-E46
C . Kwashiorkor
Definisi
Kwashiorkor adalah jenis malnutrisi yang ditandai dengan kekurangan protein yang
parah. Ini menyebabkan retensi cairan dan perut yang bengkak dan buncit.
Kwashiorkor paling sering menyerang anak-anak, terutama di negara berkembang
dengan tingkat kemiskinan dan kerawanan pangan yang tinggi.

Tanda & gejala Kwashiorkor


1. Perubahan warna rambut, mungkin terlihat kuning atau oranye.
2. Terserang dehidrasi.
3. Kehilangan selera makan.
4. Pembengkakan pada tungkai dan kaki.
5. Kekurangan jaringan otot dan lemak.
6. Infeksi kulit yang lebih sering terjadi.

Pengobatan & Terapi Kwashiorkor


1. Memberikan cairan infus yang terdiri dari elektrolit dan glukosa
2. Menyelimuti pasien untuk mencegah terjadinya hipotermia
3. Mengobati dehidrasi
4. Mengobati infeksi dengan antibiotik

Pemeriksaan Penunjang

tes darah dan tes urine. Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk menilai kadar
hemoglobin (Hb), gula darah, protein (albumin) dalam darah, fungsi ginjal, dan
kadar elektrolit.

16
Tatacara Kodefikasi
1. Carilah Kode penyakit pada ICD 10 volume 3
2. untuk mendapatkan kode Kwashiorkor carilah di Leadterm K
3. Ternyata kode penyakit Kwashiorkor terdapat di halaman 388, ICD 10 volume
3 dengan kode E40
4. Untuk memastikan kode tersebut benar maka cari di ICD 10 Volume 1
5. Ternyata E40 adalah kode Kwashiorkor terdapat dihalaman 263, ICD 10 Volume
1
6. Untuk memastikan tindakannya di IDC 9 buka bagian belakang
7. Carilah huruf E ,lalu cari kata Examinatiaon Blood dengan kode 90.5 halaman
325
8. Untuk memastikan kodenya benar apa tidak buka bagian depan ICD 9
9. Ternyata 90.59 adalah kode Examination Blood terdapat dihalaman 246 ICD 9

17
Volume 3

18
Volume 1

19
ICD 9

20
ICD 9

21
BAB III

Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami ambil sebelum mencari kodefikasi:
1. Gejala adalah keadaan yang menjadi tanda-tanda akan timbulnya suatu
penyakit.
2. Pengobatan adalah pengobatan yang dilakukan untuk mengobati atau
menyembuhkan segala penyakit.
3. Pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan medis yang dilakukan atas indikasi
tertentu guna memperoleh keterangan yang lebih lengkap. Pemeriksaan
penunjang yang dapat dilakukan yaitu therapeutic, diagnostic, laboratorium,
Setelah kita mengetahui semua definisi ,gejala,pengobatan dan pemeriksaan
penunjang . kita dapat mencari kodefikasi dari masing-masing penyakit tersebut
di dalam buku ICD 10 volume 1,2,3 dan ICD 9 .

22
DAFTAR PUSTAKA

(Wurijanto, 2016)
Wurijanto, 1. H. (2016). Sistem Informasi Administrasi Layanan Pasien Surabaya. , 3.

2016 . International Statistical Clasiffication 10 Volume 1

2016. International Statistical Clasiffication 10 Volume 3

https://www.halodoc.com/kesehatan

https://www.alodokter.com

23
LINK VIDIO

https://drive.google.com/drive/folders/10WcPIwySS7BBgDHXpV5W3K2x6OSD0pDC

24

Anda mungkin juga menyukai