Anda di halaman 1dari 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Antelmintik adalah golongan obat yang dapat mematikan atau melumpuhkan cacing
dalam usus manusia atau hewan penyebab penyakit cacingan sehingga cacing dapat dikeluarkan
bersama-sama dengan kotoran. Obat Antelmintik merupalan obat untuk istilah penyakit infeksi
cacing atau Ascaris suum Goeze.
Mekanisme kerja antelmintik yaitu dengan menghambat proses penerusan impuls
neuromuskuler sehingga cacing dilumpuhkan. Mekanisme lainnya dengan menghambat
masuknya glukosa dan mempercepat penggunaan glikogen pada cacing. Obat cacing atau
antihelmintik bekerja dengan melumpuhkan saraf dan otot cacing, menghambat penyerapan
nutrisi pada tubuh cacing, atau mencegah reproduksi cacing dewasa.
Obat ini memiliki efek samping berupa kram atau nyeri perut, diare, pusing, sakit kepala,
hilangnya nafsu makan, mual atau muntah, dan sulit tidur. Untuk mencegah pertumbuhan cacing
dari dalam tubuh, disarankan untuk rajin mencuci tangan sebelum makan dan setelah dari toilet
serta menjaga kebersihan lingkungan.
Penyakit cacing usus merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakatdi Indonesia.
Penyakit cacing usus tersebut terjadi akibat masuknya cacing kedalam tubuh secara peroral
maupun subkutan karena sanitasi lingkungan yang jelek.Penyakit cacingan dapat terjadi pada
manusia dan hewan. Penyakit cacingan pada manusia dapat menyebabkan muka pucat, diare,
cepat lelah, gatal - gatal dan tampak kurus. Hewan yang paling sering menderita cacingan adalah
ayam, baik parasit dari dalam maupun luar. Tetapi penyakit cacingan yang terjadi pada hewan
bisa juga terjadi pada kucing, sapi, kambing dan anjing.
Antelmintik atau obat cacing ialah obat yang digunakan untuk memberantas atau
mengurangi cacing dalam lumen usus atau jaringan tubuh. Kebanyakan obat cacing efektif
terhadap satu macam cacing, sehingga diperlukan diagnosis tepat sebelum menggunakan obat
tertentu.
Antelmintik yaitu obat yang bertujuan untuk membasmi atau membunuh cacing.Masalah
penggunaan obat yang tidak rasional masih cukup menonjol di beberapa pusat pelayanan
kesehatan. Hal ini berakibat pada pemborosan biaya, ketidakrasionalan penggunaan obat juga
meningkatkan resiko terjadinya efek samping. Efek lainnya adalah brupa ketergantungan pasien
terhadap pemberian yang selanjutnya secara luas akan meningkatkan resiko terjadinya resistensi.

Anda mungkin juga menyukai