Antelmintik adalah golongan obat yang dapat mematikan atau melumpuhkan cacing dalam usus manusia atau hewan penyebab penyakit cacingan sehingga cacing dapat dikeluarkan bersama-sama dengan kotoran. Obat Antelmintik merupalan obat untuk istilah penyakit infeksi cacing atau Ascaris suum Goeze. Mekanisme kerja antelmintik yaitu dengan menghambat proses penerusan impuls neuromuskuler sehingga cacing dilumpuhkan. Mekanisme lainnya dengan menghambat masuknya glukosa dan mempercepat penggunaan glikogen pada cacing. Obat cacing atau antihelmintik bekerja dengan melumpuhkan saraf dan otot cacing, menghambat penyerapan nutrisi pada tubuh cacing, atau mencegah reproduksi cacing dewasa. Obat ini memiliki efek samping berupa kram atau nyeri perut, diare, pusing, sakit kepala, hilangnya nafsu makan, mual atau muntah, dan sulit tidur. Untuk mencegah pertumbuhan cacing dari dalam tubuh, disarankan untuk rajin mencuci tangan sebelum makan dan setelah dari toilet serta menjaga kebersihan lingkungan. Penyakit cacing usus merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakatdi Indonesia. Penyakit cacing usus tersebut terjadi akibat masuknya cacing kedalam tubuh secara peroral maupun subkutan karena sanitasi lingkungan yang jelek.Penyakit cacingan dapat terjadi pada manusia dan hewan. Penyakit cacingan pada manusia dapat menyebabkan muka pucat, diare, cepat lelah, gatal - gatal dan tampak kurus. Hewan yang paling sering menderita cacingan adalah ayam, baik parasit dari dalam maupun luar. Tetapi penyakit cacingan yang terjadi pada hewan bisa juga terjadi pada kucing, sapi, kambing dan anjing. Antelmintik atau obat cacing ialah obat yang digunakan untuk memberantas atau mengurangi cacing dalam lumen usus atau jaringan tubuh. Kebanyakan obat cacing efektif terhadap satu macam cacing, sehingga diperlukan diagnosis tepat sebelum menggunakan obat tertentu. Antelmintik yaitu obat yang bertujuan untuk membasmi atau membunuh cacing.Masalah penggunaan obat yang tidak rasional masih cukup menonjol di beberapa pusat pelayanan kesehatan. Hal ini berakibat pada pemborosan biaya, ketidakrasionalan penggunaan obat juga meningkatkan resiko terjadinya efek samping. Efek lainnya adalah brupa ketergantungan pasien terhadap pemberian yang selanjutnya secara luas akan meningkatkan resiko terjadinya resistensi.