Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MANAJEMEN DIRI

TENTANG

FIQIH PRIORITAS DAN IMPLEMENTASINYA DALAM MANAJEMEN DIRI

Disusun Oleh:

Kelompok 5

Mifta Urama 2020085


Yuli Anisa 2020087

Dosen Pengampu:

Arina, Lc., M.A.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS ADZKIA

PADANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita ucapkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya Iman dan
Islam. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi besar kita, pemimpin umat
akhir zaman, Rasulullah Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari zaman kegelapan
menuju zaman terang yang disinari dengan cahaya hidayah dan taufiq.
Kami dari pemakalah merasa sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah
kami sebagai tugas mata kuliah Manajemen Diri yang dibimbing oleh Ustadzah Arina, Lc., M.A.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Lalu, bagaikan sebuah keretakan yang ada pada setiap gading. Kami
menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna memperbaiki karya-
karya lain yang akan kami susun di lain waktu.

Padang, 15 November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1
C. Tujuan Pembelajaran ........................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
A. Pengertian Fiqih Prioritas dalam Manajemen Diri .............................................................. 3
B. Fiqih Prioritas dalam Ajaran Islam ...................................................................................... 4
C. Implementasi Fiqih Prioritas dalam Manajemen Diri .......................................................... 5
D. Kaidah Fiqih Prioritas dalam Islam ..................................................................................... 6
BAB III PENUTUP ........................................................................................................................ 8
A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 8
B. Saran .................................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penentuan prioritas tersebut dapat terjadi dalam hampir di setiap sisi keberagamaan,
mulai ibadah, muamalah, sampai akhlak. Oleh karena itu, sangat penting untuk
mengetahui pengetahuan tentang bagaimana cara menentukan prioritas tersebut.
Meminjam istilah yang dipakai Yusuf Qardhawi yang disebut dengan Fiqh al-Awlawiyah
(Fiqih Prioritas) atau Fiqh Maratib al-A`mal (Fiqih Mengurutkan Aktivitas), yakni
aturan-aturan mengenai cara menentukan prioritas dalam kehidupan beragama sehari-
hari.
Selain itu, Islam juga telah memberikan aturan-aturan tatkala seorang muslim
dihadapkan kepada situasi untuk memilih antara dua hal atau lebih, yang boleh jadi hal-
hal tersebut nampak bertentangan. Ia harus menentukan skala prioritas di antara hal-hal
tersebut. Misal, pada satu sisi ia harus melaksanakan shalat Jum`at, tetapi pada sisi lain ia
juga harus mengikuti imbauan pemerintah dan MUI agar menggantinya dengan shalat
zhuhur karena adanya pandemi. Contoh lain, antara kewajiban berhaji dan kewajiban
membayar utang, mana yang harus didahulukan. Memprioritas sesuatu daripada yang lain
berarti menentukan bobot nilai yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksid dengan fiqih prioritas dalam manajemen diri?


2. Bagaimanakah fiqih prioritas dalam ajaran islam?
3. Bagaimanakah implementasi fiqih prioritas dalam manajemen diri?
4. Apa sajkaah kaidah fiqih prioritas dalam islam?

C. Tujuan Pembelajaran

1. Untuk dapat mengetahui fiqih prioritas dalam manajemen diri.


2. Untuk dapat mengetahui fiqih prioritas dalam ajaran islam.

1
3. Untuk dapat mengetahui implementasi fiqih prioritas dalam manajemen diri.
4. Untuk dapat mengetahui kaidah fiqih prioritas dalam islam.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Fiqih Prioritas dalam Manajemen Diri

Fiqih prioritas adalah konsep dalam Islam yang mengajarkan pentingnya


menetapkan prioritas dalam hidup. Dalam konteks manajemen diri, fiqih prioritas dapat
diterapkan dengan cara mengidentifikasi tujuan utama atau yang paling penting dalam
hidup, dan kemudian mengatur waktu, energi, dan sumber daya untuk mencapai tujuan
tersebut. Selain itu, fiqih prioritas juga mengajarkan pentingnya untuk tidak terlalu
terlibat dalam hal-hal yang tidak mendukung tujuan utama. Hal ini dapat
diimplementasikan dengan cara mengelola waktu dan energi dengan bijak, serta
menghindari hal-hal yang dapat mengalihkan perhatian dari tujuan utama. Fiqih prioritas
juga mengajarkan pentingnya untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan dunia dan
akhirat. Dalam konteks manajemen diri, hal ini dapat diimplementasikan dengan cara
mengatur waktu dan sumber daya untuk mencapai tujuan dunia (karier, pendidikan, dan
lain-lain) sekaligus tetap memperhatikan kebutuhan spiritual dan akhirat.

Dengan menerapkan fiqih prioritas dalam manajemen diri, seseorang dapat lebih
fokus dan efektif dalam mencapai tujuan hidupnya. Dengan menetapkan prioritas yang
jelas dan mengelola waktu serta sumber daya dengan bijak, seseorang dapat mencapai
kesuksesan dalam kehidupan dunia dan akhirat.Ini semua sesuai dengan ajaran Islam
yang mengajarkan pentingnya menetapkan prioritas dalam segala aspek kehidupan. Islam
telah memberikan aturan-aturan tatkala seorang muslim dihadapkan kepada situasi untuk
memilih antara dua hal atau lebih, yang boleh jadi hal-hal tersebut nampak bertentangan.
Ia harus menentukan skala prioritas di antara hal-hal tersebut. Misal, pada satu sisi ia
harus melaksanakan shalat Jum`at, tetapi pada sisi lain ia juga harus mengikuti imbauan
pemerintah dan MUI agar menggantinya dengan shalat zhuhur karena adanya pandemi.
Contoh lain, antara kewajiban berhaji dan kewajiban membayar utang, mana yang harus
didahulukan.

3
Yusuf Qardhawi berkata bahwa fiqh al-awlawiyah adalah sesuatu yang semestinya
didahulukan harus didahulukan, dan yang semestinya diakhirkan harus diakhirkan.
Sesuatu yang kecil tidak perlu dibesarkan, dan sesuatu yang penting tidak boleh
diabaikan. Setiap perkara harus diletakkan di tempatnya dengan seimbang dan lurus,
tidak lebih dan kurang.

Allah SWT berfirman dalam (Q.S. al-Rahman/55:7—9).yang berbunyi :

“Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan), agar
kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan
adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.” (Q.S. al-Rahman/55:7-9).

Menentukan skala prioritas berarti meletakkan sesuatu pada tempatnya dengan


benar. Ayat-ayat di atas menegaskan bahwa Allah telah meletakkan neraka
keseimbangan, yang dengannya alam raya ini bisa berjalan secara teratur. Sebagaimana
Allah meletakkan neraca keseimbangan demi keteraturan alam raya, kita harus pula
meletakkan neraca keseimbangan demi keteraturan kehidupan ini.

B. Fiqih Prioritas dalam Ajaran Islam

Pandangan Islam dalam meninjau prioritas dapatlah ditelaah melalui fikih prioritas
sebagai pemahaman yang komprehensif berkaitan dengan hukum, nilai dan amalan
agama serta menempatkannya dalam tingkatan yang adil. Hal itu dengan mendahulukan
yang lebih penting (aham) daripada yang penting (muhim), yang lebih utama (afḍal) di
atas yang utama (faḍīl), primer (ḍaruriyyāt) di atas sekunder (hajjiyyāt) dan lain
sebagainya. Asumsinya, dengan menempatkan segala aturan hukum, nilai dan amalan
agama itu pada skala prioritas secara fair dan adil, maka tatanan kehidupan yang
harmonis dan seimbang akan tercipta di tengah-tengah masyarakat. Sejatinya, ihwal
beban pemberian kewajiban, nilai da pelaksanaan hukum dalam agama Islam terdapat
perbedaan satu dengan yang lainnya. Semua memiliki tingkat yang berbeda, mulai dari
yang kecil kepada yang besar, mulai dari yang pokok kepada yang cabang, serta dapat
berbentuk rukun sampai berkedudukan sebagai pelengkap. Pada setiap permasalahan juga
terdapat kedudukan yang utama atau esensi terdapat persoalan pinggiran atau bahkan
persoalan yang tidak signifikan.

4
C. Implementasi Fiqih Prioritas dalam Manajemen Diri

Manajemen Prioritas berarti merencanakan, mengorganisir, mengarahkan dan


mengendalikan rangkaian data, kegiatan atau aktivitas yang sudah tersusun secara
bertingkat, dari kebutuhan yang utama sampai dengan kebutuhan yang tidak utama, dari
yang pokok sampai yang umum, dari hal primer sampai dengan sekunder. Dari berbagai
teori yang dijabarkan sebelumnya, perlu dikembangkan sebuah formulasi untuk mencari
solusi yang tepat dalam mengatur skala prioritas. Dengan demikian, beberapa hal yang
terpenting dalam mengatur skala prioritas. Fiqih prioritas adalah konsep dalam Islam
yang mengajarkan pentingnya menetapkan prioritas dalam hidup. Dalam konteks
manajemen diri, fiqih prioritas dapat diterapkan dengan cara mengidentifikasi tujuan
utama atau yang paling penting dalam hidup, dan kemudian mengatur waktu, energi, dan
sumber daya untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satu implementasi fiqih prioritas
dalam manajemen diri adalah dengan melakukan tafakkur, atau introspeksi diri, untuk
memahami tujuan hidup yang sesungguhnya. Dengan memahami tujuan hidup yang
sesungguhnya, seseorang dapat menetapkan prioritas yang jelas dan fokus untuk
mencapainya.Fiqih prioritas adalah konsep dalam Islam yang mengajarkan pentingnya
menetapkan prioritas dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam manajemen diri.
Implementasi fiqih prioritas dalam manajemen diri sangat penting karena dapat
membantu seseorang untuk menjalani kehidupan dengan lebih teratur, terorganisir, dan
seimbang antara urusan dunia dan akhirat sesuai dengan ajaran Islam.

Dalam manajemen diri, fiqih prioritas dapat diimplementasikan dengan cara


menetapkan prioritas dalam ibadah, pekerjaan, dan aktivitas sehari-hari. Hal ini
mencakup mengatur waktu dengan bijak, menjaga keseimbangan antara dunia dan
akhirat, serta memprioritaskan tugas tugas yang perlu diselesaikan. Implementasi fiqih
prioritas dalam manajemen diri dapat dilakukan dengan cara berikut:

1) Menetapkan prioritas dalam ibadah


Sebagai seorang Muslim, ibadah merupakan prioritas utama dalam kehidupan.
Oleh karena itu, penting untuk menetapkan prioritas dalam ibadah, seperti shalat,
puasa, dan membaca Al-Qur'an, serta mengatur waktu untuk melaksanakannya dengan
konsisten.

5
2) Menetapkan prioritas dalam pekerjaan dan aktivitas sehari-hari
Dalam manajemen diri, penting untuk menetapkan prioritas dalam pekerjaan dan
aktivitas sehari-hari. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat daftar tugas yang perlu
diselesaikan dan menentukan mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu
berdasarkan urgensi dan pentingnya.
3) Mengatur waktu dengan bijak
Salah satu implementasi fiqih prioritas dalam manajemen diri adalah dengan
mengatur waktu dengan bijak. Hal ini mencakup membagi waktu antara ibadah,
pekerjaan, istirahat, dan waktu bersama keluarga. Dengan mengatur waktu secara
efektif, seseorang dapat mencapai tujuan-tujuan hidupnya dengan lebih baik.
4) Menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat
Fiqlih prioritas juga mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan antara
urusan dunia dan urusan akhirat. Dalam manajemen diri, hal ini dapat
diimplementasikan dengan cara tidak terlalu terpaku pada urusan dunia sehingga
melupakan ibadah dan akhirat, namun juga tidak terlalu terfokus pada ibadah sehingga
mengabaikan tanggung jawab dunia.

D. Kaidah Fiqih Prioritas dalam Islam

1. Islam lebih memprioritaskan kualitas dibandingkan kuantitas


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
‫إن الله يحب إذا عمل أحدكم عمال أن يتقنه‬
“Sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang apabila bekerja, mengerjakannya
secara profesional” (HR. Thabrani no. 891 dan Baihaqi no. 334).
Hal ini juga terbukti di peperangan Badar. Walaupun jumlah kaum muslimin
sedikit, namun Allah Ta’ala memenangkan mereka karena kuatnya mereka dalam
kebenaran. Pada peperangan Hunain hampir saja kaum muslimin mengalami
kekalahan, karena mereka mengira bahwa kemenangan bisa mereka raih karena
jumlah mereka yang banyak.
Oleh karena itu, sudah sepatutnya seorang muslim itu lebih perhatian terhadap
kualitas ketimbang banyaknya jumlah. Misalnya, dua rakaat yang ia kerjakan dengan

6
khusyuk dan serius itu tentu lebih utama daripada salat dua puluh rakaat dengan cepat
dan tanpa rasa khusyuk.

2. Ilmu lebih utama dan diprioritaskan dibandingkan amal


Sahabat Umar bin al-Khottob Radhiyallahu ‘anhu berkata,
ِ ‫سوقِناا ِإ اَل ام ْن قادْ تافاقاها فِي ال ِد‬
‫ِّين‬ ُ ‫اَل يا ِب ْع فِي‬
“Janganlah berjualan di pasar kami orang yang belum paham tentang ilmu
agama” (HR. At-Tirmidzi no. 487).
Umar bin Abdil Aziz Rahimahullah juga berkata,
ْ ُ‫ام ْن اعبادا اللاها بِغاي ِْر ِع ْل ٍم اكانا اما يُ ْف ِسد ُ أ ا ْكث ا ار ِم اما ي‬
‫ص ِلح‬
“Barang siapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu, maka ia lebih banyak
merusak dibandingkan memperbaiki” (Majmu’ Fataawa Ibnu Taimiyyah, 2: 383).

3. Amalan sedikit namun konsisten lebih utama dari amalan yang banyak tapi jarang
dilakukan
Rasulullah Shallallahu alaihi ‘wasallam bersabda,
‫ أدومها وإن قل‬:‫أحب األعمال إلى الله‬
“Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling konsisten meskipun
sedikit” (HR. Bukhari no. 6464 dan Muslim no. 783).
‘Amr bin Mas’adah Rahimahullah berkata,
‫قليل دائم خير من كثير منقطع‬
“Sedikit yang terus menerus lebih baik daripada banyak yang terputus”. (Wafatatul
A’yan di biografi ‘Amr bin Mas’adah).
Oleh karena itu, salat malam setiap hari walau hanya dua rakaat lebih baik dari
salat semalam suntuk namun pada akhirnya ia tidak salat lagi.

4. Hak-hak jamaah (kelompok) lebih didahulukan daripada hak-hak perseorangan


Maslahat yang bersifat umum lebih didahulukan dari maslahat yang sifatnya
khusus. Kepentingan untuk masyarakat luas lebih didahulukan dari kepentingan
pribadi ketika keduanya bertabrakan, dengan syarat tidak sampai menyi-nyiakan
kepentingan pribadi.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Fiqih prioritas adalah konsep dalam Islam yang mengajarkan pentingnya


menetapkan prioritas dalam hidup. Dalam konteks manajemen diri, fiqih prioritas dapat
diterapkan dengan cara mengidentifikasi tujuan utama atau yang paling penting dalam
hidup, dan kemudian mengatur waktu, energi, dan sumber daya untuk mencapai tujuan
tersebut. Fiqih prioritas juga mengajarkan pentingnya untuk menjaga keseimbangan
antara kebutuhan dunia dan akhirat. Dalam konteks manajemen diri, hal ini dapat
diimplementasikan dengan cara mengatur waktu dan sumber daya untuk mencapai tujuan
dunia (karier, pendidikan, dan lain-lain) sekaligus tetap memperhatikan kebutuhan
spiritual dan akhirat.
Adapun implementasi fiqih prioritas dalam manajemen diri dapat dilakukan dengan
cara berikut:
1) Menetapkan prioritas dalam ibadah
2) Menetapkan prioritas dalam pekerjaan dan aktivitas sehari-hari
3) Mengatur waktu dengan bijak
4) Menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat
Ada beberapa kaidah fiqih prioritas dalam islam yaitu 1) Islam lebih
memprioritaskan kualitas dibandingkan kuantitas, 2) Ilmu lebih utama dan diprioritaskan
dibandingkan amal, 3) Amalan sedikit namun konsisten lebih utama dari amalan yang
banyak tapi jarang dilakukan, dan 4) Hak-hak jamaah (kelompok) lebih didahulukan
daripada hak-hak perseorangan.

B. Saran

Penulis sudah membahas tentang “Fiqih Prioritas dan Implementasinya dalam


Manajemen Diri”. Namun, tidak dapat dipungkiri ada kekurangan dalam makalah yang
disusun. Dari makalah yang dibuat ini, penulis sangat mengharapkan tanggapan, baik

8
kritikan maupun saran dari dosen pengampu dan teman-teman mahasiswa agar penulis
bisa membuat makalah dengan baik kedepannya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Goffar. (2018). Manajemen dalam Islam (Perspektif Al- Qur’an dan Hadits). Pendidikan
dan Keislaman, Vol. 3, No. 1: 35–58.

Idris, Muhammad. (2022). Pentingnya Memahami Skala Prioritas dalam Beramal. Muslim.or.id.

Qardawi, Yusuf. (1996). Fiqh Prioritas. Jakarta: Robbani Press.

Qolbi, Satria Kharimul. (2021). Manajemen Skala Prioritas Kehidupan Manusia dalam
Perspektif Agama Islam. Jurnal Bidang Kajian Islam, Vol. 7, No. 2, Hal: 197-210.
journal.stiba.ac.id.

10

Anda mungkin juga menyukai