Anda di halaman 1dari 19

PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah manajemen pendidikan islam

Dosen pengampu: Dr. Budi, M. Pd. I

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2

INDA PRATIWI 0307232050

ARTIKA LUBIS 0307231012

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2023/2024
KATA PENGANTAR
Menyelesaikan karya tulis berupa makalah ini dengan baik dan tanpa suatu
kendala puji syukur kami panjatkan atas kehadirat tuhan yang maha esa atas segala
rahmat dan karunia-nya sehingga kami dapat berarti.

Mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah manajamen


pendidikan islam Bapak Dr. Budi, M. Pd. I, yang telah membimbing dan memberi
arahan dalam penyusunan makalah ini. Begitu pula kepada teman-teman
seperjuangan yang telah memberi masukan dan pandangan kepada kami selama
menyelesaikan makalah ini.makalah berjudul “prinsip manajamen pendidikan
islam. Disusun untuk memenuhi tugas semester ll mata kuliah manajamen
pendidikan islam.

Kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam


penyusunan makalah ini. Karenanya, kami menerima kritik serta saran yang
membangun dari pembaca agar kami dapat menulis makalah secara lebih baik pada
kesempatan berikutnya.besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat dan
berdampak besar sehingga dapat memberi inspirasi bagi para pembaca.

Medan, Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan Masalah ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3
A. Pendidikan Islam ......................................................................................... 3
B. Organisasi Pendidikan Islam ........................................................................ 6
C. Penggerakan Pendidikan Islam..................................................................... 9
D. Pengawasan Pendidikan Islam ................................................................... 11
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 15
A. Kesimpulan ............................................................................................... 15
B. Saran ......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manajemen pendidikan Islam melibatkan prinsip-prinsip islam pada
sumber belajar untuk mencapai tujuan pendidikan islam secara efektif dan
efisien. Prinsip-prinsip tersebut didasarkan pada nilai-nilai Islam yang terdiri
dari empat sandaran utama yaitu teologis, rasional, empiris dan teoritis.
Sandaran teologis terdiri dari Al-Quran dan Hadis, sandaran rasional terdiri
pandangan para sahabat nabi, tabiin, mujtahid, mujadid, ulama dan cendikiawan
Muslim tentang manajemen pendidikan; sandaran empiris terdiri dari kenyataan
perkembangan lembaga pendidikan Islam serta budaya komunitas di dalamnya;
sedangkan sandaran teoritis terdiri dari ketentuan kaidah manjemen pendidikan
yang telah diseleksi berdasarkan nilai-nilai Islam serta realitas yang dihadapi
oleh lembaga tersebut.

Prinsip-prinsip manajemen pendidikan Islam dapat ditemukan dalam


berbagai sumber termasuk Hadis nabi, Al-Qur'an serta pandangan para ulama.
Nilai-nilai agama menjadi dasar bagi prinsip-prinsip ini sehingga mampu
menciptakan sistem pembelajaran yang efektif dan efisien. Ramayulis
menekankan bahwa implementasi prinsip-prinsi ini harus dilakukan dengan
baik dalam manajemen sekolah atau lembaga lainnya agar selalu menjunjung
tinggi keberhasilan siswa.

“Langgulung juga menyatakan bahwa prinsip-prinsip manajemen


pendidikan Islam harus digunakan oleh seluruh anggota masyarakat yang ada
di sekolah, terutama pimpinan sekolah. Hal ini bertujuan untuk menciptakan
kualitas yang baik dalam perkembangan sekolah atau lembaga pendidikan
tersebut. Dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip ini secara tepat dan benar,
maka proses pengelolaan lembaga pendidikan islam akan semakin baik dan
membuahkan hasil positif bagi siswa maupun pihak-pihak yang terlibat dalam
dunia pendidikan Islam.

1
2

“Abuddinnata menjelaskan bahwa prinsip-prinsip ini merupakan dasar


umum yang fleksibel dalam manajemen pendidikan Islam, yang dapat
diadaptasi dan berubah sesuai dengan keajuan dan perkembangan yang baik."

Selain itu, prinsip manajemen pendidikan islam juga meliputi


perencanaan, pengorganisasian, pemberian amanah kepada profesional,
apresiasi, manajemen konflik, dan lain-lain.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu pendidikan islam?
2. Apa itu organisasi pendidikan islam?
3. Apa saja tujuan penggerakan pendidikan islam?
4. Apa itu pengawasan pendidikan islam?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui tentang pendidikan islam.
2. Untuk mengetahui organisasi pendidikan islam.
3. Untuk mengetahui tujuan penggerakan pendidikan islam.
4. Untuk mengetahui pengawasan dalam pendidikan islam.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENDIDIKAN ISLAM
Pendidikan Islam adalah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan. Tujuan pendidikan Islam adalah untuk
membimbing dan mendidik seseorang untuk memahami ajaran agama Islam.
Diharapkan peserta didik dapat memiliki kecerdasan berpikir (IQ), kecerdasan
emosional (EQ), dan kecerdasan Spiritual (SQ) untuk bekal hidup menuju
kesuksesan dunia dan akhirat. Prinsip-prinsip manajemen pendidikan Islam
dapat membantu dalam mencapai tujuan pendidikan Islam, yang terdiri dari
implikasi dan karakteristik manusia, pendidikan integral, pendidikan yang
seimbang, dan lain-lain. Pendidikan dalam Islam banyak dikenal dengan
menggunakan Istilah at Torbiyah, Ta'lim, al- Tu'dib.

Masing-masing istilah mempunyai makna yang berbeda karena


perbedaan teks dan konteks kalimatnya oleh karena itu, untuk niengetahui
definisi pendidikan Islam, maka ada dua aspek yang harus dipahami secara
etimologi (bahasa) dan secara terminology (istilah) walaupun secara sederhana
pendidikan sering kali dinilai suatu usaha untuk menentukan untuk membina
kepribadian sesuai dengan nilanita yang ada dalam masyarakat. Oleh karena itu
ban suatu usaha untuk lai oleh masyarakat kat hakikatnya merupakan suatu
usaha untuk melestarikan hidupnya. Tujuan pendidikan Islam menurut para ahli
adalah untuk membentuk insan yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah
dan menuju kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Tujuan ini dikeluarkan
oleh Imam al-Ghazali, yang menjelaskan tujuan pendidikan Islam dalam dua
segi: membentuk insan purna dan membentuk insan yang mampu menghadapi
segala bentuk persoalan kehidupan dunia.

Pendidikan Islam juga bertujuan untuk mengarahkan intelegensi supaya


menemukan kebenaran dan sebab-sebabnya, membentuk kepribadian yang utuh

3
4

baik roh, tubuh, dan akal, dan meningkatkan jiwa dan kesetiaan yang hanya
kepada Allah semata. Selain itu, pendidikan Islam juga bertujuan untuk
membantu pembentukan akhlak yang mulia, mempersiapkan peserta didik
untuk kehidupan dunia dan akhirat, dan memberi persiapan bagi anak didik
untuk dapat menjalani kehidupannya di dunia dan juga kehidupannya di akhirat.
Dalam prinsip manajemen pendidikan Islam, prinsip-prinsip umum yang
fleksibel diperlukan untuk memastikan keberhasilan pendidikan yang sejalan
dengan kemajuan dan perkembangan yang baik. Prinsip-prinsip ini berperan
penting dalam membentuk sikap dan perilaku siswa yang positif, yang harus
dilakukan secara bersama-sama oleh stakeholder.

 QS. At Taubah ayat 122

‫ََۡل‬
‫لو‬ََ
‫ة ف‬ َّٗۚ
‫اف‬ ‫ْ ك‬
َٓ ‫ُوا‬‫ِر‬‫َنف‬ َ ُ
ِ ‫ون‬
‫لي‬ ‫ۡم‬
‫ِن‬ ‫ُؤ‬ ۡ ‫ان‬
‫ٱلم‬ َ َ
‫ما ك‬ََ
‫و‬
ْ
‫هوا‬ َُّ
‫َق‬ ‫َف‬
‫َت‬‫لي‬ ِ ‫ة‬َٞ
‫ِف‬ َٓ
‫ائ‬ ‫ۡ ط‬ ُۡ
‫هم‬‫ِن‬‫ٖ م‬‫َة‬
‫ۡق‬‫ِر‬
‫ِ ف‬‫ُل‬‫ِن ك‬ ‫َر‬
‫َ م‬ َ
‫نف‬
ْ
‫ٓا‬‫ُو‬
‫َع‬ ‫َا ر‬
‫َج‬ ‫ِذ‬‫ۡ إ‬ ُ‫م‬
‫هم‬ ‫َو‬
َۡ ‫ْ ق‬‫ُوا‬
‫ِر‬‫ُنذ‬ َِ
‫لي‬ ‫ِينِ و‬
‫ِي ٱلد‬‫ف‬
َ ُ
‫ون‬‫ذر‬َۡ
‫يح‬َ ۡ
‫هم‬ ََّ
ُ‫ل‬ ‫ۡ َلع‬
‫ِم‬ ‫َِلي‬
‫ۡه‬ ‫إ‬

Artinya: “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).

Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa

orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama". Dan

untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah

kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.”

 Hadits
ْ
‫ِن‬‫ََِّل م‬
‫ه إ‬ُ‫ل‬َُ
‫َم‬ ‫َع‬
‫َ ع‬ ‫َط‬ ْ ‫ن‬
‫انق‬ ِْ
ُ‫نسَا‬ ْ َ
‫اْل‬ ‫مات‬َ ‫َا‬‫ِذ‬ ‫إ‬
‫ِه‬
،ِ ‫ُ ب‬ ‫َف‬
‫َع‬ ‫ْت‬ ُ ٍ
‫ين‬ ْ‫ْ ع‬
‫ِلم‬ ‫َو‬
‫ أ‬،ٍ‫ية‬َِ
‫َار‬‫ٍ ج‬ ‫َة‬ ََ
‫دق‬ َ
‫ ص‬:ٍ‫ثََلث‬
ُ‫ُو َل‬
‫ه‬ ‫دع‬ْ‫ي‬
َ ٍ‫ِح‬‫َال‬ ‫ٍ ص‬‫ََلد‬ ‫َو‬
‫ْ و‬ ‫أ‬
5

Artinya: "Jika seorang manusia meninggal, terputuslah amalnya, kecuali dari tiga

hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shaleh yang

berdoa untuknya." (HR. Muslim).

 Mahfudzot

‫ْل‬
َ ‫م َلو‬ ْ‫ان الع‬
َ‫ِل‬ َ ‫َ َلك‬
َ َ ‫َالب الن‬
‫َّاس‬ ‫ك‬

Artinya: “Seandainya tiada berilmu niscaya manusia itu seperti binatang".

Mengenai prinsip-prinsip Manajemen Pendidikan Islam dalam Al-Quran, maka


secara terperinci beberapa diantara prinsip dasar Manajemen Pendidikan Islam
jika diterapkan dalam konteks persekolahan atau madrasah dan pesantren dapat
diuraikan sebagai berikut 1:

1. Prinsip Ikhlas. Dalam konteks kekinian terkait lembaga pendidikan Islam


mulai dari sumber daya manusia yang merupakan tenaga atau personel
kependidikan yang terdiri dari kepala sekolah, kemudian tenaga pendidik,
dan pegawai tata usaha sampai dengan pesuruh atau bawahan. Keikhlasan
adalah sebuah prinsip yang akan mendorong kita untuk berbuat yang terbaik
meski apa yang kita peroleh tidak sebanding dengan antara materi duniawi
yang didapatkan, ini dikarenakan kita yakin bahwa apa yang kita lakukan
semata-mata sebagai wujud ibadah dan semata-mata mengharap ridha dari
Allah SWT.

2. Prinsip Jujur. Jujur ini menjadi identitas seorang Nabi dan Rasul
Muhammad SAW yang menjadikannya dikenal dan dipercaya oleh seluruh
masyarakat Arab pada kala itu. Tentu hal ini menjadi uswah bagi kita
sebagai umatnya, betapa kejujuran kemudian akan menjadi modal untuk
memimpin umat. Jabatan pimpinan sekolah dan pengasuh pondok pesantren

1
H. Ahyani, Prinsip-Prinsip Dasar Manajemen Pendidikan Islam dalam Al-quran, Jurnal Islamic
Education Manajemen, 2021. Hal. 40
6

adalah sebuah amanah. Seorang pemimpin sekolah atau guru atau dosen
yang memiliki prinsip bahwa pekerjaan atau tugasnya itu adalah sebuah
amanah, maka dia tentu akan selalu berusaha melaksanakan kepercayaan
tersebut sesuai dengan apa yang ditugaskan dan yang menjadi kewenangan
yang diberikan kepadanya. Penyelewengan atau penyalahgunan terhadap
suatu tugas dan wewenang tertentu yang diembankan kepadanya adalah
mengindikasikan bahwa orang tersebut adalah orang yang tidak amanah.

3. Prinsip Adil. Menurut Abuddinnata tentang keadilan adalah sebuah istilah


yang digunakan untuk menunjukkan pada persamaan atau bersikap tengah-
tengah (tawasuth) diantara dua perkara. Keadilan sering kali menjadi hal
yang sangat sensitif dan sangat rentan timbulnya konflik ketika sifat adil itu
tidak diwujudkan. Pemberian gaji atau tunjangan misalnya bagi guru atau
dosen sampai pemberian tugas atau wewenang dan tanggung jawab adalah
diantara bagian manajemen persekolahan atau madrasah yang memiliki
peluang melahirkan ketidakadilan. Oleh karenanya, manajemen dalam
pendidikan Islam, keadilan harus didahulukan guna menjadi prinsip dasar
yang dimiliki oleh seorang pemimpin di dalamnya. Sebuah sekolah atau
madrasah yang memiliki pemimpin yang adil di dalamnya, akan memiliki
kultur sekolah atau madrasah yang kondusif bagi pengembangan kualitas
didalamnya.

B. ORGANISASI PENDIDIKAN ISLAM


Organisasi berasal dari bahasa latin, organum yang berary alat, bagian-
bagian anggota badan. Ada yang mengatakan bersal dari organizare yang berarti
mengatur, menyusun. Organisasi dalam bahasa inggrisnya "Organization" yang
berarti "hal yang mengatur" dan kata kerjanya "organizing" berasal dari bahasa
latin "organizare yang mengatur atau menyusun. Sedangkan menurut istilah,
terdapat berbagai definisi yang dikemukakan oleh ahli, antara lain: James D
Mooney: bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai satu tujuan
bersama. Chester L. Barnard: suatu sistem aktifitas kerjasama yang dilakukan
7

oleh 2 orang atau lebih. Sedangkan Sutarto, sebagaimana yang dikutip Usman,
mendefinisikan organisasi adalah kumpulan orang. Proses pembagian kerja, dan
sistem kerja sama atau sistem sosial.

Organisasi adalah alat yang digunakan orang-orang secara individu


maupun kelompok untuk mencapai beberapa tujuan Organisasi
menggabungkan pengetahuan kolektif, nilai dan visi orang-orang yang secara
sadar (dan kadang tidak sadar) berusaha untuk memperoleh sesuatu yang
mereka inginkan.

Pendidikan Islam di masa lalu, walaupun dimulai dengan model yang


sangat sederhana dan bahkan tanpa fasilitas yang memadai ternyata mampu
mencetak generasi handal dan memiliki karakter islam yang tangguh. Kelahiran
organisasi-organisasi Islam lebih banyak dikarenakan adanya dorongan sikap
patriotisme dan rasa nasionalisme sekaligus sebagai respons terhadap
kepincangan kepincangan yang ada di kalangan masyarakat Indonesia pada
akhir abad ke 19 yang mengalami kemunduran total sebagai akibat eksploitasi
politik pemerintah kolonial belanda. Pada akhir abad ke 19 muncul berbagai
organisasi islam sebagai respon terhadap problematika masyarakat pada waktu
itu Kesadaran tokoh-tokoh organisasi Islam untuk melawan penjajah dan
lahirlah perguruan nasional yang dipimpin oleh usaha swasta yang waktu itu
berkembang pesat sejak awal tahun 1990. Para pemimpim pergerakan nasional
dengan kesadaran penuh ingin mengubah latar belakang rakyat Indonesia.Maka
lahirlah sekolah-sekolah partikelır atau usaha para perintis kemerdekaan yang
sesuai dengan tuntunan agama, seperti, sekolah Muhammadiyah, sekolah
Nahdlatul Ulama, sekolah jami at Khair dan lain-lain. Organisasi yang
berdasarkan sosial keagamaan yang banyak melakukan aktivitas pendidikan
Islam antara lain: 2

"Jamiat Khair”

2
Choirunniswah, Organisasi Islam dan Perannya Terhadap Pendidikan Islam di Indonesia,
Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam, 2013, hal. 57
8

Organisasi ini didirikan di Jakarta pada tanggal 17 Juli 1905. Perhatian


organisasi ini ditujukan pada pendirian pembinaan sekolah tingkat dasar dan
pengiriman anak-anak ke Turki untuk melanjutkan studinya. Pendidikan yang
dikelola oleh Jamiat Khair sudah termasuk maju dibandingkan dengan sekolah-
sekolah rakyat yang ada dikelola secara tradisional, karena pada sekolah-
sekolah dasar. Jamiat Khair pengajaran yang diberikan tidak semata-mata
pengetahuan agama, porsi pelajaran umumpun diperhatikan, sehingga cukup
mampu menyaingi sekolah-sekolah yang dilaksanakan oleh pemerintah
kolonial.

“Al-Irsyad”

Al-Irsyad merupakan madrasah yang tertua dan termasyhur di Jakarta


yang didirikan pada tahun 1913 oleh Perhimpunan Al-Irsyad Jakarta dengan
tokoh pendirinya Ahmad Surkati al- Anshari Tujuan perkumpulan al-Irsyad ini
adalah memajukan pelajaran agama Islam yang murni di kalangan bangsa Arab
di Indonesia. Al-Irsyad disamping bergerak di bidang pendidikan, juga bergerak
di bidang sosial dan dakwah Islam berdasarkan al-Qur'an dan Sunnah Rasul
secara murni dan konsekuen.

"Persyarikatan Ulama."

Persyarikatan Ulama didirikan di Majalengka, Jawa Barat pada tahun


1911 oleh Ki. Haji Abdul Halim. Dia menuntut ilmu selama 3 tahun di Mekkah.
Enam bulan setelah ia kembali dari Mekkah, Halim mendirikan sebuah
organisasi yang bernama Hayatul Qulub yang tidak hanya bergerak di bidang
ekonomi tetapi juga di bidang pendidikan. Di bidang ekonomi, organisasi ini
bermaksud membantu anggota- anggotanya yang bergerak di bidang
perdagangan dalam persaingan dengan pedagang-pedagang Cina.

“MuhammadiyahMuhammadiyah."

Organisasi ini didirikan di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912


bertepatan pada tanggal 8 Dzulhijjah 330 H oleh K. H. Ahmad Dahlan, atas
saran yang diajukan oleh murid-muridnya. Organisasi ini mempunyai maksud
9

untuk menyebarkan pengajaran Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam,


kepada bumiputra dan memajukan agama Islam pada anggota-anggotanya.

“Jamiatul WahsliyahWahsliyah."

Jamiatul Wahsliyah didirikan di Medan pada tanggal 30 November 1930


oleh para pelajar pelajar dan para guru Maktab Islamiyah Tapanuli. Maktab ini
adalah sebuah madrasah yang diririkan di Medan pada tanggal 19 Mei 1918
oleh masyarakat Tapanuli dan merupakan madrasah yang tertua di Medan.
Sebagai pengurus yang pertama dari organisasi ini adalah Ismail Banda dan
Rahman Syihab sedangkan penasehatnya adalah Syekh Muhammad Yunus.

C. PENGGERAKAN PENDIDIKAN ISLAM


Penggerakan atau actuating merupakan fungsi manajemen yag komplek
dan merupakan ruang lingkup yang cukup luas sera sang berhubungan erat
dengan sumber daya manusia yang pada akhirma actuating merupakan pusat
sekitar aktivitas-aktivitas manajemen. Pada suatu lembaga pendidikan Islam,
kepemimpinan efektif hendakna memberikan arah kepada usaha dari semua
personil dalam mencapa tujuan lembaga pendidikan Islam. Tanpa
kepemimpinan bimbingan, hubungan antara tujuan perseorangan dengan tajun
organisasi bias kendur. Ini bisa membawa pada situasi terhadap orang orang
yang bekerja untuk mencapai tujuan pribadi mereka sedang organisasi sendiri
tidak efektif dalam mencapai tujuan-tujuannya.

Penggerakan pendidikan Islam merupakan suatu proses yang


menggerakkan anggota kelompok atau individu untuk mencapai tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan dalam pendidikan Islam. Ini dapat dilakukan melalui
teknik-teknik penggerakan seperti jelaskan tujuan organisasi kepada setiap
anggota, jelaskan filsafat yang dianut pimpinan, jelaskan kebijakan yang
ditempuh, dan usahakan kerjasama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan
yang diperlukan. Penggerakan ini juga merupakan fungsi manajemen
10

pendidikan Islam, yang lengkap dengan perencanaan, pengorganisasian,


penggerakan, pengawasan, dan evaluasi. Penggerakan ini bertujuan untuk
membantu peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan dengan efektif dan efisien.

Penggerakan pendidikan Islam dapat membantu dalam pembangunan


individu dengan menyediakan kemahiran, pengetahuan, dan pendidikan yang
sesuai dengan kebutuhan individu. Pendidikan Islam berlandaskan pada Al-
Quran dan Hadits, yang menjadi dasar pemikiran dan kebijakan dalam
pendidikan. Penggerakan ini dapat membantu individu dalam mengembangkan
kepribadian yang bulat dan utuh, baik jasmani maupun rohaniah, melalui
kegiatan-kegiatan yang berencana dan sistematis. Lembaga pendidikan Islam
juga harus memiliki keluwesan budi pekerti, keluasan pengetahuan, dan
kreatifitas dalam pengembangan program pendidikan. Penggerakan ini juga
dapat membantu individu dalam meningkatkan sikap, moral, dan komunikasi,
yang merupakan komponen penting dalam pengorganisasian dan pengawasan
pendidikan. Dengan pendidikan Islam, individu dapat membangun karakter
yang baik, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggungjawab.

Penggerakan pendidikan Islam menurut para ahli adalah suatu proses


yang terdiri dari beberapa elemen, yaitu:

1. Pengorganisasian: Pengorganisasian adalah proses mengelompokkan


orang, membagi tugas, fungsi, wewenang dan tanggungjawab masing-
masing dengan tujuan untuk terciptanya suatu sistem pendidikan yang
efektif.
2. Penggerakan: Penggerakan adalah proses menggerakkan peserta didik,
pendidik, dan tenaga kependidikan untuk mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan. Ini dapat dilakukan melalui teknik-teknik
penggerakan seperti jelaskan tujuan organisasi kepada setiap anggota,
jelaskan filsafat yang dianut pimpinan, dan usahakan kerjasama dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan.
11

3. Pengawasan: Pengawasan adalah proses mengawasi dan mengontrol


kegiatan-kegiatan pendidikan agar sesuai dengan tujuan dan
perencanaan.
4. Evaluasi: Evaluasi adalah proses mengumpulkan dan menganalisis data
tentang kegiatan-kegiatan pendidikan, baik secara kuantitatif maupun
kualitatif, untuk menilai kinerja dan kinerja pendidikan.
5. Semua elemen ini harus dilakukan secara baik oleh lembaga atau
organisasi pendidikan untuk menjamin pendidikan yang efektif dan
efisien.

“Surat An-Nahl ayat :125."

‫َة‬
ِ ‫ۡم‬ ۡ ‫ِكَ ب‬
‫ِالحِك‬ ‫َب‬‫ِ ر‬‫ۡل‬‫ِي‬ ٰ‫ُ ا‬
‫ِلى سَب‬ ُۡ
‫دع‬ ‫ا‬
‫ِى‬
ۡ َّ ‫ۡ ب‬
‫ِالت‬ ‫هم‬ ۡ‫َاد‬
ُ‫ِل‬ ‫َج‬ ‫َة‬
‫ِ و‬ ‫َسَن‬ ۡ ِ
‫الح‬ ‫َة‬
‫ِظ‬ ‫َو‬
‫ۡع‬ ۡ َ
‫الم‬ ‫و‬
َّ
‫َل‬ ‫ۡ ض‬‫َن‬
‫ِم‬‫ُ ب‬
‫لم‬َۡ
‫َع‬‫َ ا‬
‫هو‬ُ َ‫بك‬
ََّ َّ‫ُ ا‬
‫ِن ر‬ ‫َح‬
‫ۡسَن‬ ‫ِىَ ا‬
‫ه‬
َ ۡ‫َد‬
‫ِين‬ ُۡ
‫هت‬ ۡ ِ
‫الم‬ ‫ُ ب‬
‫لم‬َۡ
‫َع‬‫َ ا‬‫هو‬َُ
‫ٖ و‬‫ِه‬
‫ۡل‬ ‫ۡ سَب‬
‫ِي‬ ‫َن‬
‫ع‬
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah
dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka
dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah
yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat
petunjuk.”

D. PENGAWASAN PENDIDIKAN ISLAM


Controlling (pengawasan) merupakan langkah penentu terhadap apa
yang harus dilaksanakan, sekaligus menilai dan memperbaiki sehingga
12

pelaksanaanya sesuai dengan rencana serta terwujudnya secara efektif dan


efisien. Menurut Siaglan (1983) fungsi pengawasan yaitu upaya penyesuaian
antara rencana yang telah disusun dengan pelaksanaan atau hasil yang benar-
benar dicapai.

Tujuan pengawasan pendidikan islam haruslah positif dan konsruktif,


yaitu memperbaiki, mengurangi pemborosan waktu, uang material dan tenaga
di lembaga pendidikan islam. Di samping itu juga bertujuan untuk membantu
menegakkan agar prosedur, program standar dan peraturan di taati, sehingga
dapat mencapai efesiensi lembaga pendidikan Islam yang setinggi tingginya.

Konsep pengawasan pendidikan dalam manajemen pendidikan Islam


adalah mendayagunakan norma dan nilai-nilai dalam pendidikan Islam.
Pengertian supervisi pendidikan Islam adalah merupakan upaya yang
terstruktur dan terprogram serta berkelanjutan untuk mengawasi suatu proses
dari suatu program dengan tujuan pencapaian produk pendidikan Islam yang
lebih baik dalam sistem pendidikan islam. Didasarkan atas pengawasan dari
sistem informasi manajemen yang efektif.3

Pengawasan pendidikan Islam adalah kegiatan yang berfungsi untuk


menjamin telaksananya kegiatan dalam lembaga pendidikan Islam. Mencakup
manajemen, supervisi, evaluasi, dan pengelolaan tenaga pendidik, pengawasan
ini bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik dan menciptakan
generasi muda unggul. Dilakukan secara berkelanjutan, pengawasan ini
mengarahkan suatu tujuan sebagai berikut:

1. Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses


pembelajaran dengan baik, lancar, dan produktif.
2. Mempermudah pelaksanaan tugas-tugas manajemen oleh pelaku
manajemen.
3. Mengurangi tingkat kesalahan, penyimpangan, dan hambatan yang
menghalangi proses lembaga mencapai tujuan yang dicanangkan.
4. Menciptakan lembaga yang berkompeten dan berkualitas.

3
Muhayat, I. (2018). Pengawasan dalam Manajemen Pendidikan Islam. Widya Balina, 3(2).
13

5. Pengawasan pendidikan Islam adalah kegiatan yang berfungsi untuk


menjamin telaksananya kegiatan dalam lembaga pendidikan islam.
Mencakup manajemen, supervisi, evaluasi, dan pengelolaan tenaga
pendidik, pengawasan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik dan menciptakan generasi muda unggul.
6. Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses
pembelajaran dengan baik, lancar, dan produktif.
7. Mempermudah pelaksanaan tugas-tugas manajemen oleh pelaku
manajemen.
8. Mengurangi tingkat kesalahan, penyimpangan, dan hambatan yang
menghalangi proses lembaga mencapai tujuan yang dicanangkan.
9. Menciptakan lembaga yang berkompeten dan berkualitas.

Pengawasan dalam lembaga pendidikan islam merupakan upaya untuk


meningkatkan kualitas individu atau seluruh komponen yang terdapat dalam
sebuah lembaga pendidikan. Dilakukan melalui cara seperti diklat atau training
yang menunjang kemampuan tiap-tiap bagian individu, evaluasi kerja, dan cara
pengawas menilai performa kerjanya. Pada era industri 4.0, pengawasan dalam
lembaga pendidikan islam harus berinovasi seiring dengan perkembangan
zaman supaya lembaga pendidikan Islam masih di minati oleh orang tua siswa
dan berdaya saing dengan lembaga pendidikan yang lainnya. Dalam pendidikan
islam meliputi pengawasan terhadap kegiatan yang bersifat teknis edukatif dan
administratif, serta pengawasan terhadap tenaga pendidik dan pembina
pendidikan agama Islam. Pengawasan dalam pendidikan Islam juga dapat
mengarahkan suatu tujuan, seperti mampu memberdayakan guru-guru untuk
melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar, dan produktif.
Pengawasan dalam pendidikan Islam di masa lalu juga dilakukan untuk
meluruskan yang bengkok, mengoreksi yang salah, dan membenarkan yang
hak. Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah dicanangkan oleh
pendidikan Islam.
14

Pengawasan hubungannya dengan pemimpin merupakan salah satu


fungsi pokok dari manajemen pendidikan, yaitu melakukan control jaminan
bahwa pembelajaran dilaksanakan dengan benar dan berkualitas. Karena
pengawasan sebagai upaya melihat pelaksanaan kegiatan tersebut sudah sesuai
dengan rencana peraturan perundang-undangan yang berlaku serta
kebijaksanaan pimpinan dalam rangka mencapai tujuan secara efektif
dan efisien. Hasil supervise itu dapat memberikan saran-saran perbaikan untuk
masalah yang ditemukan. Dari temuan tersebut dapat diselesaikan sebagaimana
mestinya. Berdasarkan laporan pengawas dan petugas pembina pendidikan,
selanjutnya bersama-sama mengidentifikasi kasus secara bersama-untuk semua
kepentingan. 4

Dalam manajemen pendidikan Islam, pengawasan juga dilakukan


sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja para pendidik dan pegawai sekolah
lainnya.Pengawasan ini mengarahkan suatu tujuan, yaitu mampu
memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan
baik, lancar, dan produktif.Pengawasan dalam pendidikan Islam di masa lalu
juga dilakukan untuk membantu pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan di lembaga pendidikan Islam tersebut.Hal ini dilakukan dengan tujuan
untuk menjamin bahwa kegiatan tersebut sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan sebelumnya. Dalam perspektif Islam, pengawasan adalah penerapan
prosedur yang telah ditentukan dan diatur sesuai rencana serta kinerja dari peran
yang telah ditentukan organisasi. Hal ini berarti melaksanakan rencana
memastikan bahwa hasilnya akan mengkonfirmasi dengan rencana yang
sebenarnya dengan prinsip tauhid.

4
Ahmad Azhari, Supervisi Rencana Program Pembelajaran, (Jakarta: Rian Putara,2001), hlm. 4.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari manajemen pendidikan Islam mengandung berbagai
prinsip umum yang fleksibel sehingga bisa sejalan dengan keajuan dan
perkembangan yang baik.Dalam manajemen pendidikan Islam, prinsip-prinsip
ini mengacu pada nilai-nilai islam yang dapat mempengaruhi proses
pengelolaan lembaga pendidikan islam. Prinsip-prinsip manajemen pendidikan
Islam juga mengacu pada konsep pengawasan yang bersifat material dan
spiritual, yang dilaksanakan oleh manajer dan Allah Swt.

Kesimpulan dari prinsip pendidikan Islam adalah bahwa pendidikan


Islam memiliki prinsip-prinsip yang berbeda dengan pendidikan lainnya.
Prinsip-prinsip pendidikan Islam mencakup aspek moral, akhlak, dan
keagamaan, serta pendidikan yang mengutamakan pengembangan akhlak,
memperhatikan kesanggupan, kemampuan individu, dan pembawaan. Prinsip-
prinsip ini dijelaskan dalam Al-Qur'an dan Al-Hadist, dan berisi prinsip seperti
iklas, jujur, amanah, adil, dan tanggung jawab. Prinsip-prinsip pendidikan Islam
juga membahas tentang peran pemimpin dalam pengembangan program
pendidikan, yang akan menjadi ujung tombak keberhasilan pendidikan.

B. SARAN
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari banyaknya salah penulis
dalam makalah yang dibuat dan masih banyaknya kesalahan dan jauh dari kata
sempurna.adapun nanti penulis segera melakukan perbaikan penyusunan
makalah itu dengan menggunakan pedoman dari berbagai kritik yang bisa
membagun dari para pembaca. Semoga kedepannya penulisan dalam makalah
ini dapat lebih baik lagi.

15
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad A. (2001). Supervisi Rencana Program Pembelajaran. Jakarta: Rian
Putara.
Ahyani, H., Abduloh, A., & Tobroni, T. (2020). Prinsip-Prinsip Dasar
Manajemen Pendidikan Islam Dalam Al-Qur'an. Jurnal Isema :
Islamic Educational Management, 5(1), 1–18.
Ahyani, H. (2020). Prinsip-Prinsip Dasar Manajemen Pendidikan Islam.
Tawadhu, 4(1), 995–1006.
Budi, 2022, Manajemen pendidikan islam. Medan : CV.Pusdikra Mitra Jaya.
Bustami A.Gani, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan
Bintang Achmadi, 1992.
Choirunniswah (2013). ORGANISASI ISLAM DAN PERANNYA TERHADAP
PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA. Ta’dib: Jurnal Pendidikan
Islam, 18(01), 56-84.
Kementerian Agama RI, Mushaf Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bekasi: CV.
Pustaka Jaya, 2013.
Mat Rohim (2017). Prinsip Manajemen Pendidikan Islam dalam AlQur'an.
Thesis thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Muhayat, I. (2018). Pengawasan dalam Manajemen Pendidikan Islam. Widya
Balina, 3(2), 72-95.
Mustantri, R., Fauzi, A., & Zohriah, A. (2023). Konsep Dasar Organisasi
Pendidikan Islam Dalam Pemberdayaan Madrasah. Jurnal
Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 5(2), 5378–5389.
Noormawanti, Siti P. S., Deden., (2023). Dinamika Organisasi Lembaga
Pendidikan Islam di Indonesia. Jurnal Mahasiswa Pendidikan
Agama Islam. Vol. 4 No. 1

16

Anda mungkin juga menyukai