Anda di halaman 1dari 15

FORMULA PENGEMBANGAN STRATEGIS

MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“ MANAJEMEN MUTU LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM”
Dosen Pengampu : Dr.Slamet Wahyudi, M.Pd

Disusun Oleh :

NUR’AENI
NIM 2348150

PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA
KEBUMEN

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang atas limpahan rahmat-Nya dan karunia-Nya, kami dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah dengan judul “Formula Pengembangan Strategis Manajemen Lembaga
Pendidikan Islam”

Kami selaku penyusun juga berterimakasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam proses
penyusunan makalah ini. Penyusun menyadari sepenuhnya, bahwa makalah ini tidak akan tersusun tanpa adanya
interaksi dan komunikasi dengan pihak lain, dan bantuannya selama proses penyusunan.

Penyusun mohon maaf karena meskipun telah berusaha untuk menyusun makalah ini penuh dengan ketelitian
dan kecermatan, namun pasti tetap ada kesalahan dan kekurangan baik segi penulisan, penyusunan, atau mungkin isi
dan sumber reverensi yang kurang.Sehingga kritik dan saran pembaca sangat saya butuhkan sebagai koreksi untuk
menjadi bahan perbaikan makalah-makalah selanjutnya.

Kebumen, 04 Januari 2024

Penyusun

Nur ‘Aeni

2
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI

Kami yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah yang berjudul :
“Formula Pengembangan Strategis Manajemen Lembaga Pendidikan Islam”

1. Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa makalah tersebut adalah benar ditulis oleh kami dengan referensi
yang dinyatakan dalam daftar pustaka
2. Menyatakan bahwa tulisan tersebut bukan merupakan hasil plagiat dengan cara apapun yang tidak dibenarkan
3. Menyatakan bersedia diberikan nila E bila ternyata dikemudian hari makalah tersebut ternyata plagiat.

Kebumen, 04 Januari 2024

Kami yang menyatakan :


1. Nur Aeni .................................

3
KETERANGAN PUBLIKASI

Manajemen pendidikan Islam merupakan bidang yang kompleks dan kritis, di mana berbagai tantangan dan
problematika seringkali muncul. Materi ini membahas sejumlah isu utama dalam manajemen pendidikan
Islam, termasuk kendala administratif, kebijakan, kurikulum, dan tantangan dalam pengembangan sumber
daya manusia. Tantangan tersebut melibatkan integrasi nilai-nilai Islam dalam pendidikan, pengelolaan
sumber daya, serta peningkatan mutu dan relevansi kurikulum. Selain itu, diperhatikan pula peran teknologi
informasi dan komunikasi dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas manajemen pendidikan Islam.

Penelitian ini juga menyoroti peran penting kepemimpinan dalam mengatasi problematika tersebut.
Kepemimpinan yang visioner, inklusif, dan berorientasi pada nilai-nilai Islam menjadi kunci untuk
menghadapi perubahan dinamis dalam dunia pendidikan. Peningkatan kualitas pengelolaan lembaga
pendidikan Islam melalui strategi kebijakan yang tepat dan penguatan kompetensi para pengelola menjadi
elemen esensial dalam mencapai tujuan pendidikan Islam yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan
masyarakat.

Dengan memahami dan mengatasi problematika dalam manajemen pendidikan Islam, diharapkan lembaga-
lembaga pendidikan Islam dapat menjadi pusat pengembangan sumber daya manusia yang berdaya saing,
berakar pada nilai-nilai keislaman, dan mampu menyikapi dinamika zaman dengan inovasi dan keberlanjutan.

4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................... 2

KETERANGAN PLAGIASI........................................................................................................ 3

KETERANGAN PUBLIKASI...................................................................................................... 4

DAFTAR ISI....................................................................................................................................5

BAB I. PENDAHULUAN...............................................................................................................6

A. Latar Belakang Masalah......................................................................................6


B. Rumusan Masalah.................................................................................................7
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................7
D. Manfaat Penulisan ...............................................................................................7

BAB II. PEMBAHASAN................................................................................................................8

A. Formulasi Strategi Manajemen Pendidikan Islam............................................8


B. Definisi Formulasi Strategi Manajemen Pendidikan Islam...............................9
C. Kepemimpinan dan Manajemen Pendidikan Islam...............................10
D. Peningkatan Mutu Manajemen Pendidikan Islam.................................11
E. Konsep SDM dalam Lembaga Pendidikan Islam.......................................12
F. Faktor Penghambat Dalam Proses Peningkatan Mutu SDM Di Lembaga Pendidikan Islam………. 13
G. Solusi Menyelesaikan Tantangan Dalam Proses Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia Di Lembaga
Pendidikan Islam..............................................................................14

BAB III. PENUTUP...............................................................................................................15

A. Simpulan.........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA………………………………….......................…………………...……16

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam perkembangan zaman, evolusi lembaga pendidikan Islam telah menimbulkan kekhawatiran yang
meluas di tengah masyarakat. Terutama di hadapkan pada krisis multidimensional yang terus berlangsung,
masyarakat kini menanti kejelasan mengenai bagaimana bangsa ini akan menghadapi persaingan global
dengan bangsa-bangsa lain dalam era globalisasi.

Lembaga pendidikan Islam diharapkan mampu membentuk dan menghasilkan sumber daya manusia
berlandaskan nilai-nilai Islami. Tujuannya adalah agar lulusan yang dihasilkan memiliki mutu yang tinggi
dengan pengetahuan, keterampilan, dan teknologi yang memadai. Selain itu, mereka juga diharapkan memiliki
keteguhan iman dan takwa, sehingga mampu menguasai, mengembangkan, dan mengaplikasikan ilmu
pengetahuan dengan tetap memegang teguh nilai-nilai agama, moral, dan akhlak yang mulia, sesuai dengan
norma agama maupun pemerintah.

B. Rumusan Masalah

Peran lembaga pendidikan Islam di Indonesia sangat vital dalam menyiapkan sumber daya manusia yang
profesional dan berkompeten. Sayangnya, secara umum, lembaga-lembaga pendidikan Islam di Indonesia
masih mengalami ketertinggalan jika dibandingkan dengan lembaga serupa di negara lain. Bahkan, beberapa
di antaranya terkesan terasing dari tuntutan dan realitas sosial, ekonomi, pendidikan, serta budaya
masyarakatnya. Oleh karena itu, diperlukan otonomi dan independensi bagi lembaga pendidikan Islam.

C. Tujuan Penulisan
Untuk memperbaiki dan memperkuat peran lembaga pendidikan sebagai salah satu pilar kemajuan dan
perkembangan suatu bangsa, diperlukan perubahan mendasar agar dapat menghasilkan sumber daya manusia
Islami yang berkualitas. Oleh karena itu, lembaga pendidikan sebaiknya melakukan revitalisasi perannya agar
dapat berfungsi secara optimal dalam mencapai keunggulan akademik untuk pendidikan, relevansi industri,
kontribusi terhadap pengetahuan baru, dan pemberdayaan.

Inisiasi strategi manajemen dalam meningkatkan sumber daya manusia perlu direncanakan dan diatur dengan
baik, mengikuti prinsip sunnatullah yang mencakup perencanaan matang dan tujuan yang jelas, sebagaimana
tercermin dalam firman-Nya: "Dia (Allah) mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik
kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu" (as-Sajadah, ayat:
5).

Dalam konteks lembaga pendidikan, permasalahan sumber daya manusia menjadi krusial dalam
meningkatkan daya saing lulusan. Kualitas tenaga pendidik dan pendidikan menjadi fokus utama untuk
meningkatkan daya saing lulusan lembaga pendidikan. Kualitas yang tinggi pada sumber daya manusia Islami
lembaga pendidikan akan menciptakan daya saing yang tinggi di lembaga tersebut, menghasilkan lulusan
yang kompetitif dibandingkan dengan lembaga pendidikan lainnya.

D. Manfaat Penulisan

Pentingnya manajemen peningkatan mutu lulusan lembaga pendidikan memunculkan beberapa permasalahan
yang perlu diatasi, antara lain:
6
1. Apa tantangan yang menjadi faktor penghambat dalam proses peningkatan mutu sumber daya manusia
di lembaga pendidikan di Indonesia?
2. Apa solusi dalam menyelesaikan tantangan dalam proses peningkatan mutu sumber daya manusia di
lembaga pendidikan di Indonesia?
3. Bagaimanakah strategi dan teknik manajemen yang dilakukan oleh lembaga pendidikan dalam
meningkatkan mutu sumber daya manusia?
4. Apakah faktor yang mempengaruhi peningkatan mutu sumber daya manusia

BAB II

7
PEMBAHASAN

A. Formulasi Strategi Manajemen Pendidikan Islam

Formulasi strategi, yang juga dikenal sebagai penyusunan strategi, adalah elemen kunci dalam manajemen
strategis. David, dalam kutipannya oleh Akdon, mendefinisikan manajemen strategis sebagai seni dan ilmu
dalam merumuskan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan
organisasi mencapai tujuannya. Definisi ini menyoroti integrasi berbagai fungsi, seperti manajemen,
pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi
komputer, untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen strategis melibatkan tiga komponen utama:
penyusunan strategi, pelaksanaan strategi, dan evaluasi strategi.

Definisi David sejalan dengan model manajemen strategis Hunger dan Wheelen, yang membagi proses ini
menjadi empat tahap: analisis lingkungan (eksternal-internal), penyusunan strategi, pelaksanaan strategi, dan
evaluasi strategi. Dengan seragamnya, Agus Zaenul Fitri juga memandang manajemen strategis sebagai
pengetahuan atau seni yang terkait dengan penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi strategi. Tinjauan Fitri juga
mencakup tiga tahap: penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi strategi.

Secara singkat, penyusunan strategi merupakan langkah krusial dalam konteks manajemen strategis yang lebih
luas, melibatkan perencanaan dan pengambilan keputusan yang cermat untuk mencapai tujuan organisasi.

B. Definisi Formulasi Strategi Manajemen Pendidikan Islam

Formulasi strategi, yang juga dikenal sebagai perumusan strategi, merupakan proses di mana suatu organisasi
menetapkan rumusan, tujuan akhir yang ingin dicapai, dan cara untuk mencapai tujuan tersebut. Wheelen dan
Hunger menjelaskan bahwa formulasi strategi melibatkan pengembangan rencana jangka panjang untuk
mengelola peluang dan tantangan lingkungan, dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan organisasi
melalui analisis SWOT.

Formulasi strategi dapat didefinisikan sebagai rumusan jangka panjang yang dihasilkan setelah melakukan
analisis lingkungan, baik eksternal maupun internal, untuk menentukan kekuatan dan kelemahan dalam
lembaga, sekaligus menetapkan ancaman dan peluang di luar organisasi. Lingkungan internal cenderung dapat
dikendalikan karena terkait dengan bagian dalam tubuh organisasi, selama pimpinan puncak memiliki
kemampuan untuk mengendalikannya. Sementara itu, lingkungan eksternal cenderung tidak dapat diprediksi
karena perubahan di luar organisasi bersifat dinamis dan penuh ketidakpastian. Meskipun begitu, organisasi
dituntut untuk beradaptasi dan menyesuaikan diri guna mempertahankan eksistensinya.

Hasil evaluasi lingkungan internal dan eksternal kemudian menjadi dasar acuan dalam tahap formulasi
strategi, sehingga peluang dan harapan dapat diwujudkan melalui rumusan dan implementasi strategi yang
tepat.
A. Kepemimpinan dan manajemen Pendidikan Islam

Pemimpin dan manajemen memiliki peran krusial dalam menentukan keberhasilan suatu organisasi. Menurut
Miftah Thoha, keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi sebagian besar dapat ditentukan oleh
kepemimpinan. Artinya, kesuksesan dalam menjalankan program-program organisasi sangat bergantung pada
kualitas kepemimpinan. Oleh karena itu, kepemimpinan yang baik harus dipahami dan diterapkan dengan baik
oleh pemimpin.

8
Imam, dalam karyanya "Kepemimpinan dan Keorganisasian," menjelaskan beberapa peran dalam
kepemimpinan, seperti mempengaruhi orang lain (karyawan/kelompok), mengarahkan, memotivasi, dan
mengkoordinir tingkah laku orang lain atau kelompok. Pemimpin juga diharapkan dapat melakukan kerja
sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan, menjadi penggugah semangat, dan memberikan inspirasi
kepada karyawan.

Fungsi manajemen, menurut George R. Terry, mencakup perencanaan (planning), pengorganisasian


(organizing), menggerakkan (actuating), dan mengontrol (controlling). Sedangkan menurut Lutter Gulick
yang dikutip oleh Suharsini Arikunto, fungsi manajemen melibatkan perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), kepegawaian (staffing), pengelolaan (directing), koordinasi (coordinating),
pelaporan (reporting), dan perencanaan biaya (budgeting).

Dalam konteks lembaga pendidikan, pemimpin yang efektif perlu mampu menjalankan peran kepemimpinan
dengan baik, termasuk memotivasi, mengarahkan, dan berkolaborasi dengan anggota tim untuk mencapai
tujuan pendidikan yang diinginkan. Fungsi manajemen juga penting untuk merencanakan, mengorganisir, dan
mengelola sumber daya agar lembaga dapat berfungsi secara efektif.

Sejalan dengan inisiasi strategi manajemen, peran pemimpin dan fungsi manajemen menjadi bagian integral
dari usaha untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia di lembaga pendidikan Islam. Kombinasi
kepemimpinan yang baik dan manajemen yang efektif dapat menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi
tantangan kompleks di dunia pendidikan saat ini.

B. Peningkatan Mutu Manajemen Pendidikan Islam

Peningkatan mutu dalam bidang pendidikan melibatkan manajemen yang fokus pada serangkaian prinsip dan
teknik. Ini bertujuan untuk terus-menerus dan berkelanjutan meningkatkan kapasitas dan kemampuan lembaga
pendidikan. Fokus utama dari manajemen peningkatan mutu adalah memastikan bahwa lembaga pendidikan
dapat memenuhi kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta memiliki kemampuan untuk bersaing dalam
era globalisasi. Tujuannya adalah agar lembaga pendidikan dapat bertahan dan menghasilkan peserta didik
yang berkualitas, sehingga kepuasan peserta didik dan masyarakat dapat terpenuhi.

Dalam konteks ini, peningkatan mutu bukanlah suatu tindakan sekali jalan, tetapi merupakan upaya yang
berkelanjutan. Manajemen peningkatan mutu melibatkan identifikasi kebutuhan, perencanaan strategis,
implementasi tindakan konkret, dan evaluasi hasil. Hal ini juga mencakup pengembangan sumber daya
manusia, pemantauan kinerja, serta adaptasi terhadap perubahan lingkungan dan tuntutan global.

Manajemen peningkatan mutu dalam lembaga pendidikan bertujuan untuk menciptakan lingkungan
pembelajaran yang efektif, memperkuat kualitas pendidikan, dan meningkatkan daya saing. Dengan fokus
pada keberlanjutan, lembaga pendidikan diharapkan dapat terus beradaptasi dengan perkembangan zaman dan
memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan peserta didik dan masyarakat secara keseluruhan.

Sebuah organisasi, termasuk lembaga pendidikan, sangat bergantung pada peran sumber daya manusia.
Manajemen yang efektif dari sumber daya manusia menjadi krusial untuk memastikan bahwa peran dan
tanggung jawab masing-masing individu diorganisasikan dengan baik. Pimpinan lembaga pendidikan, sebagai
pemimpin utama, memiliki peran sentral dalam mengelola personalia untuk mencapai tujuan organisasi
dengan baik.

Di Indonesia, tujuan pendidikan mencakup aspek spiritual, kepribadian, kecerdasan, kesehatan, dan tanggung
jawab. Oleh karena itu, pengelolaan sumber daya manusia dalam konteks lembaga pendidikan melibatkan
tenaga pengajar dan tenaga kependidikan. Manajemen sumber daya manusia (SDM) di lembaga pendidikan
berkaitan dengan teknik dan prosedur yang terkait dengan pengelolaan dan pemanfaatan personalia secara
efektif dan efisien.

9
C. Konsep Sumber Daya Manusia Dalam Lembaga Manajemen Pendidikan Islam

Menurut Soekidjo Notoatmodjo, tujuan utama manajemen sumber daya manusia (MSDM) adalah
meningkatkan kontribusi sumber daya manusia (karyawan) terhadap organisasi untuk mencapai produktivitas
yang optimal. Kesuksesan organisasi dalam mencapai misi dan tujuannya sangat tergantung pada kemampuan
manusia yang mengelolanya. Oleh karena itu, manajemen sumber daya manusia menjadi faktor kunci dalam
menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan memastikan kontribusi yang maksimal dari setiap anggota
organisasi.

Peningkatan mutu dalam konteks lembaga pendidikan, termasuk madrasah, merupakan suatu proses yang
melibatkan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas atau standar baik dari segi pendidikan, pelayanan,
maupun sumber daya manusia. Berdasarkan penjelasan Departemen Tenaga Kerja Indonesia, peningkatan
mutu dalam lembaga pendidikan adalah prasyarat untuk bersaing dalam era globalisasi yang penuh
persaingan.

Beberapa poin penting terkait dengan peningkatan mutu di lembaga pendidikan, khususnya madrasah, adalah
sebagai berikut:

1. Proses, Cara, atau Perbuatan Meningkatkan:


 Peningkatan mutu melibatkan suatu proses, cara, atau perbuatan yang ditujukan untuk
meningkatkan kualitas lembaga pendidikan.
 Upaya ini mencakup berbagai kegiatan, program, dan strategi yang diimplementasikan untuk
mencapai tujuan peningkatan mutu.
2. Arti Kualitas atau Derajat Kepandaian:
 Kata "mutu" dalam konteks ini merujuk pada kualitas atau derajat baik buruk suatu benda atau
aspek tertentu.
 Dalam lembaga pendidikan, mutu mencakup kualitas pendidikan, pelayanan kepada peserta
didik, dan derajat kepandaian serta kecerdasan yang dicapai oleh peserta didik.
3. Ilmu Perilaku Manusia:
 Departemen Tenaga Kerja Indonesia menekankan pentingnya "ilmu perilaku manusia" dalam
upaya peningkatan mutu.
 Prinsip "Make People Before Make Product" menekankan bahwa fokus utama adalah pada
pembangunan manusia secara menyeluruh, yang pada gilirannya akan berkontribusi pada
peningkatan mutu lembaga pendidikan.
4. Pentingnya Membangun Manusia Seutuhnya:
 Peningkatan mutu tidak hanya terbatas pada aspek akademis, tetapi juga mencakup
pembangunan manusia secara holistik.
 Membangun manusia seutuhnya mencakup aspek moral, karakter, dan keterampilan sehingga
peserta didik tidak hanya pandai dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga berkarakter baik dan siap
menghadapi tantangan dunia.

Dengan demikian, peningkatan mutu dalam lembaga pendidikan, seperti madrasah, memiliki dimensi yang
luas dan melibatkan berbagai aspek untuk mencapai tujuan pembangunan manusia seutuhnya dan
menciptakan lingkungan belajar yang berkualitas.

D. Faktor Penghambat Dalam Proses Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia Di Lembaga
Pendidikan.

10
Permasalahan utama dalam lembaga pendidikan di Indonesia mencakup rendahnya kualitas, relevansi,
efisiensi, produktivitas, dan efektivitas. Hal ini disebabkan oleh kekurangan pendidik dan tenaga kependidikan
baik dari segi kuantitas maupun kualitas, serta kurang memadainya kesejahteraan para pendidik.

Beberapa faktor penghambat dalam proses peningkatan mutu sumber daya manusia di lembaga pendidikan
antara lain meliputi:

a. Kepemimpinan dan Manajemen Kualitas peningkatan sumber daya manusia dalam lembaga pendidikan
sangat bergantung pada kemampuan pemimpin dan manajemen. Jika pemimpin tidak mampu mengatur
dengan baik atau tidak memiliki keahlian dan pengalaman dalam kepemimpinan, hal ini dapat menyebabkan
kemunduran dan ketertinggalan lembaga pendidikan dibandingkan dengan yang lainnya.

b. Mutu Tenaga Pendidik Komitmen tenaga pendidik dalam melaksanakan tugas mengajar menjadi faktor
utama dalam peningkatan mutu sumber daya manusia. Adanya tenaga pendidik yang tidak memiliki
komitmen dalam meningkatkan dan mengembangkan kualitas pembelajaran dapat menjadi hambatan.

c. Kurangnya Sarana dan Prasarana Kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan seperti perpustakaan,
laboratorium, bengkel kerja, pusat sumber belajar, dan perlengkapan pembelajaran yang kurang memadai
dapat menghambat profesionalisme lembaga pendidikan. Terkait dengan hal ini, keterbatasan kemampuan
pemerintah dalam melengkapi sarana tersebut menjadi faktor penghambat. Meskipun buku-buku panduan dan
paket pembelajaran telah disediakan oleh pemerintah, pemanfaatannya belum optimal.

Beberapa kasus menunjukkan bahwa buku-buku paket belum dimanfaatkan secara maksimal untuk mencapai
peningkatan mutu sumber daya manusia di lembaga pendidikan.

d. Kompensasi Kompensasi, yang dapat diartikan sebagai honor atau gaji yang sesuai, memegang peranan
penting dalam menunjang kesiapan guru dan tenaga kependidikan menghadapi ujian. Jika mereka tidak
mendapatkan penghargaan atau imbalan yang sesuai, kegiatan proses belajar mengajar dan pelayanan
pendidikan dapat terhambat dan mengalami kesulitan.

e. Peningkatan Mutu Tantangan dalam peningkatan mutu atau kualitas hasil pembelajaran atau pendidikan
melibatkan kurangnya kemauan dari lembaga pendidikan, pendidik, dan peserta didik untuk berupaya
meningkatkan mutu. Peningkatan mutu menjadi suatu kebutuhan yang belum sepenuhnya disadari.

G. Solusi Dalam Menyelesaikan Tantangan Dalam Proses Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia Di
Lembaga Pendidikan:

a. Pemimpin dan Manajemen Pemimpin perlu mengambil pelajaran dari pengalaman orang lain, seperti
bertanya kepada pemimpin sebelumnya atau mempelajari buku tentang cara memimpin secara efektif. Penting
juga untuk memahami preferensi orang yang akan diajak bekerja sama dalam mencapai tujuan, misi, dan visi
lembaga pendidikan. Memberdayakan individu dengan preferensi dan kemampuan tinggi dapat menciptakan
lingkungan kerja yang adaptif.

b. Tenaga Pendidik dan Kependidikan Urgensi tenaga pendidik dan kependidikan sangat besar dalam
keberlangsungan kegiatan belajar mengajar. Tenaga pendidik yang memiliki komitmen tinggi, persiapan
mengajar yang matang, latar belakang pendidikan sesuai, wawasan keilmuan yang luas, dan profesionalisme
tinggi menjadi kunci sukses. Mereka juga perlu menciptakan lingkungan yang kreatif, dinamis, dan inovatif
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan serta menunjukkan kesadaran tinggi dalam bekerja.

11
Penting bagi guru untuk menjadi panutan melalui perilaku jujur, amanah, berakhlak mulia, sabar, ikhlas, dan
akomodatif dalam pergaulan, sehingga mereka dapat memberikan inspirasi bagi sesama guru, siswa, dan
semua pihak yang terlibat.
Strategi dan Teknik Manajemen yang Dilakukan oleh Lembaga Pendidikan dalam Meningkatkan Mutu
Sumber Daya Manusia:

Lembaga pendidikan Islam menerapkan strategi dan teknik manajemen untuk meningkatkan mutu sumber
daya manusia dengan menyelaraskan secara bertahap struktur kelembagaan, program, dan sumber daya
dengan perilaku civitas akademika, sehingga mencapai kinerja yang ditargetkan. Berikut adalah langkah-
langkah yang dilakukan:

1. Komitmen Terhadap Target Mutu: Setiap pengelola, mulai dari pengurus yayasan, pimpinan,
tenaga pendidik, dan tenaga kependidikan, memiliki komitmen terhadap target mutu, ketepatan waktu,
dan efektivitas program.
2. Pembaharuan Proses Kegiatan Belajar Mengajar: Lembaga pendidikan melakukan pembaharuan
proses kegiatan belajar mengajar dengan fokus pada pelayanan dan kepuasan stakeholders. Selain itu,
mereka memiliki kemampuan untuk mengaktualisasikan manajemen praktik terbaik dalam
pengelolaan dan pengembangan lembaga pendidikan.
3. Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia: Konsekuensi logis dari usaha peningkatan mutu
pendidikan adalah meningkatkan mutu dari setiap komponen sistem pendidikan, terutama sumber daya
manusia dan material resources. Pimpinan lembaga pendidikan memberikan perhatian serius terhadap
pengelolaan sumber daya manusia, melibatkan tidak hanya pendidik dan tenaga kependidikan, tetapi
juga peserta didik, orangtua mahasiswa, dan masyarakat.
4. Perbaikan Secara Berkesinambungan: Lembaga pendidikan menerapkan konsep perbaikan secara
berkesinambungan, yang mencakup upaya terus-menerus untuk memperbaiki dan meningkatkan
proses pendidikan. Perbaikan ini dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan.

Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Mutu:

Dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia, lembaga pendidikan harus memperhatikan beberapa
faktor yang memengaruhi:

a. Perbaikan Secara Berkesinambungan: Konsep perbaikan berkesinambungan harus menjadi landasan


utama. Ini mencakup upaya terus-menerus dan sistematis untuk meningkatkan mutu.

b. Pengelolaan Sumber Daya Manusia: Efektivitas pengelolaan sumber daya manusia menjadi kunci
keberhasilan. Komitmen dan perhatian terhadap pengelolaan sumber daya manusia dari semua pihak terlibat
menjadi faktor penentu.

c. Partisipasi Stakeholders: Melibatkan peserta didik, orangtua mahasiswa, dan masyarakat secara aktif
dalam proses pendidikan merupakan faktor penting untuk meningkatkan mutu.

d. Kesiapan Sumber Daya Manusia: Kesiapan sumber daya manusia, baik dari segi peningkatan
keterampilan maupun kesiapan mental, merupakan faktor penting yang memengaruhi peningkatan mutu.

Semua faktor tersebut harus dikelola dengan baik agar lembaga pendidikan dapat mencapai mutu pendidikan
yang diinginkan.

12
BAB III

SIMPULAN

Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang Islami, lembaga pendidikan memiliki peran
yang sangat penting. Proses peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan terintegrasi dengan
peningkatan kualitas sumber daya manusia, didukung oleh sarana prasarana, kemauan untuk meningkatkan
mutu pendidikan, kompensasi yang sesuai, serta manajemen dan kepemimpinan lembaga pendidikan.

Pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia diakui oleh pemerintah, pengelola lembaga
pendidikan, tenaga pendidik, kependidikan, dan peserta didik. Semua pihak berupaya mewujudkan tujuan,
visi, dan misi tersebut melalui berbagai upaya pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas. Langkah-
langkah tersebut melibatkan pengembangan dan perbaikan kurikulum, sistem evaluasi, sarana pendidikan,
materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan.

Lebih lanjut, lembaga pendidikan seyogyanya merevitalisasi perannya untuk dapat berperan secara optimal
dalam mewujudkan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yang efektif. Hal ini melibatkan pembaruan
dalam pengelolaan sumber daya manusia, termasuk pengembangan keterampilan, peningkatan kompetensi,
dan pembinaan moral dan etika sesuai dengan nilai-nilai agama. Dengan demikian, lembaga pendidikan dapat
menjadi pilar yang kuat dalam membentuk sumber daya manusia yang berkualitas, Islami, dan berdaya saing
tinggi.
Untuk mencapai pengembangan sumber daya manusia yang efektif dalam lembaga pendidikan, berikut adalah
langkah-langkah yang dapat diambil dalam melakukan fungsi manajemen, perencanaan, pengadaan staf,
penilaian prestasi kerja, kompensasi, serta pemenuhan sarana prasarana:

1. Perencanaan (Planning):
 Identifikasi kebutuhan sumber daya manusia: Tentukan jumlah dan jenis tenaga pendidik serta
tenaga kependidikan yang diperlukan sesuai dengan program dan kebutuhan lembaga
pendidikan.
 Perencanaan karier: Rencanakan jalur karier dan pengembangan karyawan untuk memotivasi
dan mempertahankan tenaga kerja yang berkualitas.
2. Pengadaan Staf (Staffing):
 Proses seleksi yang ketat: Melakukan proses rekrutmen dan seleksi dengan cermat untuk
memastikan bahwa tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang dihasilkan sesuai dengan
standar yang dibutuhkan.
 Orientasi pegawai baru: Memberikan orientasi yang baik kepada pegawai baru agar mereka
dapat cepat beradaptasi dan berkontribusi secara maksimal.
3. Penilaian Prestasi Kerja:
 Sistem penilaian prestasi: Tetapkan sistem penilaian prestasi kerja yang objektif dan transparan
untuk mengukur kinerja tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
 Umpan balik (feedback): Berikan umpan balik secara berkala untuk membantu karyawan
dalam pengembangan pribadi dan perbaikan kinerja.
4. Kompensasi:
 Sistem penggajian yang adil: Tetapkan sistem kompensasi yang adil dan sesuai dengan
kontribusi karyawan.
 Bonus dan insentif: Berikan insentif dan bonus kepada karyawan yang mencapai atau melebihi
target kinerja.
5. Pelatihan dan Pengembangan:
13
Identifikasi kebutuhan pelatihan: Analisis kebutuhan pelatihan untuk meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan karyawan.
 Program pelatihan berkala: Selenggarakan program pelatihan berkala untuk meningkatkan
kemampuan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
6. Pembinaan Hubungan Kerja yang Efektif:
 Komunikasi terbuka: Fasilitasi komunikasi terbuka antara pimpinan, tenaga pendidik, tenaga
kependidikan, dan seluruh anggota lembaga pendidikan.
 Penyelesaian konflik: Tangani konflik dengan bijaksana dan adil, gunakan pendekatan mediasi
jika diperlukan.
7. Pemenuhan Sarana Prasarana:
 Evaluasi fasilitas: Lakukan evaluasi berkala terhadap sarana prasarana yang dimiliki lembaga
pendidikan untuk memastikan kecukupan dan keberlanjutan.
 Pemeliharaan dan peningkatan: Selenggarakan pemeliharaan rutin dan lakukan peningkatan
pada sarana prasarana sesuai kebutuhan.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini secara terintegrasi, lembaga pendidikan dapat mengelola sumber daya
manusia secara efektif dan efisien, sesuai dengan tujuan, visi, dan misi lembaga pendidikan tersebut

DAFTAR PUSTAKA

C.Groenen, Teologi Sakramen Inisiasi Baptisan Krisma: Sejarah dan

Sistematika, Jogjakarta: Kanisiu, 1992.

Depnaker, Peningkatan Mutu Terpadu, 1986.

Henrik Bognan, Western Esotericism and Rituals of Initiation,2007.

Mastuki HS. Dkk, Managemen Pondok Pesantren, Jakarta: Diva Pustaka,

2003.

M. F. Gaffar, Membangun Kembali Pendidikan Nasional dengan Fokus:

Pembaharuan Manajemen Perguruan Tinggi pada Era Globalisasi,

Makalah Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia V , Surabaya, 2004.


14
Martin Amnillah, Implentasi Perencanaan Strategi Pendidikan Dasar Tahun

2001-2003 Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung (Studi Kasus di

SLTP Islam Nadirejo), Tesis, (Yogyakarta: PPs. Universitas Negeri

Yogyakarta, 2004.

M. Ihsan Dacholfany, Peranan Pengambilan Keputusan Dalam Rangka

menciptakan inovasi Di bidang pendidikan, Jurnal Dewantara Vol I , No

.0 1 Januar i-Juni 2016

Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan,

(Bandung: Alfabeta, 2007.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus

Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989.

Visi dan Strategi Pembangunan Pendidikan untuk Tahun 2020 Tuntutan

Terhadap Kualitas Depdikbud, 1996; Ceramah Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan pada Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia III Ujung

Pandang, 4-7 Maret 1996.

15

Anda mungkin juga menyukai