Anda di halaman 1dari 1

BILLAH BIN RABBAH

Bila disebut nama Abu Bakar, maka Umar pasti berkata, “Abu Bakar adalah
pemimpin kita, yang telah memerdekakan pemimpin kita.” Maksudnya adalah Bilal.
Seoranhg yang telah diberi gelar oleh Umar “pemimpin kita” tentu bukan orang yang
sembarangan, melainkan sosok orang yang berkepribadian besar yanglayak memperoleh
kehormatan seperti itu! Tetapi setiap menerima pujian yang ditujukan kepada dirinya, sosok
yang digambarkan oleh para ahli Riwayat sebagai laki-laki berkulit hitam, kurrus kerempeng,
tinggi jangkung, bereambut lebat dan bercambang tipis ini justru menundukkan kepala dan
memejamkan mata, serta dengan air mata mengalir membasahi pipinya. Ia justru
mengucapkan, “Saya ini hanyalah orang dari Habasyah dan sebelum ini saya seorang budak.”
Nah, siapakan kiranya orang Habasyah yang sebelumnya menjadi budak? Itulah dia
Bilal bin Rabah, muadzin islam pengguncang berhala yang dipuja oleh orang-orang Quraisy
sebegai sesembahan. Bilal merupakan salah satu kejaiban islam dan kebenaran, salah satu
mukjizat islam yang besar.
Dari setiap orang, sejak menculnya agama itu sampai sekarang, bahkan sampai saja
dikehendaki Allah kita akan menemukan sedikitnya 7 orang yang mengenal Bilal, Artinya,
dalam pergantian kurun dan generasi terdapat jutaan manusia yang mengnal Bilal, hafal
Namanya dna tahu riwayatnya secara lengkap, sebagaimana mereka mengenal dua khalifah
terbesar dalam islam yakni Abu Bakar dan Umar.
Sungguh, bila Anda menanyakan kepada setiap anak yang masih merangkak pada
tahun-tahun pelajaran dasarnya, baik di Mesir, Pakistan maupun di Cina mereka paasti
mengetahui siapa Bilal. Di Amerika Uttara, Amerika Selatan, Eropa dan Asia semua kenal
Bilal Di Iraq, Syria, Turki, Iran, Sudan, Tunisia, Aljazair, Maroko, dan diseluruh permukaan
bumi yang didiami oleh kaum muslimin, tidak ada yang tidak mengenalnya.
An da dapat menanyakan kepada setiap muslim, “Siapakah Bilal itu Nak?” Merka
pasti akan menjawab, “Ia adalah muadzin Rasul. Ia sebelumnya adal seorang budak, yang
disiksa oleh tuannya dengan batu panas, agar ia meninggalkan agamnya, tetapi ia
menjawab,”Ahad…Ahad…(Allah Maha Esa…Allah Maha Esa).”
Ketika Anda mengetahui kenangan abadi yang telah dianugerahkan kepada bilal
tersebut, ketahuilah sebelum islam, Bilal ini tidak lebih daripada seorang budak yang
menggembalakan unta milik tuannya dengan imbalan 2 genggam kurma. Tanpa islam ia tidak
akan luput dari kenistaan perbudakan sampai maut dating mernggutnya dan setelah itu orang
akan melupakannya.
Kebenaran iman dan keagungan agama yang diyakininya telah menempatkan
kehidupan dan sejarah hidupnya pada kedudukan tinggi dalam deretan tokoh-tokoh is;lam
dan orang-orang suci

Anda mungkin juga menyukai