Anda di halaman 1dari 13

TUGAS 5 EKONOMI MIKRO

NAMA : MIFTAHUL IHSAN


NIM : 23053075
DEPARTEMEN : PENDIDIKAN EKONOMI
DOSEN PENGAMPU : Dr. Marwan, S.Pd, M.Si.

Soal:
Please discribe concept and example/case:
1) Budget constrain, 2) Consumers preference, 3) Indeference curve, 4) The consumer optimal
choice; 5) Relationship of Price, income, and consumers choice, 60 Cardinal and ordinal theory.

Jawaban :

1. Kendala Anggaran
Kendala Anggaran ( budget constraints ) adalah batasan yang dihadapi sebagai akibat dari
terbatasnya pendapatan Garis Anggaran ( budget line ) adalah semua kombinasi dari barang-
barang dengan jumlah total uang yang dibelanjakan sama dengan pendapatan.
Pada dasarnya setiap orang pasti menginginkan konsumsi yang banyak dan berkualitas tinggi,
karena hal tersebut memang sudah menjadi sifat dasar manusia. Namun, keinginnya tersebut
tidak akan selalu terpenuhi karena pengeluaran manusia dibatasi oleh anggaran yang dimiliki.
Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Mankiw (2012: 440) bahwa “most people would like
to increase the quantity or quality of the goods they consume—to take longer vacations, drive
fancier cars, or eat at better restaurants. People consume less than they desire because their
spending is constrained, or limited, by their income”.
Contoh:
Tabel 1. Berbagai Kombinasi yang Dapat dipilih Oleh Konsumen

Uang untuk Uang untuk Total


Mie Ayam Jus Alpukat Membeli Membeli Pengeluaran
(mangkuk) (gelas) Mie Ayam Jus Alpukat (Rp)
(Rp) (Rp)
0 10 0 50.000 50.000
1 9 5.000 45.000 50.000
2 8 10.000 40.000 50.000

3 7 15.000 35.000 50.000

4 6 20.000 30.000 50.000


5 5 25.000 25.000 50.000

6 4 30.000 20.000 50.000


7 3 35.000 15.000 50.000
8 2 40.000 10.000 50.000

9 1 45.000 5.000 50.000


10 0 50.000 0 50.000

Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa terdapat 11 kombinasi konsumsi yang dapat dipilih oleh
konsumen. Pada dasarnya konsumen pasti menginginkan semuanya maksimal (10 mangkuk mie
ayam dan 10 gelas jus alpukat) tetapi manusia dibatasi oleh anggarannya yaitu sebesar
Rp50.000,00 sehingga konsumen hanya mampu mengkonsumsi mie ayam dan jus alpukat sesuai
11 kombinasi pada tabel 1 di atas.
Apabila tabel tersebut digambarkan dalam sebuah kurva, maka kurva tersebut akan mirip dengan
kurva permintaan yang memiliki slope negatif. Berikut ini kurva Garis Anggaran tersebut:

Berbagai titik pada garis anggaran mengindikasikan kombinasi konsumen atau trade-off antara
dua barang (dalam hal ini adalah mie ayam dan jus alpukat). Ketika seorang konsumen
meningkatkan jumlah mie ayam yang dibeli, konsumen tersebut harus mengurangi jumlah jus
alpukat yang dibeli dan sebaliknya.

2. Preferensi Konsumen
Preferensi konsumen adalah suatu kondisi yang menggambarkan kesukaan atau pilihan
seseorang terhadap suatu jenis produk dibanding dengan jenis produk lain yang terbentuk dari
persepsi konsumen terhadap suatu produk. Pengertian preferensi secara umum apabila ditinjau
dari konsumen dapat diartikan sebagai suatu pilihan seseorang apakah suka atau tidak terhadap
suatu produk barang atau jasa.
Jenis-jenis Preferensi Konsumen
Menurut Sumarwan (2011), preferensi konsumen dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
- Preferensi individu. Jenis preferensi dari sekumpulan benda atau jasa dalam pilihan yang
berbeda atas dasar keputusan masing-masing manusia. Preferensi individu dalam ilmu
kognitif memungkinkan pemilihan tujuan atau goal.
- Preferensi sosial. Jenis preferensi yang dipelajari dalam perilaku ekonomi yang
menunjukkan bahwa ia tidak hanya peduli imbalan materi pada diri sendiri tetapi juga
memperhatikan imbalan terhadap kelompok referensi. Preferensi sosial dalam bahasa
sehari-hari merupakan soal bagi-membagi sesuatu untuk diri seseorang dan orang lain.
Prinsip-prinsip Preferensi Konsumen
Preferensi konsumen adalah pilihan suka tidak suka oleh seseorang terhadap produk (barang atau
jasa) yang dikonsumsi. Preferensi konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai
pilihan produk yang ada. Menurut Al Arif dan Amalia (2010), prinsip-prinsip yang membentuk
preferensi konsumen adalah sebagai berikut: a. Kelengkapan (Completeness)
Prinsip ini mengatakan bahwa setiap individu selalu dapat menentukan keadaan mana yang lebih
disukainya di antara dua keadaan. Konsumen dapat membandingkan dan menilai semua produk
yang ada. Bila A dan B ialah dua keadaan produk yang berbeda, maka individu selalu dapat
menentukan secara tepat satu di antara kemungkinan yang ada. Dengan kata lain, untuk setiap
dua jenis produk A dan B, konsumen akan lebih suka A dari pada B, lebih suka B daripada A,
suka akan kedua-duanya, atau tidak suka akan kedua-duanya. Preferensi ini mengabaikan faktor
biaya dalam mendapatkannya. b. Transivitas (Transivity)
Prinsip ini menerangkan mengenai konsistensi seseorang dalam menentukan dan memutuskan
pilihannya bila dihadapkan oleh beberapa alternatif pilihan produk. Dimana jika seorang
individu mengatakan bahwa produk A lebih disukai daripada produk B dan produk B lebih
disukai daripada produk C, maka ia pasti akan mengatakan bahwa produk A lebih disukai
daripada produk C. Prinsip ini sebenarnya untuk memastikan adanya konsistensi internal di
dalam diri individu dalam hal pengambil keputusan. Hal ini menunjukkan bahwa pada setiap
alternatif pilihan seorang individu akan selalu konsisten dalam memutuskan preferensinya atas
suatu produk dibandingkan dengan produk lain. c. Kontinuitas (Continuity)
Prinsip ini menjelaskan bahwa jika seorang individu mengatakan produk A lebih disukai
daripada produk B, maka setiap keadaan yang mendekati produk A pasti juga akan lebih disukai
daripada produk B. jadi ada suatu kekonsistenan seorang konsumen dalam memilih suatu produk
yang akan dikonsumsinya.
d. Lebih Banyak Lebih Baik (The More Is The Better)
Jumlah kepuasan akan meningkat, jika individu mengonsumsi lebih banyak barang atau produk
tersebut. Konsumen cenderung akan selalu menambah konsumsinya demi kepuasan yang akan
di dapat walaupun akan dibatasi oleh penghasilan (budget contraint). Kondisi ini menunjukkan
bahwa setiap orang selalu dapat membuat atau menyusun rangking semua situasi dan kondisi
mulai dari yang paling disenangi hingga yang paling tidak disukai dari bermacam barang/jasa
yang tersedia.
Contoh :
Misalnya saja seorang konsumen yang suka membaca dan menghargai produk yang ramah
lingkungan. Saat memilih buku, mereka mungkin lebih memilih buku bekas atau e-book
dibandingkan buku baru karena hal tersebut sejalan dengan preferensi mereka terhadap barang-
barang ramah lingkungan, meskipun buku baru tersebut mungkin memiliki kualitas fisik yang
lebih baik. Dalam skenario ini, preferensi mereka terhadap produk ramah lingkungan (yang
merupakan ciri selera mereka) menentukan pilihan mereka, bukan hanya kualitas atau harga
barang yang dipermasalahkan.

3. Kurva Indeferensi
Sebuah grafik dari kurva indiferensi untuk seorang konsumen dihubungkan dengan tingkat
utilitas/kepuasan berbeda disebut dengan peta indiferensi. Titik kembalinya tingkat kepuasan
yang berbeda setiap unitnya dihubungkan dengan kurva indiferensi yang berbeda satu sama lain.
Sebuah kurva indiferensi menjabarkan sebuah himpunan preferensi pribadi dan bisa berbeda
pada orang satu dan lainnya.
Karakteristik kurva indiferensi diantaranya:
1. Kurva indiferensi yang lebih tinggi lebih dipilih daripada kurva yang lebih rendah. Kurva
indiferensi yang lebih tinggi menggambarkan lebih banyak barang daripada kurva yang
lebih rendah. Konsumen biasanya lebih memilih yang lebih banyak.
2. Kurva indiferensi miring ke bawah. Kemiringan tersebut menggambarkan tingkat
kesediaan konsumen untuk mengganti satu barang dengan barang yang lain.
3. Kurva indiferensi tidak saling berpotongan. Karakteristik ini berhubungan dengan
konsumen yang selalu memilih barang yang lebih banyak daripada yang sedikit.
4. Kurva indiferensi melengkung ke dalam. Kemiringan kurva berhubungan dengan tingkat
substitusi marginalnya. Orang lebih suka menukarkan barang yang dimiliki dalam
jumlah banyak tapi tidak begitu suka menukarkan barang yang jumlahnya lebih sedikit.
Ciri-Ciri Kurva Indiferen
Adapun ciri-ciri kurva indiferen yang perlu Sobat OCBC NISP ketahui, antara lain yaitu:

• Nilai Kemiringan Negatif


Ciri-ciri kurva indiferen yang pertama yaitu, mempunyai nilai kemiringan negatif (negatively
slope).
Artinya, jika seseorang mengonsumsi suatu barang, maka produk lainnya perlu dikurangi.
Bentuk visual yang dihasilkan dari ciri-ciri kurva indiferen ini yaitu berupa sejajar sumbu
horizontal dan vertikal.
Melansir dari Economics Concepts, penyebab ciri-ciri kurva indiferen mengalami kemiringan
negatif adalah karena adanya peningkatan sikap konsumtif dari pembeli, sehingga mereka
harus melepaskan barang lainnya untuk mempertahankan kepuasan produk yang sama. Hal ini
dikenal sebagai diminishing marginal rate of substitution dalam ilmu ekonomi.
• Cembung ke Titik Origin
Ciri-ciri kurva indiferen selanjutnya adalah mengalami bentuk cembung ke titik origin (O), yang
akan menunjukkan penurunan derajat pergantian barang.
Menurut Posma Sariguna Johnson Kennedy (2016), ciri-ciri kurva indiferen tersebut
disebabkan karena terdapat perbedaan jumlah proporsi yang perlu dikorbankan, dengan tujuan
untuk mengubah jumlah kombinasi dalam mengonsumsi barang.
• Tidak Berpotongan
Kemudian, ciri-ciri kurva indiferen adalah garis yang ditunjukkan tidak berpotongan.
Hal ini dikarenakan ciri-ciri kurva indiferen adalah bersifat konsisten ketika menunjukkan
tingkat kepuasan yang berbeda.
• Tidak Menyentuh Sumbu
Terakhir, ciri-ciri kurva indiferen adalah grafik yang ditampilkan tidak menyentuh sumbu
vertikal maupun horizontal. Kondisi tersebut dapat terjadi saat konsumen membeli lebih dari
satu produk yang berbeda. Namun, kurva akan menyentuh sumbu apabila mengalami grafik non-
indiferen (konsumen hanya membeli satu produk).
Contoh:
Dalam teori ini terdapat asumsi yang menyatakan bahwa konsumen dapat memilih kombinasi
konsumsi tanpa harus mengatakan bagaimana ia memilihnya. Sebagai contoh, Anda diberi
kombinasi barang tertentu, misalnya 10 unit pakaian dan 8 unit buku. Kemudian, Anda diberi
beberapa alternatif pilihan kombinasi barang dengan jumlah yang berbeda, misalnya 8 unit
pakaian dan 10 unit buku.
Jika Anda menilai alternatif yang diberikan yaitu berupa tambahan 2 unit buku lebih rendah
daripada pengurangan 2 unit pakaian, Anda akan memilih kombinasi barang yang pertama. Anda
menilai kedua kombinasi barang tersebut tidak berbeda atau indifferen.
Setelah beberapa alternatif kombinasi barang diberikan, Anda memperoleh beberapa kombinasi
barang yang Anda anggap indiferen. Dengan kata lain, kombinasi barang tersebut menurut Anda
akan memberikan utilitas yang sama. Setiap kombinasi barang tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel Pilihan Kombinasi Barang yang Memberikan Utilitas (Utilitas yang Sama)

Kombinasi Barang Pakaian Buku

A 20 4
B 10 8

C 8 10

D 5 16

E 4 20

Jika digambarkan dalam kurva, diperoleh kurva indiferen sebagai berikut.

Tabel dan Kurva di atas merupakan salah satu dari berbagai kemungkinan yang tak terhitung
banyaknya. Pembuatan tabel dan kurva semacam ini dapat diulang sebanyak yang diperlukan.
Misalnya, Anda dapat membuat tabel dan kurva yang menggambarkan kombinasi barang yang
memberikan tingkat utilitas yang lebih besar kepada konsumen.
Dalam hal ini, asumsinya adalah bahwa konsumen akan memperoleh tingkat utilitas yang lebih
tinggi dengan menambah jumlah konsumsi kedua jenis barang. Penambahan konsumsi kedua
barang tersebut akan menyebabkan pergeseran ke kanan atas. Hal ini, kurva indiferen akan
semakin jauh dari titik nol.
Dengan kata lain, semakin jauh kurva indiferen dari titik nol, semakin tinggi tingkat utilitas yang
diberikan oleh kombinasi kedua barang. Himpunan dari beberapa kurva indiferen dinamakan
peta indiferen (indifference map). Sebagai contoh, Kurva berikut ini memperlihatkan kurva
indiferen yang dikembangkan dari Kurva sebelumnya, yaitu sebagai berikut.

Jadi, kurva IC2 menggambarkan tingkat utilitas yang lebih tinggi dibandingkan kurva IC1, kurva
IC3 lebih tinggi dibandingkan kurva IC2, dan seterusnya.
4. Pilihan Optimal Konsumen
Kepuasan optimal atau disebut dengan equilibrium konsumen. Equilibrium konsumen
sendiri dapat dicapai pada titik garis anggaran bersinggungan dengan kurva indenferen tertinggi.
Pada titik rasio substitusi konsumen sama dengan slope garis anggaran atau dengan kata lain
seorang konsumen akan mencapai kepuasan optimal apabila ia mencapai titik dimana garis
anggaran pengeluaran menyinggung kurva kepuasan sama.

Gambar diatas menunjukkan batas anggaran konsumen dan tiga dari sekian banyak kurva
indeferen yang ia miliki. Kurva indenferen tertinggi yang mampu dicapai konsumen adalah
kurva yang tepat bersinggungan dengan batas anggaran. Titik dimana kurva indenferen dan batas
anggaran saling bersinggungan disebut titik optimum. Konsumen sebenarnya lebih menyukai
titik A, namun ia tidak mampu mencapai karena titik tersebut berada diatas batas anggarannya.
Konsumen dapat mencapai titik B, namun titik tersebut berada pada kurva indeferen yang lebih
rendah sehingga tingkat kepuasan konsumen tidak tercapai. Titik optimum menyajikan
kombinasi terbaik dari konsumsi Pepsi dan Pizza yang kemudian dapat dicapai konsumen.
Contoh :
Misalnya, ketika berbelanja, kita ingin membeli semua barang yang kita inginkan. Namun, kita
tahu itu tidak mungkin karena kita tidak punya cukup uang (sumber daya).
Karena itu, kita harus memilih. Semua pilihan melibatkan biaya peluang. Jika kita memilih
sesuatu, itu berarti kita juga menyerah dan tidak menerima alternatif terbaik berikutnya.
Pilihan ekonomi membutuhkan perbandingan antara sumber daya dan utilitas. Sebagai
konsumen, anggaran mewakili sumber daya yang kita miliki, dan kepuasan mewakili
utilitas konsumsi.

5. Hubungan Harga, Pendapatan, dan Pilihan Konsumen, serta 60 Teori


Kardinal dan Ordinal
a. Pengaruh Perubahan Harga Terhadap Pilihan Konsumen
Harga yang lebih rendah akan memperbesar daya beli konsumen, penurunan harga
menyebabkan pergeseran garis batas anggaran kea rah luar.
Gambar diatas secara khusus menunjukkan bagaimana penurunan harga
mempengaruhi batas anggaran. Jika seseorang konsumen membelanjakan seluruh
uangnya sebesar 51.000 untuk membeli pizza maka penurunan harga pepsi tidak
berpengaruh sama sekali. Dengan demikian, titik A pada gambar tersebut tidak
berpindah. Namun, jika konsumen membelanjakan seluruh uangnya tersebut untuk
membeli pepsi, sekarang ia dapat membeli 1.000 kaleng dibandingkan sebelumnya
hanya 500 kaleng. Dengan demikian, titik akhir garis batas anggaran kini berpindah
dari B ke D.
Perhatikan bahwa pada kasus ini pergeseran batas anggaran menyebabkan
perubahan kemiringan (ketika harga tidak mengalami perubahan tapi terjadi
perubahan pendapatan konsumen). Besarnya kemiringan batas anggaran
menggambarkan harga relative pizza dan pepsi.
Oleh karena itu harga pepsi telah mengalami penurunan menjadi $1 dari $2,
sedangkan harga pizza tetap $10, maka konsumen dapat menukar sebuah pizza
dengan pepsi dibandingkan sebelumnya hanya 5 kaleng. Akibatnya garis anggaran
yang baru bentuknya lebih curam dari pada sebelumnya.

b. Pengaruh Perubahan Pendapatan Terhadap Pilihan Konsumen

Dengan pendapatan yang lebih tinggi, konsumen mampu memperoleh barang


konsumsi lebih banyak. Oleh karena itu, peningkatan pendapatan menggeser garis
batas anggaran ke luar, seperti yang ditunjukkan pada gambar diatas. Karena harga
relative dari kedua jenis barang tidak mengalami perubahan, maka kemiringan batas
anggaran yang baru ini akan sama dengan kemiringan batas anggaran mula – mula.
Dengan demikian, peningkatan pendapatan akan menyebabkan pergeseran batas
anggaran dalam arah yang sejajar dengan batas anggaran mula – mulanya. Sekarang
konsumen dapat mencapai kurva indiferen yang lebih tinggi. Dengan adanya
perubahan batas anggaran dan preferensi konsumen seperti yang ditunjukkan oleh
kurva indiferen itu, titik optimum pun berpindah dari titik yang disebut sebagai “ titik
optimum mula – mula” ke titik yang disebut sebagai “ titik optimum baru”.
▪ Barang Normal versus Barang Inferior
Gambar dibawah ini menunjukkan sebuah contoh dimana peningkatan
pendapatan mendorong konsumen untuk membeli lebih banyak pizza namun
lebih sedikit pepsi. Jika seorang konsumen membeli lebih sedikit barang
ketika pendapatnya meningkat, para ekonom menyebut barang tersebut
sebagai barang inferior (inferior good).

- Jenis barang yang permintaannya akan meningkat kalua pendapatan konsumen


bertambah disebut barang normal
- Jenis barang yang permintaannya akan turun kalua pendapatan konsumen bertambah
disebut barang inferior.

c. Teori Kardinal dan Ordinal Teori


Kardinal
Pendekatan kardinal adalah salah satu cara dalam menganalisis perilaku konsumen
berdasarkan asumsi bahwa tingkat kepuasan pelanggan/konsumen dapat diukur dengan
satuan nominal tertentu, seperti uang, jumlah, atau unit.
Oleh karena itu, pendekatan ini disebut juga dengan pendekatan kardinal (cardinal
approach). Pendekatan ini juga mengandung anggapan bahwa semakin berguna suatu barang
bagi seseorang, maka akan semakin diminati.
• Ukuran Kepuasan Pendekatan Kardinal
Dari tadi kita bicara tentang kepuasan. Menurut pendekatan kardinal, nilai guna atau kepuasan
atas suatu barang itu bisa diangkakan.
• Satuan dari Kepuasan
Jika satuan dari berat adalah kilogram, gram, atau ons. Maka apa satuan kepuasan?
Satuan dari kepuasan adalah “util” (berasal dari kata “utility“).
Utility/utilitas/kepuasan/nilai guna adalah kepuasan yang diperoleh dalam mengonsumsi barang
dan jasa. Maka dari itu, utilitas menunjukkan kepuasan relatif yang diperoleh seorang
konsumen dari penggunaan berbagai barang.
Contohnya begini, kepuasaan kamu saat makan ayam geprek adalah 8 util. Sedangkan kepuasan
memakan mangga asam adalah 3 util.

• Dua Jenis Kepuasan dalam Pendekatan Kardinal


- Total utility
Ini adalah ukuran dari jumlah kepuasan total yang dirasakan dan diperoleh konsumen
saat menggunakan produk dan jasa. Contoh total utility misalnya pembelian mangga
arumanis oleh konsumen Superindo yang meningkat. Minggu pertama ludes 60 kuintal
dan meningkat menjadi 90 kuintal di minggu kedua.
- Marginal utility
Ini adalah ukuran nilai kepuasan yang diperoleh konsumen saat memiliki lebih dari satu
unit barang atau jasa. Contoh marginal utility misalnya ketika kamu memesan 3 loyang
piza. Loyang pertama kamu puas dan merasa kenyang. Loyang kedua kamu sudah tak
terlalu antusias dan di loyang ketiga kamu sudah ingin memuntahkannya.

Ciri-ciri pendekatan kardinal dalam analisis perilaku konsumen dibuat


berdasarkan asumsi-asumsi berikut ini:

1. Kepuasan diukur dalam satuan unit (util), sehingga dapat dikuantifikasi.


2. Konsumen bersifat rasional, artinya:
o konsumen selalu ingin memaksimalkan kepuasan dengan batasan anggarannya;
o konsumen memilih barang berdasarkan kebutuhan;
o barang yang dipilih konsumen memberikan kegunaan optimal bagi konsumen;
dan
o konsumen memilih barang yang harganya sesuai dengan kemampuan konsumen.
3. Konsumen memiliki kekonsistenan dalam preferensi. Setiap konsumen tidak akan
berubah preferensinya terhadap suatu barang.
4. More is better, lebih banyak lebih baik. Konsumen akan menginginkan jumlah yang
lebih banyak untuk suatu barang.
5. Walau more is better merupakan asumsi pendekatan ini, namun Hukum Gossen (Law of
Diminishing Marginal Utility), berlaku, yaitu bahwa semakin banyak sesuatu barang
dikonsumsikan, maka tambahan kepuasan (marginal utility) yang diperoleh dari setiap
satuan tambahan yang dikonsumsikan akan menurun.
6. Konsumen selalu mengusahakan banyak hal untuk mencapai kepuasan total yang
maksimum.
7. Pendapatan konsumen tidak berubah atau tetap tetap.
8. Marginal utility dari uang adalah tetap.
9. Total utility bersifat melengkapi dan independent.
10. Barang yang dikonsumsi adalah barang normal dan periode konsumsi berdekatan
Fungsi Teori Konsumsi Pendekatan Kardinal

Berdasarkan definisi dan asumsi yang disebutkan di atas, maka fungsi pendekatan kardinal
dalam penilaian perilaku konsumen bisa disimpulkan ada tiga, yaitu:

1. Menjadi alat ukur mengenai nilai guna dari konsumsi produk yang kamu jual.
2. Memberikan informasi mengenai perilaku konsumen yang menggunakan produkmu.
3. Alat untuk menilai tingkat kepuasan konsumen.

Contoh Pendekatan Kardinal

Contoh pendekatan kardinal ini dikutip dari laman studiekonomi.com, yakni mengukur tingkat
kepuasan pelanggan saat menyantap Bakso Istimewa yang dibanderol Rp25.000,-/porsi.

(Sumber: studiekonomi.com)

Dari tabel dan kurva di atas dapat disimpulkan bahwa konsumsi yang memberikan kepuasan
maksimum yaitu pada saat mengonsumsi porsi ke-5. Ini berarti Bakso Istimewa masih
memberikan manfaat dan kepuasan bagi penyantapnya.

Setelah mengonsumsi porsi ke-6, Bakso Istimewa tak ‘istimewa’ lagi karena tidak memberikan
tambahan manfaat. Bahkan di porsi ke-7 dan ke-8 justru mengurangi manfaat.

Teori Ordinal
Pendekatan ordinal sebenarnya dikembangkan oleh banyak ahli ekonomi. Beberapa di antaranya yaitu
John R. Hicks, R. G. Allen, Vilfredo Pareto, dan Ysidro Edgeworth. Pendekatan ini menyatakan bahwa
kepuasan itu tidak dapat diukur secara kuantitatif, melainkan sifatnya bertingkat/berjenjang, dan hanya
bisa dibandingkan.
Untuk lebih memahami mengenai pendekatan ordinal ini, kita harus terlebih dahulu mengetahui
asumsi-asumsi yang melandasi pendekatan ini. Berikut ini adalah asumsi-asumsi dalam
pendekatan ordinal.

- Rationality. Setiap konsumen diasumsikan bertindak rasional, yaitu berusaha mengejar kepuasan
maksimum meski dihadapkan dengan keterbatasan anggaran.
- Utility is Ordinal. Berdasarkan asumsi ini, kepuasan itu tidak dapat diukur, namun hanya bisa
dibandingkan (sifatnya bertingkat).
- Transitivity and Consistency of Choice. Konsumen senantiasa konsisten dalam membuat pilihan
antara berbagai kombinasi barang. Artinya, jika konsumen lebih menyukai barang A dibanding
barang B, dan ia pun lebih menyukai barang B dibanding barang C, maka ia pasti lebih menyukai
barang A dibanding barang C. Dengan kata lain, jika A > B, dan B > C, maka A > C.
- Non Satiation. Asumsi ini menyatakan bahwa konsumen menyukai barang yang lebih banyak
daripada yang sedikit. Konsumen juga diasumsikan selalu ingin terus berkonsumsi. Inilah yang
sering disebut sebagai “asumsi ketiadaan kepuasan” atau “konsumsi tanpa kejemuan”
(assumption of satiation).

Ciri-Ciri Pendekatan Ordinal

✓ Memiliki Slope atau Kemiringan Negatif


✓ Berhubung indifference curve mempertahankan kepuasan yang sama, maka penambahan di
satu barang harus diimbangi dengan pengurangan barang lainnya.

Cembung ke Arah Ordinat

✓ Bentuk kurva cembung didasarkan pada asumsi tingkat subtitusi marjinal atau marginal rate of
substitution yang terus berkurang. Marginal rate of substitution (MRS) adalah ukuran yang
menggambarkan sejauh mana konsumen bersedia menukarkan barang yang satu dengan barang
lainnya dalam kurva IC yang sama.
✓ Semakin ke Kanan, Semakin Tinggi Kepuasannya

Dalam pembahasan sebelumnya telah disebutkan tentang asumsi bahwa konsumen lebih
menyukai jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan yang sedikit. Posisi IC yang lebih tinggi
atau lebih ke kanan menggambarkan jumlah pakaian dan makanan yang lebih banyak. Posisi IC
tersebut tentunya lebih disukai konsumen karena memberikan tingkat kepuasan yang lebih
tinggi.

✓ Sesama Indifference Curve Tidak Saling Berpotongan

Sesama kurva IC tidak mungkin saling berpotongan sebab adanya asumsi konsistensi
dan transitivity.

Contohnya:

Beberapa contoh kombinasi kepuasan tertentu dari mengkonsumsi 2 barang tersebut ditampilkan dalam
tabel berikut:
Bakso Sate

(Mangkok per Bulan) (Porsi per bulan)

25 4

20 5

10 10

5 20

4 25

Dari tabel tersebut dapat dilihat beberapa kombinasi dari mengkonsumsi 2 barang (bakso dan sate). Bila
pilihan kombinasi yang dipilih yang pertama (25 mangkok bakso dan 4 porsi sate) akan memberikan
kepuasan/utilitas yang sama dengan memilih kombinasi yang lainnya. Hal ini secara lebih jelas
tergambar dalam kurva indeferen berikut:

Ada 3 asumsi yang digunakan dalam kurva indiferensi


1. Semakin Jauh kurva indiferen dari titik origin, semakin tinggi tingkat kepuasan
2. Kurva indiferen menurun dari kiri atas ke kanan bawah (downward sloping), dan cembung ke titik
origin (convex to origin)
3. Tidak saling berpotongan

Dari kurva indiferen diatas hanya menampilkan satu garis kurva indiferen. Sepanjang garis kurva
indiferen diatas menggambarkan kombinasi dua barang yang di konsumsi dengan tingkat kepuasan yang
sama. Apapun pilihan kombinasi yang dibuat, kepuasan yang didapat sama. Yang berbeda hanya
komposisi jumlah bakso dan jumlah sate yang makan.

Anda mungkin juga menyukai