Oleh Kelompok 4:
Didan Yuan Alfaro 141230330
Athallah Kenang Wiratmaja 141230335
Ali Zainal Abidin 141230342
Muhammad Salman Nugroho 141230354
Kelas EM-J
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASA
N
A. Batas Anggaran
33
seleranya.
Preferensi konsumen juga dapat diungkapkan dalam grafik yaitu dengan
menggunakan kurva indiferen (indifference curves). Sebuah kurva indiferen
menunjukkan jenis kombinasi barang konsumsi yang memberikan kepuasan
yang sama kepada konsumen.
Besar kemiringan di setiap titik kurva indiferen sama dengan tingkat di
mana konsumen bersedia menukar barang yang satu dengan barang lainnya.
Tingkatan ini disebut tingkat substitusi marginal (marginal rate of substitution-
MRS). Kurva indiferen bukanlah sebuah garis lurus, maka tingkat substitusi
marginal pada setiap titik dalam kurva tersebut tidaklah sama. Tingkatan di
mana konsumen bersedia untuk menukar barang yang satu dengan barang
lainnya bergantung pada jumlah barang yang telah dikonsumsi.
Kepuasan konsumen nilainya akan sama pada setiap titik dalam kurva
indiferen, konsumen lebih menyukai kurva indiferen yang letaknya lebih tinggi
pada grafik karena konsumen lebih senang untuk mengonsumsi lebih banyak.
33
Kurva indiferen melambangkan preferensi konsumen, kurva ini memiliki
empat karakteristik yang mencerminkan preferensi tersebut, antara lain.
a. Sifat 1: kurva indiferen yang lebih tinggi lebih disukai daripada kurva
yang lebih rendah. Konsumen lebih suka mengonsumsi barang dalam
jumlah lebih banyak yang tercermin pada kurva indiferen yang lebih
tinggi.
b. Sifat 2: kurva indiferen selalu miring ke bawah. Kemiringan suatu kurva
indiferen mencerminkan tingkatan di mana konsumen bersedia
mensubstitusi barang yang satu dengan barang lainnya.
c. Sifat 3: kurva indiferen tidak saling berpotongan.
33
Kemiringan suatu kurva indiferen merupakan tingkat substitusi
marginalnya-tingkatan di mana konsumen bersedia menukar barang yang
satu dengan barang lainnya. Tingkat substitusi marginal (MRS) biasanya
bergantung pada jumlah setiap jenis barang yang sedang dikonsumsi oleh
konsumen. Secara khusus, karena setiap orang lebih bersedia
menukarkan barang yang mereka miliki dalam jumlah banyak dan
enggan menukarkan barang yang mereka miliki yang jumlahnya sedikit,
maka kurva indiferen melengkung ke arah dalam. Sebagai contoh,
perhatikan Gambar 4. Pada titik A, karena konsumen memiliki banyak
Pepsi dan sedikit piza, ia tentunya merasa lapar dan tidak terlalu haus.
Untuk membujuknya melepaskan 1 piza, a harus diberi 6 kaleng Pepsi:
Tingkat substitusi marginalnya adalah 6 kaleng Pepsi per piza.
Sebaliknya, pada titik B, konsumen memiliki sedikit Pepsi dan banyak
piza, sehingga ia sangat haus namun tidak terlalu lapar. Pada titik ini, ia
lebih bersedia memberikan 1 pizanya untuk memperoleh 1 kaleng Pepsi:
tingkat substitusi marginalnya adalah 1 kaleng Pepsi per piza. Dengan
demikian, bentuk yang melengkung ke arah dalam pada kurva indiferen
mencerminkan kesediaan konsumen yang lebih bear untuk melepaskan
suatu barang yang telah a miliki dalam jumlah besar.
b. Komplemen Sempurna
D. Tiga Aplikasi
33
BAB III
PENUTUP
33
keputusan. Teori ini hanyalah
sebuah model dan model-model
tersebut tidak
sepenuhnya realistis. Cara
terbaik untuk memandang teori
pilihan konsumen ini
adalah sebagai sebuah kiasan
tentang bagaimana konsumen
membuat keputusan.
Tidak ada konsumen (kecuali
beberapa ekonom) yang benar-
benar mengambil
keputusan melalui perhitungan
optimalisasi seperti dalam teori.
Namun, para
33
konsumen tahu bahwa pilihan-
pilihan mereka terbatas pada
pendapatan mereka
sendiri. Berdasarkan
keterbatasan-keterbatasan
tersebut, mereka mencoba
untuk
mencapai tingkat kepuasan
tertinggi. Teori pilihan
konsumen mencoba untuk
menjelaskan proses psikologis
yang implisit ini dengan
melakukan suatu analisis
ekonomi secara eksplisit. Enak
atau tidaknya sebuah kue yang
baru akan kita
33
ketahui setelah kita
memakannya. Demikian juga,
kebenaran sebuah teori terletak
pada penerapannya. Pada
bagian akhir bab ini telah kita
terapkan teori pilihan
konsumen untuk menjawab tiga
buah pertanyaan praktis tentang
ekonomi. Jika
mempelajari ilmu ekonomi
lebih mendalam, kita akan
melihat bahwa teori ini
merupakan kerangka kerja bagi
berbagai analisis lainnya.
Teori pilihan konsumen mempelajari bagaimana orang-orang mengambil keputusan
sehingga teori ini dapat diterapkan secara luas. Teori ini dapat menjelaskan bagaimana
seseorang memilih antara pepsi dan piza, bekerja dan bersantai, konsumsi dan menabung, dan
sebagainya. Seorang konsumen memutuskan apa yang akan mereka beli setiap masuk ke
sebuah toko, dan tahu bahwa mereka tidak mengambil keputusan dengan membuat batas
anggaran dan kurva-kurva indiferen. Pengetahuan perihal pembagian keputusan tidak
bertentangan dengan teori tersebut. Teori pilihan konsumen tidak mencoba untuk memberikan
33
gambaran tentang bagaimana seseorang benar-benar mengambil keputusan. Teori ini hanyalah
sebuah model dan model-model tersebut tidak sepenuhnya realistis. Cara terbaik untuk
memandang teori pilihan konsumen ini adalah sebagai sebuah kiasan tentang bagaimana
konsumen membuat keputusan. Tidak ada konsumen (kecuali beberapa ekonom) yang benar-
benar mengambil keputusan melalui perhitungan optimalisasi seperti dalam teori. Namun, para
konsumen tahu bahwa pilihan-pilihan mereka terbatas pada pendapatan mereka sendiri.
Berdasarkan keterbatasan-keterbatasan tersebut, mereka mencoba untuk mencapai tingkat
kepuasan tertinggi.
Teori pilihan konsumen mencoba untuk menjelaskan proses psikologis yang implisit
ini dengan melakukan suatu analisis ekonomi secara eksplisit. Enak atau tidaknya sebuah kue
yang baru akan kita ketahui setelah kita memakannya. Demikian juga, kebenaran sebuah teori
terletak pada penerapannya. Pada bagian akhir bab ini telah kita terapkan teori pilihan
konsumen untuk menjawab tiga buah pertanyaan praktis tentang ekonomi. Jika mempelajari
ilmu ekonomi lebih mendalam, kita akan melihat bahwa teori ini merupakan kerangka kerja
bagi berbagai analisis lainnya.
33
DAFTAR PUSTAKA
33