Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TEORI PILIHAN KONSUMEN


EKONOMI MIKRO

Oleh Kelompok 4:
Didan Yuan Alfaro 141230330
Athallah Kenang Wiratmaja 141230335
Ali Zainal Abidin 141230342
Muhammad Salman Nugroho 141230354

Kelas EM-J

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN”
YOGYAKART
A 2023
BAB I
PEMBUKA

A. Latar Belakang

Teori pilihan konsumen adalah teori yang menjelaskan bagaimana para


konsumen membuat keputusan mengenai apa yang mereka beli. Setelah
merangkum berbagai keputusan konsumen dalam bentuk kurva permintaan. Seperti
yang telah dibahas kurva permintaan untuk suatu barang mencerminkan kesediaan
konsumen untuk membayar barang yang mereka inginkan. Apabila harga-harga
barang meningkat, konsumen bersedia membayar dengan jumlah yang lebih sedikit,
sehingga jumlah yang diminta berkurang.

Harga berbagai barang yang ditawarkan harus dipertimbangkan dan dibeli


sesuai dengan jumlah pendapatan, sehingga kebutuhan dan keinginan dapat
terpenuhi. Teori pilihan konsumen menelaah trade-off yang dihadapi oleh setiap
orang dalam perannya sebagai konsumen. Teori pilihan konsumen menjelaskan
bagaimana konsumen mengambil berbagai keputusan dalam menghadapi trade-off
ini dan bagaimana mereka merespons perubahan-perubahan di lingkungan mereka.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan batas anggaran?


2. Apa yang di maksud dengan prefensi konsumen?
3. Apa saja karakteristik kurva indiferen?
4. Apa saja aplikasi dari teori pilihan konsumen?

C. Tujuan

1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan batas anggaran


2. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan prefensi konsumen
3. Menjelaskan karakteristik kurva indiferen
4. Menjelaskan apa saja aplikasi teori pilihan konsumen

1
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Batas Anggaran

Batas anggaran (budget constraint) adalah batasan dari kombinasi konsumsi


yang mampu dibeli konsumen. Kebanyakan orang ingin meningkatkan kualitas dan
jumlah barang yang mereka konsumsi, memperpanjang waktu liburan, mengendarai
mobil yang leboh bagus atau makan di resstoran yang lebih baik. Konsumen lebih
mengonsumsi sedikit daripada yang mereka inginkan karena pengeluaran mereka
dibatasi pendapatan.

Batasan anggaran menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi yang mungkin


dipilih oleh konsumen. Agar tetap sederhana, menelaah keputusan yang harus dibuat
oleh konsumen yang hanya membeli dua jenis barang yaitu pepsi dan pizza. Tentu
saja kenyataannya setiap orang membeli ribuan jenis barang yang berbeda. Dengan
mengansumsikan bahwa hanya terdapat dua jenis barang, maka masalah akan lebih
sederhana tanpa mengubah pengetahuan dasar tentang pilihan konsumen.

Tabel pada gambar satu menunjukkan beberapa macam kombinasi jumlah


pepsi dan pizza yang dapat dipilih konsumen. Garis pertama menunjukkan jika
konsumen tersebut membelanjakan seluruh pendapatannya untuk pizza, konsumen
tersebut dapat makan 100 pizza selama sebulan, namun tidak dapat membeli pepsi
sama sekali. Garis kedua menunjukkan konsumen lain membeli 90 pizza dan 50
kaleng pepsi demikian seterusnya. Setiap kombinasi konsumsi pada tabel tersebut
bernilai tepat $1000.

Grafik pada gambar satu menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi yang


33
mungkin dipilih konsumen. Sumbu vertikal menghitung jumlah pepsi dalam satuan
kaleng, dan sumbu horizontal menghitung jumlah pizza. Terdapat tiga buah titik pada
gambar ini. Pada titik a, konsumen tidak membeli pepsi dan mengonsumsi 100 pizza.
Pada titik b, konsumen tidak membeli pizza dan mengonsumsi 500 kaleng pepsi. Pada
titik c, konsumen membeli 50 pizza dan 250 kaleng pepsi. Titik c, yang terletak
diantara tengah-tengah garis a dan b merupakan titik dimana konsumen
membelanjakan jumlah uang yang salam ($500) atas pepsi maupun pizza. Setiap titik
pada garis a ke b merupakan kombinasi yang dapat dicapai. Garis ini merupakan batas
anggaran (budget constraint), menunjukkan jenis kombinasi konsumsi yang mampu
dibeli oleh konsumen. Dalam kasus ini, garis tersebut trade-off antara pepsi dan pizza
yang dihadapi konsumen.

Kemiringan garis batas anggaran ini menunjukkan tingkat dimana konsumen


dapat mengganti satu barang dengan barang lain. Pada Bab 2 kita ingat bahwa
besarnya kemiringan garis yang menghubungkan dua titik dapat dihitung sebagai
perubahan jarak vertikal dibagi dengan perubahan jarak horizontal. Dari titik A ke
titik B, jarak vertikalnya 500 kaleng Pepsi, dan jarak horizontalnya 100 piza. Dengan
demikian, kemiringannya adalah 5 kaleng Pepsi per piza. (Sesungguhnya karena garis
batas anggaran tersebut miring ke bawah, kemiringannya bernilai negatif. Namun
untuk alasan kemudahan, kita dapat mengabaikan tanda minus tersebut).

Perhatikan bahwa kemiringan batas anggaran tersebut sama dengan harga


relatif dari kedua barang-harga suatu barang yang dibandingkan dengan harga barang
lainnya. Sebuah piza berharga 5 kali lipat harga Pepsi, sehingga biaya kesempatan
dari sebuah piza adalah 5 kaleng Pepsi. Kemiringan batas anggaran yang besarnya 5
tersebut mencerminkan trade-off yang ditawarkan pasar kepada konsumen, yaitu 1
piza untuk 5 kaleng Pepsi.

B. Preferensi Keinginan Konsumen


1. Menggambarkan Preferensi dengan Kurva Indiferen
Pilihan konsumen tidak hanya bergantung pada batas anggarannya, tetapi
juga pada preferensi atau pilihannya terhadap kedua barang. Apabila konsumen
ditawarkan dua jenis kombinasi barang, konsumen akan memilih jenis yang
paling sesuai dengan seleranya. Konsumen bersikap indiferen terhadap kedua
kombinasi apabila kedua kombinasi tersebut sama-sama sesuai dengan

33
seleranya.
Preferensi konsumen juga dapat diungkapkan dalam grafik yaitu dengan
menggunakan kurva indiferen (indifference curves). Sebuah kurva indiferen
menunjukkan jenis kombinasi barang konsumsi yang memberikan kepuasan
yang sama kepada konsumen.
Besar kemiringan di setiap titik kurva indiferen sama dengan tingkat di
mana konsumen bersedia menukar barang yang satu dengan barang lainnya.
Tingkatan ini disebut tingkat substitusi marginal (marginal rate of substitution-
MRS). Kurva indiferen bukanlah sebuah garis lurus, maka tingkat substitusi
marginal pada setiap titik dalam kurva tersebut tidaklah sama. Tingkatan di
mana konsumen bersedia untuk menukar barang yang satu dengan barang
lainnya bergantung pada jumlah barang yang telah dikonsumsi.
Kepuasan konsumen nilainya akan sama pada setiap titik dalam kurva
indiferen, konsumen lebih menyukai kurva indiferen yang letaknya lebih tinggi
pada grafik karena konsumen lebih senang untuk mengonsumsi lebih banyak.

Konsumen bersikap indiferen terhadap kombinasi A, B, dan C, karena


ketiganya terdapat dalam kurva yang sama. Jika konsumsi pizza dikurangi,
darti titik A ke titik B, maka konsumsi pepsi harus meningkat agar kepuasan
konsumen tetap terjaga. Tingkat substitusi marginal mengukur seberapa banyak
pepsi yang dibutuhkan konsumen sebagai kompensasi atas berkurangnya
konsumsi 1 unit pizza.
Dalam gambar di atas, setiap titik pada kurva I 2 lebih disukai konsumen
daripada titik-titik pada kurva I 1. Sebagai contoh, bahwa titik D lebih disukai
konsumen daripada titik A karena titik D terletak pada kurva indiferen yang
lebih tinggi daripada titik A (karena titik D menawarkan kepada konsumen
jumlah pizza dan pepsi yang lebih banyak).

2. Empat Karakteristik Kurva Indiferen

33
Kurva indiferen melambangkan preferensi konsumen, kurva ini memiliki
empat karakteristik yang mencerminkan preferensi tersebut, antara lain.
a. Sifat 1: kurva indiferen yang lebih tinggi lebih disukai daripada kurva
yang lebih rendah. Konsumen lebih suka mengonsumsi barang dalam
jumlah lebih banyak yang tercermin pada kurva indiferen yang lebih
tinggi.
b. Sifat 2: kurva indiferen selalu miring ke bawah. Kemiringan suatu kurva
indiferen mencerminkan tingkatan di mana konsumen bersedia
mensubstitusi barang yang satu dengan barang lainnya.
c. Sifat 3: kurva indiferen tidak saling berpotongan.

Untuk mengetahui mengapa demikian, kita andaikan ada kurva indiferen


yang saling berpotongan, seperti pada Gambar 3. Kemudian, karena titik
A berada pada kurva indiferen yang sama dengan titik B, kedua titik
akan sama-sama memberikan kepuasan kepada konsumen. Namun
demikian, karena titik B berada pada kurva indiferen yang sama dengan
titik C, kedua titik ini juga akan memberi kepuasan yang sama kepada
konsumen. Dengan demikian, dapat disimpuilkan bahwa titik A dan C
dapat memberikan kepuasan yang sama kepada konsumen, walaupun
pada titik C jumlah dari kedua barang lebih banyak. Hal ini bertolak
belakang dengan asumsi kita bahwa konsumen selalu lebih suka apabila
konsumsi mereka lebih banyak. Oleh karena itu, kurva indiferen tidak
saling berpotongan.
d. Sifat 4: kurva indiferen selalu melengkung ke arah dalam

33
Kemiringan suatu kurva indiferen merupakan tingkat substitusi
marginalnya-tingkatan di mana konsumen bersedia menukar barang yang
satu dengan barang lainnya. Tingkat substitusi marginal (MRS) biasanya
bergantung pada jumlah setiap jenis barang yang sedang dikonsumsi oleh
konsumen. Secara khusus, karena setiap orang lebih bersedia
menukarkan barang yang mereka miliki dalam jumlah banyak dan
enggan menukarkan barang yang mereka miliki yang jumlahnya sedikit,
maka kurva indiferen melengkung ke arah dalam. Sebagai contoh,
perhatikan Gambar 4. Pada titik A, karena konsumen memiliki banyak
Pepsi dan sedikit piza, ia tentunya merasa lapar dan tidak terlalu haus.
Untuk membujuknya melepaskan 1 piza, a harus diberi 6 kaleng Pepsi:
Tingkat substitusi marginalnya adalah 6 kaleng Pepsi per piza.
Sebaliknya, pada titik B, konsumen memiliki sedikit Pepsi dan banyak
piza, sehingga ia sangat haus namun tidak terlalu lapar. Pada titik ini, ia
lebih bersedia memberikan 1 pizanya untuk memperoleh 1 kaleng Pepsi:
tingkat substitusi marginalnya adalah 1 kaleng Pepsi per piza. Dengan
demikian, bentuk yang melengkung ke arah dalam pada kurva indiferen
mencerminkan kesediaan konsumen yang lebih bear untuk melepaskan
suatu barang yang telah a miliki dalam jumlah besar.

3. Kurva Indiferen yang Ekstrem


Bentuk sebuah kurva indiferen memberitahukan kita akan kesediaan konsumen
untuk menukar barang yang satu dengan barang lainnya. Apabila barang-barang
tersebut mudah disubstitusi satu sama lain, bentuk kurva indiferennya tidak
terlalu melengkung, namun jika barang-barang tersebut tidak mudah digantikan,
bentuk kurva indiferennya akan sangat melengkung.
a. Substitusi Sempurna

Bayangkan, apabila seseorang menawarkan kepada Anda kantong-


33
kantong berisi pecahan uang 1 perak dan 1 sen. Bagaimana Anda akan
memeringkat kantong-kantong tersebut? Kemungkinan besar, Anda
hanya akan memedulikan nilai moneter dari setiap kantongnya. Jika
demikian, Anda akan selalu bersedia untuk menukar uang 1 perak dengan
uang 2 sen, tanpa memedulikan jumlah pecahan 1 perak dan 1 sen dalam
kantong tersebut. Tingkat substitusi marginalnya adalah 2 sen per perak.
Kita dapat menggambarkan preferensi Anda terhadap uang perak dan sen
dengan kurva indiferen seperti pada panel (a) dalam Gambar 5. Karena
tingkat substitusi marginalnya konstan, kurva indiferen ini berbentuk
garis lurus. Pada kasus ekstrem di mana kurva indiferen membentuk garis
lurus seperti ini, kita menyebut kedua barang tersebut sebagai substitusi
sempurna (perfect substitutes).

b. Komplemen Sempurna

Sekarang, bayangkan jika seseorang menawarkan Anda sekumpulan


sepatu. Beberapa sepatu cocok untuk kaki kiri, sedangkan yang lainnya
cocok untuk kaki kanan. Bagaimana Anda memeringkat kelompok-
kelompok yang berbeda tersebut? Pada kasus ini, Anda hanya akan
peduli dengan jumlah pasangan sepatu tersebut. Dengan kata lain, Anda
akan menilainya berdasarkan jumlah sepatu yang dapat Anda pasangkan
satu sama lain. Sekumpulan sepatu yang terdiri atas 5 sepatu kiri dan 7
sepatu kanan hanya dapat menghasilkan 5 pasang sepatu.
14 Memperoleh 1sepatu kanan lebih banyak tidak ada gunanya jika tidak
ada sepatu kiri yang tersisa untuk dipasangkan. Kita dapat
mengungkapkan preferensi Anda untuk sepatu kiri dan kanan ini dengan
kurva indiferen pada panel (b) dalam Gambar 5. Pada kasus ini,
kelompok dengan 5 sepatu kiri dan 5 sepatu kanan sama baiknya dengan
kelompok yang terdiri atas 5 sepatu kiri dan 7 sepatu kanan, Itu juga
33
sama baiknya dengan kelompok yang terdiri atas 7 sepatu kiri dan 5
sepatu kanan. Oleh karena itu, kurva indiferennya berbentuk sudut siku-
siku. Dalam kasus ekstrem dengan kurva indiferen membentuk sudut
siku-siku, kita menyebut kedua barang tersebut sebagai komplemen
sempurna (perfect complements). Pada kenyataannya, tentu saja
kebanyakan barang bukanlah substitusi sempurna (seperti kasus uang
perak dan sen) dan juga bukan komplemen sempurna (seperti kasus
sepatu kiri dan sepatu kanan). Pada umumnya; bentuk kurva indiferen
melengkung ke dalam, namun dengan lengkungan yang tidak terlalu
tajam sampai membentuk sudut siku-siku.
4. Optimisasi : Apa yang dipilih konsumen?
a. Pilihan Optimal Konsumen
Kurva indiferen tertinggi yang mampu dicapai konsumen adalah kurva
yang tepat bersinggungan dengan batas anggaran. Titik dimana kurva
indiferen dan batas anggaran saling bersinggungan disebut sebagai titik
optimum.Pada titik optimum, besarnya kemiringan kurva indiferen sama
dengan besarnya kemiringan batas anggaran. Dapat dikatakan bahwa
garis singgung (tangent) dari kurva indiferen.
Besar kemiringan dari kurva indiferen merupakan tingkat subtitusi
marginal antara kedua barang, dan besar kemiringan batas anggaran
merupakan harga relatif dari kedua barang. Dengan demikian, konsumen
memilih konsumsi kedua barang sedemikian rupa sehingga tingkat
subtitusi marginalnya sama dengan harga relatifnya.
b. Pengaruh Perubahan Pendapatan terhadap Pilihan Konsumen
Dengan pendapat yang lebih tinggi konsumrn mampu memperoleh
barang konsumsi lebih banyak, oleh karena itu peningkatan pendapatan
menggeser garis batas anggaran ke arah luar. Karena harga relatif dari
kedua jenis barang tidak mengalami perubahan , maka kemiringan batas
anggaran yang baru ini akan sama dengan kemiringan batas anggaran
mula-mulaDengan demikian, peningkatan pendapatan akan menyebabkan
pergeseran batas anggaran dalam arah yang sejajar dengan batas
anggaran mula-mulanya.
Konsumen mengonsumsi lebih banyak barang ketika pendapatannya
meningkat, dan para ekonom menyebut barang tersebut sebagai barang
norma.Barang normal (normal good) merupakan barang dimana
33
peningkatan dalam peendapatan akan menongkatkan jumlah yang
diminta.Jika seorang konsumen membeli leboh sedikit barang ketika
pendapatannya meningkat ,para ekonom menyebut barang tersebut
sebagai barang inferior. Barang inferior(inferior good) merupakan barang
dimana peningkatan dalam pendapatan akan menurunkan
jumlah yang diminta.
c. Pengaruh Perubahan Harga terhadapa Pilihan Konsumen
d. Efek Pendapatan dan Substitusi
Dampak perubahan harga suatu barang terhadap konsumsi dapat
dipisahkan menjadi dua macam, yaotu efek pendapatan (income efect)
dan efek subtitusi (substitiom effect).
Kita dapat menginterpretasikan efek pendapatan dan efek subtitusi ini
meggunakan kurva indiferen. Efek Pendapatan merupakan perubahan
konsumsi yang disebabkan oleh pergerakkan ke kurva indiferen yang
lebih tinggi. Efek Subtitusi merupakan perubahan konsumsi yang terjadi
karena konsumen berada di suatu titik pada kirva indiferen dengan
tingkat subtitusi marginal yang berbeda.
e. Pembentukan Kurva Permintaan
Kurva permintaan setiap jenis barang mencerminkam keputusan-
keputusan konsumsi ini.Kurva permintaan memperlihatkan jumlah
barang yang diminta pada tingkat harga yang diberikan. Kurva
permintaan konsumen konsumen dapat dilihat sebagai rangkuman atas
keputusan-keputusan optimal yang terbentuk dari batas anggaran dan
kurva indiferennya.

D. Tiga Aplikasi

33
BAB III
PENUTUP

Teori pilihan konsumen


mempelajari bagaimana orang-
orang mengambil
keputusan sehingga teori ini
dapat diterapkan secara luas.
Teori ini dapat
menjelaskan bagaimana
seseorang memilih antara pepsi
dan piza, bekerja dan
bersantai, konsumsi dan
menabung, dan sebagainya.
Seorang konsumen
33
memutuskan apa yang akan
mereka beli setiap masuk ke
sebuah toko, dan tahu
bahwa mereka tidak mengambil
keputusan dengan membuat
batas anggaran dan
kurva-kurva indiferen.
Pengetahuan perihal pembagian
keputusan tidak
bertentangan dengan teori
tersebut. Teori pilihan
konsumen tidak mencoba untuk
memberikan gambaran tentang
bagaimana seseorang benar-
benar mengambil

33
keputusan. Teori ini hanyalah
sebuah model dan model-model
tersebut tidak
sepenuhnya realistis. Cara
terbaik untuk memandang teori
pilihan konsumen ini
adalah sebagai sebuah kiasan
tentang bagaimana konsumen
membuat keputusan.
Tidak ada konsumen (kecuali
beberapa ekonom) yang benar-
benar mengambil
keputusan melalui perhitungan
optimalisasi seperti dalam teori.
Namun, para

33
konsumen tahu bahwa pilihan-
pilihan mereka terbatas pada
pendapatan mereka
sendiri. Berdasarkan
keterbatasan-keterbatasan
tersebut, mereka mencoba
untuk
mencapai tingkat kepuasan
tertinggi. Teori pilihan
konsumen mencoba untuk
menjelaskan proses psikologis
yang implisit ini dengan
melakukan suatu analisis
ekonomi secara eksplisit. Enak
atau tidaknya sebuah kue yang
baru akan kita

33
ketahui setelah kita
memakannya. Demikian juga,
kebenaran sebuah teori terletak
pada penerapannya. Pada
bagian akhir bab ini telah kita
terapkan teori pilihan
konsumen untuk menjawab tiga
buah pertanyaan praktis tentang
ekonomi. Jika
mempelajari ilmu ekonomi
lebih mendalam, kita akan
melihat bahwa teori ini
merupakan kerangka kerja bagi
berbagai analisis lainnya.
Teori pilihan konsumen mempelajari bagaimana orang-orang mengambil keputusan
sehingga teori ini dapat diterapkan secara luas. Teori ini dapat menjelaskan bagaimana
seseorang memilih antara pepsi dan piza, bekerja dan bersantai, konsumsi dan menabung, dan
sebagainya. Seorang konsumen memutuskan apa yang akan mereka beli setiap masuk ke
sebuah toko, dan tahu bahwa mereka tidak mengambil keputusan dengan membuat batas
anggaran dan kurva-kurva indiferen. Pengetahuan perihal pembagian keputusan tidak
bertentangan dengan teori tersebut. Teori pilihan konsumen tidak mencoba untuk memberikan
33
gambaran tentang bagaimana seseorang benar-benar mengambil keputusan. Teori ini hanyalah
sebuah model dan model-model tersebut tidak sepenuhnya realistis. Cara terbaik untuk
memandang teori pilihan konsumen ini adalah sebagai sebuah kiasan tentang bagaimana
konsumen membuat keputusan. Tidak ada konsumen (kecuali beberapa ekonom) yang benar-
benar mengambil keputusan melalui perhitungan optimalisasi seperti dalam teori. Namun, para
konsumen tahu bahwa pilihan-pilihan mereka terbatas pada pendapatan mereka sendiri.
Berdasarkan keterbatasan-keterbatasan tersebut, mereka mencoba untuk mencapai tingkat
kepuasan tertinggi.
Teori pilihan konsumen mencoba untuk menjelaskan proses psikologis yang implisit
ini dengan melakukan suatu analisis ekonomi secara eksplisit. Enak atau tidaknya sebuah kue
yang baru akan kita ketahui setelah kita memakannya. Demikian juga, kebenaran sebuah teori
terletak pada penerapannya. Pada bagian akhir bab ini telah kita terapkan teori pilihan
konsumen untuk menjawab tiga buah pertanyaan praktis tentang ekonomi. Jika mempelajari
ilmu ekonomi lebih mendalam, kita akan melihat bahwa teori ini merupakan kerangka kerja
bagi berbagai analisis lainnya.

33
DAFTAR PUSTAKA

Mankiw, N. G. (2019). Pengantar Ekonomi Mikro Edisi 7. Jakarta: Salemba Empat.

33

Anda mungkin juga menyukai