Anda di halaman 1dari 21

TEORI PILIHAN KONSUMEN

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Mikro

Yang diampu oleh Bapak Surpiko Hapsoro Darpito, S.E., M.Si.

Kelompok 5

Annisa Hasnak Fariha (141230169)

Revalya Nabila Saputri (141230170)

Hanifa Nasywa Erka Amelia (141230171)

Ramadhani Rizka Pangesty (141230172)

Sekar Pramesthi (141230173)

Nur Isti Alfianti (141230174)

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

2023
BAB I
PEMBUKA
A. Latar Belakang
Manusia hidup penuh dengan pilihan dan pertimbangan. Kebutuhan akan
sandang, papan, dan pangan merupakan sumber utama yang harus dipenuhi setiap
manusia. Setiap manusia harus mempertimbangkan setiap barang yang akan dibeli agar
sesuai dengan pendapatan yang didapat. Jika pendapatan terbatas, tentu saja setiap
manusia atau konsumen tidak dapat membeli semua barang yang diinginkan. Oleh
sebab itu, setiap konsumen harus mempertimbangkan berbagai harga yang ditawarkan
dan membeli barang yang sesuai dengan jumlah pendapatan yang didapat, sehingga
setiap kebutuhan dan keinginan konsumen akan terpenuhi. Setiap manusia atau
konsumen menghadapi trade off. Trade off adalah membuat keputusan yang
menghadapkan setiap konsumen pada pertukaran antara sesuatu dengan yang lainnya
untuk suatu tujuan. Teori pilihan konsumen menelaah trade off yang dihadapi oleh
setiap orang dalam perannya sebagai konsumen. Ketika seorang konsumen membeli
lebih banyak suatu barang, maka konsumen tersebut harus mengurangi barang yang
lain. Teori pilihan konsumen menjelaskan bagaimana konsumen mengambil berbagai
keputusan dalam menghadapi trade off dan bagaimana konsumen merespons
perubahan-perubahan di setiap lingkungan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari batas anggaran?
2. Bagaimana penggambaran preferensi dengan kurva indiferen?
3. Bagaimana konsumen menentukan pilihan?
4. Apa saja karakteristik kurva indiferen?
5. Bagaimana pengaruh perubahan pendapatan terhadap konsumen?
6. Apa perbedaan dari barang normal dan barang inferior?
7. Bagaimana perubahan harga suatu barang dapat memengaruhi pilihan konsumen?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui definisi dari batas anggaran
2. Untuk mengetahui penggambaran preferensi dengan kurva indiferen
3. Untuk mengetahui cara konsumen dalam menentukan pilihannya
4. Untuk mengetahui karakteristik kurva indiferen
5. Untuk mengetahui pengaruh perubahan pendapatan terhadap konsumen
6. Untuk mengetahui perbedaan barang normal dan barang inferior
7. Untuk mengetahui pengaruh perubahan harga terhadap pilihan konsumen.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Batas Anggaran

Mayoritas manusia ingin meningkatkan jumlah dan kualitas barang yang


dikonsumsinya. Banyak orang mengonsumsi lebih sedikit dari yang diinginkan karena
pengeluaran yang dibatasi oleh pendapatan. Sebagai contoh, terdapat seorang
konsumen yang hanya membeli dua jenis barang, yaitu Pepsi dan piza. Tentu saja, setiap
orang membeli ribuan ribuan jenis barang yang berbeda. Dengan mengasumsikan
bahwa hanya terdapat dua jenis barang, maka masalah akan lebih sederhana tanpa
mengubah pengetahuan dasar tentang pilihan konsumen.

Jika terdapat konsumen dengan pendapatan sebesar $1.000 per bulan yang
digunakan seluruhnya untuk membelanjakan Pepsi dan piza. Harga sekaleng Pepsi dan
piza adalah $2 dan $10. Dalam tabel diatas, garis pertama dalam tabel menunjukkan
bahwa jika konsumen tersebut membelanjakan seluruh pendapatannya untuk piza,
maka konsumen tersebut tidak dapat membeli Pepsi sama sekali, dan seterusnya. Setiap
kombinasi dalam tabel tersebut bernilai tepat $1.000.
Grafik tersebut menggambarkan berbagai kombinasi konsumsi yang mungkin
dipilih oleh konsumen. Sumbu vertikal menghitung jumlah pepsi dalam satuan kaleng,
dan sumbu horizontal menghitung jumlah piza. Pada titik A, konsumen tidak membeli
Pepsi dan mengonsumsi 100 piza. Pada titik B, konsumen tidak membeli piza dan dapat
mengonsumsi 500 kaleng Pepsi. Pada titik C, konsumen membeli 50 piza dan dapat
mengonsumsi 250 kaleng Pepsi. Garis dari titik A ke titik B dinamakan batas anggaran
karena merupakan kombinasi yang dapat dicapai oleh konsumen tersebut.

Batas anggaran (budget constraint) adalah batasan dari kombinasi konsumsi


yang mampu dibeli oleh konsumen. Besarnya kemiringan garis dalam grafik dapat
dihitung dengan perubahan jarak vertikal dibagi dengan perubahan jarak horizontal.
Garis kemiringan tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa sebuah piza berharga 5 kali
lipat harga Pepsi, sehingga biaya kesempatan dari sebuah piza adalah 5 buah kaleng
Pepsi. Kemiringan batas anggaran tersebut mencerminkan trade off yang ditawarkan
pasar kepada konsumen yaitu 1 piza untuk 5 kaleng Pepsi.

B. Preferensi Konsumen
1. Menggambarkan Preferensi dengan Kurva Indiferen
Kurva indiferen (indifference curve) adalah kurva yang menggambarkan
kombinasi konsumsi yang memberikan konsumen tingkat keputusan yang sama. Dalam
kasus ini, kurva indiferen menunjukkan kombinasi Pepsi dan piza yang memberikan
kepuasan yang sama kepada konsumen. Besar kemiringan di setiap titik kurva indiferen
sama dengan tingkat di mana konsumen bersedia menukar barang yang satu dengan
yang lainnya. Tingkatan ini disebut tingkat substitusi marginal (marginal rate of
substitution). Dalam kasus ini, tingkat susbtitusi marginal mengukur seberapa banyak
Pepsi yang dibutuhkan konsumen sebagai kompensasi atas berkurangnya konsumsi
satu unit piza. Konsumen akan memperoleh kepuasan yang sama jika konsumen
menikmati beberapa kombinasi konsumsi yang dilambangkan masing-masing oleh titik
A, titik B, dan titik C, karena semua titik tersebut berada pada kurva indiferen yang
sama. Sekumpulan kurva indiferen konsumen menunjukkan daftar peringkat preferensi
konsumen secara lengkap. Dengan demikian, kurva indiferen dapat digunakan untuk
memeringkatkan setiap pasangan kombinasi barang.

2. Empat Karakteristik Kurva Indiferen


a. Kurva indiferen yang lebih tinggi, lebih disukai daripada kurva yang lebih rendah.
Kurva indiferen yang lebih tinggi melambangkan ketersediaan barang lebih
banyak daripada kurva indiferen yang berada di bawahnya.
b. Kurva indiferen selalu miring ke bawah.
Jika jumlah suatu barang dikurangi, maka jumlah barang yang lain harus
ditambah demi kepuasan konsumen, sehingga kurva indiferen selalu miring ke
bawah.
c. Kurva indiferen tidak saling berpotongan

Titik A dan C harus memberikan kepuasan yang sama bagi konsumen. Namun,
titik C mengandung lebih banyak barang daripada titik A sehingga, bertolak
belakang dengan asumsi yang menyatakan bahwa konsumen selalu lebih suka
apabila mengonsumsi lebih banyak barang. Oleh karena itu, kurva indiferen tidak
saling berpotongan.
d. Kurva indiferen selalu melengkung ke dalam

Bentuk ini mengandung arti bahwa tingkat substitusi (MRS) bergantung pada
jumlah kedua jenis barang yang sedang dikonsumsi oleh konsumen. Seorang
konsumen biasanya lebih bersedia menukarkan suatu barang yang mereka miliki
dalam jumlah yang melimpah dan akan lebih enggan melepas barang yang mereka
miliki dalam jumlah terbatas.
3. Dua Contoh Kurva Indiferen yang Ekstrem
a. Substitusi Sempurna

Substitusi sempurna (perfect substitutes) adalah suatu keadaan dimana


terdapat dua barang dengan kurva indiferen berbentuk garis lurus. Pada kurva
substitusi sempurna memiliki tingkat substitusi dengan marjinal konstan atau
tetap.
b. Komplemen Sempurna

Sebagai contoh, terdapat seseorang menawarkan sekumpulan sepatu.


Beberapa sepatu cocok untuk kaki kiri dan beberapa juga cocok untuk kaki
kanan. Sekumpulan sepatu tersebut hanya terdiri dari 5 sepatu kiri dan 7 sepatu
kanan, sehingga hanya menghasilkan 5 pasang sepatu. Memperoleh sepatu
kanan lebih banyak tidak ada gunanya jika tidak ada sepatu kiri untuk
dipasangkan. Pada kasus ini, kelompok dengan 5 sepatu kiri dan 5 sepatu kanan
sama baiknya dengan 5 sepatu kiri dan 7 sepatu kanan maupun sebaliknya. Oleh
karena itu, kurva indiferennya berbentuk siku-siku. Maka, dapat diambil
kesimpulan bahwa komplementer sempurna (perfect complements) adalah dua
barang dengan kurva indiferen berbentuk sudut siku-siku.

C. Optimisasi Konsumen

Kombinasi kurva indiferen dan kendala atau batas anggaran menentukan pilihan
konsumen yang optimum. Kepuasan konsumen yang optimum terjadi pada titik
persinggungan antara kurva indiferen dan kendala anggaran tertinggi. Pada grafik ini,
kurva indiferen tertinggi yang dapat dicapai oleh konsumen adalah I2. Konsumen lebih
menyukai titik A yang terletak pada kurva indiferen I3, namun ia tidak dapat menerima
kombinasi Pepsi dan piza. Sebaliknya, untuk titik B dapat dicapainya, namun karena
titik ini berada pada kurva indiferen yang lebih rendah, maka konsumen tidak
memilihnya.

1. Pilihan Optimal Konsumen


Konsumen akan memilih kombinasi dua barang yang mana tingkat substitusi
marjinalnya sama dengan harga relatif. Sebagai contoh, pada titik optimum besarnya
kemiringan kurva indiferen sama dengan besarnya kemiringan batas anggaran. Batas
anggaran merupakan garis singgung (tangent) dari kurva indiferen. Besar kemiringan
dari kurva indiferen merupakan tingkat substitusi marjinal antara Pepsi dan piza.
Dengan demikian, konsumen memilih konsumsi kedua barang sedemikian rupa
sehingga tingkat substitusi marginalnya sama dengan harga relatifnya.

2. Pengaruh Perubahan Pendapatan Terhadap Pilihan Konsumen


Pendapatan yang lebih tinggi, membuat konsumen mampu memperoleh barang
konsumsi lebih banyak. Oleh karena itu, peningkatan pendapatan menggeser garis batas
anggaran ke arah luar.

Ketika pendapatan konsumen meningkat, garis batas anggaran bergeser ke arah


luar (atas). Jika kedua barang merupakan barang normal, konsumen akan membeli
kedua barang lebih banyak sebagai respons dari naiknya pendapatan. Dengan adanya
perubahan pada batas anggaran dan preferensi konsumen seperti yang ditunjukkan oleh
kurva indiferen, titik optimum pun berpindah dari titik “optimum mula-mula” ke titik
“optimum baru”. Pada kurva tersebut, diasumsikan bahwa kedua barang yaitu Pepsi
dan piza merupakan barang normal.
Barang normal (normal good) adalah barang di mana peningkatan dalam
pendapatan akan meningkatkan jumlah yang diminta. Namun, jika seorang konsumen
membeli lebih sedikit barang ketika pendapatannya meningkat, maka barang tersebut
dinamakan sebagai barang inferior. Barang inferior (inferior good) adalah barang di
mana peningkatan dalam pendapatan akan menurunkan jumlah yang diminta.
a. Konsep Utilitas
Utilitas merupakan sebuah ukuran abstrak atas kepuasan atau kesenangan yang
diterima oleh konsumen dari suatu kombinasi barang. Analisis utilitas
menyediakan cara untuk menjelaskan optimisasi konsumen. Pada titik optimum
konsumen, tingkat substitusi marginal sama dengan perbandingan harga-
harganya, sehingga:
MRS = Px/Py

Karena tingkat substitusi marginal sama dengan perbandingan utilitas marginal,


maka:
Mux/Muy = Px/Py

Sehingga, persamaannya menjadi sebagai berikut:


Mux/Px = Muy/Py

3. Pengaruh Perubahan Harga Terhadap Pilihan Konsumen

Jika seorang konsumen membelanjakan seluruh uangnya sebesar $1.000 untuk


membeli piza maka penurunan harga Pepsi tidak berpengaruh sama sekali. Dengan
demikian, titik A pada gambar tersebut tidak berpindah. Namun, jika konsumen
membelanjakan seluruh uangnya untuk membeli Pepsi, makai a dapat membeli 1.000
kaleng dibandingkan sebelumnya yang hanya 500 kaleng. Dengan demikian, titik akhir
garis batas anggaran kini berpindah dari B ke D.
Jadi, pada intinya ketika harga turun, batas anggaran konsumen akan bergeser
ke atas (ke luar) dan besaran kemiringan mengalami perubahan.

4. Efek Pendapatan dan Substitusi

Dampak perubahan harga suatu barang terhadap konsumsi dapat dipisahkan


menjadi dua macam, yaitu efek pendapatan (income effect) dan efek substitusi
(substitution effect). Untuk mengetahui kedua jenis efek ini, berikut contoh respon
konsumen (contoh kasus: harga pepsi telah turun),

a. “Berita bagus! Sekarang harga Pepsi lebih murah, daya beli pendapatan saya pun
bertambah. Saya jadi lebih kaya daripada sebelumnya. Oleh karena lebih kaya, saya
dapat membeli pepsi dan piza lebih banyak” (ini adalah efek pendapatan)
b. “Sekarang, karena harga pepsi telah turun, saya dapat memperoleh lebih banyak
pepsi untuk setiap piza yang saya tukarkan. Oleh karena harga piza relatif lebih
mahal, saya perlu membeli piza lebih sedikit dan membeli pepsi lebih banyak.” (
ini adalah efek substisional.

Kedua respon tersebut masuk akal, penurunan harga barang tersebut membuat
konsumen lebih Sejahtera. Jika kedua barang tersebut adalah barang normal, daya beli
konsumen untuk kedua barang tersebut akan meningkat. Kita dapat
menginterpretasikan efek pendapatan dan efek substitusi ini menggunakan kurva
indiferen. Efek pendapatan merupakan perubahan konsumsi yang disebabkan oleh
pergerakan ke kurva indiferen yang lebih tinggi, efek substitusi merupakan perubahan
konsumsi yang terjadi karena konsumen berada disuatu titik pada kurva indiferen
dengan tingkat substitusi marginal yang berbeda.
Ketika harga pepsi turun, konsumen berpindah dari titik optimum mula-
mula, A,ke titik optimum yang baru, C. Tahap pertama, konsumen bergerak
disepanjang kurva indiferen mula-mula I1 dari titik A ke titik B. Pada kedua titik
ini konsumen memperoleh kepuasan yang sama, namun pada titik B, tingkat
substitusi marginalnya mencerminkan harga relative yang baru. Selanjutnya,
konsumen bergeser ke kurva indiferen yang lebih tinggi I2 dengan berpindah dari
titik B ke titik C, walaupun kedua titik ini terdapat pada kurva indiferen yang
berbeda kedua titik ini memiliki tingkat substitusi marginal yang sama. Dengan
demikian, kemiringan kurva indiferen I1 pada titik B sama dengan kemiringan
kurva indiferen I2 pada titik C. walaupun titik B tidak dipilih oleh konsumen, titik
ini sangat berguna untuk memperjelas kedua efek yang menentukan keputusan
konsumen. Perubahan dari titik A ke titik B menunjukan perubahan murni pada
tingkat substitusi marginal tanpa adanya perubahan kesejahteraan konsumen.
Perubahan dari titik B ke C menunjukan perubahan murni tingkat kesejahteraan
tanpa adanya perubahan pada tingkat substitusi marginal. Dengan demikian
perubahan dari titik A ke B memperlihatkan efek substitusi, dan dari titik B ke C
menunjukan efek pendaparan,

5. Pembentukan kurva permintaan

Kurva permintaan mencerminkan keputusan konsumsi. Kurva permintaan


Kurva permintaan mencerminkan keputusan konsumsi. Kurva permintaan Kurva
permintaan konsumen sebagai rangkuman atas keputusan-keputusan optimal yang
terbentuk dari batas anggaran dan kurva indiferennya.
Panel (a) menunjukkan ketika harga sekarang Pepsi turun dari $2 menjadi
$1,batas anggaran konsumen bergeser ke arah luar. Karena efek pendapatan dan
efeksubtitusi,konsumen meningkatkan pembelian Pepsinya dari 250 menjadi 750
kaleng. Panel (b) menunjukkan kurva permintaan yang terbentuk akibat keputusan
konsumen. Dengan cara ini teori pilihan konsumen menyajikan dasar
teoretisterbentuknya kurva permintaan konsumen. Kurva permintaan tidak cukup
untukmengembangkan teori pilihan konsumen. Perlu suatu kerangka kerja yang ketat
dan analisis untuk menyatakan bahwa setiap orang memberikan respons terhadap
perubahan harga.

D. Tiga Aplikasi

Efek dari perubahan harga dapat dibagi menjadi efek pendapatan dan efek
substitusi. Efek substitusi- perpindahan disepanjang suatu kurva indiferen ke suatu titik
dengan tingkat substitusi marginal yang berbeda-ditunjukkan disini sebagai perubahan
dari titik A ke titik B di sepanjang kurva indiferen I1. Efek pendapatan-pergeseran ke
kurva indiferen yang lebih tinggi-ditunjukkan disini sebagai perubahan dari titik B pada
kurva indiferen I1 ke titik C, pada kurva indiferen I2.

Panel (a) menunjukkan bahwa harga pepsi turun dari s2 menjadi s1, titik
optimum konsumen berpindah dari titik A ke titik B, dan jumlah konsumsi Pepsi naik
dari 250 menjadi 750 kaleng. Kurva permintaan pada panel (b) mencerminkan
hubungan antara harga dan jumlah yang diminta.

1. Apakah Semua Kurva Permintaan Miring ke Bawah?

Biasanya, ketika harga suatu barang meeningkat, orang-orang akan membeli


barang tersebut lebih sedikit. Perilaku ini disebut sebagai hukum permintaan, yang di
tunjukkan dengan kurva miring ke bawah. Kurva permintaan bisa saja miring ke atas,
dengan kata lain, konsumen mungkin saja melanggar hukum permintaan dan membeli
suatu barang lebih banyak jika harga barang itu naik. Para ekonom menggunakan istilah
barang Giffen (Giffen good) untuk mendeskripsikan jenis barang yang melanggar
hukum permintaan tersebut. Dalam contoh ini, misalnya kentang merupakan barang
Giffen. Barang Giffen adalah suatu barang inferior yang untuknya efek pendapatan
lebih dominan daripada efek substitusinya. Dengan demikian barang ini menyebabkan
kurva permintaan miring ke atas.
Mula-mula batas anggaran konsumennya adalah garis dari titik A dan titik
optimumnya adalah C. ketika harga kentang meningkat, batas anggaran bergeser ke
arah dalam yang ditunjukkan pada garis titik A ke titik D dan titik optimumnya adalah
titik C. ketika harga kentang meningkat, batas anggaran bergeser kea rah dalam dan
sekarang merupakan garis dari titik A ke titik D. Titik optimumnya sekarang adalah titik
E. Peningkatan harga kentang justru membuat konsumen membeli kentang dalam
jumlah yang lebih banyak.

2. Bagaimana Upah Mememngaruhi Penawaran Tenaga Kerja?


Sejauh ini kita telah menggunakan teori pilihan konsumen untuk
menganalisis bagaimana seseorang mengambil keputusan untuk
mengalokasikan pendapatannya antara dua jenis barang. Kita dapat juga
menggunakan teori ini untuk menganalisis bagaimana seseorang
mengalokasikan waktu mereka, Sebagian bekerja dan Sebagian lainya
bersantai. Inti dari masalah alokasi waktu adalah trade-off antara bersantai dan
konsumsi.
Mari kita lihat keputusan yang diambil oleh Carrie, seorang perancang
peranti lunak yang terjaga selama 100 jam per minggunya. Sebagian waktunya
ia gunakan untuk bersantai dan Sebagian waktunya ia gunakan untuk
mengembangkan peranti lunak dengan komputernya. Ia memperoleh $50 untuk
setiap jam yang ia habiskan untuk mengembangkan peranti lunak tersebut.
Dengan demikian upahnya yang sebesar $50 ini mencerminkan trade-off yang
dihadapi oleh Carrie antara waktu bersantai dan konsumsi.
Gambar ini memperlihatkan batas anggaran Carrie dalam memutuskan
berapa lama ia harus bekerja, kurva-kurva indiferen untuk konsumsi dan waktu
bersantai, serta titik optimumnya.

Kedua panel dalam gambar ini menunjukan bagaimana seseorang mungkin


merespons kenaikan upah. Grafik di sebelah kiri memperlihatkan batas anggaran
konsumen mula-mula BC1 dan batas anggaran baru BC2, serta pilihan optimal
konsumen mengenai konsumsi waktu dan waktu bersantai. Grafik di sebelah kanan
memperlihatkan hasil kurva penawaran tenaga kerjanya. Oleh karena jumlah jam kerja
sama dengan total jam yang tersedia dikurangi waktu bersantai, maka setiap perubahan
waktu bersantai menyebabkan perubahan yang berlawanan terhadap jumlah tenaga
kerja yang ditawarkan. Pada panel (a), ketika upah meningkat, konsumsi bertambah,
dan waktu bersantai berkurang, bentuk kurva penawaran tenaga kerja miring ke atas.
Pada panel (b) ketika upah meningkat, konsumsi dan waktu bersantai meningkat, bentu
kurva penawaran tenaga kerja miring ke bawah.

3. Bagaimana Suku Bunga Memengaruhi Tabungan Rumah Tangga?

Suatu keputusan penting yang selalu dihadapi oleh setiap orang adalah berapa
banyak pendapatan yang akan ia gunakan untuk konsumsi saat ini dan berapa banyak
yang akan ditabung untuk masa depan. Kita dapat menggunakan teori pilihan konsumen
untuk menganalisis bagaimana orang-orang mengambil keputusan ini dan juga
bagaimana jumlah uang yang mereka tabung bergantung pada suku bunga yang
berlaku.

Sebagai contoh, Saul yakni seorang pekerja yang sudah akan pensiun, kita bagi
kehidupan Saul dalam dua periode, yang pertama Saul masih muda dan bekerja, yang
kedua Saul sudah tua dan menikmati masa pensiun. Ketika muda saul membagi
pendapatanya yang sebesar $100.000 untuk masa kini dan masa tua, Saul akan
mengonsumsi apa yang telah ia tabung, termasuk bunga yang ia peroleh. Anggap saja
suku bunganya 10%, maka Saul dapat mengonsumsi $1,10 di masa tuanya.

Gambar tersebut memperlihatkan batas anggaran seseorang yang hendak


memutuskan berapa banyak uang yang akan ia pakai untuk konsumsi selama dua
periode kehidupannya, kurva indiferen yang menunjukkan preferensinya, dan titik
optimum.
Pada kedua panel dibawah ini,peningkatan suku bunga menyebabkan
pergeseran batas anggaran kea rah luar. Pada panel (a), konaumsi di masa muda. Pada
panel (b), konsumsi pada kedua periode meningkat. Hasilnya adalah penurunan jumlah
tabungan di masa muda.

Hasil akhirnya, tentu saja bergantung pda kekuatanefek pendapatan dan efek
substitusi, jika efek substitusi terhadap kenaikan suku bunga lebih kuat daripada efek
pendapatannya, maka Saul akan menabung lebih banyak. Sebaliknya, jika efek
pendapatan lebih kuat dari efek substitusinya, maka Saul akan menabung lebih sedikit.
Dengan demikian teori pilihan konsumen menyatakan bahwa suatu kenaikan suku
bunga dapat mendorong atau mengurangi minat seseorang untuk menabung.
BAB III

PENUTUP
Teori pilihan konsumen menjelaskan bagaimana orang-orang mengambil
keputusan. Teori ini dapat diterapkan secara luas. Teori pilihan konsumen tidak
mencoba untuk memberikan gambaran tentang bagaimana seseorang benar-benar
mengambil keputusan, teori ini hanyalah sebuah model yang tidak sepenuhnya realistis.
Cara terbaik untuk memandang teori pilihan konsumen ini adalah sebagai sebuah kiasan
tentang bagaimana konsumen membuat keputusan. Tidak ada konsumen (kecuali
beberapa ekonom) yang benar-benar mengambil keputusan melalui perhitungan
optimalisasi seperti yang ada di dalam teori. Namun, para konsumen tahu bahwa
pilihan-pilihan mereka terbatas pada pendapatan mereka sendiri. Berdasarkan tingkat
batasan-batasan tersebut, mereka mencoba untuk mencapai tingkat kepuasan tertinggi.
Teori pilihan konsumen mencoba untuk menjelaskan proses psikologis yang implisit
ini dengan melakukan suatu analisis ekonomi secara eksplisit.
DAFTAR PUSTAKA
Mankiw, N. G. (2019). Pengantar Ekonomi Mikro: Edisi 7 (Cetakan kedua ed., Vol.7) Salemba
Empat.

Anda mungkin juga menyukai