masih duduk di bangku sekolah yang mana seorang ayah yang saya cintai kehilangan pekerjaannya yang berdampak terhadap keadaan ekonomi keluarga. Hal itu diakibatkan karena kurangnya rasa bersyukur.
Dimulai Ketika ayah saya
mempunyai pekerjaan yang bisa dikatakan enak, apapun bisa beliau beli, sampai akhirnya beliau melupakan sang pencipta, pada Akhirnya Allah menurunkan derajat keluarga kami 3600, atasan ayah korupsi dan ayah pun resign dari tempat kerjanya, semua harta yang ayah punya habis terjual untuk memenuhi kebutuhan keluarga, rumahpun tersisa hanya sepetak. Ayah tidak bekerja selama 2 tahun dan pada akhirnya di sisa hartanya ayah memutuskan untuk membeli angkutan umum (angkot) untuk menjadi sumber pencahariannya. Di umur saya yang bisa dikatakan cukup dini masih belum bisa menerima kenyataan, dan terjadilah kasus bullying di sekolah yang mana saya yang menjadi korbannya. Berlangsung selama 1 tahun ayah bekerja menjadi sopir angkot, akan tetapi untuk penghasilan dalam pekerjaan tersebut belum cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga karena objek pencarian sering mengalami beberapa kendala sehingga menjadi pertimbangan bagi ayah saya untuk mencari pekerjaan lain. Dan pada akhirnya ayah memutuskan merantau guna mencari pekerjaan dengan penghasilan yang bisa mencukupi kebutuhan keluarga. Dengan bermodal uang pas-pasan ayah nekad pergi memakai kendaraan umum (bis) yang mengantarkan beliau pada satu perusahaan yang menerima beliau bekerja, hari demi hari beliau lalui sampai di 3 bulan kemudian ayah pulang membawa kendaraan pribadi berjenis mobil, saat itu ekonomi mulai stabiL