Anda di halaman 1dari 7

AKSI NYATA KURIKULUM MERDEKA

MEMBENTUK KEYAKINAN KELAS


ADHITYA SEIPTIARINY
APA ITU KEYAKINAN
KELAS?
Salah satu budaya positif yang dapat dikembangkan dan diterapkan adalah keyakinan
kelas. Mengapa keyakinan? Karena keyakinan merupakan nilai-nilai kebajikan (prinsip-
prinsip) universal yang disepakati bersama secara universal, lepas dari latar belakang
suku, negara, bahasa maupun agama. Keyakinan akan lebih memotivasi seseorang dari
dalam, atau memotovasi secara instrinsik. Seseorang akan lebih tergerak dan
bersemangat untuk menjalankan keyakinannya, daripada hanya sekedar mengikuti
serangkaian peraturan.
Kenapa keyakinan kelas
bukan peraturan kelas?
Pertanyaan yang sama : Pertanyaan selanjutya

“Mengapa kita memiliki “Mengapa kita memiliki


peraturan tentang peraturan tentang
penggunaan helm pada penggunaan masker
saat mengendarai dan mencuci tangan
kendaraan roda setiap saat?”
dua/motor?”
Nilai-nilai keselamatan atau kesehatan inilah yang kita sebut sebagai suatu ‘keyakinan’, yaitu
nilai-nilai kebajikan atau prinsip-prinsip universal yang disepakati bersama secara universal,
lepas dari latar belakang suku, negara, bahasa maupun agama.
Ciri-ciri keyakinan
1. Bersifat lebih abstrak daripada peraturan yang lebih
rinci dan konkret.
2. Keyakinan kelas berupa pernyataan-pernyataan
universal yang dibuat dalam bentuk kalimat positif.
3. Keyakinan kelas tidak dibuat dalam jumlah banyak
sehingga mudah diingat dan dipahami oleh semua warga
kelas.
4. Keyakinan kelas merupakan sesuatu yang dapat
diterapkan di lingkungan kelas tersebut.
5. Pembuatan keyakinan melibatkan semua warga kelas
melalui kegiatan curah pendapat.
6. Keyakinan kelas ditinjau kembali dari waktu ke waktu.
PROSEDUR PEMBENTUKAN
KEYAKINAN KELAS

Melaksanakan sosialisasi Menyusun keyakinan kelas Peserta didik membuat poster HASIL KARYA POSTER ANG AKAN
melalui paparan singkat bersama peserta didik dan keyakinan kelas DITEMPELKAN DI KELAS
terkait keyakinan kelas mencatat masukan
kepada peserta didik.
rencana tindak
lanjut
1. Melakukan pembiasaan dalam penerapan keyakinan kelas di awal-awal
pertemuan.
2. Membuka ruang komunikasi dengan peserta didik untuk
mengakomodasi kebutuhannya.
3. Membiasakan diri untuk mengambil posisi kontrol sebagai manager.
4. Melakukan penanganan permasalahan peserta didik dengan segitiga
restitusi.
TERIMA KASIH
SALAM BAHAGIA

Anda mungkin juga menyukai