Anda di halaman 1dari 30

KEBIJAKAN DAN STRATEGI

PENGEMBANGAN SISTEM
PERSAMPAHAN & DRAINASE

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA


SASARAN KEBIJAKAN
PERSAMPAHAN
1. Mendukung
1. pencapaian
Mendukung pencapaiansasaran
sasaran
cakupan pelayanan
cakupan pelayanan70%
60% pada tahun2010
pada tahun 2010
2. 2. Mendukung
Mendukung pengurangan kuantitas
pengurangan kuantitas sampah
sampah
hingga
hingga 20%20% pada
pada tahun2010
tahun 2010
3. Meningkatkan kualitas TPA :
3. Meningkatkan kualitas TPA :
- CLF untuk kota sedang & kecil
- CLF untuk
- SLF untukkota
kotasedang
metro & & kecil
besar
- SLF untuk
- Tidak adakota
TPAmetro & besar
Open Dumping

4. 4.Mendukung
Mendukung kinerjainstitusi
kinerja institusi persampahan
persampahan
dan dan
polapola kerjasamaregional
kerjasama regional
POLA PIKIR PENYUSUNAN
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Kesamaan Sasaran Kondisi
Yang
Kesamaan Sasaran
Sasaran RPJMN Diinginkan
Sasaran
RPJMN -Otonomi
-Kekuasaan legislatif Action
Sasaran Renstra -Kesepakatan global
Visi & Sasaran Plan
Misi PU Lingstra
Permasalahan Renstra
PU

Visi Kebijakan Indikasi


Indikasi
Kondisi Faktor Faktor Sasaran
& & Program
Program
eksisting Penentu
Penentu 5 Tahun
Misi Strategi 5 5Tahun
Tahun

Isu Strategis
SWOT Peraturan 2
Peraturandan
Isu Global Per-Undangan
Perundanganan2an
KRONOLOGIS
KRONOLOGIS KINERJAKINERJA
PENANGANAN
PERSAMPAHAN
PENANGANAN PERSAMPAHAN

1969 – 1978 1979 – 1983 1984 – 1988


1943
1943 -- 1945
1945
REPELITA I-II REPELITA III REPELITA IV
• Dit.PLP
• SWIP
• REPELITA I-II
•• Sistem
SistemRT/RW
RT/RW • REPELITA III • IBRD, ADB,
• Dit. TP
• SWIP I-IV (IBRD) OECF, JICA,Swiss
• DGAP (Belanda)
• Sistem Modul KM • Prog.Adipura
• BANTUAN FISIK
• KIP (IBRD/ADB) • PP No.14 / 1987
(Truck, container)
• Pilot Project 200k
• Jakstra 5 Aspek
• IUIDP / P3KT
• SLF di 3 kota
KRONOLOGIS
KRONOLOGIS KINERJAKINERJA
PENANGANAN
PERSAMPAHAN
PENANGANAN PERSAMPAHAN

1989 – 1993 1994


1994 –– 1998
1998 1989 – 2005
1989 – 2005
REPELITA V REPELITA
REPELITA VI
VI OTONOMI DAERAH

• Sasaran 250
450 kota • Otonomi Daerah
• Peningk.kap.Pemda
• Adipura Kencana • Prioritas rendah
• Krisis moneter
• Inv.Swasta • Kasus TPA
• Adipura End
Cakung (TS) • TPA Regional
• Penurunan fisik
Surabaya (Ins) • Praja
Bangun Praja/
• Reduksi (UDPK) Adipura
PARADIGMA
PENGELOLAAN BARU
PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
PERSAMPAHAN
LAMA REDUCE REDUCE
SAMPAH REUSE SAMPAH RECYCLE
REUSE SAMPAH
RECYCLE
Kumpul RESIDU

RESIDU
Angkut Angkut

Buang Angkut - Buang Buang


KONDISI EKSISTING

TINGKAT PELAYANAN PERSAMPAHAN

• Tahun 2000 : 32.1% penduduk perkotaan mendapat pelayanan


atau 35.2 juta orang di 384 kota.

• SWM Statistic (JICA – TC BEKASI DEP.PU 1995) : 41,6 %


( 11 metropolitan, 4 Kota besar, 39 Kota sedang, 66 Kota kecil)

• Data KLH (penduduk kota terlayani) : 50,3 %


KONDISIKONDISI
EKSISTING
EKSISTING

Komposisi sampah (%) Produksi kompos terhadap sampah


Organik organik (%)
Plastik
Kertas
Logam
kaca Sampah

Karet Kompos

Kain
Lain2

Data Bangunpraja 2004


KONDISI EKSISTING

Timbulan (l/o/hr) Anggaran (Rp/cap/tahun)

2.8 20000
2.6 15000
2.4 10000
2.2 Timbulan 5000 Anggaran
2 0
Metro Sedang Metro Sedang
Kota Rupiah

Data Bangunpraja 2004


ISU-ISU STRATEGIS
ISU-ISU STRATEGIS
DALAM PENANGANAN
PENANGANAN SAMPAH PERKOTAAN
SAMPAH PERKOTAAN
ISU LOKAL

• TIMBULAN • KOTA
KINERJA • PRIORITAS
• KELEMBGN • UU
• PP
SAMPAH
16 • PENGET.
PART.MASY
&
BESAR
BESAR, RENDAH
PEMEKARAN RENDAH
LEMAH • RUU RENDAH
PART.MASY
• PENCEMRN
KAP. • KEMISKINAN • RETRIBUSI
• PRIORITAS SAMPAH RENDAH
• RENDAH
KAP/ • PENINGK. RENDAH
RENDAH
• KINERJA
TPA O-D EK. LOKAL • OP
• RETRIBUSI
TINGGI
RENDAH RENDAH
• TPA O-D • OP TINGGI
• TEKN. BLM
DIPAHAMI

ISU GLOBAL
MDG 2015, KYOTO PROTOCOL, HABITAT, AGENDA 21
TANTANGAN,
TANTANGAN, KENDALA DAN
KENDALA DAN
PELUANG BIDANG PERSAMPAHAN
PELUANG
•• PERAN AKTIF
TIMBULAN MASYARAKAT.
SAMPAH MAKIN BESAR
• OPTIMALISASI DAN/ EFISIENSI.
BUDAYA KERJASAMA KOORDINASI RENDAH
TANTANGAN • PENINGKATAN & PENGEMBANGAN
LINGKUNGAN SEHAT SISTEM
YANG SULIT TERJANGKAU
• PENOLAKAN
YANG ADA. MASYARAKAT
•• LINGKUNGAN
MDG 2015 SEHAT YANG TERJANGKAU.
• KONDISI KRISIS EKONOMI.
• OPERASI DAN EKONOMI.
KONDISI KRISIS PEMELIHARAAN.
PRIORITAS RENDAH
• KESADARAN MASYARAKAT AKAN
KENDALA • KAPASITAS PELAYANAN RENDAH
LINGKUNGN YANG BERSIH DAN SEHAT
• PERAMPINGAN
MASIH RENDAH. ORGANISASI ( PP 8 / 2003)
• INSTITUSI PENGELOLA.
• PERUBAHAN PARADIGMA
• KOMPOSISI SAMPAH ORGANIK TINGGI
• HASIL PEMBANGUNAN YANG ADA.
• POTENSI MASYARAKAT & SWASTA
PELUANG •• PENGURANGAN BEBAN PELAYANAN.
DESENTRALISASI/OTONOMI DAERAH
•• PENGGUNAAN PRODUK
POTENSI LFG / KYOTO LOKAL.
PROTOCOL
•• DESENTRALISASI/OTONOMI
UU SDA , PP 16 , RUU Sampah DAERAH.
KEBIJAKAN & STRATEGI
ARAHAN KEBIJAKAN & STRATEGI
PEMBANGUNAN PERSAMPAHAN
PEMBANGUNAN
KEBIJAKAN 1 PERSAMPAHAN
Pengurangan sampah semaksimal mungkin dimulai dari sumbernya

1. Pengurangan
Strategi: sampah semaksimal mungkin dimulai dari
1a. Promosi dan kampanye peningkatan upaya 3R dan
sumbernya
pengamanan sampah B3 rumah tangga
1a.1b.
Promosi dan kampanye peningkatan upaya 3R dan
Mekanisme insentif dan disinsentif dalam pemanfaatan
pengamanan
sampah / 3R sampah B3 rumah tangga
1b. Mekanisme insentif dan disinsentif dalam pemanfaatan
KEBIJAKAN
sampah 2 / 3R
Mengedepankan peran dan partisipasi aktif masyarakat sebagai mitra dalam
pengelolaan sampah
2. Mengedepankan peran dan partisipasi aktif masyarakat
sebagai mitra dalam pengelolaan sampah
Strategi:
2a.2a.Meningkatkan
Meningkatkan pemahaman
pemahaman tentang pengelolaan
tentang sampah sampah
pengelolaan
sejak dini melalui pendidikan bagi anak usia sekolah
sejak dini melalui pendidikan bagi anak usia sekolah
2b. Meningkatkan pembinaan peran serta / kemitraan
2b. Meningkatkan
masyarakat dan pembinaan
kaum perempuanperan serta /dalam
dan swasta kemitraan
masyarakat dan kaum perempuan dan swasta dalam
pengelolaan sampah
pengelolaan sampah
KEBIJAKAN & STRATEGI
ARAHAN KEBIJAKAN & STRATEGI
PEMBANGUNAN PERSAMPAHAN
PEMBANGUNAN
KEBIJAKAN 3
PERSAMPAHAN
Memperkuat kapasitas lembaga pengelola persampahan
3. Memperkuat kapasitas lembaga pengelola persampahan
Strategi
3a. Mendorong
3a. Mendorong peningkatan
peningkatan bentuk
bentuk dandan kapasitas
kapasitas institusi
institusi
pengelola sampah
pengelola sampah sesuai
sesuai kebutuhan pelayanan
kebutuhan pelayanan
3b. Memisahkan
3b. Memisahkan badan/ /fungsi
badan fungsi regulator
regulatordandan
operator
operator
3c. Peningkatan kerjasama dan koordinasi pengelolaan dan
3c. Peningkatan kerjasama dan koordinasi pengelolaan dan
mendorong pengelolaan kolektif atas penyelenggaraan
mendorong pengelolaan
persampahan kolektif atas penyelenggaraan
skala regional
persampahan
3d. Mekanismeskala
insentifregional
dan disinsentif untuk kawasan
sekitar TPA
3d. Mekanisme insentif dan disinsentif untuk kawasan
sekitar TPA
KEBIJAKAN 4
Pengembangan kemitraan dengan swasta
4. Pengembangan kemitraan dengan swasta
Strategi
4a. Peningkatan iklim yang kondusif bagi kemitraan P-S-M
4a. Peningkatan iklim yang kondusif bagi kemitraan P-S-M
4b. Fasilitasi dan uji coba dalam pengembangan kemitraan
4b. Fasilitasi dan uji coba dalam pengembangan kemitraan
dengan swasta
dengan swasta
ARAHAN
KEBIJAKAN
KEBIJAKAN
& STRATEGI
& STRATEGI
PEMBANGUNAN PERSAMPAHAN
5. Mengembangkan
KEBIJAKAN 5 tingkat pelayanan untuk mencapai sasaran
Mengembangkan
nasional secara bertahap
tingkat pelayanan untuk mencapai sasaran
5a.
nasional
Optimalisasi
secara bertahap
pemanfaatan P&S persampahan yang
tersedia
5b.
Strategi
Meningkatkan kapasitas pelayanan yang berkeadilan,
5a. terencana
Optimalisasi
dan
pemanfaatan
terprogram P&S
sesuai
persampahan
kebutuhan dan
yang
prioritas
5c. tersedia
Meningkatkan kualitas pengelolaan TPA kearah SLF dan
5b. CLF
Meningkatkan
dan rehabilitasi
kapasitas
TPA pelayanan
yang mencemari
yang berkeadilan,
5d. terencana
Penelitian,dan
pengembangan
terprogram sesuai
dan aplikasi
kebutuhan
teknologi
dan prioritas
5c. penanganan
Meningkatkan persampahan
kualitas pengelolaan
tepat guna
TPA
dankearah
berwawasan
SLF dan
lingkungan
CLF dan rehabilitasi TPA yang mencemari
5d. Penelitian, pengembangan dan aplikasi teknologi
penanganan persampahan tepat guna dan berwawasan
lingkungan
KEBIJAKAN & STRATEGI
ARAHAN KEBIJAKAN & STRATEGI
PEMBANGUNAN PERSAMPAHAN
PEMBANGUNAN
KEBIJAKAN 6 PERSAMPAHAN
Menerapkan prinsip pemulihan biaya secara bertahap

6. Menerapkan
Strategi prinsip pemulihan biaya secara bertahap
6a. Penyusunan
6a. Penyusunan pedoman polapemulihan
pedoman pola pemulihan biaya
biaya (cost (cost recovery)
recovery)
6b. Fasilitasi dan
6b. Fasilitasi pendampingan
dan penyusunan
pendampingan penyusunan tarif retribusi
tarif retribusi yang yang
mengarah
mengarah padapada pemulihan biaya
pemulihan biaya
6c. Diseminasi
6c. Diseminasi pedoman pemulihan
pedoman pemulihan biaya kepada
biaya DPR, DPRD,
kepada DPR, DPRD,
dan instansi terkait
dan instansi terkait
KEBIJAKAN 7
7. Peningkatan efektifitas
Peningkatan efektifitas penegakan
penegakan hukum hukum
7a. Mengembangkan produk hukum sebagai landasan dan acuan
dalam pelaksanaan pelayanan persampahan
Strategi
7b.7a. Mengembangkan
Menerapkan produk
sistem hukum sebagai
pengawasan landasan
dan sanksidanhukum
acuan secara
dalam pelaksanaan
konsisten pelayanan
dalam rangka persampahan
pembinaan aparat, masyarakat dan
7b. Menerapkan sistem pengawasan dan sanksi hukum secara
swasta oleh lembaga regulator
konsisten dalam rangka pembinaan aparat, masyarakat dan
swasta oleh lembaga regulator
POLA PENDEKATAN PRIORITAS PROGRAM
PENGEMBANGAN PERSAMPAHAN
SASARAN KEBIJAKAN
PERSAMPAHAN
PROGRAM /
SKALA NASIONAL PROV / REG KOTA/KAB KAWASAN
Penyiapan bahan
Diseminasi
Sosialisasi Fasilitasi dis./sos
1. Campaign Pelaksanaan, Pelaksanaan,
Audiovisual Evaluasi penerapan
replikasi kaderisasi
Talkshow Di daerah
Green school/Com
Lomba ilmiah

2. Perkuatan (Pedoman Sosialisasi,


Korporasi Replikasi, Pelaksanaan, Fasilitasi
kelembagaan Pelatihan Pelatihan, Perkuatan struktur Forum Masyarakat
PSPU Fasilitasi

3. Perkuatan Peny. UU Sosialisasi UU/PP


peraturan Peny. PP Peny. Perda Penyusunan Perda Penerapan Perda
Peny. NSPM (kerjasama, TPA)

ITF SLF Terpadu :


4. Inovasi SLF SLF Reg
Composting Compost
teknik / Kajian LFG ext.
Daur Ulang Biogas
Inovasi Korporasi BUMN
Daur Ulang
BUMN Swasta
investasi BLU
CDM
CDM LSM/Masyarakat
SASARAN SEKTOR DRAINASE
RPJM (2004 - 2009)

1. TERBEBASNYA SALURAN-SALURAN
DRAINASE DARI SAMPAH SEHINGGA
MAMPU MENINGKATKAN FUNGSI SALURAN
DRAINASE SEBAGAI PEMATUS AIR HUJAN.

2. BERKURANGNYA WILAYAH GENANGAN


PERMANEN DAN TEMPORER HINGGA 75 %
DARI KONDISI SAAT INI.
KRONOLOGIS KINERJA
PENANGANAN DRAINASE

1969 - 1979 1979 - 1989 1989 - 1998 1998 - KINI

• BANTUAN TEKNIS • PENDEKATAN • PENCAPAIAN • EVALUASI


(OUTLINE PLAN TERPADU SASARAN EKONOMI ADB :
DAN DED). DENGAN PELITA VI :
• BANTUAN FISIK SEKTOR LAIN DARI 49% KONDISI
(REHABILITASI). (AIR LIMBAH DARI DAERAH KESEHATAN
DAN TERGENANG LINGKUNGAN
PERSAMPAHAN). 43.016 Ha DARI BELUM
TOTAL 84.485 Ha. MEMADAI.
PARADIGMA PENANGANAN
DRAINASE
 LAMA :
SECEPATNYA MENGALIRKAN LIMPASAN AIR
HUJAN KE SALURAN/ BADAN AIR TERDEKAT.

 BARU :
SEDAPAT MUNGKIN MENAHAN DULU,
MERESAPKAN KE DALAM TANAH MELALUI
SUMUR RESAPAN, WADUK, KOLAM RETENSI
DAN SEBAGAINYA.
KONDISI
KONDISI EKSISTING
EKSISTING DRAINASE
Secara keseluruhan kinerja penanganan drainase
selama Pelita VI, dari sasaran sebanyak 89.485 Ha
hanya tercapai 43.016 Ha atau 49% dari luas genangan.
Saat ini, hanya 43% dari rumah tangga yang mempunyai
akses ke saluran drainase, sisanya 57% tidak
mempunyai saluran drainase, atau sistem drainase yang
ada dalam keadaan tergenang atau alirannya lambat
dengan kapasitas aliran yang kurang memadai.
ISU-ISU STRATEGIS
DALAM PENANGANAN
DRAINASE

KETEGASAN PENGATURAN PENGENDALIAN KELENGKAPAN PENANGANAN


FUNGSI SISTEM FUNGSI LAHAN DEBIT PUNCAK. PERANGKAT DRAINASE
DRAINASE. BASAH. PERATURAN. BELUM
TERPADU.
TANTANGAN, KENDALA DAN
PELUANG BIDANG DRAINASE
• PERAN AKTIF MASYARAKAT.
• OPTIMALISASI DAN EFISIENSI.
TANTANGAN • PENINGKATAN & PENGEMBANGAN SISTEM
YANG ADA.
• LINGKUNGAN SEHAT YANG TERJANGKAU.

• KONDISI KRISIS EKONOMI.


• OPERASI DAN PEMELIHARAAN.
KENDALA • KESADARAN MASYARAKAT AKAN
LINGKUNGAN YANG BERSIH DAN SEHAT
MASIH RENDAH.
• INSTITUSI PENGELOLA.

• HASIL PEMBANGUNAN YANG ADA.


• BEBAN PELAYANAN.
PELUANG • PENGGUNAAN PRODUK LOKAL.
• DESENTRALISASI/OTONOMI DAERAH.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PENANGANAN DRAINASE
KEBIJAKAN - 1

Penyelenggaraan/penanganan terpadu dengan sektor terkait


terutama pengendalian banjir, air limbah dan persampahan

STRATEGI :

1a. Mengembangkan sistem perencanaan drainase yang terpadu


sistem makro dan mikro, dengan pengaturan dan
pengelolaan sungai.
1b. Pembangunan sistem drainase yang berwawasan
lingkungan, kewajiban melakukan konservasi air.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
KEBIJAKAN - 2

Mengoptimalkan sistem yang ada, rahabilitasi/pemulihan,


pengembangan dan pembangunan baru.

STRATEGI :

2a. Menentukan prioritas penanganan, pengembangan dan


improvement di kawasan strategis, rawan penyakit dan
genangan.
2b. Pembangunan sistem jaringan drainase di Ibukota Kab/Kota
yang cepat tumbuh dan strategis, serta kawasan
RSH/TNI/POLRI/PNS.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
KEBIJAKAN - 3
Melakukan koordinasi dengan instansi terkait, dunia usaha
serta melibatkan peran serta masayrakat

STRATEGI :
3a. Menentukan dan peran tanggung jawab pemerintah, swasta
dan masyarakat dalam penanganan drainase.
3b. Memperkuat kapasitas lembaga pengelolaan drainase.
3c. Meningkatkan kapasitas SDM pengelola drainase.
3d. Melakukan kampanye, desiminasi/sosialisasi.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
KEBIJAKAN - 4

Mendorong/memfasilitasi pemerintah Kab/Kota dalam


pembangunan P/S drainase untuk melancarkan perekonomian
regional dan nasional serta menciptakan lapangan kerja.

STRATEGI :
4a. Penyiapan peraturan dan produk hukum untuk penanganan
drainase, penyusunan NSPM bidang drainase.
4b. Membantu Kab/Kota dengan memberikan stimulan
pembangunan pada simpul-simpul yang tidak tersentuh serta
perkuatan institusinya
4c. Mengembangkan sumber pendanaan melalui retribusi
lingkungan.
MATRIKS RENCANA TINDAK SUB
SEKTOR DRAINASE
PEMBANGUNAN/ PEMBIAYAAN/ KELEM- PROMOSI/
INOVASI TEKNIS INOVASI BAGAAN PENYULUHAN/
INVESTASI SOSIALISASI
SASARAN :
PENGURANGAN • PENYULUHAN,
GENANGAN MEMOTIVASI
DI LINGKUNGAN/ MASYARAKAT
KAWASAN PERUMAHAN. • MASYARAKAT MELALUI
PENGGUNA.
LINGKUNGAN /

KEL. WANITA
PROGRAM : • PENGUATAN
KAWASAN

ORGANISASI
KELOMPOK
SKALA

• OPTIMALISASI • PENGEMBANG PEMUDA,


SWASTA. INFORMAL
KAPASITAS SALURAN. PRAMUKA
• PENGEMBANGAN
• LOMBA ANTAR
SUMUR RESAPAN. • PERUMNAS. RT/RW
PRIORITAS LOKASI : • FILM/SHOW DLL.

• KAWASAN
PERUMAHAN RAWAN
GENANGAN .
MATRIKS RENCANA TINDAK SUB
SEKTOR DRAINASE
PEMBANGUNAN/ PEMBIAYAAN/ KELEM- PROMOSI/
INOVASI TEKNIS INOVASI BAGAAN PENYULUHAN/
INVESTASI SOSIALISASI
SASARAN :
• APBD KAB./
• FORUM
• PENGURANGAN KOTA.
GENANGAN DI KAWASAN DISKUSI/POKJA
STRATEGIS, PUSAT • PENINGKATAN / • LOMBA KOTA
• DANA PENGUATAN
KEGIATAN EKONOMI. (PSPLP).
PINJAMAN KELEMBAGAAN • PAMERAN,
• MELINDUNGI INVESTASI
SLA.
DI JALUR EKONOMI. WORKSHOP,
• PENGEMB.
SKALA

• DAERAH RAWAN TRAINING.


KOTA

• PILOT SDM,
PENYAKIT. • INFORMASI &
PROJECT PEMERINTAH
PROGRAM : PUBLIKASI.
PEMERINTAH LSM,
• NORMALISASI SALURAN. • PROMOSI
PUSAT. SWASTA
• REHAB./ PEMB. BARU. KERJASAMA
• KOLAM RETENSI/ .
DENGAN
• RETRIBUSI
SISTEM POLDER. SWASTA &
LINGKUNGAN.
PRIORITAS KOTA : PERGURUAN
KOTA METRO, BESAR, TINGGI.
SEDANG.
MATRIKS RENCANA TINDAK SUB
SEKTOR DRAINASE
PEMBANGUNAN/ PEMBIAYAAN/ KELEM- PROMOSI/
INOVASI TEKNIS INOVASI BAGAAN PENYULUHAN/
INVESTASI SOSIALISASI
SASARAN :
• PENINGKATAN/
• FORUM
• KETERPADUAN DENGAN KONSULTASI
SISTEM PENGENDALIAN PENGUATAN
INSTITUSI PROGRAM,
REGIONAL / NASIONAL

BANJIR. PROYEK
• PEMERINTAH (PLANNING &
MANAGEMENT). KEBIJAKAN.
PUSAT.
PROGRAM : • PELATIHAN,
SKALA

• PENGEMBANGAN • PENGEMB, SEMINAR,


SISTEM POLDER, POMPA. • PINJAMAN
SDM, TARGET:
• PINTU-PINTU AIR. LUAR NEGERI.
PEMERINTAH, LEGISLATIF,
• SALURAN INTERCEPTOR SWASTA, PEMDA,
/ SODETAN. LSM PEMUKA
PRIORITAS KOTA : MASY. LSM
• KAMPANYE.
KOTA METRO DAN BESAR.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai