Anda di halaman 1dari 4

Ernita, E., Faumi, R., Akmal, Y., Muliari, M., & Zulfahmi, I. (2020).

Perbandingan Secara Anatomi Insang


Ikan Keureling (Tor tambroides), Ikan Mas (Cyprinus carpio) dan Ikan Nila,(Oreochromis niloticus). Jurnal
Veteriner, 21(2), 234-246.( RESPIRASI IKAN MAS) Secara umum, insang ikan terletak di ba-
gian medial tulang-tulang penutup insang yang
terdiri dari os preoperculare, os interoperculare,
os suboperculare dan os operculare (Zulfahmi
et al., 2019). Apparatus operculare merupakan
tulang paling besar diantanya tulang – tulang
penyusun wajah lainnya. Tulang ini memiliki
struktur tipis dan kokoh, berfungsi sebagai
penutup insang (Akmal et al., 2020). Insang
memiliki peranan yang penting dalam proses
pertukaran oksigen dan karbondioksida, osmo-
regulasi, keseimbangan ion dan sekresi nitrogen
(Moyle dan Cech, 1996). Morfologi insang mulai
digunakan sebagai indikator untuk menilai
keberhasilan budidaya dan kesehatan ikan
(Elahee dan Bhagwant, 2007; Martins et al.,
2012; Muliari et al., 2018).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan
mas memiliki bobot insang relatif yang lebih
besar dibandingkan dengan ikan keureling. Hal
ini diduga menjadi salah satu faktor yang
memengaruhi kemampuan adaptasi terhadap
fluktuasi oksigen terlarut di perairan. Berat
relatif insang dapat digunakan sebagai indikator
awal untuk melihat kemampuan adaptasi sistem
perna-pasan ikan terhadap lingkungan. Ikan-
ikan perenang cepat seperti tuna cakalang
(Katsuwonus pelamis) dan makarel (Scomber
japonicus) memiliki proporsi ukuran insang
yang lebih besar dengan jarak difusi yang pendek
(Farrell, 2011), sedangkan pada ikan yang
cenderung menetap dan mendiami perairan
berarus lambat seperti ikan Clarias gariepinus
memiliki proporsi ukuran insang yang lebih
kecil dengan ukuran filamen yang pendek
(Elsheikh, 2013; Fu et al., 2014).

Sistem pernafasan membantu Ikan Mas untuk menghirup oksigen dan


membuang karbondioksida. Dalam sistem ini, insang adalah organ yang
memegang pernanan paling penting. Organ insang terdapat di rongga insang di
bawah opercula. Di setiap opercula terdapat empat lengkung insang pada dua
insang lamella. Insang filamen yang penuh dengan pembuluh darah kapiler
terdapat pada insang lamella. Ketika mulut dan opercula bergerak dengan
harmonis, maka oksigen yang terlarut dalam air akan dibawa ke pembuluh darah
kapiler, air akan keluar melwati insang, sedangkan karbondioksida dalam darah
dilepaskan ke air.

Pratama, A. R., Iskandariah, I., Elinah, E., & Yulianti, S. (2022). Response of Blood Glucose of Brek Fish
(Puntius Orphoides) on Stocking Density Stress. Barakuda 45: Jurnal Ilmu Perikanan dan Kelautan, 4(2),
248-256.

Insang merupakan ciri pernafasan pada ikan pada umunya, termasuk hiu. Secara
embriologis celah insang hiu tumbuh sebagai hasil dari serentetan envaginasi faring yang tumbuh
ke luar dan bertemu dengan envaginasi dari luar. Setiap kali mulut hiu dibuka maka air dari luar
akan masuk ke faring kemudian keluar lagi melalui celah insang. Peristiwa keluar masuknya air
ini melibatkan kartilago sebagai penyokong filament insang. Ikan hiu memiliki 5-7 pasang celah
insang ditambah pasangan celah anterior non respirasi yang disebut dengan spirakel.
Dengan membuka dan menutup mulut ikan hiu menghalau air ke dalam mulut dan
menekan keluar dengan kekuatan (mulut menutup) melalui celah insang dan spiracle. Insang
tersusun atas filamen (lembaran-lembaran) yang banyak mengandung pembuluh darah kapiler.
Darah dari ventral aorta akan melalui kapiler tersebut melepaskan CO 2 dan mengikat oksigen
yang larut dalam air(Jasin, 1984: h. 46).
Kulit ikan nila terluar terdiri
atas dua lapisan utama yaitu
tepidermis luar dan epidermis dalam
disertai membrane basal yang
membagi epidermis dengan dermis
yang mempunyai banyak lapisan
dan lebih tipis dibandingkan dermis.
Dermis pada ikan nila terdiri dari
jaringan ikat fibrosa yang terbagi
lapisan tipis (jaringan ikat longgar)
dan lapisan tebal (stratum
compactum) disertai beberapa
pembuluh darahs (Al-Halani. 2018).
Dermis ikan nila juga memiliki stratum laxum atau spongiosum
yang tidak terlalu terlihat pada ikan
muda namun terlihat jelas saat ikan
mulai mengembangkan sisik
(Somejo et al. 2004). Lapisan epidermis ikan nila
bagian terluar terdiri atas sel epitel
berlapis pipih yang berfungsi untuk
menutupi permukaan tubuh dari
kepala, ekor, hingga sirip dan
memiliki kemampuan untuk
melakukan pembelahan mitosis di
semua lapisan Selain itu, lapisan
epidermis bagian tengah memiliki
sel mukus yang bekerja dengan cara
membesar lalu melepaskan sekresi
terutama glikoprotein ke permukaan
melalui membran basal dibantu oleh
sel-sel lain seperti club cell, segranula, limfosit, makrofag, dan
sebagainya (El-Bab. 2006).
Al-Halani, A. A. (2018). Effect of seasonal
changes on physiological and
Histological Characteristics of Nile
tilapia (Oreochromis niloticus)
Inhabited Two Different Freshwater
Habitats. Int. J. Mod. Biol. Med, 9.

Laia, N. P., & Haditomo, A. C. (2018).


Investasi monogenea pada ikan nila
(Oreochromis niloticus) dari Desa
Genuk, Ungaran Barat dan ikan lele
(Clarias gariepinus) dari Kp.
Nglarang, Gunungpati, Jawa
Tengah. Journal of Aquaculture
Management and Technology, 7(1),
107-113.

Angelica, G., Syamsunarno, M. R. A. A., & Rosdianto, A. M. (2020). Literature Study of The Potential of
Moringa Oleifera Leaves Powder Supplementation to Enhance The Coloration of Ornamental Fish. Jurnal
Perikanan dan Kelautan, 10(1), 30-42.
Ikan merupakan biota akuatik yang bersifat nekton yang hidup di perairan
sungai, payau, ataupun lautan. Dengan sifatnya yang nekton, dalam batas tertentu
ikan dapat memilih bagian perairan yang layak bagi kehidupannya. Ikan-ikan
tertentu akan menghindarkan diri dari kondisi perairan yang mengalami
perubahan lingkungan yang mengganggu kehidupannya, missalnya telah terjadi
pencemaran asam atau sulfida, tetapi tidak menghindar pada perairan yang
mengandung ammonia dan tembaga. Akan tetapi, ikan mempunyai kemampuan
yang terbatas untuk memilih daerah yang aman bagi kehidupannya, karena hal
tersebut tergantung dari sifat dan kadar pencemar suatu perairan

Ikan nila memiliki ciri morfologis yaitu berjari-jari keras, sirip perut
torasik, letak mulut subterminal dan berbentuk meruncing. Selain itu, tanda
lainnya yang dapat dilihat dari ikan nila adalah warna tubuhnya hitam dan
agak keputihan. Bagian tutup insang berwarna putih, sedangkan pada nila
lokal putih agak kehitaman bahkan kuning. Sisik ikan nila berukuran besar,
kasar dan tersusun rapi. Sepertiga sisik belakang ikan nila menutupi sisi
bagian depan. Ikan nila mempunyai garis linea lateralis yang terputus antara
bagian atas dan bawah sisik ikan nila berbentuk cy. Linea lateralis bagian atas memanjang mulai
dari
tutup insang hingga belakang sirip punggung sampai pangkal sirip ekor
(Suyanto, 2003).

Anda mungkin juga menyukai