Anda di halaman 1dari 7

BAGIAN ILMU P E N Y A K I T D A L A M MINI

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

GASTRITIS

REFERAT
SEPTEMBER 2023

OLEH :

FUJI IRIANTI WARDANI


105501105622

PEMBIMBING KLINIK:
dr. Ariantin Ulfa Said Culla, Sp.PD-KPTI,FINASIM

DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHMAKASSAR
2023
BAB I

PENDAHULUAN

Istilah “gastritis” berasal dari kata Yunani gastḗr gastrós dan mendefinisikan setiap proses
flogistik yang mempengaruhi lambung, dikonfirmasi oleh evaluasi histologis. Secara
sederhana gastritis ialah proses inflamasi pada mukosa dan submucosa dari lambung. Gastritis
merupakan gangguan Kesehatan yang paling sering ditemui di klinik, dikarenakan
diagnosisnya sering hanya berdasarkan gejala klinis. Pada Sebagian besar kasus inflamasi
mukosa gaster tidak berkolerasi dengan keluhan dan gejala pasien.(1)

Sebaliknya keluhan dan gejala klinis pasien berkorelasi positif dengan komplikasi
gastritis pada saat ini sudah dikembangkan pembagian gastritis berdasarkan suatu system yang
disebut Update Sydney Sistem.Update Sydney Sistem membagi gastritis berdasarkan pada
topografi, morfologi,dan etiologi. Secara garis besar gastritis dibagi menjadi 3 tipe yakni:
Monahopik, Atropik, dan Bentuk khusus.(2)

Gastritis mencakup penyakit inflamasi yang dapat sembuh sendiri (self-limiting) dan
tidak sembuh sendiri (yang sudah berlangsung lama) , dan penyakit inflamasi ini secara
epidemiologis, biologis, dan klinis terkait dengan timbulnya kanker lambung ( yaitu “kanker
terkait inflamasi”). Penyebab gastritis yang paling sering terjadi adalah dikarenakan infeksi
oleh H.Pylori dan menyebabkan kerusakan progresif pada mukosa lambung. Dan beberapa
factor lainnya yang memicu keadaan gastritis adalah Riwayat merokok, alkoholisme,
sedentary life, dan factor stress yang berlebihan.(3)

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Gastritis merupakan inflames pada mukosa dan submucosa lambung yang


ditetapkan berdasarkan gambaran histopatologi, gastritis berkaitan dengan proses
inflamasi yang terjadi pada epitel selapis lambung dan luka yang terdapat pada mukosa
lambung.(4)(2)

B. Epidemiologi
Menurut survei global tahun 2021, berdasarkan prevalensi infeksi H.Pylori yang
berujung gastritis 90% adalah pasien dewasa. Pasien yang mengalami gastritis lebih
banyak mengenai usia dewasa berkisar 18-65 Tahun. Dan perbandingan gender ialah
Wanita > Pria.(5)

C. Etiologi
Infeksi Helicobacter Pylori merupakan factor yang paling sering menyebabkan
terjadinya gastritis. Hal ini disebabkan oleh kurangnya hygienitas pada kehidupan sehari-
hari dan kebiasaan buruk yang sering dilakukan oleh pasien seperti merokok, konsumsi
alcohol dan kebiasaan diet yang buruk. H. pylori tentunya mengkontaminasi manusia
melalui fekal-oral. Di negara berkembang seperti asia merupakan negara yang paling
sering atau memiliki resiko terkontaminasi H. pylori tinggi. Selain itu factor psikologis
yang berkaitan dengan stress merupakan salah satu factor yang menyebabkan kejadian
gastritis.pada saat stress tubuh akan merilis angiostensin II dan menyebabkan aliran darah
pada mukosa lambung berkurang, sehingga terjadi hipersekresi asam dan menyebabkan
atrofi mukosa lambung.(4)(2)

D. Patofisiologi
Proses terjadinya gastritis sendiri ialah dikarenakan infeksi H. Pylori yang
mengkontaminasi makanan atau kurangnya hygienitas pada seseorang yang sehat, dan
terjadilah kontaminasi fekal-oral dan menyebabkan H. Pylori bermigrasi ke saluran
pencernaan dan menginvasi sub mukosa dan mukosa dari lambung. Yang apabila tidak
3
tertangani dengan baik, H. Pylori akan menyebabkan kerusakan yang progresif. Selain itu
kandungan zat berbahaya yang terdapat didalam rokok, minuman beralkohol, dan efek
samping penggunaan NSAID seperti aspirin akan mengiritasi mukosa lambung dan
memicu gastritis. Pada seseorang yang tidak dapat memanage stress maka tubuh akan
merilis angiostensin II dan menyebabkan aliran darah pada mukosa lambung berkurang,
sehingga terjadi hipersekresi asam dan menyebabkan atrofi mukosa lambung.(2)

E. Diagnosis
Kebanyakan seseorang yang mengalami gastritis tidak akan sadar akan gejalanya,
biasanya hanya didapatkan gejala yang tidak khas. Keluhan yang sering dihubungkan
dengan terjadinya gastritis adalah rasa nyeri pada ulu hati, heartburn, mual dan muntah.
Sebenarnya keluhan tersebut tidak begitu berkolerasi dengan kejadian gastritis. Untuk
menentukan diagnosis sebaiknya dilakukan dengan pemeriksaan penunjang berupa
endoskopi dan histopatologi. Pada gambaran endoskopi akan ditemukan berupa eritema,
eksudatif, flat-erosion, raised erosion, pendarahan, dan edematous pada mukosa lambung.
Pada histopatologis akan ditemukan perubahan morfologi dari sel epitel selapis pada
mukosa lambung. Seperti gambaran degradasi epitel, hyperplasia foveolar, infiltrasi
netrofil, inflamasi sel mononuclear, dan kerusakan sel parietal.
Pada gastritis akut akan ditemukan manifestasi klinis berupa nyeri pada area epigastric,
terdapat mual, muntah dan terkadang bersifat asimtomatik tetapi pada kondisi tertentu
pasien akan datang dengan keluhan hematemesis, melena, dan anoreksia. Sedangkan
gastritis Kronis merupakan proses inflamasi yang sudah terjadi dalam kurn waktu yang
sangat lama dengan kerusakan lambung yang progresif dan aktif. Gastritis kronis
dibedakan menjadi dua tipe berdasarkan gambaran histologisnya, yaitu atrofi dan non-
atrofi. Gastritis Kronik yang tidak tertangani akan menjadi gastritis tipe atrofi yang
dimana kerusakan massif pada lapisan mukosa lambung akibat infeksi H.Pylori atau factor
resiko lainnya baik di antrum gaster maupun pada korpus gaster. Hal ini apabila terjadi
secara terus menerus maka pasien akan mengalami anemia.(2)(4)

4
F. Tatalaksana
Pengobatan gastritis akibat infeksi H.Pylori bertujuan untuk melakukan radikasi terhadap
kuman tersebut. Pada saat ini indikasi pemberian tatalaksana ini telah disetjui secara universal
untuk melakukan eradikasi adalah infeksi kuman H. Pylori yang berhubungan dengan kejadian
tukak peptik. Hal ini ditinjau dari epidemiologi diharapkan dapat menekan kejadian gastritis atrofi
pada pasien yang telah terinfeksi cukup lama.eradikasi dilakukan dengan kombinasi PPI (Proton
Pump Inhibitor) dosis ganda dengan antibiotik seperti Klaritromisin, Amoksisilin dan
Metronidazole.(2)

G. Komplikasi
Gastritis akan dapat menimbulkan berbagai jenis komplikasi jika tidak ditangani
dengan baik. Terdapat beberapa berupa gastritis atrofik dan mengarah ke kanker lambung.
(4)

H. Prognosis
Prognosis gastritis bergantung pada kecepatan diagnosis dan ketepatan tatalaksana
yang diberikan.(2)

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Gastritis mencakup penyakit inflamasi yang dapat sembuh sendiri (self-limiting) dan
tidak sembuh sendiri (yang sudah berlangsung lama) , dan penyakit inflamasi ini secara
epidemiologis, biologis, dan klinis terkait dengan timbulnya kanker lambung ( yaitu
“kanker terkait inflamasi”). Penyebab gastritis yang paling sering terjadi adalah
dikarenakan infeksi oleh H.Pylori dan menyebabkan kerusakan progresif pada mukosa
lambung. Dan beberapa factor lainnya yang memicu keadaan gastritis adalah Riwayat
merokok, alkoholisme, sedentary life, dan factor stress yang berlebihan.

6
DAFTAR PUSTAKA

1. Pennelli G, Grillo F, Galuppini F, Ingravallo G, Pilozzi E, Rugge M, et al. Gastritis:


update on etiological features and histological practical approach. Pathologica. 2020
Sep;112(3):153–65.
2. Sukandar E. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Buku AjarI lmu Penyakit Dalam.
2010;2:1008–14.
3. Rugge M, Savarino E, Sbaraglia M, Bricca L, Malfertheiner P. Gastritis: The clinico-
pathological spectrum. Dig Liver Dis. 2021;53(10):1237–46.
4. Miftahussurur M, PD-KGEH S, Rezkitha YAA, PD S, I’tishom R, Pi S. Buku Ajar
Aspek Klinis Gastritis. Airlangga University Press; 2021.
5. Du Y, Bai Y, Xie P, Fang J, Wang X, Hou X, et al. Chronic gastritis in China: a national
multi-center survey. BMC Gastroenterol. 2014 Feb;14:21.

Anda mungkin juga menyukai