Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

MATA KULIAH AGROEKOLOGI 2023

PENGAMATAN LAHAN AGROEKOSISTEM ROTASI TANAM PADA


LAHAN AGROTECHNOPARK UNIVERSITAS JEMBER

Oleh:

Kelompok 1/Golongan N2

1. Dion Year S N 211510101062


2. Siti Fitriyah Ningsih 231510101016
3. Dhea Rosita Sari 231510101018
4. Moh. Nasril Yahya 231510101044
5. Hildatus Sakinah 231510101057
6. M. Abdul Jabbar 231510101087

PROGRAM STUDI AGRONOMI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa dipanjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa dan atas segala rahmat-Nya sehingga kami sebagai penulis dapat
menyelesaikan laporan akhir pratikum mata kuliah Agroekologi dengan judul
“Pengamatan Lahan Agroekologi Sistem Rotasi Agrotechnopark, Krajan, Kec.
Sumbersari, Kabupaten Jember”.
Laporan pratikum ini disusun dalam rangka memenuhi tugas pratikum
mata kuliah Agroekologi. Sehubungan dengan penyelesaian laporan akhir
pratikum ini, kami sebagai penulis tentunya meminta bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak karena kurangnya pengetahuan dan literatur penulis dalam
menyelesaikan laporan akhir pratikum ini. Oleh karena itu, kami sebagai penulis
mengucapkan terimakasih kepada segenap pihak yang telah membantu dan
membimbing.
Penulis menyadari bahwa laporan akhir pratikum ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu perlu adanya perbaikan dan penulis menerima kritik
dan saran atas adanya laporan akhir pratikum ini, penulis berharap laporan ini
sesuai dengan kriteria untuk diterima sebagai tugas laporan akhir pratikum mata
kuliah Agroekologi.

Jember, 17 November 2023

Ketua Kelompok
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Agroekologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai
tanaman dengan lingkungan tumbuhnya. Agroekologi berasal dari gabungan tiga
kata yaitu, agro (pertanian), eko (lingkungan), dan logi/logos (ilmu). Secara
sederhana, agroekologi dimaknai sebagai ilmu pertanian. Secara luas, agroekologi
berarti ilmu yang mempelajari hubungan antara faktor biotik dan faktor abiotik
dalam suatu ekosistem. Agroekologi berorientasi pada tindakan, dan memetingkan
komponen sosial dan lingkungan (Gliessman, 2020). Agroekologi juga biasanya
bertujuan untuk meminimalisir kerusakan lingkungan dan memanfaatkan interaksi
biologis (Bezner Kerr, 2022). Jadi, ekologi pertanian adalah ilmu yang
mempelajari tentang makhluk hidup dan lingkungan budidaya tanaman yang
diusahakan oleh manusia. Sedangkan, ekologi pertanian organik menggambarkan
bahwa hubungan antara makhluk hidup dan lingkungan pertanaman berjalan
selaras dengan fitrah alam (back to nature). Ekologi adalah cabang ilmu biologi
yang mempelajari interaksi antara makhluk hidup dengan makhluk hidup lain dan
juga dengan lingkungan sekitarnya. Dalam ilmu lingkungan, ekologi dijadikan
sebagai ilmu dasar untuk memahami interaksi di dalam lingkungan dan juga ilmu
yg mempelajari makhluk hidup seperti tumbuhan, hewan dan manusia untuk
hidup bersama dan saling mempengaruhi di dalam lingkungan (Lin, Y., and
Wiegand, K., 2023). Sistem ekologi terbentuk sebagai hasil dari interaksi timbal
balik secara teratur antara makhluk hidup dan lingkungannnya sehingga terbentuk
satu kesatuan yang utuh. Sistem ekologi ini kemudian dikenal dengan ekosistem.
Jadi, ekosistem merupakan bentukan dari komponen biotik (hidup) dan abiotik
(tidak hidup) dalam satu wilayah tertentu.
Agroekosistem adalah suatu bentuk sistem yang diterapkan untuk
memajukan pertanian berkelanjutan. Agroekosistem merupakan segala komponen
di lahan pertanian yang meliputi hewan dan tumbuhan yang berperan dalam
kegiatan pertanian (Kurnianto, 2023). Jika terjadi perubahan pada agroekosistem
maka akan terjadi pula lonjakan populasi hama yang ada di lahan (Budi, 2021).
Agroekosistem merupakan bentuk dari perubahan ekosistem yang menuju kepada
penyederhanaan struktur komunitas (umumnya monokultur), akibatnya terjadi
ketidakstabilan ekosistem seperti peledakan OPT (Kuswardani, 2023).
Pengelolaan agroekosistem dalam pengendalian hama, merupakan salah satu
metode dalam Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang diterapkan dengan
pendekatan ekologi (Piato et al., 2020). Agroekosistem juga merupakan bentuk
usaha dalam mengembangan sistem pertanian berkelanjutan yang bertujuan untuk
mencapai keberlanjutan kebutuhan pangan manusia.
Sistem rotasi atau rotasi adalah salah satu sistem budidaya tanaman
dengan cara menggilir atau menanam lebih dari satu jenis tanaman yang berbeda
dalam waktu yang tidak bersamaan. Sistem rotasi tanam merupakan suatu
kegiatan penanaman berbagai macam jenis tanaman secara bergiliran di sutu lahan
yang sama (Suprihatin et al., 2018). Rotasi tanam ini sudah dikenal cukup lama di
dunia pertanian, bahkan sampai sekarang pun sering dijadikan sebagai bahan
rekomendasi dalam melakukan budidaya suatu jenis tanaman.Rotasi tanaman
memiliki banyak keunggulan. Pada beberapa sistem budidaya tanaman organik,
rotasi tanaman sangat direkomendasikan. Rotasi tanam manjadi alternatif untuk
mempetahankankesuburan dan produktivitas dari lahan yang digunakan
(Kholifah N. S., 2023). Beberapa keunggulan rotasi tanaman adalah mampu
mengurangi intensitas serangan hama atau penyakit, meningkatkan kesuburan
tanah, serta mampu membentuk ekosistem mikro. Rotasi tanam juga dapat
mengganggu reproduksi serangga dan patogen serta siklus hidupnya (Shah, 2021).
Fungsi dari rotasi tanaman adalah mampu mengurangi intensitas serangan hama
dan penyakit. Tentu saja, melalui metode ini beberapa jenis hama dan penyakit
mampu ditangkal apabila melakukan rotasi tanaman dengan jenis ataupun famili
yang berbeda. Selain itu, di dalam dunia agribisnis penggunaan sistem rotasi
tanam pada beberapa jenis komoditas terutama jenis sayuran mampu memenuhi
permintaan pasar yang diinginkan.
1.2. Tujuan
Tujuan dari pratikum pengamatan sistem rotasi tanam pada lahan
agroekologi ini adalah untuk mempelajari sehingga mampu mengetahui mengenai
sitem rotasi tanam dari salah satu lahan agroekologi.

1.3. Manfaat
Dapat mengetahui mengenai sistem rotasi tanam pada lahan agroekologi
guna mengembangkan pertanian berkelanjutan.
BAB 1. METODE PRAKTIKUM

1.1. Waktu Pelaksanan Praktikum


Praktikum pengamatan lahan dilaksanakan pada lahan agrotechnopark
Universitas Jember, Krajan Timur, Sumbersari, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Pelaksanaan praktikum dimulai pada tanggal 5 September sampai dengan tanggal
28 November 2023. Berikut merupakan rincian waktu pelaksanaan praktikum :

No Kegiatan Tanggal Pelaksanaan


1 Penjelasan Teknis Prakktikum 29 Agustus 2023
Pelaksanaan Prktikum
Acara 1 5 September 2023
Acara 2 12 Septermber 2023
Acara 3 19 September 2023
Acara 4 3 Oktober 2023
2
Acara 5 10 Oktober 2023
Acara 6 31 Oktober 2023
Acara 7 7 November 2023
Acara 8 14 November 2023
3 Penjelasan Pembuatan Laporan 14 November 2023
4 Penyusunan Laporan 14 November 2023

1.2. Alat dan Bahan Praktikum


Alat dan bahan yang digunakan pada kegiatan praktikum antara lain : alat
tulis kantor, kamera, botol plastic, kertas lakmus, mistar, saringan, tali rafia,
bambu, plastic, tanah, dan air.
1.3. Prosedur Praktikum
1.1.1. Pengamatan Keragaman Agroekosistem Lahan
Praktikan melakukan pengamatan mengenai sistem tanam pada lahan,
kemudian mengidentifikasi tanaman yang terdapat pada lahan. Selanjutnya
membuat denah lahan sesuai dengan ukuran dan tanaman yang dibudidayakan
pada lahan.
1.1.2. Komponen Biotik dan Abiotik
a. Komponen Biotik
Mengamati flora dan fauna yang terdapat pada lahan pengamatan, kemudian
mencatat serta mendokumentasikan jenis flora dan fauna yang ditemui.
Selanjutnya mengidentifikasi keragaman tumbuhan menggunakan aplikasi
planet.
b. Komponen Abiotik
Mengidentifikasi suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya menggunakan
aplikasi accu weather, selanjutnya mengambil sampel tanah pada lahan.
Setelah itu memasukan air dalam botol kemudian kocong dan endapkan
hingga air berwarna bening. Tahap terakhir mencelupkan kertas lakmus pada
air dan mencocokannya pada indikator warna pH.
1.1.3. Keragaman Tanaman dan Gulma
Prosedur kerja dalam melaksanakan kegiatan praktikum ini antara lain :
praktikan membuat kuadran dengan ukuran 1m x 1m, kemudian
melemparkan kuadran tersebut secara acak pada lahan. Selanjutnya praktikan
mengidentifikasi tanaman dan gulma yang diperoleh dan menghitung
jumlahnya. Berikutnya menghitung kerapatan gulma dengan rumus :

Jumlah gulma
Kerapatan gulma =
luas kuadran

1.1.4. Keragaman Fauna pada Agroekosistem


Praktikan mencari fauna pada lahan, kemudian praktikan mengamati
keragaman fauna dan mendokumentasikannya. Selanjutnya praktikan
menghitung keragaman fauna dengan rumus :
Jumlah fauna
Kerapatan (Individu/m2) =
luas lahan

1.1.5. Kompetisi Tanaman dan Gulma


Praktikan membuat kuadran dengan ukuran 2m x 2m pada dua bidang lahan,
dimana lahan pertama merupakan lahan yang berisikan tanaman dan gulma,
sedangkan lahan ke dua hanya berisikan tanaman saja. Selanjutnya praktikan
mengukur variabel pertumbuhan tanaman mulai dari tinggi tanaman, diameter
batang, dan jumlah daun pada kmoditas utama dan gulma selama dua minggu.
Selanjutnya praktikan melakukan dokumentasi terhadap kompetisi yang
terjadi
1.1.6. Keragaman Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Praktikan mencari OPT yang ada pada lahan, kemudian mengamati OPT yang
ada dan melakukan doumentasi. Selnajutnya praktikan melakukan perkiraan
terhadap keragaman organisme pengganggu tanaman dengan rumus :
Jumlah total OPT
Kerapatan (Individu/m2) =
luas lahan

1.1.7. Keragaman Musuh Alami Hama


Praktikan melakukan pengamatan pada lahan, kemudian melakukan
pencatatan mengenai keragaman fauna yang ada. Setelah itu praktikan
menghubungkan interaksi yang terjadi pada lahan. Selanjutnya praktikan
melakukan dokumentasi. Kemudian praktikan menghitung kerapatan musuh
alami baik parasitoid maupun predator dengan rumus :

Jumlah musuh alami


Kerapatan musuh alami =
luas kuadran

1.1.8. Interaksi Komponen Biotik dan Abiotik


Praktikan melakukan pengamatan pada lahan mengenai komponen biotik dan
abiotik beserta dengan interaksi yang terjadi. Kemudian praktikan Menyusun
jarring-jaring makanan dari analisis komponen biotik dan abiotic yang
ditemukan pada lahan.
DAFTAR PUSTAKA

Bezner Kerr, R., Liebert, J., Kansanga, M., & Kpienbaareh, D. (2022). Human and
social values in agroecology: A review. Elem Sci Anth, 10(1), 00090
.
Budi, G. P. (2021). Beberapa Aspek Pengelolaan OPT Ramah Lingkungan, Suatu
Upaya Mendukung Pertanian Berkelanjutan. Proceedings Series on
Physical & Formal Sciences, 2, 31-38.

Gliessman, S. R. (2020). Transforming food and agriculture systems with


agroecology. Agriculture and Human Values, 37, 547-548.

Kholifah, N. S., Qomariyah, S. N., & Suhadi, A. (2023). Komparasi Pendapatan


Usahatani Padi Pengguna Dan Non Pengguna Pola Rotasi Tanaman Di
Desa Tampingmojo Kecamatan Tembelang Kabupaten
Jombang. Agrosaintifika, 5(2), 45-53.

Kurnianto, A. S., Haryadi, N. T., Dewi, N., Magvira, N. L., Sa’adah, K. L.,
Wibowo, A. A., & Suharto, S. (2023). Revitalisasi Manajemen
Agroekosistem Padi Di Desa Binaan Sumberjambe, Jember, Melalui
Implementasi Agroecosytem Analysis (Aesa). Selaparang: Jurnal
Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, 7(3), 1958-1963.

Kuswardani, R. A., & Vajri, I. Y. (2023, February). Peningkatan Kualitas dan


Mutu Komoditas Penyegar (Kopi, Teh dan Kakao) Melalui Pengelolaan
Agroekosistem Berkelanjutan. In Talenta Conference Series: Agricultural
and Natural Resources (ANR) (Vol. 4, No. 1, pp. 35-40).

Lin, Y., and Wiegand, K. (2023). Low R2 in ecology: Bitter, or B-side?. Journal
Ecological Indocators 153

Piato, K.; Lefort, F.; Subía, C.; Caicedo, C.; Calderón, D.; Pico, J.; Norgrove, L.
2020. Effects of shade trees on robusta coffee growth, yield and quality. A
meta-analysis. Agron. Sustain. Dev. 40, 1–13. [CrossRef]

Shah, K. K., Modi, B., Pandey, H. P., Subedi, A., Aryal, G., Pandey, M., &
Shrestha, J. (2021). Diversified crop rotation: an approach for sustainable
agriculture production. Advances in Agriculture, 2021, 1-9.

Suprihatin, A., Amirrullah, J., Pengkajian, B., Pertanian, T., Selatan, S., Kol, J. H.,
& Burlian, K. (2018). Pengaruh Pola Rotasi Tanaman terhadap Perbaikan
Sifat Tanah Sawah Irigasi The Effect of Various Crop Rotation on the
Improvement of Soil Properties of Irrigation Paddy Field. Jurnal Sumber
Daya Lahan, 12(1), 1–9.
LAMPIRAN

1. Jurnal Nasional
2. Jurnal Internasional
3. Buku

Anda mungkin juga menyukai