Anda di halaman 1dari 5

Budidaya Kelinci Sistem Kandang Ranch semi Baterai serta

Pemanfaatan Limbah Kelinci pada Pertanian di Desa Pontang


Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember

DOSEN : Dr. Budi Utomo, S.pt, M.Pt.


DI SUSUN OLEH:

NAMA -Rivandi Ahmad Ranaa Baariq (C31222383)

-Nhaswa Maulana B.A (C31220568)

- Indra Dwi Yulianto (C31220214)

- Falih Ahmad Faiq (C31221386)

- Andrean Mareno (C31221300)

- Ahmad Rafif Ramadhan (C31222347)

-Firnanda Umarul Faruq(C31222769)

- Rino agasy (C31221296)

- Samuel Hari Sono (C31221350)

- Bimo Rafqhii Prasetyo (C31220286)

- M. Rizal Okky A (C31222454)

- Irfan syah (C31222510)

- Idham Kholid (C31222335)

- Wido Agus Hardyanto (C31222320)

- M.Rhenaldy Indra Pratama (C31221465)

- Angra tri saputra (-)

-Nafa Ramadhan (-)

-Mifathul Ulum (-)


PENDAHULUAN.
Pengelolaan peternakan kelinci melibatkan beberapa prinsip penting yang harus
dipertimbangkan oleh peternak untuk memastikan perawatan terbaik bagi kelinci
mereka. Berikut adalah beberapa poin utama yang perlu diperhatikan:Housing:
• Kelinci membutuhkan ruang hidup yang bersih, kering, dan berventilasi baik
yang melindungi mereka dari suhu ekstrem, predator, dan penyakit.
• Kandang harus cukup luas untuk memungkinkan kelinci bergerak dengan
bebas dan memiliki area terpisah untuk makan, istirahat, dan berkembang
biak.
Feeding:
• Kelinci membutuhkan diet seimbang yang mencakup jerami, sayuran segar,
dan pelet kelinci komersial.
• Jadwal pemberian makan harus konsisten, dan pasokan air harus bersih dan
mudah diakses.
Breeding:
• Pembiakan kelinci melibatkan pemilihan stok pembiakan yang sehat dan
genetik yang beragam, memberikan nutrisi dan perawatan yang tepat, dan
mengelola proses perkawinan.
• Periode kehamilan kelinci sekitar 30 hari, dan kelinci muda (anak kelinci)
harus dipisahkan dari induknya setelah 4-6 minggu.
Health management:
• Pengelolaan kesehatan kelinci melibatkan pemantauan kelinci untuk tanda-
tanda penyakit, memberikan vaksinasi dan pengobatan cacing secara teratur,
dan menjaga lingkungan hidup yang bersih dan higienis.
• Masalah kesehatan umum pada kelinci termasuk infeksi saluran pernapasan,
masalah pencernaan, dan parasit.
Secara keseluruhan, pengelolaan peternakan kelinci yang sukses memerlukan
perencanaan yang cermat, perhatian terhadap detail, dan komitmen untuk
memberikan perawatan terbaik bagi kelinci. Dengan mengikuti prinsip-prinsip ini,
peternak dapat meningkatkan peluang keberhasilan dan profitabilitas dalam
peternakan kelinci.
ISI
Kegiatan pengabadian yang dilakukan oleh tim ini bertujuan mengembangkan
keterampilan masyarakat Ranting Muhammadiyah Pontang melalui budidaya
kelinci sistem kandang ranch semi batrai serta pemanfaatan limbah kelinci pada
pertanian.
Bentuk kegiatan ini berupa penyuluhan dan pelatihan Budidaya kelinci sistem
kandang ranch semi baterai serta pemanfaatan kotoran limbah sebagai penyedia
unsur hara tanaman pertanian, serta manajemen pemasaran.
Kegiatan penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah tentang potensi
Masyarakat untuk berwirausaha, potensi limbah kelinci menjadi material yang
bernilai ekonomis dan sistem perkandangan yang ideal dan efektif dalam budidaya
kelinci.
Hasil kegiatan yang diperoleh adalah Ranting Muhammadiyah mendapatkan
pengetahuan tentang sistem perkandangan kelinci yang ideal, manajemen
pemasaran, manajemen pemeliharaan kelinci yang benar, serta mampu memahami
dan memanfaatkan limbah kelinci sebagai asupan nutrisi pada tanaman pertanian
serta terbentuknya usaha produk anakan kelinci dan daging kelinci dan kedepan
memiliki produk olahan berbasis bahan baku daging kelinci.

PENUTUPAN

• Memberikan kandang yang bersih, kering, dan berventilasi baik untuk


kelinci.
• Memberikan pakan yang seimbang dan jadwal pemberian makan yang
konsisten.
• Memilih stok pembiakan yang sehat dan genetik yang beragam, serta
mengelola proses perkawinan dengan baik.
• Memantau kesehatan kelinci secara teratur dan memberikan vaksinasi dan
pengobatan cacing secara teratur.
• Menerapkan prinsip jurnalisme dalam pemberitaan untuk memastikan
keakuratan dan kebenaran informasi.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip tersebut, diharapkan peternak dapat
meningkatkan kualitas dan produktivitas peternakan kelinci mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Abay,U., (2020), Budidaya Kelinci sebagai Alternatif Sumber Protein Hewani Masyarakat
Perkotaan

Farel, D.J., & Raharjo, Y. C. (1994). Potensi ternak kelinci sebagai penghasil daging. Pusat

Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor.

Fauzi, (2002). Analisis Kelayakan Usaha. Penebar Swadaya. Jakarta. file:///D:/kelinci/9 manfaat
Daging Kelinci Bagi Tubuh-Manfaat.co.id.htm file:///D:/kelinci/Manfaat dan Khasiat Daging
Kelinci Untuk Kesehatan -Khasiat.htm

Iskandar, T. (2005). Beberapa Penyakit Penting pada Kelinci di Indonesia. Prosiding Lokakarya
Nasional Potensi dan Peluang Pengembangan Usaha Kelinci.

Kementrian pertanian, (2015). Rencana strategis kementrian pertanian tahun 2015-2019

Rahardi dan Rudi. (2004). Agribisnis Peternakan. Cetakan 9. Jakarta: Penebar Swadaya.
Sarwono, B. (2009). Kelinci Potong dan Hias. PT Agromedia Pustaka. Cetakan kedua belas
Revisi. Jakarta

Sajimin, Y. C., Raharjo, N. D., Purwantari & Lugio. (2005). Produksi tanaman pakan ternak
Stylosantethes hamata yang diberi pupuk kelinci. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan
Veteriner. Departemen Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian .Puasat
Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor.

Wikipedia, (2021), Ambulu Jember, https://id.wikipedia.org/wiki/Ambulu,_Jember Winardi.


(1996). Pengantar Ekonomi. Buku 1 Edisi VII. Tarsito. Bandung Yunus, A. 2010. Sukses
Beternak Kelinci Potong. PB Pustaka Baru Press

Anda mungkin juga menyukai