MODUL EBP3KH
KELOMPOK 4
Fasilitator : dr. Syeri Febrianti, M.Epid.
Fasilitator : dr. Syeri Febrianti, M.Epid.
No. NPM Nama Anggota Kelompok
2. Berat bayi lahir rendah: Berat bayi lahir rendah : bayi yang
lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram
(Kemenkes, 2022)
Kognitifitas rendah
Produktivitas Gangguan Aspek humanity
Rendah BBLR kesehatan dan ethic
Fisik lemah Ibu dan Janin
Analisis masalah
Pertanyaan Terjaring :
1. Apa yang dimaksud dengan cultural competence?
2. Apa saja Cultural competence yang harus dimiliki oleh seorang dokter
untuk menangani masalah gangguan gizi yang dipengaruhi oleh faktor
sosial budaya?
3. Apa yang dimaksud dengan perilaku kesehatan?
4. Jelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku kesehatan?
5. Jelaskan tentang aspek humanity dan etika kedokteran?
6. Apa yang menjadi landasan kode etik kedokteran di Indonesia (pasal
12)?
Pertanyaan Terjaring:
7. Jelaskan bagaimana sikap berempati dan menghormati sosial budaya
dalam pelayanan kesehatan?
8. Jelaskan hubungan kekurangan gizi pada ibu hamil dengan faktor sosial
budaya?
9. Jelaskan bentuk edukasi yang dapat dilakukan untuk mengubah perilaku
masyarakat terhadap pantangan yang berlaku di masyarakat?
10. Jelaskan tantangan-tantangan yang ditemui dokter saat memberikan
edukasi?
11. Jelaskan hubungan status ekonomi dengan kekurangan gizi?
Hipotesis :
1. Kekurangan gizi pada ibu hamil dan janin salah satunya disebabkan
oleh budaya setempat
Kompetensi Budaya Kemampuan kolaborasi secara efektif dengan individu yang berbeda budaya
Curtis E, Jones R, Tipene-Leach D, Walker C, Loring B, Paine SJ, Reid P. Why cultural safety rather than cultural competency is required to achieve health equity: a literature review and recommended
definition. Int J Equity Health. 2019 Nov 14;18(1):174. doi: 10.1186/s12939-019-1082-3. PMID: 31727076; PMCID: PMC6857221.
Secara garis besar Kompetensi budaya adalah
Kemampuan individu untuk merespons secara hormat
dan efektif terhadap orang-orang dari semua budaya,
kelas, ras, latar belakang etnis, orientasi seksual, dan
keyakinan atau agama dengan cara mengakui,
menegaskan, dan menghargai nilai individu, keluarga,
suku, dan masyarakat, serta melindungi dan
melestarikan martabat masing-masing
1. What is cultural competence? (t.t.). The University of Sydney. Diambil 13 November 2023, dari https://www.sydney.edu.au/nccc/about-us/what-is-cultural-competence.html
2. Curtis E, Jones R, Tipene-Leach D, Walker C, Loring B, Paine SJ, Reid P. Why cultural safety rather than cultural competency is required to achieve health equity: a literature review and recommended definition. Int J Equity Health.
2019 Nov 14;18(1):174. doi: 10.1186/s12939-019-1082-3. PMID: 31727076; PMCID: PMC6857221.
2. Apa saja Cultural competence yang harus dimiliki oleh seorang
dokter untuk menangani masalah gangguan gizi yang dipengaruhi
oleh faktor sosial budaya?
Seperangkat sikap, perilaku, dan prinsip
yang seragam dari beberapa profesional
1. Fokus pada pasien yang memungkinkan orang-orang dari
2. Tunjukkan rasa budaya yang berbeda bisa bekerja
hormat secara efektif
3. Kepekaan Cultural competence
4. Ketenangan
5. Kemitraan
6. Kejujuran Aksesibilitas
7. Rasa ingin tahu 1. Pengetahuan bahasa
8. Toleransi 2. Keterampilan
3. Sikap
Majda A, Bodys-Cupak IE, Zalewska-Puchała J, Barzykowski K. Kompetensi Budaya dan Kecerdasan Budaya Profesional Perawatan Kesehatan Menyediakan Layanan Medis Darurat. Int J Environ
Res Kesehatan Masyarakat. 3 Nov 2021;18(21):11547. doi: 10.3390/ijerph182111547. PMID: 34770061; PMCID: PMC8583694.
3. Apa yang dimaksud dengan perilaku kesehatan?
Widayati, A. (2020). Perilaku Kesehatan (Health Behavior): Aplikasi Teori Perilaku untuk Promosi Kesehatan. Sanata Dharma University Press.
3. Apa yang dimaksud dengan perilaku kesehatan?
Widayati, A. (2020). Perilaku Kesehatan (Health Behavior): Aplikasi Teori Perilaku untuk Promosi Kesehatan. Sanata Dharma University Press.
4. Jelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku kesehatan?
1. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi adalah faktor yang menyangkut tentang
pengetahuan individu, sikap, tradisi, norma sosial, dan kepercayaan.
2. Faktor pendukung
lebih pada ketersediaannya sarana pelayanan kesehatan dan
kemudahan.
3. Faktor pendorong
lebih pada sikap, perilaku dari keluarga dan petugas kesehatan.
Rofi’ah, S. Z., Husain, F., & Arsi, A. A. (2017). A Perilaku Kesehatan Ibu Hamil Dalam Pemilihan Makanan Di Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati. Solidarity: Journal of Education, Society and Culture, 6(2), Article 2.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/solidarity/article/view/18113
5. Jelaskan tentang aspek humanity dan etika kedokteran?
Muhardi, Supriyanti I. Seven Stars Moslem Doctor Sebagai Aplikasi Internalisasi Nilai-nilai Islam dalam Nilai Kerja Tenaga Medis di Indonesia. Paradigma Jurnal Multidisipliner Mahasiswa
Pascasarjana, Vol. 1 No. 1 (2020)
5. Jelaskan tentang aspek humanity dan etika kedokteran?
aspek promotif
aspek preventif
aspek rehabilitatif
aspek paliatif
MKEK : KODEKI, 2012
7. Jelaskan bagaimana sikap berempati dan menghormati sosial budaya
dalam pelayanan kesehatan?
● Memahami latar belakang budaya dan etnis pasien,
● Membantu pasien dalam meningkatkan kesadaran tentang norma budaya
mereka dan dampaknya terhadap kesehatan
● Menyediakan pelayanan kesehatan yang sesuai dan konsistensi dalam
memberikan asuhan kesehatan
● Menyampaikan informasi kesehatan dengan cara yang mudah dimengerti,
jelas, dan sopan.
● Menggunakan bahasa atau media yang sesuai dengan kemampuan dan
kenyamanan pasien
Patrick, R., Capetola, T., Townsend, M., & Nuttman, S. (2012). Health promotion and climate change: Exploring the core competencies required for action. Health Promotion International, 27(4), 475–485.
https://doi.org/10.1093/heapro/dar055
7. Jelaskan bagaimana sikap berempati dan menghormati sosial
budaya dalam pelayanan kesehatan?
● Mendengarkan dan merespon dengan baik apa yang disampaikan
oleh pasien
● hargai pendapat, keputusan, dan hak pasien
● Menunjukkan sikap ramah, sabar, hormat, dan peduli terhadap
pasien
● hindari sikap diskriminatif, stereotip, atau prasangka
● Bekerjasama dengan pasien, keluarga, dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi pelayanan kesehatan,
● mengikutsertakan mereka dalam proses pengambilan keputusan
Patrick, R., Capetola, T., Townsend, M., & Nuttman, S. (2012). Health promotion and climate change: Exploring the core competencies required for action. Health Promotion International, 27(4), 475–485.
https://doi.org/10.1093/heapro/dar055
8. Jelaskan hubungan kekurangan gizi pada ibu hamil
dengan faktor sosial budaya?
menjaga
kesehatan sosial
kemiskinan
budaya
yang perlu faktor akses
diperhatikan penyebab tergantung konteks ekonomi dampak bagi
gizi penting ibu hamil
masyarakat
mengurangi politik
perilaku
kematian
lingkungan
Bhanbhro S, Kamal T, Diyo RW, Lipoeto NI, Soltani H. Factors affecting maternal nutrition and health: A qualitative study in a matrilineal community in Indonesia. PLoS One. 2020 Jun
16;15(6):e0234545. doi: 10.1371/journal.pone.0234545. PMID: 32544180; PMCID: PMC7297355.
9. Jelaskan bentuk edukasi yang dapat dilakukan untuk mengubah
perilaku masyarakat terhadap pantangan yang berlaku di
masyarakat? Remaja :
- Pemberian TTD
EDUKASI
- Isi Piringku
Masyarakat Individu
Cultural
Competence
Edukasi Berkala
dan Konseling Hamil :
Penyuluha Kader - Konseling pendamping
Promosi n keluarga
Masyarakat
(Pengulangan) - Pemberian TTD
1. Kemenkes, Pedoman Pemberian Tablet Tambah Darah Pada Remaja Putri pada Masa COVID-19
- Pemenuhan Gizi ibu Hamil
2. Kemenkes, Pedoman Pemberian Tablet Tambah Darah Pada Ibu Hamil pada Masa COVID-19 (2020)
3. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2019 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BIDANG KESEHATAN:
https://yankes.kemkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1658478253_971294.pdf
10. Jelaskan tantangan-tantangan yang ditemui dokter saat
memberikan edukasi?
Tantangan
Kesempatan akses Peluang hidup lebih Peluang rendah hidup Akses pendidikan
pendidikan tinggi baik berkecukupan rendah
Gizi seimbang
Kekurangan gizi
Pengetahuan luas Minim pengetahuan
1. Kekurangan gizi pada ibu hamil dan janin salah satunya disebabkan oleh
budaya setempat ( Diterima )
2. Sosialisasi dan edukasi pada ibu hamil dapat mengubah perspektif
terhadap pantangan yang berlaku di masyarakat ( Diterima )
3. Status ekonomi yang rendah dapat menjadi faktor penyebab kekurangan
gizi pada ibu hamil ( Diterima )
1. Hipotesis
Respon sel IgE merupakan penyebab
terjadinya gejala yang muncul pada pasien
pemicu (DITERIMA)
2. Manifestasi klinis pasien pada pemicu berupa
makula eritema terjadi karena adanya
TERIMA KASIH
vasodilatasi kapiler (DITERIMA)