FIX UJIAN FILSAFAT ILMU - FALSAFAH WIRAUSAHA ISLAMI - Irfanunnisa12913033
FIX UJIAN FILSAFAT ILMU - FALSAFAH WIRAUSAHA ISLAMI - Irfanunnisa12913033
PROGRAM PASCASARJANA
1435 H/2014
Falsafah Wirausaha Islami Page |1
Banyak orang yang berwirausaha akan tetapi tidak pernah mengerti falsafah dari
usaha itu sendiri. Oleh karenaitu kiranya sangat perlu bila kita mencoba mengkaji makna
yang terkandung dalam kata usaha sehingga kita tak salah langkah dalam berwirausaha.
Terdapat banyak kata di dalam bahasa Arab yang apabila diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia menjadi “usaha”. Namun pada pembahasan kali ini hanya mengupas
diterjemahkan menjadi :
2) Tepat berlari
َم ْس ًع
Dari berbagai arti di atas, dapat kita kait-kaitkan agar dapat menjadi sebuah
pemahaman yang utuh dan menyeluruh. Adapun setiap kata yang diberi garis bawah
dan diberi warna merah di bawah ini berarti menunjukkan / mewakilkan satu arti
Bentuk dari sebuah usaha adalah dengan memulai berbuat sesuatu, kemudian
melakukan tindakan-tindakan untuk tujuan tertentu, lalu terus bergerak (tidak hanya
diam / pasif), berjalan, pergi menuju sesuatu yang diinginkan. Bila dikaitkan dengan
terhadap mereka (misalnya anak-anak yatim, para jompo, dsb). Caranya bisa dengan
sendiri. Bila berwirausaha sendiri, maka ia membuka jalan rezeki untuk dirinya dan
dsb).
Kata sa’a ()سعى juga dapat berarti berzina jika dihubungkan dengan kata
jariyah ()الجا رية. Berbagai penafsiran akan muncul dari pengertian tersebut. Dalam
realita saat ini, baik terhadap lawan politik maupun lawan bisnis, tak jarang orang-
orang memberikan gratifikasi seks demi tercapainya tujuan yang mereka inginkan.
Ada beberapa kemungkinan terhadap kita, apakah kita menjadi pelaku yang
menjalankan kegiatan fakhsya’ tersebut, atau kita yang menjadi sasaran dari tujuan
orang lain, atau kita hanya sekedar melihat / menyaksikan / mendengar orang lain
mengundang bencana.
Dalam melakukan sebuah usaha, baik dalam hal yang terkait dengan pencarian
nafkah, ilmu atau yang lainnya, akan selalu ada persaingan, perlombaan. Saat terjun
dalam perlombaan tersebut, tak jarang muncul umpatan juga fitnah. Bisa jadi kita
yang terkena umpatan atau fitnah tersebut, namun bisa jadi pula justru kita yang
ujian, bahkan adzab. Saat menjadi pihak terkena umpatan dan fitnah, bukan berarti
seseorang yang tengah melakukan sebuah usaha harus menghentikan usahanya serta
merta, karena makna usaha adalah terus berjalan. Mungkin usaha nya harus berubah
haluan, mungkin juga perlu banyak perbaikan. Asalkan sudah sesuai dengan koridor
yang Allah tetapkan, tetap terus berusaha sambil tetap mengkaji tiap hal yang perlu
dikaji. Lantas bagaimana jika kita yang menjadi orang yang dalam usahanya disertai
tersebut?
Oleh karena itu, mari kita mencoba belajar mengkaji makna kata sa’a ( )سعىyang
terkandung dalam al-Qur’an. Pasti terdapat pesan – pesan Allah yang harus kita gali,
kita jadikan acuan dan pedoman dalam “berusaha”. Wallahu A’lam bish-showab
Pekerjaan : An-Nazi’at 35
Amalan : A-Anbiya 94
Merayap : Thahaa 20
Dari berbagai macam terjemah / penafsiran didalam Qur’an tersebut, mari kita coba
untuk mengkait-kaitkan maknanya agar dapat mewujudkan pemahaman yang holistik dan
pekerjaan untuk meraih apa yang kita tuju. Adapun kaitannya dengan cahaya adalah, hasil
usaha kita akan bersinar di hadapan dan depan kanan kita. Bila kita kaitkan dengan hadits
yang menyebutkan bahwa wudhu kita juga bersinar, maka bisa jadi hasil usaha yang
bersinar adalah yang usaha yang dalam prosesnya senantiasa di”wudhu”kana tau
Kata Sa’a ( )سعىdisebutkan sebanyak 30 kali di 28 ayat. Berikut kata lain yang sering
disandingkan dengannya.
Disebutkan bersamaan dalam satu ayat dengan kata dasar ) رأىro a / yaro) sebanyak
6x (enam kali)
dengan kata dasar ) ذكرdzakaro) sebanyak 4x (empat kali)
dengan kata ‘( عذا بadzaba) sebanyak 4x (empat kali)
Kata ( سعىsa’a / sa’yun) / usaha paling sering disandingkan dengan kata ) رأىroa).
Arti kata رأىdalam kamus Al-Mufid adalah melihat. Hubungannya adalah perlunya
melihat-lihat dalam memulai usaha dan juga selama ber-usaha. Berbagai kemungkinan
penafsiran muncul. Pertama, hendaknya kita melihat apakah sesuatu yang akan kita
usahakan tersebut sudah sesuai dengan aturan Allah. Kemudian jika dikaitkan
dengan usaha dalam hal berwirausaha, maka awali usaha itu dengan melihat
peluang, melihat apa saja kebutuhan konsumen yang belum ada di pasar dan
(berdagang).
460). Kembali pada kata سعىyang sering disebutkan bersamaan dengan kata رأىmaka
kita tidak boleh menutup mata saat berusaha. Kita tetap membutuhkan saran dan
pertimbangan atas dasar ilmu dan hikmah dari orang yang telah berpengalaman atau dari
ulama. Yang demikian itu agar kita tidak melakukan kesalahan fatal yang sama yang
Dari kata dasar رأىberubah menjadi م رأةyang artinya adalah cermin. Cermin
adalah benda yang digunakan untuk melihat diri kita. Bila dikaitkan dengan سعى, maka
dalam berusaha sebaiknya kita melihat kondisi dan becermin pada kemampuan yang kita
miliki. Dengan demikian, hasil dari usaha kita akan lebih optimal. Kaitannya dengan
wirausaha adalah, bila kita ingin berwirausaha disebuah daerah, maka bercerminlah pada
daerah tersebut, maksudnya, apa keunggulan yang Allah berikan pada daerah tersebut.
Misalnya, daerah yang diberi kesuburan luar biasa oleh Allah untuk menghasilkan
tumbuhan akar wangi (kabupaten Garut – Jawa Barat), maka sebaiknya penduduk asal
Garut dapat mengambil peluang untuk berdagang akar wangi, atau mengolah akar wangi
menjadi bibit parfum. Selama ini sebagian besar tumbuhan akar wangi di daerah Garut
dijual mentah dan diekspor, sehingga nilai jualnya murah. Sementara konsumsi parfum
negara indonesia tinggi, dan kita justru meng-import balik bibit parfum (yang diolah dari
akar wangi tersebut). Dari neraca pembayaran tentunya kita yang lebih banyak dirugikan
Selain itu, di Al-Qur’an kata سعىdisebutkan secara bersamaan dalam satu ayat
dengan kata ) ذكرdzakaro) sebanyak 4x. Dalam kamus Al-Munawir dan Al-Mufid, ذكر
berarti menyebut, mengingat (nama Allah). Dari sana tersurat bahwa dalam
melakukan sebuah usaha, hendaknya kita tetap mengingat Allah. Pada arti tekstual, saat
waktunya beribadah/ sholat, kita hentikan sejenak aktivitas ikhtiar / usaha kita, dan
dengan bersegera kita menghadap Allah. Sedangkan dalam kontekstual, kita senantiasa
Penyayang kepada tiap mukmin. Hendaknya kita ambil pelajaran dengan menyayangi
sesama teman berusaha kita. Apabila kita pemilik sebuah bisnis, maka hendaklah
seperti mesin. Kemudian Allah Al-Mu’min, Yang Maha Pemberi Keamanan. Sebagai
menjaga Keamanan dan Keselamatan Karyawan. Dari kata Mu’min tersebut juga
dapat diartikan sebagai jujur. Kita, baik seorang karyawan / pekerja maupun pengusaha
yang sama-sama berikhtiar dan berusaha, harus memegang teguh kejujuran supaya
Kata ع ذا بdisebutkan bersamaan dengan kata سعىsebanyak 4x. Hal ini berarti
peringatan dari Allah bahwa tidak sedikit orang – orang yang berusaha justru diganjar /
dibalas dengan siksaan Allah. Yaitu orang yang saat berikhtiar / berusaha / berbisnis,
mereka tidak mengindahkan aturan Allah, dan juga menentangNya. Siapakah penentang
itu? Yaitu yang menutup hatinya dari ayat-ayat Allah () كف ر. Kata كف رdi Al-Qur’an
Sehebat apapun usaha, bisnis,dan ikhtiar seseorang maka sia-sia saja baginya di
akhirat nanti. Begitu pula adzab Allah untuk orang – orang yang dalam usahanya,
membuat kerusakan di muka bumi. Menebangi pohon tanpa mereboisasi, mencemari air
dalam jumlah sangat besar tanpa mau mengelola limbahnya, mencemari udara, merusak
tanah, dsb. Begitulah pelajaran yang dapat diambil dibalik penenyebutan kata
عىOO سbersamaan dengan kata دOO فسdalam satu ayat sebanyak 3x didalam al-
Qur’an.
Lebih lanjut, Allah mengulang penyebutan kata سعىdengan kata علم, نفقdan جّن
ةsebanyak 2x. Kaitannya diantara lain adalah orang-orang beriman yang berilmu, yang
kemudian dengan ilmu itu ia berusaha mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhannya
serta keluarganya maka balasan Allah untuknya adalah syurga. Begitu pula diantara
penduduk syurga adalah mereka yang ketika hidup di dunia senantiasa berusaha,
الَّناِص ِح
Kemudian, kata سعىdisebutkan bersamaan dengan kata حسب, صنعdan َني
dalam satu ayat masing- masing sebanyak 1x. Arti dari kata صنعadalah membuat sesuatu
/ bertukang. Kata tersebut juga digunakan pada saat Allah memerintahkan Nabi Nuh
untuk membuat kapal (QS. Huud : 37). Kaitannya adalah, bahwasanya Allah
Kemudian kaitannya dengan kata hasaba adalah bahwa dalam melakukan usaha / bisnis
kita akan “keteteran” apabila tanpa perhitungan. Misalnya dalam menentukan harga
pokok produksi, dasarnya adalah perhitungan seberapa banyak biaya yang kita keluarkan
untuk membuat barang tersebut. Selain itu, perhitungan resiko juga perlu dilakukan
dalam menjalankan sebuah usaha. Kemudian dari kata tersebut terdapat kaitannya
dengan perintah Allah untuk mencatat setiap transaksi hutang diantara manusia,
bahwasanya setiap hutang/piutang dalam perusahaan WAJIB dicatat, dihitung dan dibuat
Terkakhir, dalam menjalankan usaha, hendaknya kita saling member dan menerima
nasehat. Dengan demikian, sinergi akan tercapai, dan penghematan diberbagai aspek
Berikut ini saya mencoba untuk membuat bagan falsafah dalam berwirausaha sesuai dengan apa yang sudah dipelajari dari Qur’an dan
terjemah Bahasa Arabtentang kata sa’yun (usaha) sebagaimana yang telah dipaparkan di atas.
Pengabdian
Kepada Allah
Potensi
Jannah Diri
Bencana /
Usaha yang
Tujuan & Niat Melihat
Azab
bercahaya
Potensi
Peluang Pasar
Daerah IL
Falsafah Wirausaha
M
Mengilhami
Nilai 99 Asmaul U
Usaha yang Husna
merusak
Bersegera
Bertindak
Perbaikan ,
Inovasi
Pencatatan,
Tanpa Perhitungan
Perubahan Timbul Penyucian
Kendala