Anda di halaman 1dari 11

FALSAFAH WIRAUSAHA ISLAMI

Sebuah penyelaman makna “usaha” di dalam Al-Qur’an

Oleh Irfanunnisa’ Tsalits H


(NIM 12913033)

PROGRAM PASCASARJANA

KONSENTRASI EKONOMI ISLAM

MAGISTER STUDI ISLAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

1435 H/2014
Falsafah Wirausaha Islami Page |1

Falsafah Wirausaha Islami


Irfanunnisa’ Tsalits Hartanty
Program Pasca Sarjana
Konsentrasi Ekonomi Islam
Magister Studi Islam - UII Yogyakarta
e-mail: nisa.data@yahoo.com

A. Indonesia Membutuhkan Lebih Banyak Entrepreneur.

Indonesia membutuhkan lebih banyak wirausahawan. Untuk menjadi negara maju,


minimal terdadapat 2% penduduknya yang menjadi wirausaha. Indonesia sampai dengan
tahun 2013 baru mencaai angka 1,5%, tertinggal jauh Singapura yang memiliki 10%
entrepreneur di negaranya.1
Wirausaha adalah penggerak sejati sektor-sektor riil yang menopang pertumbuhan
ekonomi sebuah bangsa. Dengannya terbuka berbagai lapangan kerja sehinnga mengurangi
jumlah pengangguran, menciptakan nilai tambah pada barang dan jasa serta mencegah
dampak kriminalitas akibat desakan ekonomi. Di saat dunia mengalami krisis besar akibat
collapsnya pasar modal pada tahun 1997 dan 2008, industri-industri riil di Indosesia tetap
berdiri tegak dan menjadi penyelamat perekonomian bangsanya.
Betapa pentingnya meningkatkan jumlah angka pengusaha di Indonesia karena ini
tidak hanya menyangkut masalah ekonomi saja, akan tetapi menyangkut masalah
kemandirian dan kedaulatan sebuah sebuah bangsa. Bangsa yang mandiri dalam
perekonomiannya, tidak akan mudah didikte dan diintervensi kebijakannya oleh negara-
negara asing.
Begitu besarnya jumlah penduduk di Indonesia membuat negeri ini menjadi pasar
yang diperebutkan oleh negara-negara lain. Dampaknya, produk-produk impor membanjir
dan mengakibatkan neraca perdagangan Indonesia beberapa tahun ini selalu defisit. Oleh
karena itu, Indonesia sangat membutuhkan kehadiran para entrepreneur anak bangsa yang
handal dan mampu bersaing dengan pengusaha-pengusaha asing. Dengan demikian,
diharapkan dengan semakin terbukanya keran perdagangan bebas dunia, tidak membuat
Indonesia makin terpuruk karena hanya mampu menjadi konsumen.
B. Falsafah Kata “Usaha” didalam bahasa Arab
1
Dwi Murdaningsih.2014. “Wirausaha Indonesia Baru 1,5%, Jauh disbanding Singapura” dalam
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/13/01/14/mgmd77-wirausaha-indonesia-baru-15-persen-
jauh-dibanding-singapura diakses pada Senin, 1 September 2014 Pukul 10.32 WIB

Irfanunnisa’ Ts. H NlM : 12913033


Falsafah Wirausaha Islami Page |2

Banyak orang yang berwirausaha akan tetapi tidak pernah mengerti falsafah dari

usaha itu sendiri. Oleh karenaitu kiranya sangat perlu bila kita mencoba mengkaji makna

yang terkandung dalam kata usaha sehingga kita tak salah langkah dalam berwirausaha.

Terdapat banyak kata di dalam bahasa Arab yang apabila diterjemahkan ke dalam

bahasa Indonesia menjadi “usaha”. Namun pada pembahasan kali ini hanya mengupas

falsafah kata sa’yun / (‫ )َسَعى‬dikarenakan kemiripan pelafalannya dengan kata usaha di

dalam bahasa Indonesia.Di dalam kamus Al-Munawir, kata ‫ َسَعى‬beserta turunannya

diterjemahkan menjadi :

Sedangkan dalam kamus al-mufid :

‫َس ْع ًي‬- ‫َسَعى‬


1) Berjalan, berlari

2) Tepat berlari
‫َم ْس ًع‬

Irfanunnisa’ Ts. H NlM : 12913033


Falsafah Wirausaha Islami Page |3

Dari berbagai arti di atas, dapat kita kait-kaitkan agar dapat menjadi sebuah

pemahaman yang utuh dan menyeluruh. Adapun setiap kata yang diberi garis bawah

dan diberi warna merah di bawah ini berarti menunjukkan / mewakilkan satu arti

dari kata ‫سعى‬.

Bentuk dari sebuah usaha adalah dengan memulai berbuat sesuatu, kemudian

melakukan tindakan-tindakan untuk tujuan tertentu, lalu terus bergerak (tidak hanya

diam / pasif), berjalan, pergi menuju sesuatu yang diinginkan. Bila dikaitkan dengan

perekonomian maka bentuk usaha adalah mencari nafkah untuk keluarga /

sekelompok orang tertentu yang dengan sengaja dijadikan tanggungan nafkah

terhadap mereka (misalnya anak-anak yatim, para jompo, dsb). Caranya bisa dengan

bekerja / menjadi petugas/karyawan (ikut orang lain), atau dengan berwirausaha

sendiri. Bila berwirausaha sendiri, maka ia membuka jalan rezeki untuk dirinya dan

orang – orang yang mengikutinya (karyawannya, orang yang menjadi utusannya,

dsb).

Kata sa’a (‫)سعى‬ juga dapat berarti berzina jika dihubungkan dengan kata

jariyah (‫)الجا رية‬. Berbagai penafsiran akan muncul dari pengertian tersebut. Dalam

realita saat ini, baik terhadap lawan politik maupun lawan bisnis, tak jarang orang-

orang memberikan gratifikasi seks demi tercapainya tujuan yang mereka inginkan.

Ada beberapa kemungkinan terhadap kita, apakah kita menjadi pelaku yang

menjalankan kegiatan fakhsya’ tersebut, atau kita yang menjadi sasaran dari tujuan

orang lain, atau kita hanya sekedar melihat / menyaksikan / mendengar orang lain

berbuat demikian. Semoga Allah melindungi kita dari perbuatan-perbuatan yang

mengundang bencana.

Dalam melakukan sebuah usaha, baik dalam hal yang terkait dengan pencarian

nafkah, ilmu atau yang lainnya, akan selalu ada persaingan, perlombaan. Saat terjun

Irfanunnisa’ Ts. H NlM : 12913033


Falsafah Wirausaha Islami Page |4

dalam perlombaan tersebut, tak jarang muncul umpatan juga fitnah. Bisa jadi kita

yang terkena umpatan atau fitnah tersebut, namun bisa jadi pula justru kita yang

menjadi pengumpat bahkan pemfitnah. Naudzubillahimindzalika.

Sudah menjadi sunnatullah bahwa di dalam kehidupan ada teguran, peringatan,

ujian, bahkan adzab. Saat menjadi pihak terkena umpatan dan fitnah, bukan berarti

seseorang yang tengah melakukan sebuah usaha harus menghentikan usahanya serta

merta, karena makna usaha adalah terus berjalan. Mungkin usaha nya harus berubah

haluan, mungkin juga perlu banyak perbaikan. Asalkan sudah sesuai dengan koridor

yang Allah tetapkan, tetap terus berusaha sambil tetap mengkaji tiap hal yang perlu

dikaji. Lantas bagaimana jika kita yang menjadi orang yang dalam usahanya disertai

dengan mengumpat dan memfitnah?. Apakah ancaman Allah atas perbuatan

tersebut?

Oleh karena itu, mari kita mencoba belajar mengkaji makna kata sa’a (‫ )سعى‬yang

terkandung dalam al-Qur’an. Pasti terdapat pesan – pesan Allah yang harus kita gali,

kita jadikan acuan dan pedoman dalam “berusaha”. Wallahu A’lam bish-showab

C. Kata Sa’a (‫ )سعى‬dalam Al-Qur’anulkariim

1) Macam-macam penggunaan kata ‫ سعى‬dan berbagai arti kata jadiannya di AlQur’an

 Usaha : Baqoroh 114, Al-Maidah 33, AlMaidah 64, Al–Isro 19,

Al-Ghosiyah 9, Al-Lail 4, An-Naziat 22, An-Najm 39,40, Al-Insaan 22, Thoha

15, Al-Hajj 51, Saba’ 38, Ash-Shaaffaat 102

 Bersegera : Abasa : 8 , Al-Baqoroh : 260, Al-Jumu’ah : 9

 Menentang : Yasin : 20 , Thoha : 66, An-Naziat 22, Saba’ 5

 Bergegas : Al-Hajj : 55, Al-Qashash 20

Irfanunnisa’ Ts. H NlM : 12913033


Falsafah Wirausaha Islami Page |5

 Cahaya : At-Tahrim 8, Al-Hadid :12

 Berjalan : Al-Baqoroh 205

 Perbuatan : Al-Kahfi 104

 Pekerjaan : An-Nazi’at 35

 Amalan : A-Anbiya 94

 Merayap : Thahaa 20

Dari berbagai macam terjemah / penafsiran didalam Qur’an tersebut, mari kita coba

untuk mengkait-kaitkan maknanya agar dapat mewujudkan pemahaman yang holistik dan

tidak separuh separuh.

Bahwasanya hakekat usaha adalah bersegera, berjalan melakukan amalan, melakukan

pekerjaan untuk meraih apa yang kita tuju. Adapun kaitannya dengan cahaya adalah, hasil

usaha kita akan bersinar di hadapan dan depan kanan kita. Bila kita kaitkan dengan hadits

yang menyebutkan bahwa wudhu kita juga bersinar, maka bisa jadi hasil usaha yang

bersinar adalah yang usaha yang dalam prosesnya senantiasa di”wudhu”kana tau

disucikan. Penyuciannya dengan istighfar, apabila dikaitkan dengan usaha

bisnis maka penyuciannya adalah dengan dizakati, disedekahkan,

diwakafkan, dsb. Wallahu’alam bishshowab.

2) Frekuensi penyebutan dalam Al-Qur’an dan kata yang sering disandingkan

Kata Sa’a (‫ )سعى‬disebutkan sebanyak 30 kali di 28 ayat. Berikut kata lain yang sering

disandingkan dengannya.

 Disebutkan bersamaan dalam satu ayat dengan kata dasar ‫) رأى‬ro a / yaro) sebanyak
6x (enam kali)
 dengan kata dasar ‫) ذكر‬dzakaro) sebanyak 4x (empat kali)
 dengan kata ‫‘( عذا ب‬adzaba) sebanyak 4x (empat kali)

Irfanunnisa’ Ts. H NlM : 12913033


Falsafah Wirausaha Islami Page |6

 dengan kata ‫( أمن‬amana) sebanyak 4x (empat kali).


 dengan kata ‫( فسد‬fasad) sebanyak 3x (tiga kali)
 dengan kata ‫( جز‬jaza) sebanyak 3x (tiga kali)
 dengan kata ‫(كفر‬kafaro) sebanyak 3x (tiga kali)
 dengan kata ‫( نفق‬nafaqo) sebanyak 2x (dua kali)
 dengan kata ‫‘( علم‬alama) sebanyak 2x (dua kali)
 dengan kata ‫(جّنة‬jannah) sebanyak 2x (dua kali)
 dengan kata ‫( صنع‬shona’u) sebanyak 1x (satu kali)
 dengan kata ‫( حسب‬hasaba) sebanyak 1x (satu kali)
‫( الَّناِصِح‬nashihiin) sebanyak 1x (satu kali)
 dengan kata ‫َني‬

3) Usaha mengkait-kaitkan antar makna

Kata ‫( سعى‬sa’a / sa’yun) / usaha paling sering disandingkan dengan kata ‫) رأى‬roa).

Arti kata ‫ رأى‬dalam kamus Al-Mufid adalah melihat. Hubungannya adalah perlunya

melihat-lihat dalam memulai usaha dan juga selama ber-usaha. Berbagai kemungkinan

penafsiran muncul. Pertama, hendaknya kita melihat apakah sesuatu yang akan kita

usahakan tersebut sudah sesuai dengan aturan Allah. Kemudian jika dikaitkan

dengan usaha dalam hal berwirausaha, maka awali usaha itu dengan melihat

peluang, melihat apa saja kebutuhan konsumen yang belum ada di pasar dan

melihat apakah kita dapat mengusahakan untuk mengadakannya

(berdagang).

Dalam kamus al-munawir, kata ‫ رأى‬yang digandengkan dengan kata ‫( فالنا‬fulaanan)

berarti meminta nasehat kepada fulan, berkonsultasi dengan seseorang (Al-Munawir ;

460). Kembali pada kata ‫ سعى‬yang sering disebutkan bersamaan dengan kata ‫ رأى‬maka

kita tidak boleh menutup mata saat berusaha. Kita tetap membutuhkan saran dan

pertimbangan atas dasar ilmu dan hikmah dari orang yang telah berpengalaman atau dari

Irfanunnisa’ Ts. H NlM : 12913033


Falsafah Wirausaha Islami Page |7

ulama. Yang demikian itu agar kita tidak melakukan kesalahan fatal yang sama yang

telah dilakukan oleh orang lain dalam berusaha.

Dari kata dasar ‫ رأى‬berubah menjadi ‫ م رأة‬yang artinya adalah cermin. Cermin

adalah benda yang digunakan untuk melihat diri kita. Bila dikaitkan dengan ‫ سعى‬, maka

dalam berusaha sebaiknya kita melihat kondisi dan becermin pada kemampuan yang kita

miliki. Dengan demikian, hasil dari usaha kita akan lebih optimal. Kaitannya dengan

wirausaha adalah, bila kita ingin berwirausaha disebuah daerah, maka bercerminlah pada

daerah tersebut, maksudnya, apa keunggulan yang Allah berikan pada daerah tersebut.

Misalnya, daerah yang diberi kesuburan luar biasa oleh Allah untuk menghasilkan

tumbuhan akar wangi (kabupaten Garut – Jawa Barat), maka sebaiknya penduduk asal

Garut dapat mengambil peluang untuk berdagang akar wangi, atau mengolah akar wangi

menjadi bibit parfum. Selama ini sebagian besar tumbuhan akar wangi di daerah Garut

dijual mentah dan diekspor, sehingga nilai jualnya murah. Sementara konsumsi parfum

negara indonesia tinggi, dan kita justru meng-import balik bibit parfum (yang diolah dari

akar wangi tersebut). Dari neraca pembayaran tentunya kita yang lebih banyak dirugikan

dengan model dagang yang demikian.

Selain itu, di Al-Qur’an kata ‫ سعى‬disebutkan secara bersamaan dalam satu ayat

dengan kata ‫) ذكر‬dzakaro) sebanyak 4x. Dalam kamus Al-Munawir dan Al-Mufid, ‫ذكر‬

berarti menyebut, mengingat (nama Allah). Dari sana tersurat bahwa dalam

melakukan sebuah usaha, hendaknya kita tetap mengingat Allah. Pada arti tekstual, saat

waktunya beribadah/ sholat, kita hentikan sejenak aktivitas ikhtiar / usaha kita, dan

dengan bersegera kita menghadap Allah. Sedangkan dalam kontekstual, kita senantiasa

mempertimbangkan keputusan-keputusan kita dalam berusaha sesuai dengan asma-asma

Allah, yang memiliki 99 nama mulia.

Irfanunnisa’ Ts. H NlM : 12913033


Falsafah Wirausaha Islami Page |8

Allah Ar-rohman Ar-Rohiim, Maha Pengasih kepada semua makhluk dan

Penyayang kepada tiap mukmin. Hendaknya kita ambil pelajaran dengan menyayangi

sesama teman berusaha kita. Apabila kita pemilik sebuah bisnis, maka hendaklah

memperlakukan karyawan dengan kasih sayang / tidak menjadikannya

seperti mesin. Kemudian Allah Al-Mu’min, Yang Maha Pemberi Keamanan. Sebagai

seorang pengusaha, harus memperhatikan keamanan kerja bagi dirinya dan

bagi karyawannya, menerapkan sistem K3 yang berarti prosedur untuk

menjaga Keamanan dan Keselamatan Karyawan. Dari kata Mu’min tersebut juga

dapat diartikan sebagai jujur. Kita, baik seorang karyawan / pekerja maupun pengusaha

yang sama-sama berikhtiar dan berusaha, harus memegang teguh kejujuran supaya

terhindar dari adzab / ‫عذا ب‬.

Kata ‫ ع ذا ب‬disebutkan bersamaan dengan kata ‫ سعى‬sebanyak 4x. Hal ini berarti

peringatan dari Allah bahwa tidak sedikit orang – orang yang berusaha justru diganjar /

dibalas dengan siksaan Allah. Yaitu orang yang saat berikhtiar / berusaha / berbisnis,

mereka tidak mengindahkan aturan Allah, dan juga menentangNya. Siapakah penentang

itu? Yaitu yang menutup hatinya dari ayat-ayat Allah (‫) كف ر‬. Kata ‫ كف ر‬di Al-Qur’an

disebutkan bersamaan dengan kata ‫ سعى‬sebanyak 3x.

Sehebat apapun usaha, bisnis,dan ikhtiar seseorang maka sia-sia saja baginya di

akhirat nanti. Begitu pula adzab Allah untuk orang – orang yang dalam usahanya,

membuat kerusakan di muka bumi. Menebangi pohon tanpa mereboisasi, mencemari air

dalam jumlah sangat besar tanpa mau mengelola limbahnya, mencemari udara, merusak

tanah, dsb. Begitulah pelajaran yang dapat diambil dibalik penenyebutan kata

‫عى‬OO‫ س‬bersamaan dengan kata ‫د‬OO‫ فس‬dalam satu ayat sebanyak 3x didalam al-

Qur’an.

Irfanunnisa’ Ts. H NlM : 12913033


Falsafah Wirausaha Islami Page |9

Lebih lanjut, Allah mengulang penyebutan kata ‫ سعى‬dengan kata ‫ علم‬, ‫ نفق‬dan ‫جّن‬

‫ة‬sebanyak 2x. Kaitannya diantara lain adalah orang-orang beriman yang berilmu, yang

kemudian dengan ilmu itu ia berusaha mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhannya

serta keluarganya maka balasan Allah untuknya adalah syurga. Begitu pula diantara

penduduk syurga adalah mereka yang ketika hidup di dunia senantiasa berusaha,

bergerak, berjalan mencari ilmu. Wallahu’alam bish showab.

‫الَّناِص ِح‬
Kemudian, kata ‫ سعى‬disebutkan bersamaan dengan kata ‫ حسب‬, ‫ صنع‬dan ‫َني‬
dalam satu ayat masing- masing sebanyak 1x. Arti dari kata ‫ صنع‬adalah membuat sesuatu

/ bertukang. Kata tersebut juga digunakan pada saat Allah memerintahkan Nabi Nuh

untuk membuat kapal (QS. Huud : 37). Kaitannya adalah, bahwasanya Allah

memberikan pengertian tersirat bahwa salah satu bentuk usaha yang

dianjurkan adalah dengan membuat sesuatu/ melakukan proses

pengolahan / bertukang / memproduksi sesuatu / created something.

Kemudian kaitannya dengan kata hasaba adalah bahwa dalam melakukan usaha / bisnis

kita akan “keteteran” apabila tanpa perhitungan. Misalnya dalam menentukan harga

pokok produksi, dasarnya adalah perhitungan seberapa banyak biaya yang kita keluarkan

untuk membuat barang tersebut. Selain itu, perhitungan resiko juga perlu dilakukan

dalam menjalankan sebuah usaha. Kemudian dari kata tersebut terdapat kaitannya

dengan perintah Allah untuk mencatat setiap transaksi hutang diantara manusia,

bahwasanya setiap hutang/piutang dalam perusahaan WAJIB dicatat, dihitung dan dibuat

perencanaan untuk pelunasan / penagihannya.

Terkakhir, dalam menjalankan usaha, hendaknya kita saling member dan menerima

nasehat. Dengan demikian, sinergi akan tercapai, dan penghematan diberbagai aspek

menjadi hal yang lebih mudah.

Irfanunnisa’ Ts. H NlM : 12913033


D. Konseptualisasi Falsafah Wirausaha Islami

Berikut ini saya mencoba untuk membuat bagan falsafah dalam berwirausaha sesuai dengan apa yang sudah dipelajari dari Qur’an dan

terjemah Bahasa Arabtentang kata sa’yun (usaha) sebagaimana yang telah dipaparkan di atas.

Bagan Konseptualisasi Falsafah Wirausaha Islami

Pengabdian
Kepada Allah

Potensi
Jannah Diri

Bencana /
Usaha yang
Tujuan & Niat Melihat
Azab
bercahaya
Potensi
Peluang Pasar
Daerah IL
Falsafah Wirausaha
M
Mengilhami
Nilai 99 Asmaul U
Usaha yang Husna
merusak
Bersegera
Bertindak

Perbaikan ,
Inovasi
Pencatatan,
Tanpa Perhitungan
Perubahan Timbul Penyucian
Kendala

Anda mungkin juga menyukai