Simplisia
Simplisia
BIOLOGI FARMASI
Pembuatan Simplisia
KELOMPOK 1
NAMA ANGGOTA KELOMPOK
1 Tujuan
2 Dasar teori
4 Prosedur Kerja
6 Kesimpulan
TUJUAN
Rimpang kunyit memiliki kandungan kimia yaitu zat warna kuning yang
disebut kurkuminoid. Kurkuminoid dapat dimanfaatkan sebagaii
antioksidan, dimana dapat mencegah kerusakan sel-sel yang diakibatkan
radikal bebas. Selain itu kurkuminoid juga dapat menjadi anti inflamasi
(Cahya & Prabowo, 2019).
ALAT DAN BAHAN
ALAT BAHAN
Ayakan mesh 80 Rimpang kunyit
Blender ( Curcuma longa Rhizom )
Baskom Silica gel
Kain hitam
Pisau
Talenan
Tampah
Timbangan
Tisu
Toples
PROSEDUR KERJA
NO Data Jumlah
Pada praktikum ini telah dilakukan pembuatan simplisia nabati dari rimpang kunyit (Curcuma longa
Rhizome).Proses pembuatan simplisia dimulai dari pengumpulan bahan ,rimpang kunyit yang digunakan pada
praktikum ini diambil di daerah cakranegara pada tanggal 17 agustus 2023. Setelah proses pengumpulan bahan
simplisia,selanjutnya dilakukan sortasi basah dengan tujuan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan
bahan asing lainnya dari simplisia,kemudian dilakukan pencucian untuk membersihkan sisa-sisa kotoran yang
masih menempel. Pencucian dilakukan dengan air bersih dan mengalir.Setelah pencucian selanjutnya dilakukan
penirisan lalu dilakukan penimbangan dan diperoleh bobot awal simplisia pada praktikum ini yaitu 1.500 gram.
Selanjutnya dilakukan perajangan untuk memperbesar luas permukaan dari rimpang kunyit sehingga proses
pengeringan lebih cepat,selain itu juga perajangan bertjuan untuk mempermudah proses selanjutnya yaitu
pengeringan, penyerbukan, pengemasan, dan penyimpanan, memperbaiki tampilan fisik dan memenuhi standar
kualitas.Semakin tipis perajangan makan semakin cepat simplisia kering hal ini dikarenakan luas permukaan
penguapan semakin besar. Akan tetapi jika perajangan terlalu tipis senyawa aktif terhadap paparan eksternal dapat
menyebabkan senyawa zat aktif pada simplisia berkurang atau bisa juga rusak, sehingga hal ini menyebabkan
perubahan komposisi dan kandungan zat dapat mempengaruhi khasiat dan kualitas sensoris (warna, bau, dan
rasa), serta simplisia mudah rusak saat dilakukan pengemasan (Widodo dan Subositi, 2021).
PEMBAHASAN
Setelah perajangan selanjutnya dilakukan pengeringan dengan tujuan mengurangi kandungan air di dalam bahan
agar bahan tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. Pengeringan ini juga dapat
menghentikan proses enzimatik sehingga dapat mencegah penurunan mutu atau kerusakan simplisia serta
keberadaan air dalam sampel akan mengakibatkan pertumbuhan kapang dan mikroba lainnya. Persyaratan kadar air
simplisia menurut parameter standar yang berlaku adalah tidak lebih dari 10% (Febriana,2015).Pada praktikum ini
pengeringan simplisia rimpang kunyit dilakukan selama 7 hari .Selanjutnya dilakukan sortasi kering untuk
memisahkan benda-benda asing seperti bagian-bagian tumbuhan yang tidak diinginkan dan pengotor-pengotor
lainnya yang masih ada dan tertinggal pada simplisia kering, serta bagian simplisia yang rusak atau belum kering
sempurna (Prasetyo dan Sukarjo, 2013). Selain sortasi kering juga dapat dilakukan grading pada bahan simplisia
sehingga simplisia yang dihasilkan akan berbentuk sama atau seragam (Widodo dan Subositi, 2021).Setelah sortasi
kering kemudian dilakukan penimbangan untuk mengetahui bobot akhir bahan simplisia,bobot akhir simplisia pada
praktikum ini yaitu 135 g.Dari bobot awal dan bobot akhir bahan simplisia tesebut dapat ditentukan rendemen
simplisia.Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui rendemen simplisia rimpang kunyit yaitu 9%.
PEMBAHASAN
Sebelum melakukan penyerbukan dilakukan penimbangan simplisia yang akan diserbukkan sebagai bobot
awal,pada praktikum ini bobot awal simplisia sebelum diserbuk yaitu 130 g.Penyerbukan terhadap simplisia rimpang
kunyit dilakukan menggunakan blender dan pengayakan menggunakan ayakan dengan no. mesh 80 untuk
menghasilkan ukuran serbuk yang lebih halus dan memisahkan butiran yang masih kasar(Mayasari, 2023).Setelah
pengayakan serbuk simplisia ditimbang sebagai bobot akhir,pada praktikum ini bobot akhir simplisia setelah
diserbuk yaitu 110 g.Dari bobot awal sebelum penyerbukan dan bobot akhir setelah penyerbukan dapat diketahui
rendemen simplisia terhadap serbuk simplisia pada praktikum ini yaitu 84%.Kemudian simplisia disimpan pada
wadah kedap dan diberikan silica gel, diberikan etiket yang memuat Nama simplisia,Nama latin,Bagian tanaman
yang digunakan, serta Tanggal pembuatan simplisia. Tujuan diberikan silica gel yaitu untuk menjaga simplisia tetap
kering, sehingga tidak mudah rusak akibat kapang atau mikroorganisme lainnya.Mutu pada simplisia dipengaruhi
oleh zat aktif yang terkandung pada simplisia dan di butuhkan standarisasi. Kandungan kimia pada tanaman obat
slmemiliki banyak bervariasi tergantung dari banyak faktor, salah satunya faktor lingkungan tempat tumbuhbuhan
tumbuh dan proses pembuatan simplisia. Standardisasi simplisia diperlukan untuk mendapatkan efek yang
terulangkan (reproducible). Kandungan kimia yang digunakan sebagai standar adalah kandungan kimia yang hanya
sebagai petanda (marker), atau yang memiliki sidik jari (fingerprint) pada kromatogram ( dalimartha, 2008).
PEMBAHASAN
Banyak sedikitnya hasil rendemen simplisia yang diperoleh dipengaruhi oleh beberapa hal. Menurut Febrina (2015)
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil rendemeni adalah waktu, suhu, pengadukan dan pelarut. Selain jenis
pelarut, ukuran sampel juga mempengaruhi jumlah rendemen. Semakin kecil luas permukaan sampel akan semakin
memperluas kontak dan meningkatkan interaksi dengan pelarut (Sineke et. al., 2016).
KESIMPULAN
Cahya, D. and Prabowo, H. (2019) ‘Standarisasi Spesifik Dan NON-SPESIFIK Simplisia Dan Ekstrak etanol
Rimpang Kunyit (Curcuma domestica val.)’, Jurnal Farmasi Udayana, p. 29.
H. R. Rina Wahyuni, Guswandi, “Pengaruh Cara Pengeringan Dengan Oven, Kering Angin dan Cahaya
Matahari Langsung Terhadap Mutu Simplisia Herba Sambiloto,” J. Farm. Higea, vol. 6, no. 2, pp. 126–133, 2014.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Farmakope Herbal Indonesia. 2017.
Febriana dkk.2015.Karaterisasi Simplisia dan Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Anona Muricata Linn).
Prasetyo dan Sukarjo.E.I. 2013. Pengelolaan Budidaya Tumbuhan Obat-Obatan (Bahan Simplisia).Bengkulu:Badan
Penerbitan Fakultas Pertanian UNIB
Rachmawan O. Pengeringan, Pendinginan dan Pengemasan Komoditas Pertanian. Buletin Departemen
Pendidikan Nasional. Jakarta: 2001.
Sineke et al. 2016. Penentuan Kandungan Fenolik Dan Sun Protection Factor (Spf) Dari Ekstrak Etanol Dari
Beberapa Tongkol Jagung (Zea Mays L.). PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1. Hal.
275-283
DAFTAR PUSTAKA
Widodo H, Subositi, D. 2021. Penanganan dan Penerapan Teknologi Pascapanen Tanaman obat. AGROINTEK.
15(1): 253-271
Mayasari riana, 2023." Referensi inisiasi umkm pengolahan hasil hutan." Yogyakarta Deepublish digital.
Dalimartha Setiawan.2008."1001 resep herbal". Bogor. Penebar swadaya.
TERIMA KASIH