Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL

DISTRIBUSI IKAN LAYANG (Decapterus sp) YANG DI DARATKAN DI


PELABUHAN PERIKANAN PANTAI
BANDA, MALUKU TENGAH.

OLEH
IKHVANDARI S SARMAV
NIM.123021431019020

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN
UNIVERSITAS BANDA NAIRA
BANDA NAIRA
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT, karena atas limpahan
dan rahmatnya sehinga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal
penelitian ini, yang berjudul “ Distribusi ikan layang ( Decapterus spp) yang di
dartatkan di pelabuhan perikanan pantai banda,Maluku tengah”
Penulis juga ingin mengucapkan banyak terimah kasih kepada pihak – pihak yang
sudah banyak membantu dalam penyusunan proposal penelitian ini. Oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak selalu penulis harapkan demi kesempurnaan
penulis ini.

Banda, juni 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. i
LEMBAR
PENGESAHAN………………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………….. iii
BAB I: PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKAN
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN DAN
MANFAAT………………………………………………………. 3
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. DISTRIBUSI
…………………………………………………………………….. 4
B. JENIS – JENIS DISTRIBUSI……………………………………. 6
C. MORFOLOGI IKAN
LAYANG……………………………………………………….… 16
BAB III;METODE PENELITIAN
A. WAKTU DAN LOKASI
PENILITIAN……………………………………………………. 20
B. PENGUMPULAN DAN ANALISA
DATA…………………………………………………………… 20
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… 21
HALAMAN PENGESAHAN

JUDUL : DISTRIBUSI IKAN LAYANG (Decapterus sp) YANG DI


DARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI
BANDA,
MALUKU TENGAH.
NAMA : IKHVANDARI S SARMAV
NIM : 123021431019020
PRODI : MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

MENYETUJUI,
PEMBIMBING I PEMBIMBING II

BUDIONO SENEN S.PI M.SI IFANDRIS KAIMUDIN S.PI M.SI


NIDN. 1227077804

Disahkan Oleh
DEKAN FAKULTAS PERIKANAN
UNIVERSITAS BANDA NAIRA

JENNY ABIDIN,S.Pi,M.Si
NIDN.1227077803
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut FAO, (2002) sumberdaya ikan adalah organisme laut yang terdiri
dari ikan (finfish), binatang berkulit keras (krustasea) seperti udang dan
kepiting, moluska seperti cumi dan gurita, binatang air lainnya seperti penyu
dan paus, rumput laut serta lamun laut. Sumber daya laut adalah sumber
daya yang meliputi, ruang lingkup yang luas yang mencankup
kehidupan laut (flora dan fauna, mulai dari organisme mikroskopis hingga
paus pembunuh dan habitat laut) mulai dari perairan dalam sampai ke daerah
pasang surut dipantai dataran tinggi dan daerah muara yang luas. Manfaat
Sumber Daya Perikanan bagi Kehidupan Masyarakat Memenuhi kebutuhan
pangan dan gizi masyarakat karena ikan merupakan lauk sumber protein
hewani yang baik bagi perkembangan tubuh manusia dan menjadi sumber
penghasilan bagi masyarakat terutama bagi masyarakat yang hidup di daerah
dekat perairan.

Banda Naira adalah salah satu pulau di Kepulauan Banda, dan merupakan
pusat administratif Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku,
Indonesia. Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 714 adalah ekosistem
perairan tropis yang memiliki karakteristik dinamika sumber daya perairan
yang baik, termasuk di dalamnya sumberdaya ikan yang tinggi. Data yang
dihimpun dari Unit Pelaksana Teknis Daerah Pelabuhan Perikanan Pantai
(UPTD PPP) Banda, produksi ikan di kepulauan Banda tahun 2018 adalah
2.506.041,7 kg. Sebanyak 62,2% nya adalah produksi ikan layang, dengan
nama latin decapterus, yakni 1.558.774 kg.

Tercatat ada 19 kapal dari delapan perusahaan sebagai pembeli dan


pemasar ikan, lima di antaranya adalah kapal khusus menampung ikan layang
dan dua kapal khusus menampung ikan tuna. Selebihnya kapal yang
menampung berbagai jenis ikan termasuk ikan layang. Namun jumlah tersebut
tidak cukup untuk menampung potensi perikanan di Kecamatan Banda
khususnya produksi ikan layang. Dengan keterbatasan penampung seperti ini
sering membuat harga ikan layang merosot, jika banyak nelayan pergi melaut
di saat bersamaan. Menurut sketua Koperasi Nelayan Usaha Bahari Kampung
Baru Busri Hasan, mencari ikan momar (ikan layang) di Banda itu beda
dengan di daerah lain. Di sini sangat mudah. Satu armada, ke laut jam empat
pagi, jam delapan pagi sudah dapat hasil sekitar 1-5 ton.

Jumlah ikan layang yang sangat banyak tidak cukup untuk menampung
potensi perikanan di Kecamatan Banda khususnya potensi produksi ikan
layang. Dengan keterbatasan penampung seperti ini sering membuat harga
ikan layang merosot jatuh jika banyak nelayan pergi melaut di saat bersamaan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik melakukan
peneletian tentang ikan layang dengan judul “Destribusi Ikan Layang
( Decapterus spp. ) yang di Daratkan di Pelabuhan Perikanan Pantai Banda”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka ruusan masalah dalam penelitian


ini sebagai berikut:

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi distribusi ikan layang yang


didaratkan di pelabuhan perikanan pantai Banda?
2. Bagaimana saluran pemasaran ikan layang yang didaratkan di pelabuhan
perikanan pantai Banda?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian sebagai


berikut:

1. Untuk mendesktipsikan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi


distribusi ikan layang yang didaratkan di pelabuhan perikanan pantai
Banda.
2. Untuk mendeskripsikan bagaimana saluran pemasaran ikan layang yang
didaratkan di pelabuhan perikanan pantai Banda.
Manfaat dalam penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi bagi
masyarakat tentang distribusi ikan layang yang di daratkan di pelabuhan
panati Banda Naira, dan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya
tentang ikan layang, terkhususnya di dunia perikanan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Distribusi

1. Pengertian Distribusi

Menurut Assauri, distribusi adalah sebuah kegiatan dengan tujuan


untuk memindahkan suatu produk dari sumbernya kepada konsumen
dengan waktu distribusi yang tepat waktu. Alex S. Nitisemito menyatakan
bahwa distribusi adalah suatu lembaga yang menyalurkan barang dan jasa
yang berasal dari produsen kepada konsumen dan pelaku distribusi
tersebut dikenal dengan istilah distributor. Dan Basu Swastha mengatakan
bahwa distribusi adalah suatu proses menyalurkan suatu barang atau hasil
produksi yang telah dibuat oleh perusahaan atau produsen kepada
konsumen personal atau industri yang mendapatkan barang atau jasa dari
perusahaan yang menyalurkan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) distribusi adalah


penyaluran (pembagian, pengiriman) kepada beberapa orang atau ke
beberapa tempat. Dari pengertian distribusi menurut KBBI, maka kita jadi
tahu bahwa penyaluran hasil produksi yang dilakukan oleh perusahaan
demi menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Setiap perusahaan
memiliki kebijakannya masing-masing untuk melakukan kegiatan
distribusi. Hal ini perlu dilakukan agar distribusi dapat dilakukan dengan
maksimal atau dapat dilakukan dengan kemampuan dari perusahaan itu
sendiri.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa


Distribusi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan atau
produsen kepada konsumen dengan estimasi waktu yang tepat. Dengan
kata lain, kegiatan distribusi memiliki peran untuk menghubungkan
kepentingan produsen dan konsumen.
2. Jenis-jenis Distribusi
a. Distribusi Secara Langsung

Jenis distribusi yang pertama ini adalah distribusi secara langsung.


Dalam distribusi jenis ini dapat dikatakan bahwa suatu kegiatan
menyalurkan atau mengirimkan barang dan jasa langsung dilakukan oleh
produsen atau perusahaan. Dengan kata lain perusahaan tidak
menggunakan pihak ketiga untuk mendistribusikan hasil produksinya
kepada konsumen.

Distribusi secara langsung harus memperhatikan kemampuan dari


perusahaan itu sendiri, jangan sampai memaksakan kegiatan distribusi ini.
Apabila tidak menyadari akan kemampuan yang dimilikinya, maka proses
distribusi tidak dapat berjalan dengan baik, sehingga hasil produksi tidak
akan sampai dengan maksimal.

b. Distribusi Secara Tidak Langsung

Jenis distribusi yang kedua adalah distribusi secara tidak langsung.


Distribusi secara tidak langsung adalah kegiatan distribusi yang dilakukan
oleh pihak ketiga, sehingga perusahaan tidak berkaitan secara langsung.
Jenis distribusi ini bisa dilakukan dengan cara perorangan atau
menggunakan perusahaan distributor.

c. Distribusi Secara Intensif

Jenis distribusi yang ketiga adalah distribusi secara intensif. Distribusi


secara intensif adalah distribusi yang dilakukan untuk menyalurkan barang
atau hasil produksi kepada retail. Setelah perusahaan menyalurkan hasil
produksi kepada retail, maka hasil produksi tersebut akan dijual kembali
oleh retail tersebut.

d. Distribusi Secara Eksklusif

Jenis distribusi yang keempat adalah distribusi secara eksklusif.


Distribusi secara eksklusif adalah distribusi yang dilakukan untuk menjual
atau menyalurkan barang sebesar-besarnya. Pada umumnya, ketika
melakukan distribusi jenis ini atas kesepakatan kedua belah pihak, yaitu
antara produsen dengan pengecer.

Distribusi ini bisa kita lihat pada distribusi handphone. Penjual produk
akan menjalin kerja sama dan kesepakatakan dengan pengecer, sehingga
kedua belah pihak sama-sama mendapatkan keuntungan. Sementara itu
distribusi jenis ini dapat dinamakan eksklusif karena biasanya barang-
barang yang dijual atau disalurkan adalah barang-barang eksklusif.

e. Distribusi Secara Selektif

Jenis distribusi yang kelima adalah distribusi secara selektif. Distribusi


secara selektif adalah kegiatan distribusi yang dijadikan sebagai solusi
agar barang dapat disalurkan dengan baik. Pada umumnya, distribusi jenis
ini sering digunakan oleh produsen-produsen yang mengirim barangnya
hanya pada daerah-daerah tertentu saja. Hal ini dikarenakan barang akan
laris pada daerah-daerah tersebut. Selain itu, barang-barang yang akan
didistribusikan akan dilakukan seleksi terlebih dahulu agar distribusi dapat
berjalan dengan maksimal, sehingga konsumen menjadi senang. Apabila
konsumen senang, maka produk tersebut akan lari di pasaran.

2.2 Ikan Layang


1. Pengertian Ikan Layang

Ikan layang adalah nama sejenis ikan yang termasuk genus


Decapterus, famili Carangidae. Ikan-ikan berukuran kecil hingga sedang
ini merupakan ikan konsumsi yang cukup penting, dipasarkan dalam
keadaan segar atau diolah sebagai ikan pindang, ikan asin, dan lain-lain.
Ikan layang merupakan salah satu hasil perikanan lepas pantai yang
terdapat di Indonesia. Ikan ini termasuk jenis pemakan zooplankton,
hidup di dekat permukaan laut (pelagis) dan membentuk gerombolan
besar
Ikan layang (Decapterus) termasuk komponen perikanan pelagis yang
penting di Indonesia dan biasanya hidup bergerombol dengan ikat lain
seperti lemuru (Sardinella sirm), lembang (Sardinella fimbriala, S.
perforala), kembung (Rastrelliger kanaguaa. R. brachysoma), selar (Canax
sp.) dan ekor kuning (Caerio sp.). Diperairan Indonesia terdapat 5 tenis
yang umum dijumpai yaitu Decapterus lajang, D. russelli, D. macrosoma.
D. kurroides dan D. maruadsi. Kelima jenis tersebut terdapat pula di
perairan Maluku (burhanuddin et. al. 1983, weber & beaufort 1931).
Dalam (Abdul Samad Genisa, 1998).

2. Klasifikasi Ikan Layang

Klasifikasi ikan layang (Saanin 1984) adalah sebagai berikut:

Filum : Crodata

Subfilum : V ertebrata

Kelas : pisces

Subkelas : Teleostei

Ordo : Percomorpi

Sub ordo : Percoidea

Famili : Darangidae

Genus Decapterus

Spesies : Decapterus sp

3. Morfologi Ikan Layang

Bagian punggung ikan layang berwarna biru kehijauan dan


bagian perutnya berwarna putih perak sedangkan sirip-siripnya
berwarna kuning kemerahan. Bentuk tubuhnya memanjang dan dapat
mencapai 30 cm. Pada umumnya, rata-rata panjang badan ikan layang
adalah 20-25 cm. Ikan layang memiliki dua sirip punggung, dua sirip
tambahan di belakang sirip punggung kedua dan satu sirip tambahan di
belakang sirip dubur. Ikan layang memiliki sirip kecil (finlet)yang
merupakan ciri khas dari genus Decapterus (Saanin 1984).

Decapterus lajang : Dl I procumbent. VIII; D2 I. 31 - 34; A II, I. 27 -


30; P.22 panjangnya sama dengan panjang kepala tanpa moncong (snout);
1.1.28 - 30 yang terlebar 0,2 tinggi 4,5; Moncong 3 x kepala; Rahang atas
mencapai lengkung mata terdepan; Dalam keadaan segar sirip berwarna
merah jambu. Pada bagian belakang tutup insang terdapat totol hitam,
tubuh bagian atas berwarna hitam dan bagian bawah putih. Dalam (Abdul
Samad Genisa, 1998).

Decapterus russelli : Dl I procemben, VII; D2 I, 30 - 32, A II; I, 24 -


27; P. 21 - 23, lebih pendek dari panjang kepala; L1 40 yang terlebar 0,2 -
0.25 tinggi tubuhnya; Tinggi tubuh mendekati 3,5 - 5.5; Kepala 3,4 - 3,5;
Mata 3,6 - 4,0; Moncong 3x kepala; rahang atas hampir mencapai
lengkung mata terdepan. Ikan ini dalam keadaan segar seluruh tubuhnya
berwarna merah jambu, dan pada bagian belakang tutup insang terdapat
totol hitam. Dalam (Abdul Samad Genisa, 1998).

Decapterus macrosoma : D1 procumbent VIII; D2 I, 32 - 35; A. II, I,


27 - 30; P. 22 -23, lebih panjang dari kepala tanpa moncong; LI. 2 7 - 2 8
yang terlebar 0,15 – 0,2 tinggi tubuh; tinggi tubuh mendekati 4,8 – 5,5;
Kepala 4; Mata 4; Moncong 3x kepala; rahang atas tidak mencapai
lengkung mata terdepan; Sirip-sirip berwarna merah jambul kekuning-
kuningan. Tubuh bagian atas kehijau-hijauan dan bagian bawah putih, dan
bagian belakang tutup insangnya bertotol hitam. Dalam (Abdul Samad
Genisa, 1998).

Decapterus kurroides : Dl I procumbent, VIII; D2 I, 29; A. II, I. 23; P


20 – 21, sama dengan atau lebih sedikit lebih panjang dari kepala; LI. 30
yang terlebar 0,18 - 0,25 tinggi tubuh; Tinggi tubuh mendekati ± 5,33;
Kepala 4.50; Mata 4.50; Moncong 3,05-3,1x kepala; Rahang atas berakhir
dibawah lengkung mata terdepan; Sirip berwarna merah jambu, tubuh
bagian atas hijau dan bagian bawah putih. Dalam (Abdul Samad Genisa,
1998).

Decapterus maruadsi : Dl I procumbent, VIII; D2 I, 32 - 35; A. II, 1,


2. 27 - 30; P. 22 - 23, sedikit lebih panjang dari kepala tanpa moncong; LI
28 - 30 terlebar 0,15 - 0,2 tinggi tubuh; Tinggi tubuh 4,0 - 4,2; Kepala 3,9
– 4,0; Mata 3,9 – 4,0; Moncong 3,76x kepala; Rahang atas hampir
mencapai lengkung mata terdepan; Tubuh bagian atas berwarna hijau
gelap bagian bawah putih, dan di tengah tubuhnya terdapat sirip
memanjang yang berwarna kuning. Bentuk umum serta bagian-bagian
tubuh ikan layang Decapterus spp. Dalam (Abdul Samad Genisa, 1998).

4. Habitat Ikan Layang

Ikan layang adalah jenis ikan yang hidup dalam air laut yang jernih
dengan salinitas tinggi. Ikan ini berasal dari perairan bebas dan bersifat
pelagis, karena itu Laut Jawa bukanlah merupakan "fishing ground yang
tetap sepanjang tahun, tetapi suatu wilayah migrasi (HANDERBERG
1937; SOEMARTO 1958). Selanjutnya dikatakan oleh HANDENBERG
(1937), bahwa ikan layang bersifat "stenohalina" hidup di air Laut yang
bersalinitas tertentu yaitu antara 32-33‰, sehingga dalam kehidupannya
dipengaruhi oleh musim dan ikan ini selalu bermigarasi musiman. Dalam
(Abdul Samad Genisa, 1998). VEEN (1953) mengatakan bahwa lndonesia
terletak di daerah tropis mengenal dua musim yaitu musim barat atau
musim penghujan, biasanya antara bulan Oktober - bulan Maret dan
Musim timur atau musim kemarau antara bulan Juni - September. Dalam
(Abdul Samad Genisa, 1998).

Ada beberapa jenis ikan layang yang sering ditemukan di kepulauan


Banda, diantaranya. Decapterus macrosoma : Indonesia : Selai Bali, Laut
Banda, Ambon, Selat Makassar dan Sangihe. Mancanegara : Pantai Natal,
Filiphina, Formosa, Pulau-pulau Bonin, Riu Kiu, pantai selatan Jepang dan
Australia (WEBER & BEAUFORT 1931). Dalam (Abdul Samad Genisa,
1998). Decapterus kurroides : Indonesia : Pelabuhan Ratu, Labuhan,
Muncar, Bali dan Aceh. Mancanegara : Filiphina, Jepang dan Taiwan,
timur India (TIEWS et al. 1968). Dalam (Abdul Samad Genisa, 1998).
Dan Decaplerus maruadsi : Indonesia : Jenis ini tertangkap di Pulau
Banda. Mancanegara : Papua Nugini dan Hawaii (MUNRO, 1955, 1967).
Dalam (Abdul Samad Genisa, 1998).

2.3 Banda Naira

Banda Naira adalah sebuah kepulaun yang memiliki sejarah dan


menjadi saksi akan kekayaan rempah melimpah yang pada abad 16
diperebutkan bangsa-bangsa Eropa. Di sekitar Pulau Banda Naira terdapat
beberapa pulau dan secara administrasi termasuk dalam Kecamatan Banda.
Berdasarkan data Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan
Perempuan, Kecamatan Banda di tahun 2016 memiliki populasi penduduk
sejumlah 20.823 jiwa dari 18 Desa.

Potensi perikanan di Banda adalah salah satu yang terbesar di wilayah


Pengelolaan Perikanan (WPP) 714. Tentu karna WPP 714 adalah
ekosistem perairan tropis yang memiliki karakterstik dinamika sumber
daya perairan yang baik, termasuk di dalamnya sumberdaya ikan yang
tinggi. Data yang dihimpun dari Unit Pelaksana Teknis Daerah Pelabuhan
Perikanan Pantai (UPTD PPP) Banda, produksi ikan di kepulauan Banda
dalam satu tahun terakhir, yakni tahun 2018 adalah 2.506.041,7 kg dimana
62,2% nya adalah produksi ikan layang, dengan nama latin decapterus,
yakni 1.558.774 kg di tahun 2018.

Kepala Seksi UPTD PPP Banda, Aldi mengungkapkan angka tersebut


merupakan angka yang besar di Maluku Tengah padahal baru tercatat di
kepulauan Banda saja.”Angka yang tercatat di UPTD kami dari penadah
atau perusahaan sebagai pembeli dan pemasar, bagi kami cukup besar,
walaupun besar kecilnya produksi dalam setahun tergantung dari hasil
tangkapan nelayan dan musim juga,” ungkap Aldi saat dihubungi Tim
EPBN, Jumat (22/3/2019).
III.METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Lokasi


Waktu penelitian dilakukan selama dua bulan,,dari 7 Juni 2023- 7 Agustus
2023 lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku
Tengah, Provinsi Maluku.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun beberapa Alat yang akan digunakan pada saat penelitian ini
diantaranya :
1. Kuesioner Digunakan untuk mengumpulkan data primer dari responden.
2. Alat Tulis dan kertas Digunakan untuk menulis dan mencatat data selama
pelaksanaan penelitian.
3. Kamera Digunakan untuk mengambil gambar untuk didokumentasikan
selama pelaksanaan penelitian.
4. Jangka sorong Dengan ketelitian 1 mm dan digunakan untuk mengukur
panjang, diameter atau ketebalan tubuh ikan hasil tangkapan.
5. Timbangan Digunakan untuk mengukur ukuran berat dari ikan Layang
(Decapterus spp).
3.3 Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif yang


bersifat studi kasus. Dalam metode deskriptif sendiri metode penelitiannya
ditujukan untuk mengumpulkan informasi mengenai fakta dan gejala yang ada
secara tepat terhadap obyek dalam masyarakat (Arikunto, 2003). Studi Kasus atau
penelitian kasus merupakan penelitian tentang status subjek penelitian yang
berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas
(Nazir, 2005). Studi yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk
memberikan gambaran secara mendetail dari suatu status mengenai jumlah
produksi hasil tangkapan ikan pelagis khususnya ikan layang dan mengetahui dan
mengamati secara langsung sistem lelang yang terjadi di TPI serta alur pemasaran
(pendistribusian) ikan hasil lelang setelah didapatkan harga lelang.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini digunakan 2 (dua) jenis data yaitu data primer dan data
sekunder. Pengertian data primer adalah data yang diperoleh dari pengukuran
secara langsung yang meliputi: Harga jual ikan Layang, jumlah penjual (bakul)
ikan Layang, dan data distribusi pemasarannya. Sedangkan data sekunder adalah
data yang diperoleh dengan cara tidak langsung dari sumber data yang didapatkan,
data sekunder ini dapat berupa data-data jumlah produksi (hasil tangkapan) ikan
Layang dengan alat tangkap purse seine dan mini purse seine, jumlah alat tangkap
(purse seine dan mini purse seine), jumlah kapal dan jumlah trip kapal serta data-
data yang terkait dalam bidang perikanan purse seine, termasuk penelitian-
penelitian terdahulu, buku-buku perpustakaan

3.5 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang didapatkan secara langsung dari obyek
penelitian yaitu dengan observasi dan wawancara. Data sekunder adalah data yang
didapatkan dari publikasi dan dokumentasi yang bersumber dari instansi atau
dinas yang terkait Untuk mencari kesimpulan yang mengarah kepada pencapaian
tujuan penelitian maka data primer dan sekunder akan diperoleh dari sumber data
dengan cara pemberian kuesioner yang kemudian dikumpulkan dan diolah
selanjutnya dilakukan analisa datanya. Pada penelitian ini dilakukan analisis data
dengan menggunakan analisa regresi linier berganda dengan pendekatan fungsi
produksi Cobb Douglas dan dianalisa menggunakan analisa korelasi berganda
dengan bantuan aplikasi program SPSS 17. Dilakukan analisa data karena untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel X ( jumlah produksi dan jumlah
pedagang (bakul) ) ikan Layang (Decapterus spp) terhadap variabel Y (harga jual
rata-rata) serta untuk mengetahui seberapa besar tingkat keeratan hubungan dari
kedua variabel tersebut.

Secara sistematis, bentuk persamaan dari fungsi produksi Cobb Douglas


adalah sebagai berikut:

Y = b0 X1 b1 X2 b2 e

dimana :
Y : Tingkat harga jual Ikan layang (Rp)

b0 : Konstanta

b1 : Koefisien regresi jumlah produksi ikan Layang terhadap harga

X1 : Jumlah Produksi Ikan Layang (Kg/hari)

b2 : Koefisien regresi jumlah pedagang (bakul) Ikan Layang terhadap harga

X2 : Jumlah Pedagang (bakul) dari Ikan Layang (orang/hari)

e : Error (kesalahan)

Persamaan di atas dapat diubah dalam bentuk linier berganda dan untuk
mempermudah pendugaan dilakukan dengan cara melogaritmakan persamaan
tersebut sebagai berikut:

LnY = Ln b0 + b1LnX1 + b2LnX2 + e


DAFTAR PUSTAKA

Aziz, K.A., J. Widodo, Mennofatria Boer, Asikin Djamali dan A. Ghofar.


2000. Revaluasi Potensi Sumberdaya Ikan Up Dating Potensi Sumberdaya
Ikan Ekonomis Penting (Laporan Akhir). Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir
dan Lautan, IPB. Bogor.

Abdul Samad Genisa. 1998. Beberapa Catatan Tentang Blologi Ikan Layang
Marga Decapterus.Jurnal Oseana, Volume Xxiii, Nomor 2, 1998 : 27 – 36

Dwiponggo. 1983. Pengkajian Sumberdaya Perikanan Laut Indonesia,


Laporan Penelitian Perikanan Laut No.2 Puslitbang Perikanan. Jakarta.

______. 1990. Pengkajian Sumberdaya Perikanan Laut Indonesia, Laporan


Penelitian Perikanan Laut No.2 Puslitbang Perikanan. Jakarta.

Effendie, M.I. 1977. Metoda Biologi Perikanan Yayasan Dewi Sri Bogor.

Latuconsina, H. (2010). Pendugaan potensi dan tingkat pemanfaatan ikan


layang (Decapterus spp) di perairan Laut Flores Sulawesi Selatan.
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan, 3(2), 47–54.
10.29239/j.agrikan.3.2.47-54

Liestiana, H., Ghofar, A., & Rudiyanti, S. (2015). Aspek Biologi Ikan Layang
(Decapterus macrosoma) yang didaratkan di PPP Sadeng, Gunungkidul,
Yogyakarta. Management of Aquatic Resources Journal, 4(4), 10–18.
ISSN : 2721-6233

Moh, Nazir. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Saebani, Beni Ahmad. 2008. Metode Penelitian. Pustaka Setia. Bandung.

Sunarjo. 1990. Analisa Parameter Pertumbuhan Ikan Layang Deles


(Decapterus macrosoma Blkr) di Perairan Laut Jawa Bagian Timur.
(Skripsi) Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro Semarang.

Anda mungkin juga menyukai