PENDAHULUAN
TIU sering disebut dengan standar kompetensi. TIU telah dibuat oleh pemerintah
sehingga sebagai guru hanya melaksanakannya. Akan tetapi guru masih perlu membuat TIK.
TIK dirumuskan oleh guru setelah memperhatikan karakteristik dari peserta didiknya. Tujuan
Instruksional (TIK) yang istilah lainnya adalah sempit dibanding TIU dan merupakan hasil
penjabaran dari TIU dalam bentuk perilaku spesifik.dengan kata lain dapat disebutkan bahwa
TIK adalah kumpulan dari pernyataan yang lebih sempit dan terinci dibandingkan TIU yang
biasanya dinyatakan dengan kata kerja yang operasional sehingga memudahkan pengajar
dalam mengukur hasil belajar. #alam proses pembuatan TIK rincian pernyataannya
didasarkan pada TIU.
Permasalahan yang diangkat dalam permasalahn ini adalah bagaimana penulisan TIK
yang tepat. Tujuannya untuk dapat menuliskan TIK dengan tepat.
Tema yang akan dibahas pada makalah ini bagaimana perumusan tujuan instruksional
dan proses dalam merumuskan tujuan tersebut dengan rumusan yang lebih khusus dibagi
dalam dua pertanyaan sebagai berikut:
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
#alam program applied approach (AA) yang telah digunakan di perguruan tinggi
seluruh Indonesia TIK disebut sasaran belajar (sasbel) (Suparman 2224: 153). Sasbel
menurut Soekartawi Suhardjono dkk (1445: 41) adalah pernyataan tujuan instruksional yang
sudah sangat rinci. sasaran belajar harus dituliskan dari segi kemampuan peserta didik.
Artinya mengungkapkan perubahan apa yang diharapkan terjadi pada diri mahasiswa setelah
mengikuti pengajaran pada satu pokok bahasan tertentu.
#ick dan 5arey (1435) (dalam Suparman 2224: 153) telah mengulas bagaimana
Robert Mager mempengaruhi dunia pendidikan khususnya di Amerika untuk merumuskan
TIK dengan sebuah kalimat yang jelas dan pasti serta dapat diukur. Perumusan tersebut
berarti TIK diungkapkan secara tertulis dan diinformasikan kepada siswa atau mahasiswa dan
pengajar mempunyai pengertian yang sama tentang apa yang tercantum dalam TIK.
Perumusan TIK harus dilakukan secara pasti artinya pengertian yang tercantum di
dalamnya hanya mengandung satu pengertian dan tidak dapat ditafsirkan kepada bentuk lain.
Untuk itu TIK harus dirumuskan ke dalam kata kerja yang dapat dilihat oleh mata.
(Suparman 2224: 154). Menurut Soedjarwo (1445: 31) Penulisan sasaran belajar sedikitnya
menyatakan tentang: a). Isi materi dan bahasan b). Tingkat penampilan yang diharapkan c).
Prasyarat pengungkapan hasil kerja. Tentunya secara ideal diharapkan peserta didik
6erdasarkan apa yang telah dikemukakan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
Tujuan Instruksional Khusus merupakan suatu rumusan yang menjelaskan apa yang ingin
dicapai atau menjelaskan perubahan yang terjadi sebagai akibat dari apa yang dipelajari oleh
siswa.
2
2.2 Klasifikasi Tujuan Instruksi$nal Menurut Jenis Perilaku (internal)
I. Afektif adalah suatu kemampuan yang menjeaskan cara seseorang bereaksi secara
emosional dan kemampuan mereka untuk merasakan bentuk kehidupan baik sedih atau
pun senang. Tujuan afektif biasanya menargetkan pada kehati-hatian dan perkembangan
dalam sikap, emosi dan perasaan. Terdapat lima tingkatan domain aefktif dari tingkat
rendah hingga proses yang tertinggi.
1. Receiving (Menerima): Tingkat terendah; siswa secara pasi mnerima
perhatian. Tanpa tahap ini tidak ada pembelajaran yang terjadi..
2.Responding (Merespon): Siswa secara aktif berpartisipasi dalam proses
pembelajaran, tidak hanya mengikuti stimulus, siswa juga bereaksi dalam beberapa
cara.
3. Valuing (Menilai): Siswa menambahkan penilaian pada suatu objek,
fenomena, atau beberapa bagian informasi.
4.Organizing (Menggorganisasi): Siswa dapat menggabungkan secara bersama,
perbedaan penilaian, informasi dan ide dan mengakomodasi mereka dengan
rangkain sendiri; membandingkan, emnghubungkan dan menyatukan pada yang
telah dipelajarai.
5. Characterizing (Mengkarakteristik): Siswa telah mengadakan penilaian
terpisah atau percaya yang sekarang berpengaruh pada tingkahlaku mereka yang
menjadi suatu karakteristik.
II. Kognitif adalah adalah domain kemampuan yang berhubugan dengan pengetahuan, dan
cara berpikir pada bagian topic. Seperti tabel Domain diatas terdapat 6 tahapan tingkatan
tujuan dari tingkat berpikir terendah hingga pada tingkat tertinggi.
1. Knowledge: Menyajikan memori-bahan yang sebelumnya belajar dengan
mengingat fakta, istilah, konsep dasar dan jawaban:
2.Comprehension: pemahaman demonstratif fakta dan ide dengan mengorganisir,
membandingkan, menerjemahkan, menafsirkan, memberi
deskripsi, dan menyatakan ide utama:
3.Application: Menggunakan pengetahuan baru. Mengatasi masalah untuk situasi
baru dengan menerapkan pengetahuan yang diperoleh, fakta, teknik dan aturan
dalam cara yang berbeda.
4. Analysis: Meneliti dan memecah informasi menjadi bagian-bagian dengan
mengidentifikasi motif atau penyebab. Membuat kesimpulan dan menemukan
bukti untuk mendukung generalisasi.
5. #ynthesis: Mengabungkan informasi bersama-sama dengan cara yang berbeda
dengan mengkombinasikan unsur-unsur dalam pola baru atau mengajukan solusi
alternatif
3
III. Psikomotor adalah Keterampilan dalam domain psikomotor menggambarkan
kemampuan untuk secara fisik memanipulasi alat atau instrumen seperti tangan atau
palu. Tujuan Psikomotor biasanya fokus pada perubahan dan ; atau pengembangan dalam
perilaku dan ; atau keterampilan.
1. Rumusan Tujuan Instruksional Khusus harus merupakan hasil belajar, bukan proses
belajar. Misalnya setelah mengikuti proses diskusi guru mengharapkan siswa mampu
mengidentifikasi ciri- ciri nilai sosial. Rumusan Tujuan Instruksional Khusus yang
benar adalah <siswa mampu mengidentifikasi nilai sosial=. Bukan siswa mampu
mendiskusikan ciri- ciri nilai sosial bukan merupakan rumusan tujuan tetapi proses
pembelajaran;
2. Perangkat Tujuan Instruksional Khusus dalam satu rencana pembelajaran haruslah
komprehensif, artinya kemampuan dituntut dalam setiap Tujuan Instrusional Khusus
hendaknya dari jenjang yang berbeda. Misalnya, jika dalam satu rencana pembelajaran
ada tiga Tujuan Instruksional Khusus, kemampuan yang dituntut Tujuan Instruksional
Khusus :
a. dapat menjelaskan;
b. dapat memberi contoh dan ;
c. dapat menggunakan;
3.Kemampuan yang dituntut dalam rumusan Tujuan Instruksional Khusus harus sesuai
dengan kemampuan siswa;
4. Banyaknya Tujuan Instruksional Khusus yang dirumuskan harus sesuai dengan waktu
yang tersedia untuk mencapainya.
Dengan mempertimbangkan hal- hal tersebut diharapkan akan dihasilkan
rumusan Tujuan Instruksional Khusus yang dapat menjembatani pencapaian Tujuan
Instruksional Khusus. Untuk dapat membuat rumusan Tujuan Instruksional Khusus
yang benar, berikut ini disajikan komponen- komponen yang harus ada dalam suatu
rumusan.
4
Tujuan instruksional khusus (TIK) antara lain digunakan untuk menyusun tes oleh
karena itu TIK harus mengandung unsur-unsur yang dapat memberikan petunjuk kepada
penyusun tes agar dapat mengembangkan tes yang benar-benar dapat mengukur perilaku
yang berada di dalamnya.Dalam merumuskan TIK dapat dilakukan dengan menggunakan dua
format yaitu format Merger dan AB5D format.
1. Format Merger
2. Format ABCD
Menurut Knirk dan Gustafson dalam @ernawan (2225) dalam merumuskan tujuan
instruksional khusus hendaknya harus mencakup unsur-unsur;komponen yang dikenal dengan
singkatan AB5D (Audience, Behavior, 5ondition, Degree). Berikut ini penjelasan tentang
komponen perumusan TIK.pada prinsipnya format ini sama dengan yang dikemukakan oleh
Marger, namun pada bagian ini menambahkan dengan mengidentifikasi audiense, atau subjek
pembelajar. UnsurA unsur tersebut dikenal dengan AB5D yang berasal dari empat kata
sebagai berikut:
➢ A B Audience
➢ B B Behaviour
➢ 5 B 5ondition
➢ D B Degree
a. Audience
Audience merupakan siswa atau mahasiswa yang akan belajar, dalam hal ini pada TIK
perlu dijelaskan siapa mahasiswa atau siswa yang akan belajar. Keterangan tentang siswa
yang akan belajar tersebut harus dijelaskan secara spesifik mungkin, agar seseorang yang
berada di luar populasi yang ingin mengikuti pelajaran tersebut dapat menempatkan diri
seperti siswa atau mahasiswa yang menjadi sasaran dalam sistim instruksional
5
tersebut.5ontohnya: siswa kelas 1, siswa kelas 6 dan mahasiswa jurusan teknologi
pendidikan sebagainya.
b. Behavior
k e m a m pu a y a n g ha ru s d ita m p i lk an s i sw a d n m a t e
te r se b ut d iny a ta k an d a la m b e nt u k ka t a k er ja o pe r a s
r y a n g d ip e l aj ar i s i s w a . K em a m p u a n
io n a l se p e rt i m e n j e l as k a n, m e m b e r i, contoh, menyusun,
membuat, merakit,menunjukkan, mengenal dan sebagainya. 5ontohnya: membuat larutan
oralit, menunjukkan letak ibukota propinsi dan sebagainya.
c. Condition
5ondition yaitu keadaan yang dipersyaratkan ketika siswa diminta menunjukkan atau
men-demonstrasikan perilaku atau kemampuan yang diharapkan. 5ontohnya: <diberikan
sejumlah data, siswa dapatC.=(ini berarti bahwa pada saat kita meminta siswa menunjukkan
kemampuan tersebut kita harus menyediakan data) atau <dengan menggunakan rumus AB5,
siswa dapatC.= (ini berarti siswa dianggap sudah menguasai kemampuan tersebut apabila
siswa melakukannya dengan menggunakan rumus AB5. Apabila tidak menggunakan rumus
AB5 berarti siswa belum menguasai tujuan tersebut).
d. Degree
Degree adalah tingkat ukuran yang dicapai untuk menentukan keberhasilan atau
penguasaan siswa terhadap tingkah laku khusus yang ditetapkan. Tingkat keberhasilan
ditunjukkan dengan batas minimal dari penampilan suatu perilaku yang dapat dianggap
diterima. 5ontohnya: <siswa dapat menjelaskan lima karakteristik pemimpin yang
demokratis= (siswa dianggap belum menguasai tujuan tersebut jika hanya mampu
menjelaskan dua atau tiga karakteristik tersebut) atau <siswa dapat menjelaskan dua alasan
penting transmigrasi= (siswa dianggap belum menguasai tujuan tersebut bila siswa hanya
mampu menjelaskan satu alasan saja).Untuk lebih jelasnya, mari kita analisis Tujuan
Apabila kita uraikan rumusan tersebut ke dalam komponen- komponen AB5D, maka:
Dari contoh di atas dapat diketahui bahwa siswa dikatakan telah mencapai tujuan
apabila siswa tersebut:
6
1. Telah mampu menunjukkan 3 gambar kelompok sosial; apabila siswa hanya mampu
menunjukkan dua bagian saja, maka siswa tersebut belum dapat dianggap telah
menguasai tujuan tersebut;
2. Menggunakan koran, ini berati bahwa, pada saat kita menuntut siswa untuk
mendemonstrasikan kemampuan menunjukkan 3 gambar kelompok sosial, kita harus
menyediakan koran.
7
2.5 Identifikasi Perumusan Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Berikut perumusan Tujuan instruksional khusus berdasarkan perilaku khusus yang belum dimiliki siswa (diliha
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menulis tujuan instruksional khusus adalah bagian penting dari desain instruksional
karena mereka memberikan peta jalan untuk merancang dan memberikan kurikulum. Melalui
desain dan pengembangan kurikulum, perbandingan dari isi yang akan disampaikan harus
dilakukan untuk tujuan diidentifikasi untuk program tersebut. Proses ini, disebut perjanjian
kinerja, memastikan bahwa produk akhir memenuhi tujuan keseluruhan instruksi
diidentifikasi dalam tujuan tingkat pertama.
9
DAFTAR ISI
BAB I......................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................................................ 1
1.1 0atar Belakang............................................................................................................................. 1
1.2 Ruang 0ingkup Pembahasan......................................................................................................1
1.3 Tujuan.......................................................................................................................................... 1
BAB II....................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN....................................................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Tujuan Instruksional Khusus.................................................................................2
2.2 Klasifikasi Tujuan Instruksional Menurut Jenis Perilaku (internal)....................................3
I. Afektif................................................................................................................................................ 3
II. Kognitif............................................................................................................................................. 3
III. Psikomotor.................................................................................................................................... 4
2.3 Syarat- syarat Tujuan Instruksional Khusus............................................................................4
2.4 Komponen- komponen Rumusan Tujuan Instruksional Khusus..........................................5
1. Hormat Merger.................................................................................................................................. 5
2. Hormat AB5D.................................................................................................................................... 5
2.5 Identifikasi Perumusan Tujuan Instruksional Khusus (TIK).................................................3
BAB III..................................................................................................................................................... 4
PENUTUP................................................................................................................................................ 4
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................. 4
DAFTAR PUSTAKA