Anda di halaman 1dari 2

Anaximenes adalah seorang filsuf yang berasal dari Kota Miletos, sama seperti Thales dan

Anaximandros. Anaximenes hidup sezaman dengan kedua filsuf tersebut, kendati ia lebih muda dari
Anaximandros. Ia disebut dalam tradisi filsafat Barat, bersama dengan Thales dan Anaximandros,
sebagai anggota Mazhab Miletos.Anaximenes adalah teman, murid, dan pengganti dari
Anaximandros. Sebagaimana kedua filsuf Miletos yang lain, ia berbicara tentang filsafat alam, yakni
apa yang menjadi prinsip dasar (arche) segala sesuatu.
Anaximenes berkeyakinan bahwa yang menjadi asal mula dunia adalah udara. Sebab, udaralah
yang meliputi seluruh alam dan udara pula yang menjadi dasar hidup bagi manusia yang amat
diperlukan untuk bernafas. Baginya, jiwa adalah udara, api adalah udara yang encer, dan udara jika
dipadatkan akan menjadi air; jika dipadatkan lagi menjadi tanah dan akhirnya menjadi batu.
Riwayat Hidup
Tentang riwayat hidupnya, tidak banyak yang diketahui. Anaximenes mulai terkenal sekitar tahun
545 SM, sedangkan tahun kematiannya diperkirakan sekitar tahun 528/526 SM. Ia diketahui lebih
muda dari Anaximandros.[1] Ia menulis satu buku dan dari buku tersebut hanya satu fragmen yang
masih tersimpan hingga kini.
Pemikiran
Udara sebagai prinsip dasar segala sesuatu
Salah satu kesulitan untuk menerima filsafat Anaximandros tentang to apeiron yang metafisik adalah
bagaimana menjelaskan hubungan saling memengaruhi antara yang metafisik dengan yang fisik.
Karena itulah, Anaximenes tidak lagi melihat sesuatu yang metafisik sebagai prinsip dasar segala
sesuatu, melainkan kembali pada zat yang bersifat fisik yakni udara.
Tidak seperti air yang tidak terdapat di api (pemikiran Thales), udara merupakan zat yang terdapat
di dalam semua hal, baik air, api, manusia, maupun segala sesuatu. Karena itu, Anaximenes
berpendapat bahwa udara adalah prinsip dasar segala sesuatu. Udara adalah zat yang
menyebabkan seluruh benda muncul, telah muncul, atau akan muncul sebagai bentuk lain.
Perubahan-perubahan tersebut berproses dengan prinsip "pemadatan dan pengenceran"
(condensation and rarefaction. Bila udara bertambah kepadatannya maka muncullah berturut-turut
angin, air, tanah, dan kemudian batu. Sebaliknya, bila udara mengalami pengenceran, maka yang
timbul adalah api. Proses pemadatan dan pengenceran tersebut meliputi seluruh kejadian alam,
sebagaimana air dapat berubah menjadi es dan uap, dan bagaimana seluruh substansi lain dibentuk
dari kombinasi perubahan udara.
Tentang Alam Semesta
Pembentukan alam semesta menurut Anaximenes adalah dari proses pemadatan dan pengenceran
udara yang membentuk air, tanah, batu, dan sebagainya. Bumi, menurut Anaximenes, berbentuk
datar, luas, dan tipis, hampir seperti sebuah meja.[1][6] Bumi dikatakan melayang di udara
sebagaimana daun melayang di udara. Benda-benda langit seperti bulan, bintang, dan matahari
juga melayang di udara dan mengelilingi bumi. Benda-benda langit tersebut merupakan api yang
berada di langit, yang muncul karena pernapasan basah dari bumi. Bintang-bintang tidak
memproduksi panas karena jaraknya yang jauh dari bumi. Ketika bintang, bulan, dan matahari tidak
terlihat pada waktu malam, itu disebabkan mereka bersembunyi di belakang bagian-bagian tinggi
dari bumi ketika mereka mengitari bumi. Kemudian awan-awan, hujan, salju, dan fenomena alam
lainnya terjadi karena pemadatan udara.
Tentang Jiwa
Jiwa manusia dipandang sebagai kumpulan udara saja. Buktinya, manusia perlu bernapas untuk
mempertahankan hidupnya. Jiwa adalah yang mengontrol tubuh dan menjaga segala sesuatu pada
tubuh manusia bergerak sesuai dengan yang seharusnya. Karena hal itu berguna untuk menjaga
kelangsungan jiwa dan tubuh. Di sini, Anaximenes mengemukakan persamaan antara tubuh
manusiawi dengan jagat raya berdasarkan kesatuan prinsip dasar yang sama, yakni udara. Tema
tubuh sebagai mikrokosmos (jagat raya kecil) yang mencerminkan jagat raya sebagai makrokosmos
adalah tema yang akan sering dibicarakan di dalam Filsafat Yunani. Akan tetapi, Anaximenes belum
menggunakan istilah-istilah tersebut di dalam pemikiran filsafatnya.

Sumber : https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Anaximenes

Anda mungkin juga menyukai