Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH KABUPATEN BELU

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KOTA ATAMBUA
JL. Adisucipto NO. 38b, Kel. Tenukiik, Kec. Kota Atambua, Kab. Belu NTT
Kode Pos : 85711, Email : puskesmaskotaatambua@gmail.com

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI


UPTD PUSKESMAS KOTA ATAMBUA TAHUN 2023

I. PENDAHULUAN.
Pencegahan dan pengendalian infeksi di puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan
merupakan suatu upaya kesehatan untuk meminimalkan atau mencegah terjadinya infeksi pada
pasien,petugas pengunjung dan masyarakat sekitar puskesmas.Ditinjau darai asal atau didapatnya
infeksi berasal dari komunitas atau berasal dari lingkungan puskesmas yang sebelumnya dikenal
dengan istilah infeksi nosocomial. Infeksi nosocomial seringkali tidak bisa secara pasti ditentukan
asal infeksi maka sekarang istilah infeksi nosocomial di ganti menjadi HAIs ( healthcare associated
infection) dengan pengertian yang lebih luas tidak hanya dipuskesmas tetapi juga difasilitas
pelayanan kesehatan lainnya,juga tidak terbatas infeksi pada pasien tetapi pada petugas yang
didapat saat melakukan tindakan perawatan pasien.Khusu untuk infeksi yang terjadi dipuskesmas
selanjutnya disebut Infeksi Puskesmas.

II. LATAR BELAKANG.

UPTD Puskesmas Kota Atambua merupakan salah satu sarana kesehatan yang memiliki
peran besar dan sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada
masyarakat.Pengendalian infeksi merupakan salah satu upaya peningkatan mutu pelayanan di
Puskesmas Kota Atambua kepada masyarakat denganmemakai angka kejadian infeksi sabagai
indicator.Infeksi dapat terjadi setiap saat dipuskesmas dimana pasien mendapat pelayanan
maupun tindakan baik tindakan medic maupun perawatan.Sumber penularan infeksi puskesmas
dapat berasal darai kondisi ruangan/bangunan,perlatan,air,pasien maupun petugas.Kejadian
infeksi adalah infeksi yang didapat atau timbul pada waktu pasien dirawat dipuskesmas.Beberapa
kejadian infeksi puskesmas mungkin tidak menyebabkan kematian pasien akan tetapi ia menjadi
penyebab penting pasien dirawat lebih lama.

Berdasarkan hasil penelitian,angka HAIs terus meningkatmencapai 9% atau lebih dari1,4


juta pasien rawat inap dipuskesmas seluruh dunia ( AL varado.2000).DiIndonesia, penelitian yang
dilakukan di 11 puskesmas di DKi Jakarta pada tahun 2004 menunjukan bahwa9,8% pasienrawat
inap mendapat infeksi yang baru selama dirawat ( Spiritia,2006).

Berdasarkan data diatas maka peril diterapkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
sehingga dapat meminimalkan resiko terjadinya infeksi dipuskesmas melalui kegiatan
perencanaan,pelaksanaan,pembinaan,pendidikan dan pelatihan serta monitoring dan evaluasi.

Depkes RI bekerjasama dengan WHO melakukan surveidipuskesmas dibeberapa


kabupaten dan propinsi sehingga di simpulkan bahwa Tim PPI sangat penting dalam
pengendalian infeksi nosocomial dipuskesmas.Untuk itu factor pendukung penting untuk
terlaksananya kegiatan tersebut diatas adalah dukungan dari pimpinan puskesmas yakni Kepala
Puskesmas dan seluruh petugas di Puskesmas Kota Atambua.

III.TUJUAN
a. Tujuan Umum

Agar UPTD Puskesmas Kota Atambua dapat menerapkan pencegahan dan pengendalian
infeksi untuk melindungi pasien , tenaga kesehatan di Puskesmas Kota Atambua dan
masyarakat serta pengunjung dari penularan penyakit infeksi yang mungkin timbul khususnya
di lingkungan UPTD Puskesmas Kota Atambua .
b.Tujuan Khusus

• Menurunkan angka kejadian infeksi HAIs di Puskesmas Kota Atambua


• Sebagai pedoman bagi Ketua Tim PPI dalam membentuk Tim PPI untuk menyusun,
melaksanakan, tugas, program,wewenang dan tanggung jawab secara jelas.
• Menggerakan segala sumber daya yang ada dipuskesmas.
• Memberikan informasi / pengetahuan kepada petugas kesehatan di UPTD Puskesmas
Kota Atambua mengenai :
1) Konsep Dasar Penyakit Infeksi
2) Fakta – fakta penting tentang penyakit menular
3) Kewaspadaan transmisi dan kewaspadaan standard
4) Pelaksanaan PPI di UPTD Puskesmas Kota Atambua
5) Petunjuk PPI untuk pengunjung UPTD Puskesmas Kota Atambua
6) Kesiapan menghadapi pandemic penyakit menular di UPTD Puskesmas
Kota Atambua.

IV.KEGIATAN DAN RINCIAN KEGIATAN.

NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN

1. Menetapkan indicator PPI • Pertemuan pembahasan indicator PPI


• Penyusunan SK indicator PPI UPTD Puskesmas
Kota Atambua oleh Tim PPI sesuai dengan
kesepakatan dalam pertemuan.
• Penetapan SK indicator PPI UPTD Puskesmas
Kota Atambua oleh Kepala Puskesmas
• Penilaian indicator PPI secara periodic
• Analisis hasil penilaian Indikator PPI
• Tindak Lanjut
• Pelaporan

2. Melakukan implementasi • Pertemuan sosialisasi kewaspadaan standard


kewaspadaan standard • Monitoring kewaspadaan standard
• Evaluasi pelaksanaan kewaspadaan standard setiap
unit
• Menentukan rencana tindak lanjut

3. Melakukan implementasi • Pertemuan sosilaisasi kewaspadaan standard


kewaspadaan berdasarkan transmisi • Monitoring kewaspadaan standard
• Evaluasi pelaksanaa kewaspadaan standard setiap
unit
• Menetukan rencana tindak lanjut

4. Melakukan pendidikan dan pelatihan • Pertemuan sosialisasiPPi bagi petugas ,pasien dan
PPI bagi petugas, pasien,dan keluarga
keluarga

5. Melakukan surveillance risiko infeksi • Evaluasi Indikator PPI


di unit pelayanan UPTD Puskesmas
Kota Atambua yang meliputi :
infeksi aliran darah (Plebitis), infeksi
daerah operasi ( IDO).

6. Melakukan investigasi wabah bila • Investigasi outbreak: membandingkan jumlah


terjadi outbreak penyakit infeksi kasus yang terjadi saat ini dengan rata – rata
jumlah kasus dan variasinya dimasa lalu (
minggu,Bulan,tahun).
• Investigasi kasus
• Peneliti melakukan verifikasi kasus yang
dilaporkan dan telah didiagnosis dengan benar (
valid) dengan kriteria;
a. Tanda dan gejala klinis
b. Karakteristik orang yang trekena,tempat
c. Hasil laboratorium ( hasil kultur dan waktu
pemeriksaan).
• Investigasi kausa;
• Lakukan wawancara langsung dengan narasumber
terkait kasus ( penderita).
• Cara melakukan wawancara ; peneliti dan dokter
mengunjungi pasien /penderita untuk mendapatkan
informasi sebagai berikut:
a) Investigasi diri ( nama,alamat,no .telp.)
b) Demografis (umur, jenis kelamin, suku,
pekerjaan)
c) Kemungkinan sumber paparan dan kausa
d) Factor resiko
e) Tanda dan gejala
f) Nama pelapor ( berguna untuk mencari
informasi tambahan dan laporan balik hasil
investigasi).
• Langkah pencegahan dan pengendalian
a) Eliminasi sumber pathogen(Karantina kontak
atau isolasi kasus)
b) Blokade kasus transmisi ( cuci tangan ,
pemakaian APD, desinfeksi ruangan).
c) Mengeliminasi kerentanan / sumber ( hygiene
perorangan ,memasak makanan yang benar)
• Studi analitik( jika perlu)
• Komunikasikan temuan
Temuan dan kesimpulan investigasi outbreak
diinformasikan ke berbagai pihak di puskesmas.
• Evaluasi surveillance
a) Evaluasi outbreak dibuat untuk mempelajari
kekurangan dalam investigasi outbreak yang
telah dilakukan dan kelemahan – kelemahan
dalam system kesehatan.Untuk diperbaiki
secara sistematis dimasa mendatang sehingga
dapat mencegah terjadinya outbreak.
b) Buat dokumentasi laporan

7. Melakukan pengkajian berkala


terhadap resiko melalui penyusunan
Infection Control Risk Assesment
(ICRA)program berdasarkan hasil
surveillance infeksi.

Membuat ICRA konstruksi bangunan


bila dilakukan renovasi maupun
pembangunan gedung baru didalam
area UPTD Puskesmas Kota

8.. Melakukan penggunaan antimikroba


secara bijak
V.CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN DAN SASARAN.

A) Kebersihan Tangan.

1. Tim PPI menyusun penduan dan SOP pelaksanan kebersihan tangan.


2. Membuat usulan penambahan fasilitas kebersihan tangan untuk setiap unit pelayanan
seperti; tissue,sabun cuci tangan,poster cuci tangan, handrub,tempat sampah yang
standard.
3. Tim PPI melakukan sosialisasi SOP kebersihan tangan ke seluruh petugas puskesmas
baik Petugas klinis maupun non klinis.
4. Tim PPi wajib memberikan edukasi tentang kebersihan tangan bagi pasien,kelurga dan
pengunjung
5. Tim PPI memperbanyak SOP sesuai jumlah unit pelayanan yang ada di UPTD
Puskesmas Kota Atambua.
6. SOP kebersihan tangan disitribusikan ke unit terkait
7. Untuk memastikan kepatuhan petugas dalam melakukan kebersihan tangan sesuai lima
momen PPI melakukan audit kepatuhan cuci tangan (menggunakan form WHO).
8. Hasil audit kepatuhan cuci tangan akan dikumpulkan setiap bulan tanggal 24 untuk
dianalisa IPCN
9. Hasil analisa kepatuhan cuci tangan kemudian akan dibuat dalam bentuk laporan oleh
IPCN dan dilaporkan ke ketua Tim PPI.
10. Hasil analisa kepatuhan cuci tangan juga akan dibagikan ke unit terkait, agar menjadi
masukan bagi unit tersebut untuk meningkatkan kepatuhan petugas dalam melakukan
kebersihan tangan.
11. Disampin melakukan audit kepatuhan cuci tangan, Tim PPI juga akan mengadakan
lomba cuci tangan antar unit pelayanan.

B). Melakukan Surveilance Infeksi

1. Tim PPI menyusun panduan surveillance ,SOP pelaksanaan surveillance,SOP


pencegahan infeksi ( IDO,ISk,Plebitis,HAP),serta checklist pengukuran .
2. Tim PPI melakukan pertemuan interen untuk membahas jenis infeksi serta capaian
target yang akan diukur di UPTD Puskesmas Kota Atambua.
3. IPCN melakukan sosialisasi SOP pelaksanaan surveillance dan SOP pencegahan infeksi
(Bundles)
4. IPCN mensosialisasikan cara pengisian checklist surveillance yang meliputi checklist
IDO,Plebitis,ISK,HAP bagi para IPCLN.
5. IPCN dan IPLN melakukan surveillance infeksi setiap hari
6. Data hasil surveillance di kumpulkan setiap bulan tanggal 24.
7. IPCN melakukan olah data dan analisa data sesuai hasil surveillance .
8. IPCN membuat laporan ke ketua Tim dank e unit pelayanan terkait .
9. Tim PPI melakukan pertemuan bersama Komite PMKP untuk menyampaikan hasil
analisa data surveillance infeksi kemudian bersama komite PMKP membuat RTL.
10. Surveilance dilakukan secara rutin setiap bulan.

C). Melakukan Investigasi Wabah.

Bila terjadi outbreak penyakit infeksi di UPTD Puskesmas Kota Atambua maka Tim PPI
akan melakukan langkah – langkah dalam penanggulangan KLB meliputi:

1. Investigasi outbreak; membandingkan jumlah kasus yang terjadi saat ini dengan rata-
rata jumlah kasus dan variasinya dimasa lalu (minggu,bulan,tahun)
2. Investigasi kasus :Tim melakukan verifikasi kasus yang dilaporkan dan telah
didiagnosis dengan benar (Valid) dengan kriteria;
• Tanda dan gejala klinis
• Karakteristik orang yang terkena,tempat dan waktu terjadinya outbreak
• Hasil laboratorium (hasil klultur dan waktu pemeriksaan)
3. Investigasi Kausa;lakukan wawancara langsung dengan narasumber terkait kasus
(penderita).Cara melakukan wawancara ;peneliti dan dokter mengunjungi pasien
/penderita untuk mendapatkan informasi sebagai berikut;
• Investigasi diri (nama,alamat,no.telp.)
• Demografis (umur,jenis kelamin,suku,pekerjaan)
• Kemungkinan sumber paparan dan kausa
• Faktor resiko
• Tanda dan gejala
• Nama pelapor (berguna untuk mencari informasi tambahan dan laporan balik
hasil investigasi)
4. Langkah pencegahan dan pengendalian .
• Eliminasi sumber pathogen (karantina kontak atau isolasi kasus)
• Blokade kasus transmisi(cuci tangan,pemakaian APD,desinfeksi ruangan)
• Mengeliminasi kerentanan /sumber (higiena perorangan,cara memasak makanan
dengan benar)
5. Studi Analitik.
6. Komunikasikan temuan.Temuan dan kesimpulan investigasi ourbreak diinformasikan
ke berbagai pihak di puskesmas.
7. Evaluasi surveilance.
• Evaluasi outbreakdibuat untuk mempelajari kekurangan dalam investigasi
outbreak yang telah dilakukan dan kelemahannya dalam system
kesehatan.Untuk diperbaiki sacara sistematis dimasa mendatang sehingga dapat
mencegah terjadinya outbreak.
• Buat dokumen laporan.

D). Melakukan Monitoring Penggunaan Antimikroba.

1. Tim PPI menyusun panduan dan SOP penggunaan antimikroba yang rasional
2. UPTD Puskesmas Kota Atambua belum dapat melakukan pemeriksaan /kultur kuman.
3. Pola kuman yang dipakai adalah pola kuman yang ada di RSUD Prof.Dr.W.Z.Johanes
Kupang
4. Pola kuman di UPTD Puskesmas Kota Atambua akan ditentukan berdasarkan
pemeriksaan. Pemeriksaan gram dan akan dikonfirmasi melalui rujukan kultur untuk
beberapa specimen ke RSUD Prof.Dr.W.Z. Johanes Kupang atau laboratorium
Kesehatan Kupang.Propinsi NTT.
5. Pencacatan dan perekapan penggunaan antimikroba dilakukan oleh petugas.

E). Assesment Bekala Terhadap Resiko.

1. Assesment berkala terhadap resiko dapat dilakukan denan membuat ICRA


2. ICRA yang disusun meliputi ICRA infeksi (disusun setiap tahun),ICRA pengelolaan
sampah juga ICRA konstruksi atau renovasi bangunan puskesmas.
3. ICRA infeksi dibuat berdasarkan angka infeksi yang terjadi dipuskesmas
4. Jenis infeksi tertinggi menjadi urutan proiritas dalam penyusunan plan of action (POA)
5. IPCN melakukan supervise menggunakan formulir yang sudah disediakan
6. Setiap permasalahan diunit pelayanan yang berhubungan dengan PPI maka akan
dibuatkan ICRA untuk menyususn strategi penyelesaiann masalah
7. Dalam upaya menurunkan resiko infeksi maka Tim PPI dapat berkoordinasi dengan
pihak manajemen bila strategi tersebut membutuhkan biaya atau kerjasama dengan
pihak luar
8. ICRA konstruksi disusun sebelum dimulainya pengerjaan suatu bangunan
baru/renovasi bangunan Puskesmas.
9. Pihak manajemen akan menginformasikan ke Tim PPI bahwa akan dilakukan renovasi
atau Konstruksi bangunan baru didalam area puskesmas.
10. Tim PPI akan melakukan kajian terhadap aktifitas konstruksi tersebut berdasarkan
format ICRA konstruksi.
11. Tim PPI membuat izin konstruksi mengenai kewajiban yang harus dipenuhi oleh pihak
kontraktor sebelum mulai membangun gedung
12. Berdasarkan kesepakatan tersebut TimPPI akan melakukan monitoring dan evaluasi
sebelum,selama maupun sesudah selesai konstruksi

VI.SASARAN.

1. Sasaran dan target kegiatan kewaspadaan standard dan transmisi, sebagai berikut:
• Kebersihan tangan (hand Hygiene ) target ≤ 85%
• Penggunaan APD sesuai dengan indikasi ( target ≤ 80%
• Peralatan perawatan pasien sesuai dengan SOP ( target 100%)
• Penanganan linen sesuai dengan SOP ( target 100%)
• Penanganan benda tajam sesuai SOP ( target 80%)
• Pengendalian lingkungan puskesmas tidak ada kucing,tikus,lalat,serangga lain(target
80%)
• Penyuntikan yang aman sesuai SOP ( target 85 % )
• Kesehatan karyawan melalui pemeriksaan kesehatan minimal baik pada karyawan
baru maupun seluruh petugas ( target 50%) petugas yang dinas di ruang beresiko
seperti IGD,Laboratorium.
• Penempatan pasien sesuai dengan indikasi (target 85%)
• Kebersihan pernapasan /etika batuk melalui sosialisasi (target 85%)
2. Sosialisasi PPI pada petugas ( target 80%)
3. Penurunan angka kejadian infeksi di puskesmas.
• ISK akhibat pemasangan DC ( target ≤ 4,7 %)
• Plebitis akhibat pemasangan infus ( target 1 % )
• Infeksi Daerah Operasi ( target < 12%)
4. Monitoring penggunaan antibiotic di puskesmas berdasarkan pola kuman (target 80%)
VII. JADWAL KEGIATAN

No Kegiatan Januari Februari Maret April Juni Juli Agust Sept. Okt. Nov. Des.

1 Pelatihan PPI dasar bagi ketua Tim PPi dan IPCN v

2. Pelatihan IPCN

3. Revisidokumen v
PPI(SK,Kebijakan,panduan,Sop,program
kerja,Cheklist)

4 Sosialisasi SOP dan dokumen v v v v v v v

5 Monitoring surveylance PPI v v v v v v v v v v

6 Pengumpulan data dari IPCLN ke IPCN

7 Evaluasi data HAIs v v

8 Penyusunan laporan bulanan oleh IPCN v v

9 Penyerahan laporan bulanan dari IPCN ke ketua v v


Tim

10 Pelaporan oleh Ketua Tim ke kapusk v v v


VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN.

1. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan dilakukan secara berjenjang .


2. Setiap bulan IPCN melakukan evaluasi kejadian infeksi setiap ruangan dan kejadian Needle Stick
injury.
3. Setiap bulan elakukan rapat Tim PPI untuk mengevaluasi kegiatan yang sudah berjalan maupun
yang akan dilakukan .
4. IPCN membuat laporan setiap bulan ke ketua Tim PPI
5. Ketua tim PPI akan membuat lapora setiap semester dan dilaporkan ke kepala Puskesmas.

VIII. MONITORING EVALUASI PELAKSAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Pelaksanaan monitoring terhadap pelaksanaan setiap bulan,triwulan,maupun persemester


sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan Hasil evaluasi akan dijadikan sebagai bahan encana
tindak lanjut yang akan ditindaklanjuti dalam pertemuan lokakarya tingkat puskesmas maupun
pertemuan tinjauan manajemen.

Kegiatan akan dilaksanakan sesuai rencana namun apabila ada pergeseran jadwal akan
diberitahukan setelahnya.Pembuatan Laporan dibuat satuhari setelah pertemuan dan diserahkan ke
Kepala Tata Usaha dua hari setelah pertemuan.

IX.PENCATATAN,PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN.

Pencatatan hasilkegiatandilaksanakan olehTim Keselamatan Pasien.Pelaporan


dilakukan oleh Ketua Tim Keselamatan Pasienkepada Kepala Puskesmas dan terintegrasi dengan
aplikasi mutufasyankes.go.id.Evaluasi dilakukan dengan cara menilaihasil pelaksanaan kegiatan
sesuai jadwal yang sudah ditetapkan .

Mengetahui Atambua, 01 April 2023.

Kepala UPTD Puskesmas Kota Atambua Ketua Tim PPI

dr.Yeni Tasa,M.Kes. Katharina Doy,A.Md.Kep

Nip.19730128 20012 2 002 Nip.19770713 200904 2 002

Anda mungkin juga menyukai