Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 2 TEORI DAN METODE INTERVENSI SOSIAL

NAMA : ARUM PANGESTUTI


NIM : 045100546
PRODI : SOSIOLOGI

1. Dalam interaksi, seseorang perlu berkomunikasi dengan warga masyarakat. Pihak pertama
menjadi pengirim pesan pihak kedua menjadi penerimanya, begitupun sebaliknya. Menurut
Anda, apakah manfaat komunikasi yang baik dan lancar antara PI dan klien dalam
melakukan proses intervensi sosial?

Jawaban:

Komunikasi yang efektif bukan hanya menjadi sarana untuk pertukaran informasi, tetapi juga
merupakan fondasi untuk membangun kolaborasi yang kuat dan efektif antara PI dan klien
dalam mencapai tujuan intervensi sosial. Komunikasi yang baik dan lancar antara Praktisi
Intervensi Sosial (PI) dan klien memiliki manfaat yang sangat penting dalam melakukan
proses intervensi sosial. Berikut beberapa manfaat berkomunikasi yang efektif:

 Pemahaman yang Lebih Baik


Komunikasi yang efektif memungkinkan PI dan klien saling memahami dengan lebih baik.
Ini mencakup pemahaman terhadap masalah yang dihadapi, kebutuhan klien, dan
harapan terhadap intervensi.
 Pengidentifikasian Masalah yang Akurat
Komunikasi yang lancar membantu PI untuk mengidentifikasi masalah secara lebih
akurat. Dengan pertukaran informasi yang efektif, PI dapat mendapatkan gambaran yang
lebih lengkap tentang konteks sosial, ekonomi, dan budaya klien.
 Perencanaan Intervensi yang Tepat
Informasi yang diperoleh melalui komunikasi yang efektif membantu PI merencanakan
intervensi yang lebih tepat dan sesuai dengan kebutuhan klien. Hal ini meminimalkan
risiko intervensi yang tidak relevan atau tidak diinginkan.
 Peningkatan Keterlibatan Klien
Komunikasi yang efektif dapat meningkatkan keterlibatan klien dalam proses intervensi.
Ketika klien merasa didengar dan dipahami, mereka cenderung lebih terbuka untuk
berpartisipasi dan menerapkan perubahan yang direkomendasikan.
 Pemberdayaan Klien
Komunikasi yang efektif dapat memberdayakan klien dengan memberikan informasi yang
relevan, mendukung mereka dalam mengartikulasikan kebutuhan dan aspirasi mereka,
serta melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan terkait intervensi.
 Membangun Hubungan Kepercayaan
Komunikasi yang lancar membantu membangun hubungan kepercayaan antara PI dan
klien. Kepercayaan ini penting untuk menciptakan lingkungan di mana klien merasa
nyaman untuk berbicara tentang masalah pribadi dan menerima bantuan.
 Mengatasi Hambatan Komunikasi
Dengan komunikasi yang baik, PI dapat mengidentifikasi dan mengatasi hambatan
komunikasi yang mungkin muncul. Hal ini termasuk perbedaan budaya, bahasa, atau
ketidakjelasan dalam pesan yang disampaikan.
 Evaluasi Proses dan Hasil
Komunikasi yang efektif memfasilitasi evaluasi terus-menerus terhadap proses intervensi
dan hasil yang dicapai. PI dapat mengumpulkan umpan balik dari klien untuk menilai
efektivitas strategi yang diterapkan.
 Meminimalkan Miskomunikasi
Miskomunikasi dapat menyebabkan kesalahpahaman dan menghambat kemajuan
intervensi. Komunikasi yang baik membantu meminimalkan risiko miskomunikasi,
sehingga pesan dapat disampaikan dengan jelas dan tepat.
 Meningkatkan Peluang Keberlanjutan
Ketika PI dan klien dapat berkomunikasi secara efektif, peluang keberlanjutan perubahan
positif yang dicapai melalui intervensi menjadi lebih tinggi. Klien merasa lebih termotivasi
untuk melanjutkan perubahan dan mengatasi tantangan.

2. Buatlah satu ilustrasi tentang permasalahan yang menyebabkan seseorang mengalami


ketidakberfungsian sosial. Setelah itu, tentukan asesmen masalah yang tepat untuk
menanggulani permasalahan yang dihadapi individu tersebut, serta terangkan tujuan dari
assemen tersebut.

Jawaban:

Ilustrasi Permasalahan Ketidakberfungsian Sosial pada Individu:


Agus, merupakan seorang pria berusia 35 tahun sedang menghadapi ketidakberfungsian
sosial yang signifikan. Setelah kehilangan pekerjaannya sebagai akibat pemutusan
hubungan kerja, Agus merasa terisolasi dan kehilangan arah dalam hidupnya. Dia mulai
mengalami gejala depresi, menarik diri dari interaksi sosial, dan kehilangan minat pada
aktivitas sehari-hari. Teman-teman serta keluarga Agus sangat khawatir akan
kesejahteraannya setelah melihat perubahan drastis dalam perilaku Agus.
a. Asesmen masalah yang tepat dalam menanggulani permasalahan agus melibatkan
evaluasi holistik atas kesehatan mental dan kondisi sosialnya. Ini mencakup
identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan isolasi sosial, mengukur tingkat depresi,
dan memahami dukungan sosial yang tersedia. Asesmen juga melibatkan
wawancara mendalam dengan agus untuk memahami perasaan dan pikirannya
terkait perubahan dalam kehidupannya.
b. Tujuan dari asesmen dari ilustrasi masalah diatas ialah :
 Identifikasi penyebab ketidakberfungsian sosial dengan memahami akar
penyebab isolasi sosial agus, apakah itu karena kehilangan pekerjaan, masalah
interpersonal, atau faktor lainnya.
 Menilai tingkat depresi Agus, sejauh mana depresi memengaruhi kesejahteraan
mental Agus dan apakah perlu intervensi klinis lebih lanjut.
 Menilai dukungan sosial dengan mengukur tingkat dukungan sosial yang diterima
Rudi dari keluarga, teman, dan jaringan sosialnya, serta sejauh mana dukungan
tersebut dapat ditingkatkan.
 Merancang rencana intervensi berdasarkan hasil asesmen, merumuskan rencana
intervensi yang melibatkan dukungan sosial, konseling, dan mungkin terapi untuk
membantu Rudi mengatasi ketidakberfungsian sosialnya dan memulihkan
kesejahteraan mentalnya.
3. Pemberian pengaruh sebagai suatu bentuk intervensi melalui pemberian pengaruh
diupayakan agar klien termotivasi untuk bersedia berpartisipasi dalam upaya suatu
perubahan. Jelaskan landasan bagi Pelaku Intervensi (PI) dalam memberikan pengaruh
yang efektif.

Jawaban:
Jawaban:

Guna menciptakan suatu kondisi dimana sistem dan klien dapat mencapai hasil atau tujuan
yang diharapkan dengan menerapkan metode yang tepat, PI perlu menggunakan berbagai
sumber yang melandasi upaya penciptaan situasi yang berpengaruh. Landasan bagi Pelaku
Intervensi (PI) dalam memberikan pengaruh yang efektif dapat dilihat melalui beberapa
aspek kunci:

 Pengetahuan dan Keahlian/Kepakaran


PI yang memiliki pengetahuan mendalam dan keahlian dalam bidang terkait intervensi
memiliki otoritas yang lebih besar. Keahlian ini memberikan pijakan untuk memberikan saran
dan pandangan yang berbobot kepada klien. Pi memiliki pengetahuan dan keahliannya
melalui pendidikan dan pelatihan khusus serta pengalaman. Berikut bidang-bidang
pengetahuan dan keahlian yang dimiliki oleh PI:
a. Pengetahuan dan keahlian dalam hubungan pribadi
b. Pengetahuan mengenai proses-proses perubahan berencana, tugas-tugas serta
kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam setiap usaha perubahan berencana.
c. Pengetahuan yang berhubungan dengan umur orang ( individu, keluarga, kelompok,
komunitas ) yang menjadi sasaran upaya perubahan.
d. Pengetahuan tentang satu atau lebih bidang permasalahan sosial seperti kenakalan
remaja, narkotika, keterlantaran dll.
e. Pengetahuan mengenai model-model pengembangan dan sistem-sistem untuk
memahami fungsi sistem formal maupun informal seperti keluarga, kelompok-
kelompok kecil masyarakat.
f. Pengetahuan tentang sumber-sumber kemasyarakatan dan sistem-sistem
pemberian pelayanan seperti di rumah sakit, sekolah, badan pemerintah dan
masyarakat dimana PI bekerja.
 Sumber-sumber Materiil dan Pelayanan
Sumber Materiil merupakan segalah fasilitas yang dimiliki lembaga sosial tertentu seperti
uang, kendaraan, pekerja sosial yang dapat dimanfaatkan PI untuk memberikan pengaruh
dalam proses intervensi sosial. Sumber pelayanan merupakan segala macam program yang
bermanfaat untuk memberikan pengaruh dalam proses intervensi sosial. Sumber-sumber
materiil dan pelayanan tersebut dapat dikuasai oleh PI melalui relasi dirinya dengan orang-
orang di tempat ia bekerja maupun dengan Lembaga-lembaga lain.

 Kewenangan
Kewenangan jabatan seorang PI dapat menjadi dasar pemberian pengaruh kepada pihak
lain. Kewenangan formal atau informal memperkuat posisi PI. Kewenangan formal dapat
berasal dari jabatan atau status resmi, sementara kewenangan informal dapat berkaitan
dengan pengakuan atau penghargaan dari masyarakat.
 Status dan Reputasi
PI dengan status sosial yang tinggi atau reputasi yang baik di mata klien atau masyarakat
umumnya memiliki pengaruh yang lebih besar. Status dan reputasi menciptakan
kepercayaan dan kepatuhan. Pi dapat mengembangkan reputasi dirinya dengan kegiatan
membantu anggota sistem klien, kelompok kegiatanm kelompok sasaran dan pelaksana
perubahan, baik di masa lampau maupun sekarang juga dengan masyarakat pada
umumnya. Reputasi yang dicapai PI data menyebabkan orang lalin menganggap dirinya
sebagai orang yang memiliki kompetensi, kecerdasan, objektivitas dan dapat dipercaya atau
handal.

 Kharisma dan Daya Tarik Pribadi


Seorang yang berkharisma mempunyai mutu pribadi, daya tarik pribadi, kepintaran dan
keluwesan. Orang yang berkharisma mampu membuat orang lain menjadi termotivasi untuk
melakukan sesuatu yang berguna yang diusulkannya, menumbuhkan loyalitas, bersemangat
untuk bekerja sama dengan dirinya. Daya tariknya dapat ditingkatkan berdasarkan
karakteristik sama dengan dirinya. Kemampuan PI untuk membangun kharisma dan daya
tarik pribadi dapat menciptakan hubungan yang kuat dengan klien. Daya tarik pribadi dapat
menjadi faktor motivasi bagi klien untuk mengikuti arahan PI.

 Kontrol Terhadap Arus Informasi


PI yang memiliki kendali atas arus informasi memiliki kekuatan dalam membentuk persepsi
klien. Pengendalian informasi dapat digunakan untuk membimbing klien ke arah yang
diinginkan. Sebuah keputusan yang diambil, persepsi serta tingkah laku orang, sering kali
ditentukan oleh jumlah dan jenis informasi yang dimiliki seseorang. Pi mempunyai
kedudukan dalam mengontrol arus informasi terhadap orang lain, yang akan dijadikan suatu
dasar pemberian pengaruh kepada orang tersebut.

 Relasi-relasi yang Telah Mapan


PI wajib menjalin relasi kerja dengan rekan PI dari Lembaga lain. Hubungan antar-
kelembagaan sudah lazim dalam praktik yang memungkinkan merekan bekerja sama yang
sifatnya komplementer dan sinergis. PI yang memiliki jaringan relasi yang kuat dalam
komunitas atau lingkungan tertentu dapat lebih mudah memobilisasi dukungan dan
merancang intervensi yang sesuai dengan kebutuhan klien.
Sumber-sumber kekuatan ini dapat saling terkait dan saling memperkuat. Sebagai contoh,
kewenangan formal dapat meningkatkan status dan reputasi, yang kemudian dapat
mempengaruhi daya tarik pribadi dan sebagainya. Kombinasi yang bijak dari faktor-faktor ini
dapat membentuk landasan yang kokoh bagi PI dalam memberikan pengaruh yang efektif.

Sumber referensi :

 Hardjomarsono, Budiman, dkk. 2014. Teori dan Metode Intervensi Sosial. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka.
 Iskandar, D. R., & Si, M. (2017). Intervensi dalam pekerjaan sosial. Makassar:
Penerbit Ininnawa.
 Alfi, I., & Saputro, D. R. (2018). Hambatan Komunikasi Pendamping Sosial. Al-
Balagh: Jurnal Dakwah dan Komunikasi, 3(2), 193-210.

Anda mungkin juga menyukai