Anda di halaman 1dari 12

TEKS DRAMA

XII MIPA 5
OLEH :

1. Fauzi Fallah Ramadhani ( 8 )


2. Moc.Reynaldi Rahman ( 14 )
3. Rizka Paramita ( 27 )
4. Shifa Alrahman ( 30 )
5. Yurisa DwI Ramdhani ( 33 )

SMAN 2 PURWAKARTA

Jl. Raya Sadang No.17 Telp. (0264) 201072 Purwakarta


Website : www.sman2pwk.sch.id
E-mail : sman2_pwk@telkom.net.id

2023
DAFTAR ISI
COVER………………………………………………………………………………………………………………………………1
BAB I ................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN ................................................................................................................. 3
A. Latar Belakang ................................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 3
BAB II ................................................................................................................................ 4
PEMBAHASAN ................................................................................................................... 4
1. Penger7an Teks Drama ...................................................................................................... 4
2. Struktur Teks Drama .......................................................................................................... 4
3. Isi Teks Drama .................................................................................................................... 5
4. Nilai-Nilai Kehidupan yang Terkandung dalam Teks Drama ................................................. 7
BAB III ............................................................................................................................... 9
PENUTUP ........................................................................................................................... 9
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 9
B. Saran ................................................................................................................................. 9
LAMPIRAN PERTANYAAN ................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 12
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Drama merupakan salah satu karya sastra yang dipenuhi dengan dialog- dialog dan
dipentaskan di atas panggung. Sebagai salah satu karya sastra yang dipentaskan, maka dalam
pementasannya senanWasa mengacu pada naskah drama yang telah disiapkan. Penulisan
naskah drama biasanya diambil melalui kejadian nyata yang bersumber dari kehidupan
manusia maupun kejadian fikWf yakni berdasarkan pada imajinasi penulis. Naskah drama
biasanya ditulis dalam bentuk dialog dan dipentaskan oleh aktor dengan tujuan
menggambarkan kejadian kehidupan melalui perWkaian dan konflik yang terjadi di atas
panggung.
Seiring perkembangan zaman, drama Wdak hanya terbatas dipentaskan antar panggung.
Sekarang ini, drama dapat didefinisikan sebagai suatu cerita yang dipentaskan di atas
panggung atau Wdak dipentaskan di atas panggung, misalnya seperW film, televisi, drama
radio, dan lain sebagainya.
Drama adalah sebuah genre sastra yang penampilan fisiknya memperlihatkan secara
verbal adanya dialog atau cakapan di antara tokoh-tokoh yang ada. Dalam drama terdapat
beberapa unsur-unsur yang sangat penWng, salah satunya adalah plot. Plot merupakan
rangkaian cerita yang dihubungkan oleh hukum sebab-akibat. ArWnya, perisWwa pertama
menyebabkan perisWwa kedua, perisWwa kedua menyebabkan perisWwa keWga dan
seterusnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengerWan teks drama ?
2. Apa saja struktur pada teks drama?
3. Contoh teks drama dan apa isi dari teks drama?
4. Apa saja nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam teks drama?
BAB II

PEMBAHASAN
1. Penger6an Teks Drama
Menurut eWmologi, isWlah drama berangkat dari bahasa Yunani yaitu “draomai”,
yang mana memiliki arW sebagai yang berbuat, berlaku, berWndak, dan beraksi.
Berdasarkan sejarah kata tersebut, teks drama dapat dipahami sebagai suatu perbuatan
atau Wndakan yang ditulis dan selanjutnya digunakan dalam pementasan di sebuah
panggung yang menceritakan kehidupan melalui adegan tokoh. Drama juga dapat
diarWkan sebagai cerita atau kisah yang menggambarkan kehidupan atau watak melalui
Wngkah laku tokoh serta dialog yang dipentaskan.
Teks drama pada umumnya digunakan sebagai naskah lakon dari para pemeran
drama, berupa alur-alur cerita, dan elemen apa pun yang mendukung dalam sebuah
pementasan drama. Tidak hanya dialog saja, teks drama juga berisi arahan gerak-gerik
dan mimik wajah sehingga pementasan drama menjadi lebih menarik dan ekspresif.
Naskah drama adalah kesatuan teks yang membuat kisah. Naskah atau teks drama
dapat digolongkan menjadi dua, yaitu part text, arWnya yang ditulis dalam teks hanya
sebagian saja, berupa garis besar cerita. Naskah semacam, ini biasanya diperuntukkan
bagi pemain yang sudah mahir. Kedua full text, adalah teks drama dengan penggarapan
komplet, melipuW dialog, monolog, karakter, iringan dan sebagainya. Bagi pemain yang
masih tahap berlaWh, teks semacam ini patut dijadikan pegangan. Hal ini juga akan
memudahkan pertunjukan. Hanya saja, sering membatasi kreaWvitas pentas. Suwardi
(2011:37)

2. Struktur Teks Drama


Naskah drama mempunyai 3 struktur penWng, yaitu :
1. Prolog
Merupakan bagian yang berupa kata-kata pembuka, pengantar, ataupun latar
belakang yang biasanya disampaikan oleh dalang atau narator, bahkan bisa juga oleh
tokoh tertentu. Contoh prolog tentang drama kisah kehidupan adalah sebagai
berikut. “Dikisahkan dalam sebuah rumah sederhana, terdapat keluarga yang sangat
berbahagia. Rumah tersebut dihuni oleh Ayah, Ibu, dan dua orang anaknya.”
2. Dialog
Dialog merupakan percakapan yang melibatkan antar tokoh yang dapat
menggambarkan kehidupan, watak dan konflik yang dialami manusia beserta cara
menyelesaikannya.
Umumnya, dialog pada naskah drama berisi 4 bagian:
• Orientasi, bagian awal cerita yang berisi gambaran situasi yang sedang atau
sudah terjadi
• Komplikasi, bagian pengembangan cerita yang berisi masalah yang dihadapi
tokoh-tokoh di dalam drama
• Resolusi, bagian akhir dalam drama yang berisi penyelesaian masalah
• Koda, akhir cerita atau ending
3. Epilog
merupakan kata-kata penutup yang berupa simpulan maupun amanat tentang
keseluruhan isi dialog yang biasanya disampaikan oleh dalang atau narator.

3. Isi Teks Drama


3.1 Cara menentukan isi teks drama

- Menentukan perisWwa yang menarik, yaitu perisWwa yang memberikan kesan yang
mendalam.
- Memilih dan menentukan tema.
- Memilih judul dan membuat kata pembuka.
- Membuat kerangka dengan memasukkan konflik.
- Menentukan pelaku.
- Menyusun jalinan cerita yang mengandung perkenalan tokoh dengan konflik dan
penyelesaiannya.

3.2 Contoh Teks Drama


Judul: Malin Kundang
Pemain: Malin Kundang, Mande (Ibu Malin Kundang), dan Puteri
Prolog
Malin Kundang adalah seorang anak yang telah lama merantau meninggalkan tanah
kelahirannya. Ia mengembara mengadu nasib demi mendapatkan kehidupan yang
lebih baik. Ia meninggalkan Mande, ibu kandungnya seorang diri di tanah
kelahirannya. Singkat cerita, akhirnya Malin Kundang berhasil menikah dengan
seorang putri saudagar kaya raya. Ia pun kembali ke tanah kelahirannya bersama
sang putri.
Dialog
Malin: Istriku, inilah tanah kelahiranku dulu (sambil menunjuk ke arah daratan dari
atas perahu yang bersandar).
Puteri: Sungguh indah sekali tanah kelahiran kau ini Kanda.
Mande: (berlari tertaWh-taWh setelah mendengar kabar bahwa anaknya sudah sukses
dan pulang) Malin! Kau kah itu, Nak? (berteriak-teriak kegirangan).
Puteri: Siapakah wanita tua itu Kanda?
Malin: (menyembunyikan wajah terkejut keWka melihat ibunya berlari ke arah
perahu) Kanda tak tahu Dinda. Mungkin itu hanya pengemis yang ingin meminta
sedikit sumbangan dari kita saja. Sudah jangan pedulikan lagi dia.
Mande: Malin, ini ibumu nak. Sudah lupakah kau pada ibu yang telah mengandung
dan membesarkan kau ini Malin?
Malin: Wahai wanita tua! Jangan sekali-kali kau berani mengaku sebagai ibuku.
Enyahlah kau! Ibuku bukan wanita tua renta seperWmu, dan ibuku sudah lama
meninggal. Pergi kau dari sini! Jangan sampai kau mengotori kapalku ini! (berteriak
emosi sambil menunjuk ke ibunya).
Mande: (mendengar kata-kata anaknya, ia menangis menahan kesedihan) Ya Tuhan,
kenapa pula anakku berubah menjadi seperW ini? Apa salahku ini Tuhan? Jika
memang ia bukan anakku maka maaganlah ia yang telah menghinaku ini. Namun,
jika ia benar anakku si Malin Kundang maka hukumlah dia yang telah durhaka itu
(sambil menengadahkan tangan memohon kepada Tuhan).
Epilog
Tiba-Bba terdengar suara gemuruh, peBr datang menggelegar. Badai besar Bba-Bba
datang dan kapal Malin Kundang terbalik. SekeBka kilat menyambar tubuh Malin dan
istrinya. Anehnya, mereka berdua kemudian berubah menjadi batu. Itulah kekuatan
doa seorang ibu. Jangan sampai kita menjadi anak yang durhaka kepada kedua
orang tua.
3.3 Isi Teks Drama Malin Kundang
Cerita Malin Kundang termasuk salah satu cerita rakyat yang paling dikenal oleh
pemuda-pemudi Indonesia. Kepopulerannya bahkan membuat cerita Malin Kundang
sebagai cerita yang paling edukaWf.
Malin Kundang adalah cerita rakyat yang berasal dari provinsi Sumatra Barat,
Indonesia. Legenda ini menceritakan tentang asal usul sebuah batu karang yang
berbentuk seperW seseorang yang bersujud yang terletak di pantai Air Manis (Aia
Manih), yang berlokasi di selatan kota Padang, Sumatra Barat.
Dalam legenda ini, dikisahkan seorang pemuda bernama Malin Kundang yang
memutuskan untuk merantau ke pulau seberang. Karena kegigihannya dalam
berusaha, Malin Kundang berhasil menjadi seorang saudagar yang kaya raya hingga
suatu hari Malin Kundang menikah dengan seorang gadis yang canWk dan kaya raya.
Setelah bertahun-tahun kemudian, Malin Kundang dan istrinya melakukan
pelayaran dan berlabuh di tanah kelahirannya. Saat berlabuh, Malin Kundang dan
istrinya turun dari kapal dan masyarakat berkumpul mengerumuni Malin Kundang
dan anak buahnya yang sedang berlabuh tersebut. Di antara masyarakat yang ada,
terdapat ibu Malin Kundang yang menanW-nanW kepulangan anak tersayangnya.
Namun, saat ibu Malin Kundang menghampiri Malin Kundang dan mengaku
sebagai ibunya. Malin Kundang Wdak mau mengakui ibunya tersebut karena dia malu
penampilan ibunya yang lusuh dan kotor. Malin Kundang pun marah dan
mengacuhkan ibunya. Akibat perlakuan Malin Kundang tersebut, ibu Malin Kundang
merasa marah dan menyumpah anaknya menjadi batu sehingga Malin Kundang
benar-benar berubah menjadi batu.

4. Nilai-Nilai Kehidupan yang Terkandung dalam Teks Drama


Dalam drama "Malin Kundang," terkandung beberapa nilai dan pesan yang
mencerminkan berbagai aspek kehidupan:
1. Nilai Moral: Drama ini menekankan nilai moral seperW penghormatan terhadap orang
tua, kebaikan haW, dan kelemahlembutan. Pesan moral yang paling kuat adalah
bagaimana perlakuan Malin Kundang terhadap ibunya, yang akhirnya mengakibatkan
hukuman.
KuWpan : “Mande: Malin, ini ibumu nak. Sudah lupakah kau pada ibu yang telah
mengandung dan membesarkan kau ini Malin?”
2. Nilai Sosial: Drama ini menggambarkan dinamika sosial, termasuk perubahan status
Malin Kundang dari seorang anak miskin menjadi seorang suami yang sukses. Ini
mencerminkan kelas sosial dan perbedaan status dalam masyarakat.
KuWpan : “Singkat cerita, akhirnya Malin Kundang berhasil menikah dengan seorang
putri saudagar kaya raya."
3. Nilai Budaya: Drama ini mencerminkan nilai-nilai budaya, terutama dalam konteks
keluarga dan penghormatan terhadap orang tua. Kutukan yang diberikan oleh Mande
mencerminkan kepercayaan mitos dan legenda dalam budaya tertentu.
KuWpan : “Itulah kekuatan doa seorang ibu."
4. Nilai Ekonomi: Drama ini menunjukkan perubahan ekonomi Malin Kundang, dari
seorang pengembara miskin menjadi seorang suami saudagar kaya. Ini menyoroW
penWngnya usaha dan perjuangan dalam mencapai kesuksesan ekonomi.
KuWpan : “Ia mengembara mengadu nasib demi mendapatkan kehidupan yang lebih
baik."
5. Nilai Filsafat: Drama ini memiliki elemen filsafat tentang karma atau hukuman atas
perbuatan. Tindakan buruk Malin Kundang terhadap ibunya mengakibatkan
hukuman yang datang dengan cepat. Ini mencerminkan pemikiran tentang keadilan
dan konsekuensi perbuatan.
KuWpan : “anehnya, mereka berdua kemudian berubah menjadi batu.”
6. Nilai PoliWk: Meskipun drama ini Wdak fokus pada aspek poliWk, tetapi pesan tentang
kekuatan doa dan konsekuensi perbuatan dapat dihubungkan dengan nilai-nilai sosial
dan poliWk dalam masyarakat.
KuWpan : “Bukankah dulu kau katakan bahwa ibumu adalah seorang bangsawan
yang sederajat denganku?”
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Drama adalah satu bentuk lakon seni yang bercerita lewat percakapan dan acWon
tokoh-tokohnya. Akan tetapi, percakapan atau dialog itu sendiri bisa juga dipandang
sebagai pengerWan acWon, dalam sebuah cerita drama tentu memiliki unsur yang
akan mendukung sebuah cerita drama unsur tersebut adalah tema, alur, tokoh,
latar/sekng, dan amanat. Terciptanya sebuah drama yang menarik tentu harus ada
fondasi yang di susun dengan teratur yaitu mulai dari eksposisi, rising acWon,
complicaWon, klimaks, resolusi. Untuk mengarang sebuah cerita drama, langkah
langkahnya yaitu; menentukan tema, menentukan persoalan (konflik), membuat
sinopsis (ringkasan cerita), menentukan kerangka cerita, menentukan protagonis,
menentukan cara penyelesaian, setelah itu menulis.

B. Saran
Demi terciptanya sebuah masyarakat yang memiliki aroma seni yang pekat di mata
internasional, disini Penulis mengharapkan agar seni drama mendapatkan perhaWan
yang Wnggi, baik di kalangan biasa, pendidikan, pebisnis maupun pemerintah.
LAMPIRAN PERTANYAAN

1. Malin: Wahai wanita tua! Jangan sekali-kali kau berani mengaku sebagai ibuku. Enyahlah
kau! Ibuku bukan wanita tua renta seperBmu, dan ibuku sudah lama meninggal. Pergi kau
dari sini! Jangan sampai kau mengotori kapalku ini! (berteriak emosi sambil menunjuk ke
ibunya).
Bagaimana karakter malin Kundang dalam cuplikan teks di atas menggambarkan sifat….
A. Lemah dan penakut
B. Sombong dan angkuh
C. Penyayang dan rendah haW
D. Pemberani dan pemarah
Alasan: terlihat dalam cuplikan teks di atas
2. Malin, ini ibumu nak. Sudah lupakah kau pada ibu yang telah mengandung dan
membesarkan kau ini Malin?"
Apa pesan moral yang dapat diambil dari akhir cerita ini?....
A. Kekuatan doa seorang ibu
B. Malin Kundang adalah anak yang baik
C. PeWr dapat mengubah orang menjadi batu
D. Puteri sangat marah pada Mande
Alasan: Akhir cerita menyoroW kekuatan doa Mande sebagai seorang ibu yang memohon
agar anaknya dihukum atau diberikan pelajaran karena perilaku durhakanya. Pesan
moralnya adalah bahwa doa seorang ibu memiliki kekuatan yang besar dan penWng.
3. Malin: Istriku, inilah tanah kelahiranku dulu (sambil menunjuk ke arah daratan dari atas
perahu yang bersandar).
Penggalan teks drama tersebut memuat latar….
A. waktu
B. Tempat
C. Suasana
D Alat
Alasan: Ini menggambarkan bahwa dialog terjadi di sekitar pantai atau daerah pesisir,
tempat Malin Kundang dan putrinya kembali ke tanah kelahirannya.
4. Mande: Malin, ini ibumu nak. Sudah lupakah kau pada ibu yang telah mengandung dan
membesarkan kau ini Malin?
Malin: Wahai wanita tua! Jangan sekali-kali kau berani mengaku sebagai ibuku. Enyahlah
kau! Ibuku bukan wanita tua renta seperBmu, dan ibuku sudah lama meninggal. Pergi kau
dari sini! Jangan sampai kau mengotori kapalku ini! (berteriak emosi sambil menunjuk
ke ibunya).
Bagian yang ditulis tebal dalam penggalan dialog di atas disebut….
A. Epilog
B. Prolog
C. Petunjuk pementasan
D. Kramagung
Alasan: Kramagung adalah petunjuk perilaku, Wndakan, atau perbuatan yang harus
dilakukan oleh tokoh. Dalam teks drama, kramagung dituliskan dalam tanda kurung
(biasanya dicetak miring).
5. Tiba-Wba terdengar suara gemuruh, peWr datang menggelegar. Badai besar Wba-Wba
datang dan kapal Malin Kundang terbalik. SekeWka kilat menyambar tubuh Malin dan
istrinya. Anehnya, mereka berdua kemudian berubah menjadi batu. Itulah kekuatan doa
seorang ibu. Jangan sampai kita menjadi anak yang durhaka kepada kedua orang tua.
Unsur yang terkandung dalam penggalan teks tersebut adalah?....
A. Latar dan amanat
B. Watak dan tema
C. Latar dan tokoh
D. Tokoh dan tema
Alasan: karena pada cuplikan teks tersebut terdapat kalimat Badai besar Wba-Wba datang
dan kapal Malin Kundang terbalik. menggambarkan latar suasana dan tempat
lalu kalimat Jangan sampai kita menjadi anak yang durhaka kepada kedua orang tua.
menggambar amanat yang ingin di sampaikan penulis
DAFTAR PUSTAKA

Bisma, L. (2023, Maret 16). Pengertian Teks Drama. Retrieved from Ruangguru:
https://www.ruangguru.com/blog/
Badriyah, S. (n.d.). Pengertian Drama: Ciri, Unsur, Jenis, Struktur, Dan Contohnya. Retrieved
from Gramedia: https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-drama/
Saputro, P. (2023). Contoh Naskah Drama. Retrieved from KapanLagi:
https://plus.kapanlagi.com/
Hidayah, N. (2023, Maret 28). Contoh Teks Drama. Retrieved from BarinAcademy:
https://www.brainacademy.id/
Kasipahu, A. (2015). makalah drama. Arila Kasipahu.

Anda mungkin juga menyukai