Anda di halaman 1dari 12

ESTIMASI KADAR TUNAK GENTAMISIN DALAM DARAH

PADA PASIEN PNEUMONIA DI RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH RATU ZALECHA MARTAPURA

ESTIMATION STEADY OF GENTAMICIN IN BLOOD IN


PNEUMONIA PATIENTS IN GENERAL HOSPITAL OF RATU
ZALECHA MARTAPURA

Satrio Wibowo Rahmatullah1 , Henni Selvina1 , Helmina Wati1

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru. Jl. Kelapa Sawit 8 Bumi
Berkat Kel. Sungai Besar Banjarbaru 70714.
Email : Ryowibowo46@gmail.com

ABSTRAK
Antibiotik gentamisin merupakan salah satu terapi utama yang menjadi pilihan
terapi rasional untuk pneumonia yang disebabkan oleh bakteri yang memiliki
kisaran terapi sempit antara 2mg/L sampai 10mg/L, dimana perubahan sejumlah
kecil kadar obat dalam darah dapat menyebabkan efek samping yang tidak
diinginkan atau bahkan menimbulkan efek toksik. Penelitian ini bertujuan untuk
melihat berapa estimasi kadar gentamisin di dalam darah, melihat kesesuaian
kadar gentamisin dalam darah serta melihat hasil terapi yang didapat pasien
pneumonia yang di rawat inap di RSUD Ratu Zalecha Martapura. Metode
penelitian ini dilakukan secara retrospektif melalui data rekam medik pasien
pneumonia yang mendapat terapi gentamisin serta diketahui nilai Scr pada bulan
Agustus 2017 sampai Februari 2018. Analisis perhitungan estimasi kadar
menggunakan rumus farmakokinetika dari Bauer, yang kemudian dianalisis
statistik dengan Chi-Square Test. Hasil penelitian diperoleh estimasi kadar
gentamisin dalam darah untuk 87 pasien dengan nilai rata-rata Cssmin &
Cssmaks 2,2738 mg/L ± 3,0052 mg/L. Sebanyak 10 pasien memiliki kadar < 2
mg/L, dan 77 pasien memiliki kadar 2-10 mg/L. Hasil terapi menunjukkan
sebanyak 11 pasien belum mengalami perbaikan terapi dan 76 pasien lainnya
telah mengalami perbaikan terapi. Secara keseluruhan terdapat hubungan antara
estimasi kadar gentamisin dalam darah dengan hasil outcome terapi yang
diterima pasien secara signifikan (p<0,05).
Kata Kunci : pneumonia, gentamisin, estimasi kadar, hasil terapi.

ABSTRACT
Antibiotics gentamicin is the preferred rational therapy a major therapy of
pneumonia caused by bacteria and have narrow therapeutic range of 2 mg/L - 10
mg/L, where changes in small amounts of the drug in the blood may cause
undesirable side effects or even toxic effects. This study aims to see how many
estimates of gentamicin levels in the blood, to see the suitability of gentamicin
levels in the blood and to see the results of therapy obtained by pneumonia
patients who are hospitalized in RSUD Ratu Zalecha Martapura. This study was
conducted retrospectively through medical record data of pneumonia patients
receiving gentamicin therapy and known value of Scr in August 2017 to February
2018. Analysis of calculation of estimated using the pharmacokinetic formulation
of Bauer 2008. Statistical analysis using Chi-Square Test. The result of the
research was estimated the blood gentamicin level for 87 patients with Cssmin &
Cssmaks average 2,2738 mg/L ± 3,0052 mg/L. A total of 10 patients had levels <
2 mg/L, and 77 patients had levels of 2-10 mg/L. The results of the therapy
showed that as many as 11 patients had not improved therapy and 76 other
patients had undergone therapy improvement. Overall there was an association
between estimated levels of gentamicin in the blood and the result of therapy
outcomes received by patients which were seen to be statistically significant
(p<0,05).

Keywords: pneumonia, gentamicin, estimated levels, therapeutic results.

PENDAHULUAN nafsu makan berkurang) (Riskesdas,

Pneumonia atau radang paru 2013). Bakteri penyebab pneumonia

adalah peradangan akut pada parenkim dibagi menjadi organisme gram positif

paru, bronkiolus respiratorius dan atau gram negatif seperti :

alveoli, sehingga dapat mengganggu Streptococcus pneumoniae dan

pertukaran oksigen dan karbon Pseudomonas aeruginosa (Farida et

dioksida di paru-paru (Farida & al., 2017).

Soleqah, 2016). Gejala dari pneumonia Penggunaan antibiotik

antara lain panas tinggi disertai batuk gentamisin intravena kombinasi

berdahak, napas cepat (frekuensi nafas betalaktam menjadi pilihan terapi

> 50 kali/menit), sesak nafas, dan rasional yang direkomendasikan WHO

gejala lainnya (sakit kepala, gelisah dan untuk pneumonia berat (Endriastuti et
al., 2015). Gentamisin memiliki berat. Pengambilan data dilakukan
kisaran terapi sempit dengan secara retrospektif dengan data rekam
konsentrasi efek minimum sebesar 2 medis pada pasien pneumonia yang
mg/L dan konsentrasi toksik minimum dirawat inap di RSUD Ratu Zalecha
sebesar 10 mg/L, dimana perubahan Martapura pada bulan Agustus 2017
sejumlah kecil kadar obat dalam darah sampai dengan Februari 2018 yang
dapat menyebabkan efek samping yang mendapat terapi gentamisin.
tidak diinginkan atau bahkan Pengolahan dan analisis data
menimbulkan efek toksik seperti dilakukan dengan tahapan pemeriksaan
nefrotoksik dan ototoksik (Bauer, kelengkapan data, pemberian kode dan
2014). perhitungan estimasi kadar. Hasil
Dari penjelasan diatas mengenai perhitungan dan data yang diperoleh
gentamisin yang menjadi salah satu disajikan dalam bentuk tabel dan
pillihan terapi dalam pneumonia dan diagram. Perhitungan estimasi kadar
gentamisin yang memiliki kisaran gentamisin dalam darah pada keadaan
terapi sempit serta efek samping dari tunak menggunakan rumus
gentamisin yang pasti muncul dan (Bauer,2008).
merugikan bila tidak dipantau kadar Cssmaks = D (e-ke)
Vd (1-e-keτ)
obat didalam darah, maka penulis
Cssmin = Cssmaks . e-ke
tertarik untuk melakukan penelitian
Di mana :
mengenai estimasi kadar obat
D adalah dosis antibiotik gentamisin
gentamisin dalam darah pada pasien
yang digunakan
pneumonia rawat inap di Rumah Sakit
Vd adalah volume distribusi (0,26L/kg)
Umum Daerah Ratu Zalecha
ke adalah konstanta laju eliminasi
Martapura.
τ adalah interval pemberian obat.

METODE PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini termasuk jenis
Dilihat dari data rekam medis
penelitian observasional untuk
yang dilakukan 7 bulan terakhir
menghitung estimasi kadar tunak
(Agustus 2017 - Februari 2018)
gentamisin pada pasien pneumonia
diperoleh 91 pasien yang menderita Penelitian lain yang dilakukan
pneumonia berat yang dirawat inap di di Inggris, anak pada usia dibawah 5
RSUD Ratu Zalecha Martapura. Dari tahun lebih signifikan terkena penyakit
91 pasien yang menderita pneumonia pneumonia ( Harris et al, 2011).
berat, terdapat 87 pasien yang Penelitian lain yang dilakukan
memenuhi kriteria inklusi berupa Nurjannah et al, (2012) mengatakan
pasien dengan semua usia yang usia rata-rata kasus pneumonia yang
diagnosis utama adalah pneumonia ditemukan dari awal 2008 hingga 2009
berat serta data rekam medis yang disana pada usia 15 bulan.
lengkap, termasuk adanya data Sedangkan pada subjek
laboratorium seperti pemeriksaan scr, penelitian jenis kelamin dari penelitian
dan angka leukosit. lain yang mendukung lebih tingginya
Berdasarkan kelompok usia anak laki-laki terkena pneumonia,
jumlah pasien anak yang berumur dilihat dari penelitian Nurjannah et al,
kurang dari 1 tahun menunjukkan (2012) yang mana presentase
persentase terbesar yaitu 60% (51 pneumonia pada anak laki-laki (86
pasien anak) dibandingkan dengan usia pasien) lebih besar dibandingkan anak
diatas 1 tahun. Sedangkan subyek perempuan (58 pasien). Penelitian yang
penelitian jenis kelamin antara laki-laki dilakukan Rasyid (2013) juga
dan perempuan adalah sebesar 47 mengatakan anak laki-laki lebih besar
pasien anak (54%) dan 40 pasien anak terkena pneumonia dibandingkan anak
(46%). perempuan yang dapat disebabkan
karena anak laki-laki lebih banyak
bermain diluar rumah sehingga besar
kemungkinan untuk terinfeksi kuman
penyakit.
Estimasi kadar gentamisin pada
keadaan tunak dihitung berdasarkan
dosis terapi yang diberikan oleh klinisi
pada masing-masing pasien dan
menggunakan parameter dari
farmakokinetika pustaka berupa nilai KTM maka akan menimbulkan efek
estimasi klirens kreatinin (clcr), samping atau bahkan efek toksik yang
volume distribusi (vd) dan ketetapan tidak di inginkan.
eliminasi. (ke) Perhitungan estimasi Berdasarkan hasil penelitian
kadar gentamisin dalam darah dibagi terdapat pasien dengan status gizi
menjadi 2 yaitu Cssmin dan Cssmaks. buruk yang memiliki berat badan di
Parameter Clcr, Vd dan Ke bawah normal sesuai dengan usianya.
digunakan untuk mendapatkan nilai Menurut Endriastuti et al., (2015) pada
estimasi Css. Untuk pasien dengan usia anak dengan status gizi kurang maupun
kurang dari 1 tahun, perhitungan Clcr buruk, akan terjadi penurunan massa
dapat menggunakan persamaan otot yang mengakibatkan serum
(0,45*tinggi badan pasien /nilai Scr) kreatinin akan lebih rendah
sedangkan untuk usia 1-20 tahun dapat dibandingkan anak dengan status gizi
menggunakan persamaan (0,55*tinggi baik. Kadar serum kreatinin yang
badan /nilai Scr). Sedangkan untuk rendah tidak dianggap fungsi ginjal
perhitungan Ke pada golongan obat abnormal dan dalam perhitungan
aminoglikosida dapat digunakan estimasi kadar tunak gentamisin
persamaan (0,00293 (Clcr) + 0,014) menggunakan angka serum kreatinin
(Bauer, 2008). normal.
Dari 87 pasien yang menderita Dalam penelitian ini, hasil
pnuemonia, sebanyak 10 pasien outcome terapi yang diamati
mendapat nilai Cssmin dan Cssmaks < menggunakan empat parameter yakni
2 mg/L dan 77 pasien mendapat nilai penurunan angka leukosit, penurunan
Cssmin dan Cssmaks 2-10 mg/L. suhu tubuh, respiratory rate dan
Diantara 77 pasien tersebut, sebanyak kejadian batuk. Untuk menilai hasil
18 pasien mendapat Cssmin < 2 mg/L outcome terapi dari penggunaan
dan Cssmaks 2-10 mg/L. antibiotik gentamisin yang
Secara teoritis, apabila nilai dikombinasikan dengan antibiotik lain
estimasi dibawah KEM maka obat baik yang masuk dalam kisaran terapi
tidak akan menimbulkan efek terapi, maupun yang di luar kisaran terapi,
sedangkan apabila nilai estimasi di atas parameter obyektif yang dapat dinilai
yaitu suhu, RR, dan angka leukosit dalam penurunan kejadian batuk dan
yang dapat dilihat di bagian data rekam 81 pasien (93%) yang telah mengalami
medik, sedangkan parameter subyektif perbaikan dalam penurunan kejadian
yang dinilai yaitu ada atau tidaknya batuk.
kejadian batuk pada pasien. Total terdapat 11 pasien (13%)
Berdasarkan hasil analisis hasil yang belum mengalami perbaikan
outcome terapi dilihat dari penurunan dalam hasil outcome terapi dan 76
angka leukosit dan penurunan suhu pasien (87%) yang telah mengalami
tubuh, terdapat 4 pasien (5%) yang perbaikan dalam hasil outcome terapi.
masih belum mengalami perbaikan dan Pada 11 pasien tersebut 4 pasien
83 pasien (95%) yang telah mengalami diantaranya yang termasuk dalam
perbaikan penurunan angka leukosit kelompok kategori tidak sesuai kisaran
dan penurunan suhu tubuh. terapi (Css < 2 mg/L), sedangkan 7
Berdasarkan hasil analisis hasil pasien lainnya termasuk dalam
outcome terapi dilihat dari respiratory kelompok kategori yang sesuai dengan
rate, terdapat 5 pasien (6%) yang kisaran terapi (Css 2-10 mg/L).
masih belum mengalami perbaikan dan Adanya 7 pasien yang belum
82 pasien (94%) yang telah mengalami mengalami perbaikan hasil outcome
perbaikan dalam respiratory rate. terapi pada kelompok kategori yang
Berdasarkan hasil analisis hasil sesuai dengan kisaran terapi disini
outcome terapi dilihat dari kejadian adalah pasien yang memiliki nilai
batuk, terdapat 6 pasien (7%) yang estimasi kadar Cssmin < 2 mg/L dan
masih belum mengalami perbaikan Cssmaks 2 mg/L - 10 mg/L.

Keterangan :

Kategori 1 :
10 pasien yang tidak
masuk dalam kisaran
terapi ( < 2 mg/L)

Kategori 2 :
77 pasien yang masuk
dalam kisaran terapi
(2 -10 mg/L)
3.5
Cssmaks 3.1937
Kisaran terapi (mg/L) 3
2.5 2.4287
Cssmin
2 KEM
Cssmaks
1.5 1.5597
1 1.122
Cssmin
0.5
0
0 1 2 3
Kategori Kisaran Terapi
Gambar 1. Gambaran kadar kesesuaian kisaran terapi pada pasien
pneumonia yang mendapat terapi gentamisin.
Tabel 1. Data parameter hasil outcome terapi dilihat pada pasien yang belum
mengalami perbaikan
No. Dosis Cssmin ± Cssmaks Respiratory Angka Suhu Kejadian
Urut (mg/hari) (mg/L) Rate Leukosit Tubuh Batuk
1* 50 1,0048 ± 1,3907 Sembuh Tinggi Tinggi Ada
2* 40 1,1110 ± 1,6772 Sembuh Tinggi Tinggi Ada
3* 60 1,2280 ± 1,6930 Tinggi Sembuh Sembuh Sembuh
4* 80 1,1522 ± 1,6964 Tinggi Sembuh Sembuh Sembuh
5** 12 1,7878 ± 2,2886 Sembuh Tinggi Tinggi Ada
6** 40 1,6124 ± 2,1037 Sembuh Tinggi Tinggi Ada
7** 80 1,8530 ± 2,5250 Sembuh Sembuh Sembuh Ada
8** 50 1,4815 ± 2,0682 Sembuh Sembuh Sembuh Ada
9** 50 1,5560 ± 2,0603 Tinggi Sembuh Sembuh Sembuh
10** 70 1,5807 ± 2,1656 Tinggi Sembuh Sembuh Sembuh
11** 50 1,5245 ± 2,1048 Tinggi Sembuh Sembuh Sembuh
Keterangan;
* Kelompok kategori tidak sesuai kisaran terapi
** Kelompok kategori sesuai kisaran terapi (Cssmin < 2mg/L, Cssmaks > 2mg/L)

Tabel 2. Data parameter hasil outcome terapi secara keseluruhan yang telah
mengalami perbaikan
Cssmin ± Cssmaks
Perkiraan kadar Parameter hasil outcome terapi Total
(mg/L)
Angka leukosit
Suhu tubuh
Cssmin < 2 mg/L 1,1206 ± 1,5133 6
Kejadian batuk
Respiratory rate
Angka leukosit
Suhu tubuh
Css 2-10 mg/L 2,5088 ± 3,2944 70
Kejadian batuk
Respiratory rate
TOTAL 76
Tabel 3. Hasil analisis dengan uji Chi Square Test
Kesembuhan N P Value
Kisaran terapi Sembuh 76
Tidak sembuh 11 0,02
Total 87

Tidak menunjukkan perbaikan Pemberian dosis pada terapi


pada parameter respiratory rate dan utama dan terapi kombinasi memang
kejadian batuk dapat disebabkan oleh belum sesuai dari teoritisnya, dimana
beberapa faktor, antaranya pemberian untuk terapi gentamisin pada infeksi
terapi utama dan terapi kombinasi yang pneumonia dosis yang diberikan
belum sesuai dengan dosis pada 7mg/kg/hari. Serta, pemberian pada
teoritisnya, atau dapat pula disebabkan terapi kombinasi pada infeksi
oleh terapi penunjang yang juga pneumonia untuk anak-anak dosis yang
dosisnya belum sesuai dengan diberikan 200mg/kg/hari (Lacy, et al.,
teoritisnya. 2009).
Kurangnya pemberian dosis Faktor lain yang dapat membuat
pada terapi utama dan terapi kombinasi respiratory rate dan kejadian batuk
dapat membuat respiratory rate dan pasien masih belum membaik juga
kejadian batuk pasien masih belum dapat disebabkan kurangnya dosis pada
membaik. Hubungan antara respiratory terapi penunjang. Terapi penunjang
rate dan kejadian batuk pasien dengan dalam respiratory rate dan kejadian
terapi utama dikarnakan antibiotik batuk yang didapat pasien adalah obat
gentamisin sendiri yang mampu secara bronkodilator (ventolin nebulizer) dan
efektif bekerja dalam membunuh obat mucolitik (amboxol sirup) yang
bakteri yang menjadi penyebab dapat membantu dalam perbaikan
pneumonia, serta terapi kombinasi respiratory rate dan kejadian batuk.
(cefotaxime) yang juga didapat pasien, Dosis lazim pada ventolin untuk anak-
dapat membuat efek yang dihasilkan anak 2 hingga 4 kali dalam sehari,
pada kedua terapi tersebut menjadi sedangkan pada pasien ini rata-rata
lebih baik dalam menyembuhkan dalam pemberian ventolin hanya 1-2
infeksi pneumonia. kali dalam sehari saja, sedangkan dosis
lazim pada terapi penunjang Kenaikan suhu tubuh yang
(ambroxol) untuk anak-anak 2,5 ml – 5 disebabkan oleh meningkatnya
ml dengan interval pemberian 2 hingga aktivitas sel imun (pertahanan) tubuh
3 kali sehari. yang dilakukan leukosit. Selain itu,
Selanjutnya, tidak menunjukkan adanya faktor yang mempengaruhi
perbaikan pada parameter angka penurunan suhu tubuh karna adanya
leukosit dan penurunan suhu tubuh terapi penunjang yang diberikan oleh
dianggap telah sesuai dengan teoritis, klinisi yaitu terapi analgetik-antipiretik
karena pasien dengan kadar obat dalam (penahan nyeri dan penurun panas)
darah tersebut ada yang belum dalam hal ini terapi analgetik-
mencapai kisaran terapi, ada pula yang antipiretik yang diberikan adalah
sudah mencapai efek terapi tetapi golongan acetaminofen (paracetamol).
belum maksimal. Pemberian antipiretik disini selain
Ada 2 terapi utama yang membantu dalam menurunkan suhu
diberikan klinisi pada pasien tubuh, juga membantu dalam
pnuemonia yang di rawat di Rumah mengurangi rasa nyeri yang
Sakit Ratu Zalecha Martapura yakni ditimbulkan oleh pneumonia.
antibiotik golongan aminoglikosida Secara keseluruhan terdapat
(gentamisin) dan antibiotik golongan hubungan antara estimasi kadar
selaposforin generasi ketiga gentamisin dengan parameter hasil
(cefotaxime). Pemberian dosis serta outcome terapi yang ditunjukkkan dari
interval pemberian obat antibiotik pada nilai SPSS uji Chi Square Test dengan
masing masing pasien berbeda-beda, hasil nilai signifikan 0,02 artinya nilai
tergantung tingkat keparahan infeksi tersebut (p < 0,05), sehingga dapat
dari pasien tersebut. Tingkat keparahan dikatakan terdapat pengaruh yang
infeksi pasien dapat dilihat dari angka signifikan antara kisaran terapi yang
leukosit pasien saat pertama kali didapat pasien terhadap kesembuhan
diperiksa. Angka leukosit pada bayi atau hasil outcome terapi pada pasien.
hingga anak-anak normalnya berkisar
4.000 sampai 11.000 µL (Dorland, KESIMPULAN
2011).
Hasil penelitian diperoleh Pendosisan Gentamisin Pada
estimasi kadar gentamisin dalam darah Pasien Anak Pneumonia Berat.
untuk 87 pasien dengan nilai rata-rata Jurnal Manajemen dan
Cssmin & Cssmaks 2,2738 mg/L ± Pelayanan Farmasi. Vol. 5, No
3,0052 mg/L. Sebanyak 10 pasien 1.
memiliki kadar < 2 mg/L dan 77 pasien Farida,Y., A. Trisna, Deasy, N.W.
memiliki kadar 2-10 mg/L. Hasil terapi 2017. Studi Penggunaan
menunjukkan bahwa sebanyak 11 Antibiotik Pada Pasien
pasien belum mengalami perbaikan Pneumonia di Rumah Sakit
terapi dan 76 pasien lainnya telah Rujukan Daerah Surakarta.
mengalami perbaikan terapi. Secara Journal of Pharmaceutical
keseluruhan adanya hubungan antara Science and Clinical Research
estimasi kadar gentamisin dalam darah 02, 44 – 52.
dengan hasil outcome terapi yang Farida, Y., & A.D. Soleqah. 2016.
diterima pasien yang terlihat signifikan Identifikasi Potensi Interaksi
secara statistik (p<0,05). Obat Antibiotik Pada Peresepan
Pneumonia. Journal of
DAFTAR PUSTAKA Pharmaceutical Science and

Bauer, L.A. 2008. Appleid Clinical Clinical Research 01.

Pharmacokinetics. Edisi II. The Harris, M., J. Clark, N. Coote, P.

McGraw-Hill Medical, Fletcher, A. Harnden, M.

Washington. McKean, A. Thomson.

Bauer, L.A. 2014. Appleid Clinical 2011. British Thoracic Society

Pharmacokinetics. Edisi III. Guidelines For the Management

The McGraw-Hill Medical, of Community Acquired

Washington. Pneumonia in Children:Update

Dorland, N. 2011. Manhode, A.A., 2011;66. Thorax An

(Ed) Kamus Saku Kedokteran Internasional Journal of

Edisi ke-28. EGC. Jakarta. Respiratory Medicine.

Endriastuti, N.E., D. Wahyono, R. Lacy, C.F., L.L Armstrong, M.P.

Sukarno. 2015. Evaluasi Goldman, L.L. Lance, 2009.


Drug Information Handbook,
Ed 17. Lexi-Comp For the
American Pharmacists
Association.
Nurjannah, N. Sovira, S. Anwar. 2012.
Profil Pneumonia pada Anak di
RSUD Dr.Zainoel Abidin, Studi
Retrospektif. Sari Pediatri, Vol.
13, No.5.
Rasyid, Z. 2013. Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian
Pneumonia Anak Balitia di
RSUD Bangkinang Kabupaten
Kampar.Jurnal Kesehatan
Komunitas, Vol. 2, No. 3.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) .
2013. Badan Peneitian dan
Pengembangan Kesehatan.
Kementrian Kesehatan RI,
Jakarta.1.

Anda mungkin juga menyukai