DISUSUN OLEH:
NIS :202110124
KELAS : XII-TITL-1
Hari : ……………….
Tanggal : ……………….
Pembimbing
Sekolah, Industri,
NIP :197212202005012006
i
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala hidayah, petunjuk dan rahmat-
Nya, sehingga penulis dapat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang
bertempat di PT.PLN (Persero) Rayon Garut Kota dengan baik. Sekaligus penulis
dapat menyusun laporan ini sebagai bukti bahwasanya penulis telah melaksanakan
PKL, serta sebagai kewajiban pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
di tempat ini.
Dengan adanya Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini, penulis dapat menambah
wawasan dan pengalaman, serta dapat mempraktikan ilmu yang telah di dapat dari
sekolah sebagai penunjang selama mengikuti Praktik Kerja Lapangan (PKL).
Dengan diadakannya Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini, Penulis tidak canggung
dalam menghadapi dunia usaha yang sesungguhnya. Penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu,
membimbing dan memberikan dukungan kepada penulis dalam pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan (PKL).Kami ucapkan banyak terima kasih kepada :
Garut,Maret 202
ii
DAFTAR ISI
B. Latar Belakang..............................................................................................3
A. Kesimpulan ...................................................................................................19
B. Saran ............................................................................................................. 19
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
f) Struktur Organisasi :
Sejarah Perusahaan
1
Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada
Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini
dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai
Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pimpinan KNI Pusat berinisiatif
menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan
tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden
Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan
Umum dan Tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5
MW.
Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi
BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di
bidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada
saat yang sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN)
sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN)
sebagai pengelola gas diresmikan.
Visi
2
Misi
Moto
B. LATAR BELAKANG
Akhir akhir ini di PT. PLN (Persero) Rayon Garut Kota seringkali di
dapati gangguan atau pemadaman yang tidak direncanakan yang membuat lampu
sering padam kebanyakan penyebabnya adalah pada jaringan listrik yang
disebabkan oleh trafo bocor,pohon tumbang dan sebagainya sehingga membuat
pelanggan tidak nyaman Hal-hal yang tersebut diatas membuat penulis tertarik
untuk membahas tentang “PEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI”
Perkembangan teknologi yang semakin maju pada saat ini mengakibatkan
banyaknya pemakaian sumber daya listrik sebagai penunjang kehidupan yang
lebih baik. Dengan peningkatan pemakaian energi listrik ini menunjukkan standar
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang lebih baik. Oleh sebab itu dibutuhkan
kualitas sistem jaringan distribusi yang handal. Sistem distribusi tenaga listrik
ditunjang oleh perlengkapan-perlengkapan distribusi yang memadai. Pada kondisi
normal sistem distribusi teraliri oleh arus maupun tegangan kerja sehingga
mempengaruhi kinerja perlengkapan yang ada. Kondisi kerja perlengkapan
distribusi seperti isolator, konduktor, trafo maupun sambungan pada saluran udara
sangatlah rawan mengalami gangguan dan kerusakan yang ditimbulkan oleh arus
beban. Arus beban dapat menimbulkan rugi-rugi dan meningkatkan suhu pada
peralatan sistem distribusi sehingga menurunkan tingkat effisiensi dan umur dari
peralatan yang ada.
3
Selain adanya arus beban yang mengganggu, kerusakan peralatan
distribusi dapat juga ditimbulkan oleh percikan bunga api (flashover) yang
muncul karena adanya gap antar fasa yang mempengaruhi 2 perlengkapan-
perlengkapan pada jaringan distribusi Saluran Udara Tegangan Menengah 20 KV
(SUTM) menjadi panas. Perawatan dan pemeliharaan perlengkapan jaringan
distribusi yang rutin bertujuan untuk mengatasi penurunan effisiensi dan
kerusakan agar perlengkapan tersebut dapat bekerja dengan baik sesuai fungsinya.
Dalam hal ini perawatan dan pemeliharaan jaringan yang dilakukan oleh
Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan sistem tanpa tegangan (pemadaman)
menjadi masalah vital yang dialami oleh konsumen maupun perusahaan listrik
karena dapat menurunkan kontinuitas pelayanan. Suplai tenaga listrik untuk
pelanggan menjadi terhambat dan tidak dapat melakukan proses produksi dengan
optimal karena tenaga listrik tidak tersalurkan.
4
1. Penyusun hanya menganalisis Sistem Distribusi Tenaga Listrik dan
pemanfaatannya oleh konsumen
2. Membahas Gardu Distribusi
3. Membahas tentang pemeliharaan Jaringan Distribusi
4. Membahas gangguan gangguan pada SUTM
b. Rumusan Masalah
Adapun prakerin yang dilakukan selama ini terdapat beberapa
permasalahan,antara lain;
1. Bagaimana pemeliharaan pada Jaringan Distribusi dilakukan?
2. Bagaimana penanggulangan beban lebih pada Gardu Distribusi
3. Bagaimana cara mengatasi gangguan-gangguan yang mungkin terjadi pada
proses pendistribusian tenaga listrik?
E.KAJIAN TEORITIS
1.KOMPONEN PADA JARINGAN DISTRIBUSI TM
Pengertian Jaringan Distribusi
Yang dimaksud dengan sistem distribusi distribusi tenaga listrik adalah
suatu sistem yang didesain dan dibangun untuk memasok daya listrik bagi
sekelompok beban, dan hal tersebut merupakan suatu sistem yang cukup
kompleks, dimulai dari instalasi sumber / source sampai instalasi beban/load).
Tenaga listrik dihasilakan di pusat-pusat pembangkait tenaga listrik seperti
di PLTU,PLTA,PLTG,PLTGU, dan juga PLTD. Dengan tegangan yang
kebanyakan merupakan tegangan 20kv,Pada jaringan tenaga listrik terdapat 2
jenis tegangan yaitu Jaringan Tegangan Menengah(JTM) dan Jaringan Tegangan
Rendah(JTR). JTM menyalurkan tegangan 6 KV, 12 KV atau 20 KV, sedangkan
pada saluran JTR menyalurkan tegangan 220v dan 380v.
Komponen yang di gunakan pada sistem distribusi tenaga listrik antara lain
sebagai berikut:
A. Tiang
Tiang listrik merupakan salah satu komponen utama dari konstruksi
jaringan distribusi dengan saluran udara. Pada jaringan distribusi tiang yang biasa
digunakan adalah tiang beton dan juga tiang besi.
5
a) Tiang Listrik Beton (concrete/Semen) adalah sebuah material tiang
listrik yang terbuat dari beton atau semen dengan kriteria panjang 9
meter untuk tiang listrik tegangan rendah (TR) dan 12 meter untuk tiang
listrik tegangan menengah (TM).
b) Tiang Listrik Besi adalah tiang listrik yang terbuat dari material besi
yang berbentuk pipa selanjutnya dimodifikasi khusus untuk penyangga
listrik.
6
2. Isolator jenis pasak ( pin type insulator )
C. Penghantar
Dalam penggunaan penghantar di sistem jaringan percabangan sutm
berfungsi untuk menghantarkan arus listrik dari suatu bagian keinstalasi atau
bagian yang lain. Dalam pemilihan kabel pengantar harus memiliki beberapa
sifat-sifat sebagai berikut :
1) Memiliki daya hantar yang tinggi
2) Memiliki kekuatan tarik yang tinngi
3) Memiliki berat jenis yang rendah
4) Memiliki fleksibilitas yang tinggi
5) Tidak cepat rapuh
6) Memiliki harga yang murah
Jenis-jenis bahan penghantar, antara lain :
1. Kawat logam campuran, contohnya AAAC ( All Almunium
Conductor ).
E. Transformator
Transformator adalah suatu alat listrik yang digunakan untuk
mentransformasikan daya atau energy listrik dari tegangan tinggi ke tegangan
rendah atau sebaliknya, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan
prinsip induksi-elektromagnet. Dengan alat yang bernama trafo maka pilihan
tegangan dapat disesuaikan dengan kebutuhan tegangan pada pelanggan.
8
F.Recloser
Recloser adalah rangkaian listrik yang terdiri pemutus tenaga yang
dilengkapi kotak kontrol elektonik (Electronic Control Box) recloser, yaitu suatu
peralatan elektronik sebagai kelengkapan recloser dimana peralatan ini tidak
berhubungan dengan tegangan menengah dan pada peralatan ini recloser dapat
dikendalikan cara pelepasannya. Dari dalam kotak kontrol inilah
pengaturan (setting) recloser dapat ditentukan.
G.SSO
2.KESELAMATAN KERJA
1. Sarung tangan 20 kv
adalah sarung tangan berbahan karet tebal yang dapat digunakan untuk
melindungi diri pemakainya dari sengatan listrik max 20 kv. Dan sangat
cocok digunakan oleh orang atau pekerja yang bersentuhan langsung dengan
medan listrik bertegangan tinggi.
10
2. Sepatu 20 kv
Sepatu yang terbuat dari bahan karet dan campuran bahan lain yang
kekuatan / ketahanan sengatan listrik maximal 20 kv, Dari jenisnya sepatu di
bagi menjadi 3 jenis yang berbeda dari sepatu keselamatan bahaya listrik yaitu
sepatu safely, sepatu disipatif statis, dan sepatu konduktor.
A.)Sepatu safely listrik
adalah bahwa sepatu bahaya listrik dirancang untuk
menghambat ( mengurangi secara singkat ) aliran listrik melalui sepatu dan
ke tanah, sehingga mengurangi kemungkinan sengatan listrik.
B.)Sepatu konduktor
Sepatu safely konduktor dirancang untuk “membuang” listrik statis
melalui sepatu dan ke tanah. Bahwa sepatu safety konduktor dikenakan di
lingkungan yang sangat mudah terbakar dan meledak.
C.)Sepatu disipatif statis
Sepatu ini dirancang untuk menghilangkan ( mengurangi ) jumlah listrik
statis membangun-up pada tubuh penggunanya.
11
a) Sebelum digunakan, yakinkan bahwa helem itu dapat digunakan, pas dan
nyaman di kepala peengguna tidak longgar dan tidak terlalu sempit),
tidakrusak atau cacat.
b) Pasang di kepala dengan benar 9 tidak miring, terlalu mendongkak,
menunduk sehingga menutupi pandangan, atau terbalik.
c) Jika berada di tempat yang tinggi dan kondisi berangin chain strip harus
digunakan untuk menghindari helm yang dikenakan terbang karena tiupan
angin kencang.
Saklar stock tersebut terbuat dari bahan piber yang ujung atasnya
dipasang sebuah pengait dan dapat dipanjangkan atau dipendekan sesuai
dengan keadaannya.
5. Kacamata
7. Radio komunikasi
Radio ini berfungsi untuk berkomunikasi antar pegawai yang lainnya
supaya tidak terjadi kecelakaan saat pelaksanaan.
13
BAB II PROSES DAN HASIL BELAJAR
A. TUJUAN PKL/PRAKERIN
Tujuan Praktek Kerja Lapangan/Industri antara lain sebagai berikut:
1. Dapat mengimplementasikan materi yang selama ini didapatkan di sekolah
sehingga dapat diterapkan dengan baik.
2. Dapat membentuk pola pikir yang konstruktif pola pikir bagi siswa-siswi
prakerin.sehingga dapat melihat peluang di masa depan.
5. Dapat menambah jenis keterampilan yang dimiliki oleh siswa agar dapat
dikembangkan dan diimplementasikan kehidupan sehari-hari.
6. Bisa menjalin kerjasama yang baik antara sekolah dengan dunia industri
maupun dunia usaha.
14
D. Uraian Tugas/Pekerjaan Yang Diberikan
Uraian Tugas/Pekerjaan Yang Diberikan ketika dilapangan salah satunya adalah:
1.Har-ROW (Right Of Way)
ROW adalah pekerjaan bagian lapanga untuk melakukan pemeliharaan
jaringan distribusi,seperti pemangkasan dahan pohon yang mendekati
jaringan,pengganti komponen yang ada pada jaringan distribusi contohnya
isolator,traves,top tie,dll.
Alat-alat yang biasa digunakan oleh petugas ROW yaitu telescopic,hot
stick atau biasa disebut stok,ini digunakan dalam pemangkasan pohon dan
mencabut arku atau kawat dari layangan yang menyangkut di jaringan.Igrek atau
bambu panjang dan dipasang arit diujungnya yaitu alat pemangkas pohon
juga.Golok juga digunakan petugas ROW untuk memangkas ,tetapi biasanya
golok digunakan dalam memangkas batang pohon bambu.
Berikut langkah-langkah dalam melakukan kegiatan pemangkasan:
1. Membaca doa terlebih dahulu
2. Siapkan alat untuk memangkas atau lebih dikenal dengan Telescopic Hot
Stick/Stock
3. Arahkan stock ke dahan pohon tersebut sehingga tidak mendekati lagi dengan
jaringan
4. Mulailah pangkas dahan pohon tersebut sehingga tidak mendekati lagi dengan
jaringan
A. Mematuhi Protokol K3
B. Memakai APD
15
APD (Alat Pelindung Diri) yang digunakan ketika ROW
a) Helm Safety
b) Sarung Tangan
c) Baju/Rompi Kerja
d) Sepatu Safety
b) Pembersihan di dalam box panel RTU dari kemungkinan hewan hewan yang
mengganggu yang dapat menyebabkan short sirkuit pada rangkaian RTU
yang dapat menyebabkan kerusakan.
16
3. Pengamatan Visual dan Thermovision pada Jumpern Bushing Recloser
Pengamatan visual ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya
kelainan kelainan ada terminal bushing pada Recloser serta jumperan pada
arrester,VT maupun Fuse Cut Out.
4. Pengukuran Tahanan Pembumian
Tahanan pembumian atau grounding bertujuan untuk melepas muatan
tegangan lebih akibat sambaran petir dan juga untuk mencegah timbulnya atau
terjadinya tegangan sentuh yang membahayakan manusia pada saat terjadi
gangguan tanah.Pengukuran grounding ini dilakukan untuk mengetahui baik
tidaknya nilai resistansi pada suatu peralatan.Jumlah grounding yang digunakan
sebanyak 4 titik yaitu Pembumian pada Arrester Primer,Pembumian pada Arrester
Sekunder,Pembumian pada body Recloser dan Pembumian untuk Box Control
Panel.
5. Pengukuran Tegangan Battere
Pengukuran Tegangan Battere dilakukan untuk memastikan tegangan
battere masih normal(24VDC)fungsinya untuk memback up suplay RTU jika
tegangan dari AC tidak ada.
Pengukuran tegangan batteredilakukan dengan AVO meter.Untuk
mengukur Tegangan Murni Batere,Lepas Soket Batere yang terhubung dengan
Rangkaian Kontrol.kemudian lakukan pengukuran dengan AVO meter.Apabila
didapat tegangan>24v maka kondisi batere dalam keadaan baik.
Pengukuran tegangan battere juga bisa dilakukan dengan cara
mematikan/mencabut soket suplay tegangan AC,kemudian ukur pada terminal
battere.
17
E. Rencana Untuk Membagi Ilmu Pengalaman Dengan Sesama Teman
setelah melakukan PKL selama 3 bulan adalah:
1. Membagi contoh pengetahuan dan pengalaman tentang PKL
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
3. Aturlah waktu sebaik mungkin agar pekerjaan dapat selesai sesuai target
19
DAFTAR GAMBAR/PHOTO KEGIATAN
Perbaikan Arrester dan Peninggian Tiang
Pemeliharaan Gardu
20
DAFTAR PUSTAKA
https://plnareagarut.wordpress.com/category/profil/
https://harprenetiv.blogspot.com/2013/08/har-prenetiv-recloser.html
21
22