Manajemen mutu = pengelolaan mutu atau regulasi yang merujuk ke SOP dalam mempertahankan mutu sediaan farmasi. Sistem pengelolaan mutu mencakup struktur organisasi, prosedur, proses dan sumber daya serta kegiatan untuk memastikan mutu obat. 2. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERSONALIA DAN FUNGSI MASING-MASING UNIT DAN JABATAN DALAM STRUKTUR ORGANISASI PADA PBF Direktur = bertanggung jawab semua yang ada didalam PBF misalkan negosiasi keluar dan masuk, target pemasaran PBF, mencapai visi dan misi, mengatur keuangan Manager = mengawasi langsung kegiatan didalam PBF dan manajemen, mengontrol tim pbf dengan mengkoordinasi dengan APJ, merencakan perekrutan karyawan, mentargetkan dan mencapai omset, pelaksanaan visi misi dikontrol Apoteker penanggung jawab = harus memiliki pengetahuan dan mengikuti pelatihan CDOB a) menyusun, memastikan dan mempertahankan manajemen mutu b) mengkoordinasi kegiatan penarikan dan pemusnahan obat c) menangani keluhan pelanggan dengan baik d) melakukan pengecekan kualifikasi pemasok dan pelanggan e) turut dalam pembuatan perjanjian kontrak f) meluluskan obat kembalian kembali ke stok obat gudang g) melakukan inspeksi diri secara berkala h) mengambil keputusan dalam karantina barang dan pemusnahan obat i) Penandatanganan SP obat (regular, prekursor, OOT) untuk memastikan pemasok atau pelanggan resmi dan legal. j) Memastikan/mengkontrol suhu ruangan atau gudang sesuai persyaratan Div. Pengadaan, perencanaan, pengorderan = memastikan obat tersedia dan sesuai kebutuhan pelanggan Div pergudangan = mengatur obat, melakukan verifikasi penerimaan obat dengan memperhatikan kesesuaian dengan pesanan/faktur , menyusun obat/penyimanan obat sesuai kaidah CDOB, pensditribusian Div administrasi = fakturis/ memproses orderan yang masuk dari pelanggan kemudian mengkonfirmasi barang yang tersedia, jika setuju faktur diserahkan ke gudang Div keuangan = mengatur keuangan (keluar dan masuk), pembayaran ke suplier dan menerima pembayaran dari pelanggan Div ekspedisi = mengantar barang ke pelanggan dan memastikan barang sampai dengan memastikan mutu obat tetap terjaga Ekspedisi bisa dari PBF, bisa juga kerja sama dengan jnt, kargo dll dengan memperhatikan persyaratan. Div marketing = selesman, turun langsung ke lapangan dan mempromosikan obat ke pelanggan 3. PROSES PERIZINAN DAN SERTIFIKASI CDOB SESUAI KETENTUAN YANG BERLAKU Perizinan PBF baru = di Kemenkes Sertifikat CDOB = di BPOM Fungsi sertifikat CDOB = dokumen sah dan bukti bahwa PBF memenuhi persyaratan CDOB dalam mendistribusikan/menyalurkan obat Re-sertifikasi CDOB, jika : a) Jika terjadi penggantian APJ di PBF maka dilakukan pengurusan perizinan ulang karena menggunakan SIPA b) Perubahan Alamat PBF c) Perubahan denah alur pengelolaan obat d) Penambahan Gudang obat di lokasi berbeda Perpanjangan SIPA bisa dilakukan 6 atau 3 bulan sebelum expired = re-sertifikasi
4. KETENTUAN BANGUNAN DAN KUALIFIKASI RUANGAN PADA PBF
Jika bukan milik sendiri harus ada kontrak tertulis Bangungan tidak sempit, tidak mudah banjir, tidak lembab dan terhindar cahaya matahari langsung Kapasitas Ruang Gudang harus memadai untuk menyimpan produk dan terdapat ruang- ruang Ruangan terbagi menjadi 2 yaitu a) Ambiyen b) Cool room Terdapat ruang atau area penerimaan, penyimpanan, pengiriman harus terpisah atau diberi sekat-sekat dan di beri palet (pengalas barang shg tidak langsung menyentuh lantai) Ruang karantina a) obat masuk diperiksa deskripsinya dan menunggu pengimputan b) obat dalam masa preformulasi atau pengecekan kandungan Ruang/area istirahat, toilet, kantin Bersih dan bebas sampah Tersedia pengendalian hama (alat pest kontrol) = dilakukan kerja sama 5. KETENTUAN, KUALIFIKASI DAN VALIDASI PERALATAN UNTUK PBF Termohygrometer = maping suhu (diletakkan pada suhu tertinggi) Pengukuran suhu dilakukan minimal 3xsehari Chiller bok/freezer untuk vaksin, insulin atau supp. Cara validasinya dengan menguji kemampuan disuhu tertentu dalam beberapa jam Untuk ruang bersekat gunakan >1 termo Dikalibrasi di BMGK = setiap tahun 6. KETENTUAN PELAKSANAAN INSPEKSI DIRI DAN SISTEM AUDIT PBF Inspeksi diri = 2 kali setahun (tergantung PBF) Menyusun tim audit internal (dalam pbf) lalu melakukan inspeksi diri Audit eksternal = dilakukan oleh BPOM dan Kemenkes Jika terjadi masalah dalam pemeriksaan maka tim audit akan mengirimkan rincian ke APJ kemudian ditindak lanjuti dengan membuat CAPA (tindakan perbaikan dan pencegahan) lalu di konfirmasikan dan mengirimkan dokumentasi ke pihak audit eksternal 7, KRITERIA, MENGIDENTIFIKASI DAN MEMISAHKAN PRODUK YANG MENYIMPANG 29 Barang sesuai dengan pesanan (batch, ED, nama obat, sediaan) Barang rusak, palsu di pisahkan diruangan lain barang reject = barang rusak dan tidak bisa diperjual belikan dan ditunggu sampai ED lalu pemusnahan barang call = penarikan barang karena dilakukan penelitian ulang atau pre-formulasi barang recall = barang yang ditarik karena tercemar, izin edar tidak diperpanjang. Recall = penarikan obat ke distribusi asal atau ke pemegang izin edar. Langkah sebagai berikut : a) mengisi format penarikan obat b) mengirim ke pelanggan (pbf lain) kemudian membuat surat yang sama c) surat disebarkan ke pelanggan apotek d) dilakukan penarikan ke pemasok e) mengkalkulasi jumlah obat recall lalu dari pemasok mengirim ke distribusi asal/industri pembuatan obat produk menyimpang mendekati ED, recall, return, reject 8. MENGUMPULKAN DAN DATA PENDUKUNG PERENCANAAN DAN MEMPERTIMBANGKAN KEBUTUHAN PENGADAAN 9. METODE PERHITUNGAN KEBUTUHAN PENGADAAN 10 MENGHITUNG KEBUTUHAN PENGADAAN . 11 METODE YANG SESUAI UNTUK PENGADAAN . 12 RENCANA PENYUSUNAN ANGGARAN PENGADAAN . 13 MENETAPKAN PEMASOK SESUAI KETENTUAN . Mempunyai perizinan dan sesuai dengan CDOB (keabsahan) Mempertimbangkan obat rawan kepalsuan, harga tidak wajar 14, PROSEDUR PENERIMAAN PRODUK SEDIAAN FARMASI DAN ALKES 15, Penerimaan faktur 16, a) Mengecek kesesuaian nama pemasok/suplier 17 Penyesuaian barang dengan di faktur a) no. batch b) jumlah obat c) Nama obat d) Bentuk sediaan e) Kondisi fisik (tidak penyok/rusak) Jika sesuai, TTD APJ dan stempel Jika tidak sesuai, dilakukan return : a) Bisa mengisi form return pemasok lalu diberikan faktur baru b) atau bisa di lakukan penukaran barang secara langsung dengan bukti serah terima. Barang masuk ke ruang karantina 18 PENATAAN PRODUK SEDIAAN FARMASI . Alfabetis (sesuai abjad) FEFO FIFO Utamanya sediaan sirup diletakkan dirak bagian bawah 19, MENGIDENTIFIKASI ADANYA TUMPAHAN BAHAN DI LOKASI 31 Harus dibersihkan sesegera mungkin 20 KETENTUAN DAN EKSPOR DAN IMPOR PENGADAAN SEDIAAN FARMASI . Barang impor ketika sampai di Indonesia harus di lakukan pemeriksaann Kembali di BPOM sebelumdi perjualbelikan. Import harus didasarkan pada izin industry pemegang izin edar ekspor dilaksanakan oleh industry farmasi yang terdaftar di indonedia 21 PROSEDUR PENYIMPANAN SEDIAAN CCP (COLD CHAIN PRODUCT) DAN ALKES . contoh vaksin, insulin, suppo harus membuat CDOB CCP diletakkan pada tempat terpisah dan tempat penyimpanan sesuai kriteria (chiller box suhu 2-8, freezer -15 - -25) dilakukan validasi minimal 1 tahun sekali suhu ruang penyimpanan di monitoring 3xsehari terdapat data longer atau termohygrometer memiliki generator dan alarm 22 KUALIFIKASI PELANGGAN . spesimen memiliki Surat izin berusaha (NIB) memiliki apoteker penanggung jawab dan SIPA memiliki surat izin apotek (SIA) memiliki NPWP 23 PROSEDUR PELAYANAN PERMINTAAN PENGADAAN . 24 PROSEDUR DAN METODE TRANSPORTASI . Transportasi roda 4 atau 2 Pihak ke-3 ekspedisi Sebelum bekerja sama harus memperhatikan beberapa kriteria mengenai : barang tidak ditumpuk, terdapat pelat, suhu terjaga, harus menggunakan container/box harus menjamin mutu obat selama proses pengiriman barang 25 PENGEMASAN ULANG DAN PELABELAN KEMBALI . pengemasan Kembali obat bahan kemas primer sama atau lebih baik dan tidak boleh menggunakan kemasan bekas atau daur ulang Pengemasan Kembali narkotika/prekurosor a) Hanya untuk kemasan yang rusak segera dilaporkan ke kepala kantor bea cukai 1x24 jam b) Kepala kantor melaporkan ke BPOM untuk pengemasan ulang 3x24 jam c) Melakukan pemeriksaan kebenaran laporan dokumen informasi narko/precursor dan nomor dokumen import/eksport lisence yang diterbitkan d) Pengemasan dilakukan di wilayah pabean Pelabelan Kembali dilakukan agar tidak mudah rusak, lepas dan luntur 26, PROSEDUR PENARIKAN PROSUK DAN PEMUSNAHAN 27 Penarikan obat dilakukan jika terjadi pencabutan izin edar, produk tercemar atau preformulasi dengan mengisi form lalu disebarkan ke pelanggan Pemusnahan obat dilakukan oleh pihak ke-3 prosedur pemusnahan dilakukan pre-destroy dengan merusak bentuk sediaan dan menghilangkan identitas obat untuk mencegah pemanfaatan Kembali pemusnahan narko dkk surat pemberitahuan permohonan saksi kepada Kemenkes, BPOM, Dinkes prov/kota/kab. Dan dibuat 3 rangkap dan tembusan kepada direktur jenderal dan BPOM/UPT BPOM 28 PENANGANAN KELUHAN DAN PENGEMBALIAN PRODUK . jika kemasan rusak dapat dilakukan penukaran langsung setelah mengkonfirmasi kepala pelanggan dengan pengisi form return jika setuju, jika produk dikembalikan tanpa direturn maka diberikan faktur baru tanpa obat tersebut 30 PENGELOLAAN SEDIAAN FARM KRITIKAL, HIGH ALERT, SITOSTATIKA, RADIOFARMAKA, . KEL. BAHAN BERBAHAYA BERACUN (B3) dll PELAPORAN Laporan obat regular triwulan ke DINKES Laporan obar narko/psiko/precursor/OOT tiap bulan ke BPOM Laporan alkes ke DINKES