Anda di halaman 1dari 3

Tugas Misiologi

Nama: Imanuel Thio Kelah Lasut


Nim: 202141269
Tugas: Misi Inkulturasi dan Misi Kontekstual

-Misi Inkulturasi:
Tema inkulturasi merupakan permasalahan teologis yang amat luas
dan kompleks. Persoalan ini mencakup dan mengandaikan berbagai
disiplin ilmu lainnya. Justru karena begitu besarnya masalah ini, tema
inkulturasi perlu mendapat penjernihan. Proses inkulturasi memang
tidak mudah dilaksanakan tetapi hal itu juga bukan tidak mungkin.
Itulah sebabnya dierlukan terus-menerus diskusi yang sifatnya luas,
mendalam dan interdisipliner untuk semakin menemukan arahnya
yang jelas. Dalam hal ini tentu saja diperlukan usaha penjernihan
yang terus-menerus.

Kita mengenal berbagai istilah yang menyertai kata “inkulturasi” ini.


Ada istilah Indonesiasi, indegenisasi (dari bahasa Latin indigena =
pribumi), evangelisasi, implantasi, adaptasi, akomodasi,
kontekstualisasi. Isitlah inkulturasi berasal dari lingkungan teologi
misi. Istilah inkulturasi ini dipopulerkan oleh Joseph Mason, seorang
misiolog dari Belgia pada tahun 1959. Kata inkulturasi berhubungan
dengan kosakata antropologi enkulturasi (penyesuaian seseorang ke
dalam suatu budaya terntetu) dan akulturasi (pertemuan antar
budaya dan penerimaan unsur-unsur budaya dari suatu budaya
asing).
Istilah inkulturasi semula digunakan dalam khazana diskusi teologis,
lalu digunakan dalam dokumen Yesuit pada Kongres Jenderal para
tahun 1974/1975. Baru pada Sinode para Uskup tahun 1977 istilah
inkulturasi diterima dan digunakan dalam suatu dokumen resmi
gereja. Kemudian Sri Paus Yohanes Paulus II biasa menggunakan
istilah inkulturasi ini dalam beberapa ajarannya. Kini istliah
inkulturasi sudah menjadi kosakata yang umum dan diterima di
mana-mana.

Inkulturasi adalah suatu proses yang berlangsung terus di mana Injil


diungkapkan di dalam situasi sosio-politik dan religius-budaya
sedemikian rupa hingga ia tidak hanya melalui unsur-unsur situasi
tersebut, tetapi menjadi suatu daya yang menjiwai dan mengolah
budaya tersebut, sekaligus budaya tersebut memperkaya Gereja
universal.

Pengertian tentang “misi” dan “misiologi” tidak hanya sekedar telaah


etimologis-sintaksis dari kata, tetapi telah memuat macam-macam
modifikasi pengertian dan makna sepanjang sejarah karya misi
Gereja dan bahkan di dalam seluruh karya penyelamatan Allah. Kata
“misi” memuat bermacam-macam ragam pengertian dan konotasi.
Macam-macam tafsiran terhadap istilah ini telah terbukti
mempengaruhi pelaksanaan tugas misioner Gereja di dala dunia dan
turut menentukan langkah-laku Gereja dalam menjalankan tugas
perutusan seperti ditunjuk Kristus.
Kata “misi” barasal dari bahasa Latin missio, yang berarti
pengutusan. Missio Dei = Pengutusan yang berasal dari/kepunyan
Allah. Missio diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa Inggris Jerman,
Perancis sebagai Mission. Kata missio adalah bentuk subtantif dari
kata kerja mittere (mitto, missi, missum) yang mempunyai beberapa
pengertian dasar: (1) membuang, menembak, membentur; (2)
mengutus, mengirim; (3) membiarkan, membiarkan pergi,
melepaskan pergi; (4) mengambil, menyadap, membiarkan mengalir
(darah). Kalangan Gereja pada dasarnya menggunakan kata mittere
dalam pengertian mengutus, mengirim.
Di dalam Vukgata, kata “mittere” adalah terjemahan dari kata Yunani
“pempein” dan “apostelein” (yang berarti mengutus). Kedua istilah
Yunani ini terdapat 206 kali di dalam Kitab Suci Perjnajian Baru.
“Orang yang diutus” atau missionarius diterjemahkan dari kata
Yunani apostolos (terdapaat 79 kali di dalam Kitab Suci Perjanjian
Baru), sedangkan tugas yang dilaksanakan disebut missio, sebagai
terjemahan dari kata Yunani apostole (4 kali di dalam Kitab Suci
Perjanjian Baru). Dalam penggunaan selanjutnya istilah misi dan
apostolat yang pada dasarnya mempunyai arti yang sama
mendapatkan modifikasi pengertian seperti dalam istilah missionalis
apostolatus (= kerasulan misioner) yang dipakai oleh Paus Pius XII
dan ensiklik misi Fidei Donum (1957). Kata “apostolat” atau
“kerasulan” dipakai untuk menunjukkan kegiatan pastoral umum,
sedangkan kata “misi” atau “perutusan” dipakai untuk kegiatan
penyebaran iman.

Anda mungkin juga menyukai