Proposal Skripsi Hanaa
Proposal Skripsi Hanaa
Proposal Skripsi
Program Studi
Pendidikan Sejarah
Diajukan oleh:
NIM: 201020715
2023
Proposal Skripsi
Diajukan oleh
KHANNA RIAYATUL MAULA
NIM: 201020715
Telah Disetujui
Pada Tanggal ……………………………..
Oleh:
Pembimbing I
……………………………………..
Pembimbing II
………………………………………
PENDAHULUAN
Masa Orde Baru berlangsung dari tahun 1966 hingga tahun 1998 yang dipimpin
oleh Presiden Soeharto, pada masa pemerintahan ini terjadi banyak pergejolakan
dalam dunia politik, sosial, dan agama. Karena pada masa ini ditandai dengan
pemerintahan yang sangat ketat terutama dalam aspek kehidupan masyarakat.
Salah satu aspek yang terpengaruh karena kebijakan ini adalah aspek sosial-
keagamaan. Dan dibawah rezim Orde Baru inilah pemerintah memiliki peran sentral
untuk mengatur, mengawasi dan mengendalikan kebijakan-kebijakan yang ada
dalam kepemerintahan dan ini berpengaruh dalam aspek sosial-keagamaan atau
organisasi keagamaan yang sudah berkembang jauh sebelum pemerintahan Orde
Baru dimulai.
1
Ahmad Syadzirin Amin, Gerakan Syekh KH. Ahmad Rifa’i Dalam Menentang Kolonial Belanda (Jakarta:
Jamaah Masjid Baiturrahman Press, 1990). Hlm. 112.
2
Slamet Nurchamid, Pesantren Kampung Rifa’iyyah: Implementasi PAI di Masyarakat Pengampon
(Pekalongan, 2023). Hlm. 3.
kebiasaan yang dilakukan pada zaman sebelum adanya Islam datang ke nusantara.
Mereka beragama Islam akan tetapi belum memahami Islam secara mendalam,
sehingga perilaku-perilaku mereka masih terkesan terkungkung pada praktek-
praktek animisme dan dinamisme pra-Islam. Hanya segelintir orang yang
memahami dan mempraktekkan tentang Islam. Hal ini diceritakan dalam History of
Java yang ditulis oleh Raffles.3
1.2Rumusan Masalah
3
Adabi, Darban, Ahmad, Rifaiyyah Gerakan Sosial Keagamaan Di Pedesaan Jawa Tengah Tahun 1850-
1982 (Yogyakarta, Tarawang, 2004). Hlm. 15.
Kertasemaya dalam menghadapi kebijakan pemerintahan Orde Baru.
1.4Metode Penelitian
Menurut Kuntowijoyo (1995: 94), “data” berasal dari kata tunggal dalam
bahasa latin yakni datum yang memiliki arti pemberitaan. Data atau sumber
sejarah berfungsi sebagai alat pengumpulan informasi tentang peristiwa yang
sudah terjadi di masa lalu.
1. Sumber Lisan
Sumber lisan yakni sumber sejarah yang tidak tertulis, melainkan tuturan
lisan yang menjadi sumber sejarahnya.
a) Sejarah lisan, ingatan tangan pertama yang dituturkan secara lisan oleh
orang-orang yang diwawancara sejarawan atau biasa disebut ingatan
lisan (Oral Reminiscence).
b) Tradisi lisan, narasi dan deskripsi yang disampaikan dari mulut ke mulut
terkait peristiwa-peristiwa di masa lalu selama beberapa generasi.
2. Sumber Tertulis
1. Studi Pustaka
Selain daripada sumber tidak tertulis atau sumber lisan, penulis juga
menerapkan kajian sumber pustaka yang mana karya ilmiah seperti buku atau
jurnal penelitian dijadikan sebagai sumber yang akan menjadi referensi dari
penelitian yang akan dikaji.
2. Wawancara
1.5Tinjauan Pustaka
Masa orde baru merupakan masa yang dipimpin oleh presiden Soeharto,
dimana pada masanya kepemimpinannya sangatlah kuat militeristik. Di era ini
masyarakat seakan dibungkam suara dan perannya, juga harus patuh terhadap
kebijakan pemerintah. Gaya kepemimpinan ini bisa terlihat dari kebijakan-
kebijakan yang dikeluarkan oleh Soeharto yakni dengan memfusikan partai-partai
politik menjadi 3 partai besar yakni Golkar, PDI, dan PPP pada tahun 1970-an.4
Bahkan kelompok tertentu diwajibkan untuk menyumbangkan suaranya kepada
Golongan Karya (Golkar) sebagai partai politik yang berafiliasi terhadap
pemerintah. Sehingga tak heran jika kontestasi pemilu pada saat itu mutlak
4
Tashwirul Afkar. Partai-Partai islam: Transformasi Gerakan Islam dan Ruang Demokrasi (Jakarta: Edisi
No. 4 1999), Hal.5
dimenangkan oleh partai politik ini.
1. Kyai Abu Hasan, ia adalah santri dari KH. Ahmad Rifa’i yang menyebarkan
ajaran Rifa’iyyah di beberapa wilayah yang ada di Jawa Tengah, khususnya
5
Muh. Syamsudin. Dinamika Islam Masa Orde Baru. 2010.
6
Aboebakar Atjeh, Pengantar Ilmu Tarekat, (Solo: Ramdhani, 1985); hlm. 355-388.
7
Abdul Djamil, Perlawanan Kiai Desa, hlm. 194.
adalah Kabupaten Wonosobo dan Purworejo.
5. Kyai Maufuro bin Nawawi, salah satu pelopor penyebaran ajaran Rifa’iyyah
yang berasal dari wilayah sekitar Kalisalak, Jawa Tengah. Daerah
penyebarannya adalah di Limpung, dan Batang. Kemudian perjuangan kyai
Maufuro dilanjutkan oleh santri-santrinya yakni Kyai Hasan Mubari dan Kyai
Marhaban. 8
6. Kyai Idris, lahir di Pekalongan pada tahun 1810 dan wafat pada 1895. Kyai
Idris merupakan penyebar ajaran Rifai’iyyah di wilayah Jawa Barat terutama di
wilayah Indramayu, Cirebon, Karawang, dan Subang.9 Dan Desa Sukawera
Kabupaten Indramayu adalah salah satu wilayah yang menjadi tempat kiprah
dari Kyai Idris Pekalongan.
1. Pendektakan Teoritis
8
Abdul Djamil, Perlawanan Kiai Desa, hlm. 192-193.
9
Moh. Asiri, Biografi Kyai Idris bin Ilham, Pengemban Misi Tarajumah di Jawa Barat dan Terbentuknya
Komunitas Warga Tarajumah di Jalur Pantura Jawa Barat, (Cirebon, 2000, hlm. 11).
Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan secara deskriptif.
Pendekatan ini menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan juga
lisan dari tokoh-tokoh yang mengetahui tentang Jamaah Rifa’iyyah pada tahun
1978-1998. Dalam hal ini peneliti akan menjelaskan data-data yang didapati
dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Sehingga mendapatakan
jawaban atas permasalahan-permasalahan secara jelas, rinci, dan sistematis.
Pendekatan penelitian deskriptif ini penulis pilih atas dasar subjek dari
penelitian, dan untuk mendapatkan informasi yang mendalam terhadap topik
permasalahan yang sesuai dengan fakta sosial.
1.7Sistematika Penulisan
2. Bab II, pada bab ini membahas tentang pengaruh kebijakan masa Orde
Baru terhadap perkembangan Rifa’iyyah di Desa Sukawera-Kertasemaya
pada tahun 1978-1998.
3. Bab III, pada bab ini akan dijelaskan peran pemimpin Jamaah Rifa’iyyah di
10
Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, (Bandung, Tarsito, 1996), hlm. 9
Desa Sukawera-Kertasemaya dalam menghadapi tekanan pemerintahan
Orde Baru.
4. Bab IV, bab ini mengkaji pengaruh kebijakan pemerintahan Orde Baru
mempengaruhi praktik keagamaan yang diselenggarakan oleh organisasi
Rifa’iyyah.
5. Bab V, pada ini dijelaskan persepsi dan reaksi masyarakat Desa Sukawera-
Kertasemaya terhadap kebijakan pemerintah masa Orde Baru
6. Bab VI, pada bab terakhir ini adalah penutup dan kesimpulan. Yang mana
pada bab ini akan dijelaskan hasil dari keseluruhan penelitian yang akan
membuka cakrawala baru tentang kondisi sosial kegamaan di salah satu
wilayah lokal Indramayu.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Ahmad Syadzirin. Gerakan Syekh KH. Ahmad Rifai dalam Menentang Kolonial
Belanda (Jakarta: Jamaah Masjid Baiturrahman Press, 1990). Hlm. 112.
Nurchamid, Slamet., Pesantren Kampung Rifa’iyyah: Implementasi PAI di Masyarakat
Pengampon (Pekalongan, 2023). Hlm. 3.
Adabi, Darban, Ahmad, Rifaiyyah Gerakan Sosial Keagamaan Di Pedesaan Jawa Tengah
Tahun 1850-1982 (Yogyakarta, Tarawang, 2004). Hlm. 15.
Tashwirul Afkar. Partai-Partai islam: Transformasi Gerakan Islam dan Ruang Demokrasi
(Jakarta: Edisi No. 4 1999), Hal.5
Syamsudin, Muhammad. Dinamika Islam Masa Orde Baru. 2010.
Aboebakar Atjeh, Pengantar Ilmu Tarekat, (Solo: Ramdhani, 1985); hlm. 355-388.
Asiri, Mohamad, Biografi Kyai Idris bin Ilham, Pengemban Misi Tarajumah di Jawa Barat
dan Terbentuknya Komunitas Warga Tarajumah di Jalur Pantura Jawa Barat,
(Cirebon, 2000, hlm. 11).