Anda di halaman 1dari 24

== LEMBAR PENGESAHAN ==

Modul Ajar Mata Pelajaran Kimia untuk Kelas X/ Fase E


ini telah disetujui dan disahkan untuk digunakan

dalam Kegiatan Pembelajaran Kimia


di Kelas X MIPA SMA Timpolmas
Kupang, pada 1 Agustus 2023 :
Mengetahui Penyusun
Wakasek Kurikulum

Gaudensia F. Seran
Modestus D. Sangu, S.pd NIM. 2001060069

Mengetahui
Kepala Sekolah SMA
Timpolmas Kupang

Emiliana I.Namang,S.Si
1.INFORMASI UMUM

A. Identitas Modul
Nama Guru : Gaudensia Febiyanti Seran
Jenjang Sekolah : SMA
Satuan Pendidikan : SMA Timpolmas Kupang
Tahun Pelajaran : 2023-2024
Kelas : X/Fase E
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 x pertemuan)
Pertemuan Ke :
B. Kompetensi Awal
1) Menjelaskan kecenderungan suatu atom untuk mencapai kestabilan berdasarkan
konfigurasi elektron
2) Menganalisis kestabilan unsur dan struktur lewis mengintegrasikan proses
pembentukan ikatan kimia pada beberapa senyawa dalam kehidupan sehari hari
dengan elektron valensi atom atom penyusunnya
C. Profil Pelajar Pancasila
Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan dapat tercapai yaitu :
1) Beriman,Bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, mandiri, gotong royong,
dan Bernalar Kritis.
D. Sarana Prasarana
1) HP/laptop/infokus
2) Jaringan internet, buku paket Peserta didik, alat tulis dan bahan ajar
E. Target Peserta Didik
Peserta didik yang menjadi target yaitu :
 Peserta didik regular / tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan
memahami materi ajar.

F. Model Pembelajaran
Model pembelajaran yang digunakan Discoveri Learning untuk Pembelajaran
Tatap Muka
G. Materi ajar
1) Kestabilan unsur
2) struktur lewis

2.KOMPONEN INTI

A. Capaian Pembelajaran
Menganalisis proses pembentukan ikatan ion melalui transfer elektron dengan struktur
lewis

B. Tujuan Pembelajaran
1. Menemukan hubungan konfigurasi elektorn dengan kestabilan atom dari akibat
ketidakstabilan atom.
2. Menganalisis terjadinya ikatan ionik dan ikatan kovalen serta sifat-sifat senyawa
yang dihasilkan.
3. Menemukan hubungan antara pasangan elektron ikatan dan pasangan elektron bebas
dengan bentuk molekul.
4. Menelaah beberapa gaya antar molekul dan hubungannya dengan sifat-sifat suatu
zat.
C. Pemahaman Bermakna
Analogi
Dapatkah manusia hidup sendiri?

Gambar ini menganalogikan bahwa sebagian besar atom-atom juga harus berpasangan dengan
atom lain supaya atom-atom tersebut mencapai kestabilan.

D. Pertanyaan Pematik
1) Bagaimanakah cara unsur mencapai kestabilan?
2) Bagaimanakah cara atom-atom bergabung membentuk senyawa?
3) Apakah atom-atom penyusun garam dapur?
E. Kegiatan Pembelajaran

2. KEGIATAN PENDAHULUAN (15 menit)


Orientasi

 Guru dan peserta didik saling menyapa dengan memberi salam

 Guru dan peserta didik berdoa bersama untuk mengawali kegiatan pembelajaran
 Guru mengecek kehadiran peserta didik sebagai wujud kedisiplinan diri

 Guru menyiapkan fisik dan psikis peserta didik untuk memulai kegiatan pembelajaran.

Peserta didik difaisilitasi guru untuk mengingat kembali materi prasyarat dengan me-
recall ingatan peserta didik mengenai golongan dan periode.

 Motivasi Peserta didik difasilitasi guru mengetahui tujuan dari pembelajaran,


menyinggung capaian yang ditargetkandan karakter profil pancasila yang dilatihkan
Pemberian Acuan

Membagi kelompok sesuai dengan tingkat kemampuan Peserta didik disertai LKPD
dan bahan ajar

KEGIATAN INTI (105 menit)


Sintak Model
Saintifik
Pembelajaran
Stimulation Peserta didik mengamati gambar di lembaran kertas yang telah
(stimulus/pemberian 1. Amatilah yang ada, apa dasar dari gambar tersebut?
rangsangan)

 Peserta didik membentuk kelompok yang terdiri dari 4 atau 5


orang
Problem statemen
 Peserta didik menerima lembar kerja yang dibagikan oleh
(pertanyaan/ guru.
identifikasi masalah)  Peserta didik berdiskusi dengan guru membahas hal-halyang
perlu dipersiapkan untuk membahas materi tentang ikatan
ion ,kestabilan dan struktur lewis:

1) Apa yang dimaksud dengan ikatan ion?

2) Bagaimana kecenderungan dalam melepas atau


menangkap elektron untuk membentuk ion.
Data collection Peserta didik berdiskusi menjawab pertanyaan LKPD setelah guru
(pengumpulan data) menginstruksikan untuk memulai mengerjakan.

1) Peserta didik mengakses link yang telah dicantumkan pada


LKPD atau mencari sumber lain sesuai gaya belajar mereka.

2) Peserta didik mencari informasi yang diperlukan melalui


berbagai literatur sesuai dengan gaya belajar masing- masing.

3) Peserta didik melakukan kegiatan diskusi bersama teman


sekelompoknya terkait jawaban dari pertanyaan yang ada
pada LKPD dengan pengawasan guru.

Data Processing  Peserta didik mencatat point-point penting yang diperoleh dan
menyusunnya dalam suatu buku untuk dipresentasikan.
(Pengolahan Data)
 Peserta didik menyampaikan hasil diskusinya setelah guru
menginstruksikan.
 Guru memberikan apresiasi kepada kelompok yang telah
menyampaikan diskusinya dengan memberikan tepuk tangan.
Verification  Peserta didik mengamati gambar dan hasil dari praktikum tentang
yang diberikan oleh guru untuk meluruskan konsep yang belum
(pembuktian) sesuai.
Generalization  Peserta didik melakukan refleksi, resume dan membuat
kesimpulan secara lengkap, komprehensif dan dibantu guru dari
(menarik kesimpulan) materi yang terkait
 Peserta didik bersama dengan guru menyimpulkan hasil diskusi
pada permasalahan penulisan konfigurasi elektron dan
hubungannya dengan tabel periodik unsur

 Guru memperbaiki apabila dalam penyampaian kesimpulan yang


ditampilkan peserta didik kurang tepat
KEGIATAN PENUTUP (15 menit)
Pada Setiap Akhir Pembelajaran :
1. Guru memfasilitasi peserta didik untuk mereview pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru melaksanakan penilaian formatif untuk mengetahui ketercapaian tujuan
pembelajaran
3. Guru memberikan tugas kepada peserta didik mengerjakan Soal
4. Guru menyampaikan materi berikutnya
5. Guru bersama peserta didik berdoa dan mengucapkan salam

E.Asesmen
Bentuk asesmen :

1) Sikap (Profil Pelajar Pancasila) berupa observasi, penilaian diri dan penilaian teman sebaya
2) Performa berupa : Presentasi dan unjuk kerja
3) Tertulis (tes tulis: soal AKM)

F.Pengayaan dan Remedial


1) Soal Pengayaan untuk Peserta didik yang telah mencapai tujuan pembelajaran.
2) Soal remedia untuk peserta didikyang belum mencapai tujuan pembelajaran.
Lampiran 1 :
BAHAN AJAR
IKATAN KIMIA

Pernahkah Anda bayangkan bahwa batu yang sangat besar tersusun dari butir- butir pasir yang
sangat lembut, yang terikat satu sama lain. Demikian pula partikel- partikel pasir penyusun batu tersebut,
sebenarnya merupakan gabungan dari partikel- partikel silikon dioksida yang sangat kecil. Bagaimanakan
atom- atom silikon dengan atom-atom oksigen tersebut dapat bergabung satu dengan yang lain sehingga
dapat membentuk sebongkah batu dengan ukuran raksasa?
Sekarang, coba perhatikan garam dapur yang berwujud padatan berwarna putih. Garam dapur
tersusun dari ion- ion natrium dan ion- ion klorin. Bagaimana ion- ion tersebut dapat bergabung satu dengan
lainnya sehingga membentuk garam dapur?
A. Kestabilan Atom
KESTABILAN UNSUR-UNSUR KIMIA DI ALAM
Pernahkan kalian menjumpai senyawa dari gas mulia?
Fakta-fakta yang terdapat dialam mengenai ikatan kimia telah diteliti oleh ilmuan salah satunya oleh
Gilbert Neuton Lewis pada tahun 1916.
Fakta-fakta tersebut diantaranya:Berbeda dehngan unsur-unsur pada umumnya ternyata dialam
ini gas mulia(He,Ne Ar,Xe dan Rn) sukar membentuk senyawa karena gas mulia memiliki susunan
elektron yang stabil sehingga disebut inert.
Bagaimna susunan elektron yang stabil?
Untuk menjawab pertanyaannya diatas pelajari tabel berikut:
Diantara atom- atom di alam, hanya atom gas mulia yang stabil sedangkan atom yang lain
tidak stabil. Atom- atom yang tidak stabil tersebut cenderung bergabung dengan atom lain untuk

mencapai kestabilan.

Pada dasarnya, sifat unsur ditentukan oleh konfigurasi elektronnya. Simak konfigurasi
elektron dari atom- atom gas mulia yang merupakan atom- atom stabil berikut.
2He : 2
10Ne : 2 8
18Ar : 2 8 8
36Kr : 2 8 18 8
54Xe : 2 8 18 18 8

(Gambar 1)

Atom Na mengikat satu elektron membentuk ion Na - untuk mencapai konfigurasi elektron
seperti Ne
Dari konfigurasi elektron tersebut, Kossel dan Lewis membuat kesimpulan bahwa
konfigurasi elektron atom- atom akan stabil bila jumlah elektron terluarnya 2 (duplet) atau 8 (oktet).
Untuk mencapai keadaan stabil seperti gas mulia, maka atom-atom membentuk konfigurasi elektron
seperti gas mulia. Untuk membentuk konfigurasi elektron seperti gas mulia, dapat dilakukan dengan
cara membentuk ion atau membentuk pasangan elektron bersama.
1. Pembentukan Ion
Dalam membentuk ion, suatu atom akan melepas atau mengikat elektron. Atom- atom yang
mempunyai energi ionisasi rendah, misalnya atom- atom dari unsur golongan IA dan IIA dalam
sistem periodik unsur, akan mempunyai kecenderungan untuk melepaskan elektronnya, sedangkan
atom- atom yang mempunyai afinitas elektron yang besar, misalnya atom- atom unsur golongan VIA
dan VIIA dalam sistem periodik unsur, akan cenderung mengikat elektron.
Contohnya:
Atom 11Na : 2 8 1 (konfigurasi elektron tidak stabil) Agar stabil, atom Na melepas sebuah
elektronnya sehingga konfigurasi elektronnya sama dengan atom Ne
(konfigurasi elektron 10Ne : 2 8 )

Na → Na+ + e-
11

(2 8 1) (2 8)

Proses pembentukan ion positif (ionisasi) tersebut mudah terjadi karena atom Na mempunyai
energy ionisasi yang rendah.
2. Penggunaan Pasangan Elektron Bersama
Atom- atom yang energi ionisasinya tinggi akan sukar melepaskan elektronnya, sehingga
dalam mencapai kestabilan akan sukar membentuk ion positif. Demikian pula atom- atom yang
mempunyai afinitas elektron yang rendah, dalam mencapai kestabilan tidak membentuk ion
negative.
Atom- atom yang sukar melepas elektron atau mempunyai energy ionisasi yang tinggi dan
atom yang sukar menarik elektron atau mempunyai afinitas elektron yang rendah mempunyai
kecenderungan untuk membentuk pasangan elektron yang dipakai bersama.
Pasangan elektron yang dibentuk oleh atom- atom yang berikatan dapat berasal dari kedua
atom yang bergabung atau dapat pula berasal dari salah satu atom yang bergabung.

B. Struktur Lewis
struktur lewis adalah suatu pola atau diagram yang menggambarkan jumlah elektron valensi
dari atom-atom yang akan membentuk ikatan kimia.Struktur lewis biasa dikenal juga dengan rumus
titik elektron. Gambar struktur lewis merupakan upaya mengetahui peranan elektron valensi saat
membentuk ikatan.Rumus ini menggunakan tanda atom yang dikelilingi tanda titik, silang atau
bulatan kecil untuk menggambarkan jumlah elektron valensi atom yang berikatan.
Contoh gambar struktur Lewis yaitu:

Di tabel pertama dapat kita lihat struktur lewis H2O, dimana atom pusat O dikelilingi 4 PEI.
Maka jumlah domain elektronnya adalah 4. Sementara struktur lewis CO2, atom pusat C dikelilingi
oleh 2 ikatan rangkap sehingga domain elektronnya yaitu 2.

Struktur lewis SO2, atom pusat S dikelilingi 2 ikatan rangkap dan 1 PEB maka jumlah
domain elektronnya adalah 3. Bagaimana contoh pada senyawa kimia lainnya? Perhatikan gambar
berikut.
Contoh Struktur Lewis

1. Struktur Lewis NH3

Struktur Lewis NH3Struktur Lewis NH3

Gambar di atas merupakan struktur lewis NH3 yaitu senyawa amonia. Struktur lewis NH3 diketahui
dari atom pusat N dengan elektron valensi 5, sementara pasangan elektron ikatan (X) yaitu 3 dan
pasangan elektron bebas (E) yaitu (5-3)/2 = 1.

2. Struktur Lewis CH4

Struktur Lewis CH4

Gambar di atas merupakan struktur lewis CH4 yang merupakan senyawa metana. Terlihat
pada gambar, atom pusat C memiliki empat pasangan elektron ikatan (PEI) dan tidak memiliki
pasangan elektron bebas (PEB). Maka tipe molekulnya yaitu AX4.

 LAMBANG LEWIS
Pada saat atom-atom membentuk ikatan, hanya elektron-elektron pda kulit terluar yang berperan yaitu eletron
valensi.elektron valensi dapat digambarkan dengan struktur lewis atau gambar titik elektron.

Contoh:

Nitrogen memiliki konfigurasi elektron sebagai berikut:


7Ni :

Konfigurasi elektron yaitu:1S2 2S2 3P3

Eletron valensinya adalah 5

Struktur lewisnya digambarkan ;

Contoh lainnya terdapat pada tabel berikut:

Tabel 2.struktur lewis,pasangan elektron,dan elektron berapa ikatan atom!

C. Ikatan Ion
Ikatan ion terjadi karena adanya gaya tarik-menarik elektrostatis antara ion positif dengan ion
negatif. Ikatan ion terjadi antara atom-atom yang mempunyai energi ionisasi rendah dengan atom-
atom yang mempunyai afinitas elektron yang besar. Unsur-unsur logam umumnya mempunyai
energi ionisasi yang rendah sedangkan unsur-unsur non-logam mempunyai afinitas elektron yang
tinggi. Oleh karena itu, ikatan ion dapat terjadi antara unsur-unsur logam dengan unsur-unsur non-
logam.
1. Pembentukan Ikatan Ion
Ikatan ion terjadi karena atom-atom yang mempunyai energi ionisasi rendah (mudah melepas
elektron) akan melepaskan elektronnya dan membentuk ion positif. Elektron yang dilepas akan
ditangkap oleh atom yang mempunyai afinitas elektron besar (mudah menarik elektron) untuk
membentuk ion negatif. Ion positif dan ion negatif yang terbentuk, selanjutnya akan saling tarik-
menarik dengan gaya elektrostatis membentuk senyawa yang netral. Jumlah ion negatif dan positif
dalam senyawa yang terbentuk mempunyai perbandingan sedemikian rupa sehingga akan
membentuk senyawa netral.
2. Sifat Senyawa Ion
Berikut ini beberapa sifat senyawa ion, antara lain:
a.Kristalnya keras tetapi rapuh
Apabila senyawa ion dipukul, akan terjadi pergeseran posisi ion positif dan ion negatif, dari
yang semula berselang-seling menjadi berhadapan langsung. Hal ini menyebabkan ion positif
bertemu muka dengan ion positif dan terjadi gaya tolak menolak. Inilah yang menyebabkan kristal
senyawa ion bersifat rapuh.
b.Mempunyai titik lebur dan titik didih yang tinggi
Secara umum, senyawa ion mempunyai titik lebur dan titik didih yang tinggi karena kuatnya
gaya elektrostatis yang ditimbulkan antara ion positif dan ion negatif. c.Mudah larut dalam air
Pada saat kristal senyawa ion dimasukkan ke dalam air, maka molekul-molekul air akan
menyusup diantara ion positif dan ion negatif sehingga gaya tarik-menarik elektrostatis dari ion
positif dan ion negatif akan melemah, dan akhirnya terpecah.
d.Dapat menghantarkan arus listrik
Ion positif dan ion negatif dapat menghantarkan arus listrik jika bergerak. Apabila senyawa
ion terpecah menjadi ion positif dan ion negatif serta dapat bergerak secara leluasa, maka senyawa
ion dalam keadaan cair dan larutan dapat menghantarkan listrik karena ion-ionnya dapat bergerak
secara bebas. Akan tetapi, dalam keadaan padat, senyawa ion tidak dapat menghantarkan listrik
karena ion-ionnya tidak dapat bergerak.
D. Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen merupakan ikatan yang terjadi karena pemakaian bersama pasangan
elektron.Pasangan elektron ini dapat berasal dari masing-masing atom yang saling berikatan.Ikatan
yang terbentuk disebut sebagai ikatan kovalen. Apabila pasangan elektron yang digunakan berasal
dari salah satu atom yang berikatan, maka ikatan yang terbentuk disebut ikatan kovalen koordinasi.
1. Pembentukan Ikatan Kovalen
Untuk menggambarkan bagaimana ikatan kovalen dapat terbentuk, dapat digunakan rumus
titik elektron (struktur lewis). Rumus ini menggambarkan bagaimana peranan elektron valensi dalam
membentuk ikatan. Rumus titik elektron (struktur lewis) merupakan tanda atom yang disekelilingnya
terdapat tanda titik, silang, atau bulatan kecil yang menggambarkan elektron valensi atom yang
berikatan.Untuk menentukan elektron valensi, perlu dibuat konfigurasi elektronnya. Berikut rumus
titik elektron( struktur lewis) atom unsur dari beberapa golongan.

Gabungan atom-atom melalui ikatan kovalen akan membentuk molekul. Molekul hidrogen
merupakan gabungan dua atom hidrogen melalui ikatan kovalen dimana masing-masing atom
menyumbangkan sebuah elektron dan sepasang elektron yang digunakan bersama. Dengan
membentuk pasangan elektron, maka masing-masing atom akan mempunyai konfigurasi elekton
yang sama dengan atom helium dengan dua elektron pada kulit terluarnya. Sepasang elektron dapat
digantikan dengan sebuah garis yang disebut dengan tangan ikatan, sehingga pada molekul H 2 dapat
digambarkan dengan :
H-H
Jumlah tangan ikatan memberikan informasi jumlah ikatan dalam suatu molekul kovalen.
Jika diantara dua atom dalam molekul hanya ada sepasang elektron ikatan (satu tangan ikatan), maka
ikatannya disebut ikatan kovalen tunggal. Jika ada dua pasang elektron ikatan maka disebut ikatan
kovalen rangkap dua, jika ada tiga pasang elektron ikatan maka disebut ikatan kovalen rangkap
tiga.Sebagai contoh, molekul O2 terbentuk dari dua atom oksigen dengan ikatan kovalen rangkap
dua, sedangkan molekul N2 terbentuk dari dua atom nitrogen dengan ikatan kovalen rangkap tiga.
Gambar 1. Ikatan kovalen tunggal pada molekul H2, ikatan kovalen rangkap dua pada molekul O2 dan ikatan
kovalen rangkap tiga pada molekul N2.
2. Ikatan Kovalen Koordinasi
Ikatan kovalen koordinasi terjadi jika pembentukan ikatan terdapat pasangan elektron yang
hanya berasal dari salah satu atom yang berikatan.Ikatan kovalen koordinasi umumnya terjadi pada
molekul yang juga mempunyai ikatan kovalen.Contohnya pada molekul SO 3 berikut. Atom S
mempunyai nomor atom 16 dan atom O mempunyai nomor atom 8. Masing-masing mempunyai
konfigurasi elektron :
16S : 2 8 6 (mempunyai 6 elektron valensi)
8O : 2 6 ( mempunyai 6 elektron valensi)
Kedua atom masing-masing memerlukan 2 elektron untuk membentuk konfigurasi oktet
(mengikuti konfigurasi elektron gas mulia Ar dan Ne). Oleh karena itu, kedua atom saling
memberikan 2 elektronya untuk digunakan bersama dengan ikatan kovalen.
Setelah sebuah atom O bergabung dengan atom S, masih terdapat 2 atom oksigen yang
belum memenuhi oktet sedangkan atom S sudah memenuhi oktet. Atom S masih mempunyai 2
pasang elektron yang tidak digunakan untuk berikatan (bebas), sehingga kedua pasang elektron
bebas tersebut diberikan kepada masing masing atom O (langkah-2 Gambar 9). Dalam hal ini, atom
S tidak menerima pasangan elektron dari atom O, sehingga akatan yang terjadi merupakan ikatan
kovalen koordinasi.

Gambar 1.Pembentukan ikatan kovalen koordinasi pada SO3


E. Ikatan Logam
Ikatan logam adalah suatu jenis ikatan kimia yang melibatkan gaya tarik elektrostatik antara
elektron konduksi yang dikumpulkan di dalam suatu awan elektron dan ion logam bermuatan positif.
Kalau digambarkan strukturnya, logam itu adalah kumpulan kation-kation (ion positif) yang tersusun
rapi.
(Gambar 1.Tekanan pada logam tidak menyebabkan logam pecah)
Tekanan pada logam tidak menyebabkanlogam pecah logam pada logam sehingga bila
dipukul atau ditempa,logam tidak akan pecah atau tercerai berai,maka akan bergeser.Hal ini yang
mengakibatkan sifat logam yang ulet dan dapat ditempa maupun diulur menjadi kawat.n t u k
Bentuk molekul menggambarkan kedudukan atom-atom di dalam suatu molekul, kedudukan
atom-atom dalam ruang 3 dimensi dan besarnya sudut-sudut ikatan yang dibentuk dalam suatu
molekul. Ikatan yang terjadi pada molekul tersebut dibentuk oleh pasangan-pasangan elektron.
Bentuk molekul dapat dijelaskan menggunakan berbagai pendekatan, misalnya teori orbital
bastar (hibridisasi orbital), teori medan kristal (Crystal Field Theory), dan teori tolakan pasangan
elektron (Valece Shell Elektron Pair Repulsion atau VSEPR). Teori nampaknya lebih mudah dalam
menjelaskan bentuk molekul-molekul sederhana, sehingga pada pembahasan selanjutnya akan
digunakan teori VSEPR ini.
Menurut VSEPR, meskipun kedudukan pasangan elektron dapat tersebar diantara atom-atom
tersebut tetapi secara umum terdapat pola dasar kedudukan pasangan-pasangan elektron akibat
adanya gaya tolak menolak yang terjadi antara pasangan elektron-elektron tersebut. Atom-atom
dalam berikatan untuk membentuk molekul melibatkan elektron-elektron pada kulit terluar dan pada
senyawa kovalen elektron-elektron tersebut pasangan elektron bersama. Oleh sebab itu, bentuk
molekul ditentukan oleh kedudukan pasangan-pasangan elektron tersebut.
Di dalam molekul senyawa umumnya terdapat atom yang dianggap sebagai atom pusat,
misalnya pada senyawa H2O sebagai pusat atomnya adalah atom oksigen. Pasangan elektron yang
berada di sekitar atom pusat dapat dibedakan menjadi pasangan elektron ikatan (p.e.i) dan pasangan
elektron bebas (p.e.b) pasangan elektron bebas mempunyai gaya tolak yang lebih besar daripada
pasangan elektron ikatan. Berdasarkan hal tersebut maka kedudukan pasangan-pasangan elektron
mempunyai pola dasar sebagai berikut:
1) Linier
Dalam bentuk linier, atm-atom tertera pada sat ugaris lurus. Sudut yang dibentuk oleh
kedua ikatan kea rah atom pusat akan saling membentuk sudut 180. Sudut itu disebut sudut
ikatan. Contoh molekul yang berbentuk linier adalah BeCl2

(Gambar 1: Linear)
2) Segitiga Datar
Atom-atom dalam molekul berbentuk segitiga tertata dalam bidang datar, di mana
segitiga atom akan berada dalam titik sudut segitiga sama sisi dan di pusat segitiga terdapat
atom pusat. Sudut ikatan antar-atom yang mengelilingi atom pusat membentuk sudut 120.
Contoh molekul segitiga sama sisi adalah BCl 3.

(Gambar 2 :Segitiga Datar)


3) Tetrahedon
Atom-atom dalam molekul yang berbentuk tetrahedon akan berada dalam suatu
ruang piramida segitiga dengan keempat bidang permukaan sama sisi. Atom pusat terletak
dipusat tetrahedon dan keempat atom yang lain akan berada pada keempat titik sudut yang
mempunyai sudut ikatan 109,5. Contoh molekul tetrahedron adalah CH4.

(Gambar 1 :Tetrahedron)
4) Trigonal bipiramida
Dalam molekul trigonal bipiramida, atom pusat terdapat pada bidang sekutu dari dua
buah limas segitiga yang saling berhimpit, sedangkan kelima atom atom yang
mengelilinginya akan berada pada sudut-sudut limas segitiga yang dibentuk. Sudut ikatan
masing-masing atom tidak sama. Setiap ikatan yang ter;etak pada bdang segitiga mempunyai
sudut 120, sedangkan sudut antara bidang datar ini dengan dua ikatan vertical sebesar 90.
Contoh molekul triagonal bipiramida adalah PCl5.

(Gambar 4. Trigonal bipiramida)


5) Oktahedron
Oktahedron adalah yang bentuk yang terjadi dari dua buah lmas alas segiempat yang
bidang alasnya saling berhimpit, sehingga membentuk delapan bidang segitiga. Pada molekul
yang berbentuk octahedron, atom pusatnya berada pada pusat bidag segiempat dari dua
limas yang berhimpit tersebut, sedangkan enamatom yang mengelilinginya akan berada pada
sudut-sudut limas. Sudut ikatannya 90 Contoh molekul yang mempunyai bentuk octahedron
adalah SF6.
(Gambar 5: Oktahedron)
Cara Meramalkan bentuk molekul
Untuk meramalkan bentuk molekul, pertama-tama harus diketahui terlebih dahulu
jumlah pasangan elektron yang berada di sekitar atom pusat. Untuk menentukan jumlah
pasangan elektron dapat dilakukan dengan menggambarkan rumus titik elektronnya. Cara
yang lebih praktis adalah menghitung semua elektron valensi dari atom pusat dan elektron-
elektron yang digunakan untuk membentuk ikatan atom-atom yang mengelilinginya.
Langkah-langkah berikut ini dapat digunakan untuk meramalkan bentuk molekul :
1. Buat rumus titik elektron dari senyawa yang akan diramalkan bentuk molekulnya.
2. Tentukanlah :
a. Jumlah elektrn valensi atom pusat (atom pusat yang dikelilingi oleh dua atau lebih atom lain)
b. Jumlah elektron yang berasal dari atom-atom di sekitar atom pusat yang membentuk ikatan.
3. Jumlah elektron dari langkah 2.a dan 2.b tersebut.
4. Jumlah pasangan elektron disekitar atom pusat menentukan bentuk dasar (pola bentuk) molekul
tersebut.
5. Pasangan elektron terikat menentukan bentuk sesungguhnya dari molekul tersebut.
6. Pasangan elektron bebas mempunyai gaya tolak menolak lebih kuat, maka akan mengabil sudut
yang besar.
Contohnya:
Bentuk molekul IF3
Jawab :
Konfigurasi elektron 53I : [Kr]
Elektron valensi atom (I) :7
elektron Elektron dari 3 atom F (masing-masing 1) : 3 elektron +
Jumlah elektron disekitar atom pusat (N) : 10 elektron
Jumlah pasangan elektron disekitar atom pusat : 5 pasang
Karena atom I mengikat 3 atom F, maka pasangan elektron yang digunakan untuk ikatan
sebanyak 3 pasang, dan pasangan elektron bebas (5-3) = 2 pasang. Molekul tersebut termasuk
kelompok molekul dan bentuk molekulnya adalah T.
(Tabel : Notasi VSEPR dan Bentuk Molekulnya)
F. Ikatan Kovalen Polar dan Non-Polar
Pada molekul-molekul diatomik, misalnya H2, Cl2, O2, dan N2, pasangan elektron yang
digunakan bersama berada diantara dua atom dalam jarak yang sama. Sebab, kedua atom yang
berikatan mempunyai kekuatan gaya tarik elektron yang sama. Ikatan yang terbentuk pada molekul-
molekul tersebut dinamakan Ikatan kovalen non- polar
Bagaimana bila ikatan kovalen terjadi diantara dua atom yang mempunyai kekuatan gaya
tarik elektron yang berbeda, misalnya antara atom hidrogen dan klorin pada molekul HCl ? Atom
klorin mempunyai gaya tarik elektron yang jauh lebih kuat daripada hidrogen. Hal ini dapat dilihat
dari harga keelektronegatifannya. Harga keelektronegatifan klorin 3,0 dan hidrogen 2,1.
Oleh karena pasangan elektron lebih tertarik ke atom klorin, maka klorin menjadi kutub
negatif dan hidrogen menjadi kutub positif. Peristiwa terjadinya kutub akibat adanya pasangan
elektron yang lebih tertarik ke salah satu atom disebut dengan polarisasi, dan ikatan yang terbentuk
disebut ikatan kovalen polar.

(Gambar )Ikatan kovalen non polar pada molekul Cl2 dan Ikatan kovalen polar pada molekul
HCl
Apabila dalam suatu molekul terdapat beda keelektronegatifan antar atom-atom
penyusunnya, maka akan terjadi kepolaran. Semakin besar perbedaan harga keelektronegatifan
antara kedua atom, semakin polar ikatannya.Kepolaran ikatan tidak serta merta menjadikan
molekulnya menjad molekul CO2 y a n g m e m p u n y a i d u a i k a t a n k o v a l e n p o l a r
C = O . I k a t a n k o v CO2 dapat digambarkan sebagai vektor yang arahnya menuju ke muatan
karena jenis ikatan kovalen polar tersebut sama dan arahnya
b e r l a w a n a n ( r e akan saling meniadakan. Sehingga, meskipun molekul CO2 . Hal ini berbeda

dengan molekul H2O mempunnyai ikatan molekul bersifat non-polar. Hal ini berbeda dengan
molekul .
Untuk mengetahui suatu molekul merupakan molekul polar atau tidak, dapat dilakukan
dengan mengalirkan molekul tersebut dalam suatu medan magnet atau medan listrik. Apabila
alirannya dibelokkan karena medan magnet atau medan listrik, berarti molekul tersebut polar, tetapi
bila alirannya tidak dibelokkan oleh medan magnet atau listrik, berarti molekulnya merupakan non-
polar
Contohnya:
Molekul CCl4 terbentuk dari atom C dan atom Cl yang mempunyai perbedaan
keelektronegatifan cukup besar, sehingga ikatan C-Cl bersifat polar. Akan tetapi faktanya CCl 4
bukan molekul polar. Hal ini dapat dianalisis dari strukturnya sebagai berikut. Bandingkan dengan
molekul CHCl3 disampingnya.

 Molekul CCl4 bersifat nonpolar karena keempat jenis ikatan kovalen polarnya sama dan saling
meniadakan sehingga resultan vektor = 0
 Molekul CHCl3 bersifat polar karena memiliki dua jenis ikatan kovalen polar yang berbeda, yaitu 3
ikatan C-Cl dan 1 ikatan C-CH sehinggga resultan vektornya ≠ 0.
Sifat Fisika Senyawa Kovalen
Beberapa sifat senyawa kovalen, yaitu :
a) Dalam keadaan padat, cair, dan gas senyawa kovalen tidak dapat mengahntarkan listrik. Akan
tetapi beberapa senyawa kovalen polar seperti HCl dapat mengahantarkan listrik bila dilarutkan
dalam air.
b) Pada umumnya tidak larut dalam air tetapi dapat larut dalam pelarut non-polar. Senyawa
koovalen polar dapat larut dalam air.
c) Pada umumnya mempunyai titik leleh dan ttik didih yang rendah.
KELAS X
LEMB
KESTABI
AR LAN DAN
KERJA STRUKT
PESER UR
LEWIS
TA
DIDIK

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)


KESTABILAN dan STRUKTUR LEWIS

Tujuan
Pembelajaran
1) Melalui pertanyaan terbimbing pada LKPD peserta didik dapat menjelaskan kecenderungan
suatu atom untuk mencapai kestabilan berdasarkan konfigurasi elektron dengan tepat dan
bertanggung jawab.
2) Melalui diskusi dan mengali informasi peserta didik dapat menjelaskan hubungan antara
susunan elektron valensi dengan struktur lewis secara tepat dan bertanggung jawab.
3) Melalui diskusi dan mengali informasi peserta didik dapat menuliskan struktur lewis.
Petunjuk LKPD
1. Cermati tujuan pembelajaran yang ada pada LKPD ini
2. Gunakan sumber belajar lain untuk menambah pengetahuan dan pengalaman.
3. Lakukan kegiatan secara runtut
4. Baca dan pahami petunjuk serta langkah-langkah kegiatan pada LKPD dengan cermat
tentang ikatan kimia mengenai struktur lewis
5. Diskusikanlah bersama kelompok anda
6. Jawablah pertanyaan yang ada pada LKPD
7. Presentasikan hasil diskusi kelompok anda di depan kelas.

LATIHAN 1
KESTABILAN DAN STRUKTUR LEWIS
1. STIMULUS:

(Gambar 1:Neon)(gambar 2:NaCl)


1Silahkan bedakan gambar representasi molekul yang ada pada gambar di atas

2. -Mengapa gambar 2 unsur harus bergabung dengan unsur lain untuk membentuk senyawa sedangkan
gambar 1 unsur berdiri sendiri tanpa harus bergabung dengan unsur lain?
3.Mengapa gas mulia tidak perlu bergabung dengan unsur lain?

4.Bagaimana unsur-unsur berikut mencapai kestabilan?


a) 19K
b) 12Mg
c) 17Cl
Jawaban:

5. Bagaimana susunan elektron yang stabil?


STRUKTUR LEWIS
1.Lengkapi tabel berikut dalam menuliskan struktur Lewis!

No. Atom Konfigurasi Elektron Elektron Valensi Struktur Lewis


1. 3 Li
2. 4Be

3. 8O

4. 16 S

5. 9F

6. 11 Na

7. 12 Mg

8. 13 Al

9. 17 Cl

10. 6C

Anda mungkin juga menyukai