Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA HAYATI (TPPB 2122302)


ACARA II
RESPON DAN PERKEMBANGAN FISIOLOGI TANAMAN
AKIBAT RANGSANGAN FISIK

DISUSUN OLEH:

NAMA : KHAIRUNNISAA’ GEBYAR M.

NIM : 21/481923/TP/13305

GOL :6

CO. ASS :

LABORATORIUM FISIKA HAYATI

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertumbuhan tanaman merupakan suatu proses kenaikan massa dan volume
yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke asal) seperti bertambahnya
tinggi, panjang, dan lebar pada bagian tumbuhan. Dalam proses pertumbuhan
tanaman terdapat fase vegetatif terutama terjadi, yakni perkembangan akar, daun
dan batang baru. Fase ini meliputi pembelahan sel, pemanjangan sel, dan tahap
awal dari diferensiasi sel. Dalam proses pertumbuhan, dipengaruhi oleh beberapa
faktor baik internal maupun eksternal. Salah satu pengaruh eksternal yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman yakni thigmomorphogenesis.
Dalam fenomena thigmomorphogenesis, tanaman menanggapi rangsangan
lingkungan dengan reaksi positif atau negatif. Tanaman yang merespons reaksi
positif akan berkembang ke arah rangsangan, sedangkan tanaman yang merespons
reaksi negatif akan berkembang jauh dari rangsangan. Fenomena
thigmomorphogenesis akan berdampak fisiologis pada pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Salah satu contoh perilaku fisik yang ditunjukkan oleh
thigmomorphogenesis adalah membuka atau menutup kelopak daun. Tindakan ini
dilakukan oleh tanaman dalam upaya mempertahankan diri.
Oleh karena itu, dilakukannya praktikum pengamatan respon tanaman selada
dengan perlakuan sentuhan fisik yang divariasikan untuk mengetahui pengaruh
terhadap perkembangan fisiologi tanaman

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum respon dan perkembangan fisiologi
tanaman akibat rangsangan fisik yakni untuk mengukur perubahan fisiologi
tanaman akibat sentuhan fisik (thigmomorphogenesis).
1.3 Manfaat
Manfaat dilakukannya praktikum respon dan perkembangan fisiologi tanaman
akibat rangsangan fisik yakni mahasiswa dapat menganalisis perkembangan
fisiologi tanaman akibat perlakuan sentuhan fisik yang divariasikan pada
tanaman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan tanaman merupakan suatu proses kenaikan massa dan volume yang
bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke asal) seperti bertambahnya tinggi,
panjang, dan lebar pada bagian tumbuhan (Ningsih, 2019). Pertumbuhan tanaman
berasal dari hasil metabolisme sel – sel hidup yang dapat diukur sebagai pertambahan
bobot basah atau kering, isi, panjang atau tinggi. Dalam proses pertumbuhan tanaman
terdapat fase vegetatif terutama terjadi, yakni perkembangan akar, daun dan batang
baru. Fase ini meliputi pembelahan sel, pemanjangan sel, dan tahap awal dari
diferensiasi sel. (Fitriani & Haryanti 2016). Tropisme adalah istilah yang mengacu
pada pertumbuhan tanaman dalam arah tertentu sebagai tanggapan terhadap
perubahan lingkungan. Perubahan pertumbuhan struktur tanaman seperti batang,
akar, coleoptile, tangkai daun, dan sulur sebagai respons terhadap stimulus
lingkungan dengan intensitas yang tidak sama pada dua sisi struktur dikenal sebagai
tropisme. Stimulus yang dianggap sebagai respon tropik negatif menyebabkan
pertumbuhan terarah ke arah stimulus, sedangkan stimulus yang dianggap sebagai
respon tropik positif menyebabkan pertumbuhan terarah ke arah stimulus (Telewski,
2012). Selama masa pertumbuhan tanaman tidak lepas dari faktor internal maupun
eksternal. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman tidak terbatas
pada faktor internal dan eksternal. Faktor internal termasuk zat hara dalam tanah,
media tanaman, rangsangan sentuhan fisik, air, cahaya matahari, dan cahaya matahari
(Jailani, 2022).

Terdiri dari tiga kata berbahasa Yunani, "tigmomorfogenesis" berarti


"sentuhan", "morphe" berarti "bentuk", dan "genesis" berarti "asal" atau "generasi".
Response tanaman terhadap sentuhan, stimulasi, atau tekanan mekanis dari luar yang
memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan disebut "tigmomorfogenesis".
Tekanan mekanis pada tanaman dapat berupa angin, hujan, hambatan fisik, atau
predasi. Tugas tumbuhan untuk mengurangi tekanan mekanis di lingkungan alaminya
dikenal sebagai tigmomorfogenesis. Adanya tigmomorfogenesis menawarkan
keuntungan bagi tanaman karena tanaman yang lebih pendek dan kuat tidak mudah
rusak oleh tekanan mekanis dibandingkan dengan tanaman yang tinggi dan ramping
(Bornke dan Rocksch, 2017). Tigmomorfogenesis merupakan suatu cara tanaman
merespon adanya sentuhan, baik stimulasi maupun tekanan mekanis yang berasal
dari luar tubuh tanaman yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Tigmomorfogenesis terjadi secara tak terduga akibat adanya sentuhan
pada tanaman (Braam & Chehab, 2017). Contoh bentuk tekanan mekanis pada
tanaman dapat berupa adanya angin, hujan, hambatan fisik atau predasi.
Tigmomorfogenesis dapat dianggap sebagai respon adaptif tumbuhan untuk
mengurangi adanya tekanan mekanis yang terjadi pada lingkungan alaminya.

Dibandingkan dengan tanaman berfisik tinggi dan ramping, tanaman yang


menerima perlakuan tigmotropisme akan lebih pendek, lebih kuat, dan tidak mudah
rusak oleh tekanan mekanis alami yang dikenal sebagai angin (Bornke dan Rocksch,
2017). Pengukuran yang dilakukan pada tanaman termasuk tinggi, jumlah daun, luas,
dan diameter batang dalam proses menganalisis efek tigmomorfogenesis (Fahrunisa,
2022). Fenomena thigmomorphogenesis menunjukkan reaksi yang berpotensi positif
atau negatif. Tanaman yang mengalami reaksi positif akan berkembang menuju
rangsangan, sedangkan tanaman yang mengalami reaksi negatif akan berkembang
jauh dari rangsangan (Okra & Novera, 2019).
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum respon dan perkembangan fisiologi


tanaman akibat rangsangan fisik sebagai berikut:
1. Mistar / Penggaris
2. Timbangan
3. Gelas ukur
Bahan yang digunakan pada praktikum respon dan perkembangan fisiologi
tanaman akibat rangsangan fisik sebagai berikut:
1. Bibit tanaman sawi hijau
2. Media tanam

3.2 Skema Alat

3.3 Cara Kerja

Pada praktikum respon dan perkembangan fisiologi tanaman akibat


rangsangan fisik, media tanam disiapkan dengan cara mengisi nampan dengan
tanah yang telah dicampur dengan pupuk kompos. Bibit tanaman ditanam
pada nampan yang telah diisi tanah tersebut. Tanaman disiram dengan jumlah
air tertentu (100 gram) hingga memenuhi kondisi kapasitas lapang. Enam
nampan dibuat untuk 3 perlakuan, masing-masing perlakuan dibuat 2 ulangan.
Penyemaian dan perawatan dilakukan hingga 7 HST. Setiap hari pengamatan,
tanaman disiram dengan volume yang sama dengan penyiraman awal.
Penyiraman dilakukan langsung ke tanah, usahakan agar tidak mengenai titik
tumbuh tanaman, secara merata di seluruh permukaan nampan. Perlakuan
diberikan mulai 8 HST dengan cara menggosok tanaman dengan mistar
sebanyak 2 kali dan 5 kali. Tanaman kontrol tidak diberikan perlakuan.
Pengambilan data dilakukan dengan mengukur tinggi tanaman, jumlah daun,
diameter batang, dan luas daun pada hari pertama dan hari terakhir
pengamatan. Analisis data dilakukan dengan SPSS.

3.4 Analisis data

Analisis data yang dilakukan pada praktikum respon dan


perkembangan fisiologi tanaman akibat rangsangan fisik yakni dengan dibuat
grafik tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, dan diameter batang untuk
setiap perlakuan gesekan dan kontrol. Kemudian dibuat analisis statistik
menggunakan SPSS untuk melihat apakah thigmomorphogenesis memberikan
respon yang berbeda bagi ketiga perlakuan.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN ANALISA DATA

Untuk menentukan apakah ada perbedaan rata-rata antara dua kelompok


sampel yang tidak berhubungan, program SPSS digunakan untuk menganalisis
data. Dari data yang dikumpulkan untuk masing-masing parameter, nilai standar
defiasi dan nilai signifikansi annova satu arah dihitung. Hasil data pengamatan
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Tabel Hasil Selisih Hari ke 0 dan ke 12

Perlakuan Tinggi Tanaman Jumlah Daun


0 7,1 0
0 4,5 1
2 5,9 1
2 5,7 1
5 3,7 0
5 4,6 3

10
9
8
Tinggi batang (cm)

7
6
5
4
3
2
1
0
0 2 4 6 8 10 12 14

Waktu (hari)

Perlakuan 0 Perlakuan 2 Perlakuan 5

Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Perlakuan 0,2, dan 5.


Dari data yang telah diperoleh kemudian dilakukan analisis data sehingga
menghasilkan data analisis berikut :
Tabel 4.2 Tabel Descriptive dan Annova

Perlakua
Parameter n N Mean
0 2 6,37 ± 1,65
Tinggi
2 2 9,39 ± 0,16
tanaman
5 2 11,68 ± 0,30
0 2 0,50 ± 0,71
Jumlah daun 2 2 1±0
5 2 1,50 ± 2,12

Tabel 4.3 Tabel Subset

Perlakua
Parameter N Subset for alpha = 0,05
n
1 2
0 2 6,37
Tinggi
2 2 9,39 9,39
tanaman
5 2 11,68
Sig. 0,05 0,10

Tabel 4.4 Tabel Subset

Perlakua
Parameter N Subset for alpha = 0,05
n
1
0 2 0.50
Jumlah daun 2 2 1.00
5 2 1.50
Sig. 0.492
BAB V
PEMBAHASAN

Braam dan Chehab (2017) menyatakan bahwa thigmomorphogenesis adalah


fenomena yang tidak dapat diprediksi dari perubahan yang disebabkan oleh sentuhan
selama pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Karena tanaman harus merasakan
sentuhan, terutama manusia, tanaman yang disentuh lebih pendek dan seringkali
lebih kekar daripada yang tidak. Tanaman yang distimulasi sentuhan memiliki
keuntungan utama dari thigmomorphogenesis, yaitu pola pertumbuhan yang lebih
rapat. Tigmomorfogenesis merupakan suatu cara tanaman merespon adanya
sentuhan, baik stimulasi maupun tekanan mekanis yang berasal dari luar tubuh
tanaman yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Contoh thigmomorphogenetic lain terlihat pada tanaman Arabidopsis, yang


mengakumulasi hormon pertahanan jasmonate tingkat tinggi, yang mengaktifkan
pertahanan tanaman terhadap serangga dan infeksi jamur. Stimulasi sentuhan
berulang sederhana mungkin membuat Arabidopsis lebih tahan terhadap predasi
serangga dan infeksi jamur, dan sentuhan serangga yang merayap mungkin
merupakan peringatan tentang serangan herbivora yang mungkin terjadi. Demikian
pula, angin, yang dapat menyebarkan spora jamur, dapat memicu respons pertahanan
tanaman jika spora jamur ditemukan.

Praktikum ini menggunakan sampel bibit sawi untuk mengukur pertumbuhan


tanaman, termasuk tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, dan diameter batang.
Dalam penanaman sawi, tiga jenis perlakuan sentuhan fisik digunakan: dua gesekan,
lima gesekan, dan kontrol tanpa perlakuan. Pengukuran dilakukan pada hari pertama
dan terakhir proses pengamatan, yang berlangsung selama dua belas hari.
Selanjutnya, hasil pengukuran yang diperoleh dianalisis menggunakan SPSS.
Hasilnya ditampilkan dalam tabel 4.1, 4.2, dan 4.3, serta satu gambar grafik yang
menunjukkan perubahan tinggi tanaman, jumlah, dan luas daun, serta diameter
batang sawi.

Sangat menarik bahwa petani Jepang telah menggunakan tekanan mekanis pada
tanaman selama berabad-abad. Metode mugifumi melibatkan secara tidak sengaja
menginjak bibit gandum dan barley untuk memperkuat akar, memperpendek tinggi
batang, dan meningkatkan hasil panen. Pelepasan anak bebek ke sawah adalah
tindakan tambahan yang meningkatkan pertumbuhan tanaman dan menghasilkan
batang yang lebih tebal dan kuat. Dengan memanfaatkan sensitivitas sentuhan
tanaman dan toleransi terhadap stres, teknik ini meningkatkan hasil panen.
BAB VI
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Dalam praktikum, tanaman menunjukkan respons dan pertumbuhan fisiologi


terhadap rangsangan fisik sebagai berikut:

1. GGG: Hasil praktikum menunjukkan bahwa organ tanaman mengalami sedikit


perubahan ukuran karena gesekan; namun, karena tidak ada signifikansi statistik
untuk setiap perlakuan, tidak dapat dipastikan bahwa ada perbedaan yang sebenarnya.

2. Xaxaxax: Praktikum "Respon dan Perkembangan Fisiologi Tanaman Akibat


Rangsangan Fisik" menunjukkan bahwa tanaman kontrol atau yang tidak mengalami
gesekan memiliki tinggi dan jumlah daun yang lebih besar daripada tanaman yang
diberi perla. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman dapat menunjukkan respon
fisiologis terhadap parameter seperti tinggi, luas, jumlah daun, dan diameter batang.

3. BG: Hasil praktikum ini menunjukkan bahwa gesekan menyebabkan perubahan


kecil dalam beberapa parameter organ tanaman. Namun, karena tidak ada hasil uji
yang signifikan untuk setiap parameter, belum dapat dipastikan bahwa ada perbedaan
yang sebenarnya.

Anda mungkin juga menyukai