Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN (GLBB)

NAMA: NICU RAHMAT ADIL


KELAS: MATEMATIKA B
NIM:1072211040

PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNGTAHUN
AJARAN 2022/2023
I. TUJUAN
1) Menghitung percepatan sebuah benda yang bergerak lurus berubah
beraturan dengan besar kecepatan awal tertentu
2) Menghitung ∆ pada massa, sekon, dan jarak
3) Mengetahui cara penggunaan alat untuk menghitung percepatan pada GLBB

II. METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat

Waktu : 9.10-10.50 Am, Kamis,29 September 2022

Tempat : Laboraturium Fisika Gedung B

2.2 Alat dan Bahan

1. Linear Air Track 6. Switch Box


2. Pulley with plugs 7. Power Supply
3. Air blower with tube 8. Electronic Launcher
4. Electronic timer 9. Kabel penghubung
5. Photocell unit 10. Glider flag

2.3 Prosedur Praktikum

1. Buatlah rangkaian seperti gambar berikut


2. Posisikan photocell B beberapa cm dari photocell A, dan ukurlah jarak
antara photocell Adan photocell B ( x ) seperti pada gambar berikut

3. Atur posisi electric timer (counter timer) pada posisi acceleration.


4. Tekan tombol hold/release pada switch box sehingga glider flag meluncur.
5. Tekan tombol memory pada electric timer untuk melihat data waktu a1, b1 dan
ab.
6. Setelah semua data dicatat, tekan tombol reset pada electric timer.
7. Kembalikan posisi awal glider flag ke posisi semula dan tekan tombol
hold pada switchbox.
8. Lakukan 5 kali pengulangan pengambilan data.
9. Ulangi langkah 4 – 8 dengan mengubah massa beban dengan cara
menambahkan bebanpada glider yang berbeda – beda sebanyak 3
variasi dengan nilai Δx yang tetap.
10. Ulangi langkah 4 – 9 dengan mengubah nilai Δx sebanyak 3 variasi Δx.
11. Ukurlah panjang flag dan timbang massa beban penggantung.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil (berupa tabel)


TABULASI DATA
Panjang flag (𝑙) = 5 𝑐𝑚 =0,05 m

Jarak antar Waktu


Massa Tempuh
photocell
No ( m ± Δm)
( x ± Δx )
(g) 𝑎1 (s) 𝑏1 (s) 𝑎𝑏 (s)
(cm)
1 0,0270 0,0191 0,218
2 0,0278 0,0195 0,223
100 ± 35,35
3 0,0280 0,0197 0,225
4 20 ± 0,05 0,0426 0,0288 0,333
5 50 ± 35,35 0,0390 0,0281 0,310
6 0,0387 0,0279 0,309
7 0,0274 0,0167 0,370
8 0,0282 0,0171 0,379
100 ± 35,35
9 0,0276 0,0170 0,373
10 40 ± 0,05 0,0389 0,0229 0,524
11 50 ± 35,35 0,0388 0,0230 0,524
12 0,0390 0,0233 0,530
Ket :
𝑎1= waktu glider flag melewati photocell A

𝑏1= waktu glider flag melewati photocell B

ab = waktu tempuh dari photocell A ke photocell B

3.2 Pembahasan
Peraktikum fisika tentang Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
merupakan kegiatan Menghitung percepatan sebuah benda yang
bergerak lurus berubah beraturan dengan besar kecepatan awal
tertentu

GLBB atau gerak lurus berubah beraturan merupakan gerak benda


pada lintasan lurus tapi percepatannya konstan atau tetap.
percepatannya tetap artinya baik besar maupun arahnya tetap.
GLBB adalah gerak lurus berubah beraturan yang dimana artinya
sebuah benda bergerak pada lintasan lurus dengan kecepatan tidak
konstan dan percepatannya konstan.

Ciri-ciri GLBB: lintasan dari gerak benda berupa garis tidak perlu
garis tegak lurus tetapi bergerak dengan satu arah tanpa berbelok,
gerak benda mengalami percepatan konstan /tetap, kecepatan pada
benda berubah-ubah baik itu kecepatan naik maupun turun,
v/kecepatan hingga t/selang waktu membentuk grafik miring
bawah/atas. (artikel pengertian, konsep, komponen, rumus, ciri-ciri,
dan jenis GLBB).

Jenis-jenis GLBB: dipercepat dan diperlambat. GLBB dipercepat


ialah gerak benda yang mempunyai lintasan lurus dan kecepatannya
bertambah secara beraturan (artikel pengertian, konsep, komponen,
rumus, ciri-ciri, dan jenis GLBB). GLBB diperlambat adalah benda
yang bergerak dengan lintasan lurus dan memiliki percepatan /
berkurang secara berurutan ( artikel pengertian, konsep, komponen,
rumus, ciri-ciri, dan jenis GLBB).

Secara umum ada tiga variabel dari gerak lurus berubah beraturan,
yaitu perpindahan (s), kecepatan (v), dan percepatan (a).
perpindahan adalah perubahan posisi pada benda, ukuran
perpindahan sama dengan jarak terpedek dari posisi akhir dan posisi
awal oleh suatu titik P yang bergerak. Kecepatan merupakan
besaran turunan yang diturunkan dari besaran pokok panjang dan
waktu. percepatan atau akselerasi adalah perubahan kecepatan
dalam satuan waktu tertentu.

Pembahasan Tabulasi Data


Setelah melakukan perhitungan dan mendapatkan hasil dari
pengukuran tersebut maka selanjutnya kami melakukan tabulasi
data secara teori Pengertian Tabulasi adalah pembuatan tabel-
tabel yang berisi data yang telah diberi kode sesuai dengan
analisis yang dibutuhkan. Dalam melakukan tabulasi diperlukan
ketelitian agar tidak terjadi kesalahan. Tabel pemindahan, yaitu
tabel tempat memindahkan kode - kode dari kuesioner atau
pencatatan pengamatan.

Pembahasan perhitungan
Untuk perhitungannya karena di minta untuk Menghitung percepatan
sebuah benda yang bergerak lurus berubah beraturan dengan besar
kecepatan awal tertentu maka di perlukan rumus khusus yang di
gunakan yaitu :
∆𝑣 𝑣𝑡−𝑣0
1) 𝑎= ∆𝑡 = ∆𝑡

2) 𝐹 =𝑚×𝑎

3.3 Perhitungan

panjang/jarak
Pengambilan Ke- 𝑎1 (s) 𝑏1 (s) 𝑎𝑏 (s)
(x) Massa

1 0,0270 0,0191 0,218


2 100 gram 0,0278 0,0195 0,223
3 0,0280 0,0197 0,225
4 20 cm 0,0426 0,0288 0,333
5 50 gram 0,0390 0,0281 0,310
6 0,0387 0,0279 0,309
7 0,0274 0,0167 0,370
8 100 gram 0,0282 0,0171 0,379
9 0,0276 0,0170 0,373
10 40 cm 0,0389 0,0229 0,524
11 50 gram 0,0388 0,0230 0,524
12 0,0390 0,0233 0,530

 Menentukan ∆ pada jarak

1
∆𝑥 = 𝑛𝑠𝑡
2

1
∆𝑥 = 0,1 𝑐𝑚 = 0,05 𝑐𝑚
2

 Menentukan ∆ pada massa

Massa (𝑚 − 𝑚⃗⃗→) (𝑚 −
𝑚⃗⃗→)2
50 50-75 = -25 625
100-75 =
100 25 625
50 + 100
𝑚⃗⃗→ = = ∑0 ∑ 1250
75
2
1
∆𝑚 = ∆𝑥 = 𝑆𝐷 = √ ∑(𝑚 − 𝑚⃗⃗→)2
𝑁−1

1
∆𝑚 = ∆𝑥 = 𝑆𝐷 = √ ∑ 1250
2−1

∆𝑚 = ∆𝑥 = 𝑆𝐷 = √1250 = 35,35 𝑔𝑟𝑎𝑚

jarak 20 cm dan massa 100 gram

 Menentukan ∆ pada sekon 𝑎1

Sekon (𝑎1 − ⃗𝑎⃗⃗⃗1→) (𝑎1 − 𝑎⃗⃗⃗⃗1→)2


0,0270 0,0270 - 0,0276 = -0,0006 0,00000036
0,0278 0,0278 - 0,0276 = 0,0002 0,00000002
0,0280 0,0280 - 0,0276 = 0,0004 0,00000016
0,0270 + 0,0278 + 0,0280
⃗𝑎⃗⃗⃗→ = = ∑0 ∑ 0,00000092
0,0276
1
3

∆𝑎1 = ∆𝑥 = 𝑆𝐷 = √ 1
∑ 0,00000092=0,000678 sekon
3−1

 Menentukan ∆ pada sekon 𝑏1

Sekon (𝑏1 − 𝑏⃗⃗⃗1→) (𝑏1 − ⃗𝑏⃗⃗1→)2


0,0191 0,0191 - 0,0194 = -0,0003 0,00000009
0,0195 0,0195 - 0,0194 = 0,0001 0,00000001
0,0197 0,0197 - 0,0194 = 0,0003 0,00000009
0,0191 + 0,0195 + 0,0197
𝑏 ⃗⃗⃗→ = = ∑ 0,0001 ∑ 0,00000019
0,0194
1
3

∆𝑏1 = ∆𝑥 = 𝑆𝐷 = √ 1
∑ 0,00000019=0,000308 sekon
3−1

 Menentukan ∆ pada sekon 𝑎𝑏

Sekon (𝑎𝑏 − ⃗𝑎⃗⃗⃗𝑏→) (𝑎𝑏 − ⃗𝑎⃗⃗⃗𝑏→)2


0,218 0,218 - 0,222 = -0,004 0,000016
0,223 0,223 - 0,222 = 0,001 0,000001
0,225 0,225 - 0,222= 0,003 0,000009
0,218 + 0,223 + 0,225 ∑0 ∑ 0,000026
𝑎⃗⃗⃗⃗𝑏→ = 3 = 0,222
∆𝑎𝑏 = ∆𝑥 = 𝑆𝐷 = √ 1
∑ 0,000026=0,003605 sekon
3−1

∆𝑣 𝑣𝑡 − 𝑣0
𝑎 = ∆𝑡 = ∆𝑡

∆𝑡 = ⃗𝑎⃗⃗⃗𝑏→

(𝑙) = 5 𝑐𝑚 =0,05 m

𝑣0 = 𝑙 = 0,05 = 1,811 𝑚/𝑠


⃗𝑎 0,0276
⃗⃗⃗
1→
0,05
𝑣𝑡 = 0,0194 = 2,577 𝑚/𝑠
𝑙
= 𝑏⃗
⃗⃗1

∆𝑣 2,577 − 1,811 0,766 2


𝑎 = ∆𝑡 = 0,222 = 0,222 = 3,450 𝑚/𝑠

𝐹 =𝑚×𝑎

𝐹 = 100 × 3,450 = 345 𝑁

jarak 20 cm dan massa 50 gram

 Menentukan ∆ pada sekon 𝑎1

Sekon (𝑎1 − ⃗𝑎⃗⃗⃗1→) (𝑎1 − 𝑎⃗⃗⃗⃗1→)2


0,0426 0,0426 - 0,0401 = 0,0025 0,00000625
0,0390 0,0390 - 0,0401 = -0,0011 0,00000121
0,0387 0,0387 - 0,0401 = -0,0014 0,00000196
0,0426 + 0,0390 + 0,0387
⃗𝑎⃗⃗⃗→ = = ∑0 ∑ 0,00000942
0,0401
1
3

∆𝑎1 = ∆𝑥 = 𝑆𝐷 = √ 1
∑ 0,00000942=0,00217 sekon
3−1

 Menentukan ∆ pada sekon 𝑏1

Sekon (𝑏1 − 𝑏⃗⃗⃗1→) (𝑏1 − ⃗𝑏⃗⃗1→)2


0,0288 0,0288 - 0,0282 = 0,0006 0,00000036
0,0281 0,0281 - 0,0282 = -0,0001 0,00000001
0,0279 0,0279 - 0,0282= -0,0003 0,00000009
0,0288 + 0,0281 + 0,0279
𝑏 ⃗⃗⃗→ = = ∑ 0,0002 ∑ 0,00000046
0,0282
1
3
∆𝑏1 = ∆𝑥 = 𝑆𝐷 = √ 1
∑ 0,00000046=0,000479 sekon
3−1

 Menentukan ∆ pada sekon 𝑎𝑏

Sekon (𝑎𝑏 − ⃗𝑎⃗⃗⃗𝑏→) (𝑎𝑏 − ⃗𝑎⃗⃗⃗𝑏→)2


0,333 0,333 - 0,317 = 0,016 0,000256
0,310 0,310 - 0,317 = -0,007 0,000049
0,309 0,309 - 0,317= -0,008 0,000064
0,333 + 0,310 + 0,309 ∑ 0,001 ∑ 0,000369
𝑎⃗⃗⃗⃗𝑏→ = 3 = 0,317

∆𝑎𝑏 = ∆𝑥 = 𝑆𝐷 = √ 1
∑ 0,000369=0,0135 sekon
3−1

𝑣0 = 𝑙 = 0,05 = 1,247 𝑚/𝑠


⃗𝑎 0,0401
⃗⃗⃗
1→
0,05
𝑣𝑡 = 0,0282 = 1,773 𝑚/𝑠
𝑙
= 𝑏⃗
⃗⃗
1

∆𝑣 1,773 − 1,247 0,526 2


𝑎 = ∆𝑡 = 0,317 = 0,317 = 1,659 𝑚/𝑠

𝐹 =𝑚×𝑎

𝐹 = 50 × 1,659 = 82,95 𝑁

jarak 40 cm dan massa 100 gram

 Menentukan ∆ pada sekon 𝑎1

Sekon (𝑎1 − ⃗𝑎⃗⃗⃗1→) (𝑎1 − 𝑎⃗⃗⃗⃗1→)2


0,0274 0,0274 - 0,0277 = -0,0003 0,00000009
0,0282 0,0282 - 0,0277 = 0,0005 0,00000025
0,0276 0,0276 - 0,0277 = 0,0009 0,00000081
0,0274 + 0,0282 + 0,0276 ∑ 0,0011
𝑎⃗⃗⃗⃗→ = = ∑ 0,00000115
0,0277
1
3

∆𝑎1 = ∆𝑥 = 𝑆𝐷 = √ 1
∑ 0,00000115=0,00107 sekon
3−1

 Menentukan ∆ pada sekon 𝑏1

Sekon (𝑏1 − 𝑏⃗⃗⃗1→) (𝑏1 − ⃗𝑏⃗⃗1→)2


0,0167 0,0167 - 0,0169 = -0,0002 0,00000004
0,0171 0,0171 - 0,0169 = 0,0002 0,00000004
0,0170 0,0170 - 0,0169 = 0,0001 0,00000001
0,0167 + 0,0171 + 0,0170
𝑏 ⃗⃗⃗→ = = ∑ 0,0001 ∑ 0,00000005
0,0169
1
3

∆𝑏1 = ∆𝑥 = 𝑆𝐷 = √ 1
∑ 0,00000005=0,0005 sekon
3−1

 Menentukan ∆ pada sekon 𝑎𝑏

Sekon (𝑎𝑏 − ⃗𝑎⃗⃗⃗𝑏→) (𝑎𝑏 − ⃗𝑎⃗⃗⃗𝑏→)2


0,370 0,370 - 0,374 = -0,004 0,000016
0,379 0,379 - 0,374 = 0,005 0,000025
0,373 0,373 - 0,374 = -0,001 0,000001
0,370 + 0,379 + 0,373 ∑0 ∑ 0,000042
𝑎⃗⃗⃗⃗𝑏→ = 3 = 0,374

∆𝑎𝑏 = ∆𝑥 = 𝑆𝐷 = √ 1
∑ 0,000042=0,0046 sekon
3−1

𝑣0 = 𝑙 = 0,05 = 1,805 𝑚/𝑠


⃗𝑎 0,0277
⃗⃗⃗
1→
0,05
𝑣𝑡 = 0,0169 = 2,959 𝑚/𝑠
𝑙
= 𝑏⃗
⃗⃗
1

∆𝑣 2,959 − 1,805 1,154 2


𝑎 = ∆𝑡 = 0,374 = 0,374 = 3,085 𝑚/𝑠

𝐹 =𝑚×𝑎

𝐹 = 100 × 3,085 = 308,5 𝑁

jarak 40 cm dan massa 50 gram

 Menentukan ∆ pada sekon 𝑎1

Sekon (𝑎1 − ⃗𝑎⃗⃗⃗1→) (𝑎1 − ⃗𝑎⃗⃗⃗1→)2


0,0389 0,0389 - 0,0389 = 0 0
0,0388 0,0388 - 0,0389 = -0,0001 0,00000001
0,0390 0,0390 - 0,0389 = 0,0001 0,00000001
0,0389 + 0,0388 + 0,0390
𝑎⃗⃗⃗⃗→ = = ∑0 ∑ 0,00000002
0,0389
1
3

∆𝑎1 = ∆𝑥 = 𝑆𝐷 = √ 1
∑ 0,00000002=0,0001 sekon
3−1
 Menentukan ∆ pada sekon 𝑏1
Sekon (𝑏1 − 𝑏⃗⃗⃗1→) (𝑏1 − ⃗𝑏⃗⃗1→)2
0,0229 0,0229 - 0,0231 = -0,0002 0,00000004
0,0230 0,0230 - 0,0231 = -0,0001 0,00000001
0,0233 0,0233 - 0,0231 = 0,0002 0,00000004
0,0229 + 0,0230 + 0,0233
𝑏 ⃗⃗⃗→ = = ∑ −0,0001 ∑ 0,00000009
0,0231
1
3

∆𝑏1 = ∆𝑥 = 𝑆𝐷 = √ 1
∑ 0,00000009=0,000212 sekon
3−1

 Menentukan ∆ pada sekon 𝑎𝑏

Sekon (𝑎𝑏 − ⃗𝑎⃗⃗⃗𝑏→) (𝑎𝑏 − ⃗𝑎⃗⃗⃗𝑏→)2


0,524 0,524 - 0,526 = -0,002 0,000004
0,524 0,524 - 0,526 = -0,002 0,000004
0,530 0,530 - 0,526 = 0,004 0,000016
0,524 + 0,524 + 0,530 ∑0 ∑ 0,000024
𝑎⃗⃗⃗⃗𝑏→ = 3 = 0,526

∆𝑎𝑏 = ∆𝑥 = 𝑆𝐷 = √ 1
∑ 0,000024=0,00346 sekon
3−1

𝑣0 = 𝑙 = 0,05 = 1,285 𝑚/𝑠


⃗𝑎 0,0389
⃗⃗⃗
1→
0,05
𝑣𝑡 = 0,0231 = 2,164 𝑚/𝑠
𝑙
= 𝑏⃗
⃗⃗
1

∆𝑣 2,164 − 1,285 0,879 2


𝑎 = ∆𝑡 = 0,526 = 0,526 = 1,672 𝑚/𝑠

𝐹 =𝑚×𝑎

𝐹 = 50 × 1,672 = 83,6 𝑁

3.4 Pertanyaan
1. Hitunglah nilai percepatan (a) pada masing – masing
data. Jawab :
1) 3,450
2) 1,659
3) 3,085
4) 1,672
2. Hitung besarnya percepatan (a) pada masing – masing data
menggunakan konsep hukum Newton dengan asumsi gesekan
antara glidder flag dengan lintasan diabaikan.
Jawab :
ƒ
𝑎=
𝑚
345
1) 𝑎 = = 3,450 𝑚/𝑠
100
82,95
2) 𝑎 = 50 = 1,659 𝑚/𝑠
308,5
3) 𝑎 = 100 = 3,085 𝑚/𝑠
83,6
4) 𝑎 = 50 = 1,672 𝑚/𝑠
3. Bandingkan nilai percepatan hasil pengukuran dan perhitungan.
Berikan analisaterhadap kedua hasil tersebut.
Jawab :
Terdapat tidak ada perbedaan di antara pengukuran dan
perhitungan dengan persamaan percepatan dan persamaan hukum
Newton II. Analisa yang di dapat ialah menghasilkan hasil yang
sama persis tanpa ada perbedaan dan dalam hasil percepatan
dengan massa 50 gram lebih kecil di bandingkan 100 gram.

IV. KESIMPULAN

1) Dapat menghitung percepatan sebuah benda yang bergerak lurus


berubah beraturan dengan besar kecepatan awal tertentu
2) Dapat menghitung ∆ pada massa, sekon, dan jarak
3) Mengetahui cara penggunaan alat untuk menghitung percepatan pada
GLBB
4) Dapat menghitung percepatan dengan konsep hukum Newton
5) Dapat membandingkan percepatan hasil pengukuran dan perhitungan
6) Mengetahui bahwa percepatan di bagi menjadi 2 yaitu percepatan awal dan
akhir

V. DAFTAR PUSTAKA
Erlangga. (1985). Fisika. Jakarta.
Erlangga. (2014). Pengukuran Dan Ketidakpastian; Angka Signifikan . Jakarta.
Erlangga. (2000). University Physics. Jakarta.
Fisika, T. D. (2016). Modul Pengukuran 1. Balunijuk: Universitas Bangka Belitung.
Priyambodo, T. K. (2008). Ketelitian Pengukuran Dan Angka Penting. Yogyakara:
Andi Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai