Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PERENCANAAN DAN EVALUASI PROMOSI

KESEHATAN TENTANG ROKOK


Sebagai pemenuhan salah satu tugas mata kuliah
Promosi dan Ilmu Perilaku
Dosen Pengampu Dr Novita Rany Skm, M. Kes

DISUSUN OLEH :
KHARISMA YUHANA FAUZIAH
2305039

PROGRAM STUDI PASCA SARJANA


UNIVERSITAS HANGTUAH PEKANBARU
TAHUN AJARAN 2023-2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang Maha Pengasih lagi
maha penyayang, tuhan yang tak pilih kasih, Maha Penyayang yang tak pandang sayang.
Dengansegenap kekuatan yang Dia limpahkan, penulis mampu menyelesaikan makalah
yang berjudul “PERENCANAAN DAN EVALUASI PROMOSI KESEHATAN
TENTANG ROKOK”. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Baginda
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan seluruh umatnya hingga hari
akhir.
Dalam penyelesaian Makalah ini, penulis mengalami banyak kesulitan, karena
keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki penulis. Namun, berkat bantuan dari banyak
pihak, akhirnya karya tulis ini dapat terselesaikan walau masih banyak kekurangan. Untuk
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : Dr Novita Rany, SKM, M.Kes sebagai
Dosen Mata Kuliah Promosi dan Ilmu Perilaku yang telah membimbing dan memberikan
masukan hingga makalah ini bisa disusun . Penulis sadar bahwa makalah yang kami susun
ini masih banyak kesalahan dan kekurangan oleh karna itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun agar penulis dapat menjadi lebih baik

Pekanbaru, 5 November 2023

Penulis
A. Defenisi
Survei Mawas Diri (SMD) adalah kegiatan penanganan, pengumpulan dan
pengkajian masalah kesehatan oleh tokoh masyarakat dan kader kesehatan
setempat dibawah bimbingan petugas kesehatan. Dalam rangka mendiskusikan dan
pemecahan permasalahan kesehatan yang muncul di masyarakat para kader
kesehatan mengadakan SMD. Tujuan dari diadakannya kegiatan ini adalah
mengidentifikasi permasalahan yang nantinya dari identifikasi masalah ini akan
dibahas dalam Musyawarah Masyarakat Desa (MMD). Beberapa permasalahan
yang menjadi menurut angka prioritas dan fakto urgency yaitu : jamban,
kurangnya bayi balita dan anak-anak yang datang ke posyandu, stunting dan juga
masalah rokok.
B. Tujuan
a) Tujuan Umum
1) Mengarahkan sumber daya yang ada untuk upaya promosi
kesehatan
2) Mendukung pencapaian target program dan peningkatan kinerja
puskesmas dalam waktu tertentu.
3) Adanya kejelasan tentang upaya promosi kesehatan yang harus
dilakukan secara sistematis
4) Mengarah pada tujuan program yang akan dicapai dalam waktu
tertentu.
b) Tujuan Khusus
1) Mengumpulkan data, masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku.
2) Mengkaji dan menganalisis masalah kesehatan, lingkungan, dan
perilaku.
3) Menginventarisasi sumber daya masyarakat yang dapat mendukung
upayamengatasi masalah kesehatan.
4) Diperolehnya dukungan kepala desa/kelurahan dan pemuka
masyarakat dalampelaksanaan penggerakan dan pemberdayaan
masyarakat . Jenis-tahapan kegiatan promkes
C. Manfaat Perencanaan Promosi Kesehatan
a. Masyarakat sadar akan adanya masalah kesehatan di lingkungan nya
b. Mengetahui besarnya masalah kesehatan di lingkungan nya.
c. Mengurangi resiko ketidak pastian terhadap proses pelaksanaan kegiatan promkes
d. Mencegah pemborosan sumberdaya, dan mengoptimalkan penggunaan
sumberdaya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan promkes.
e. Jangkauan kegiatan promkes lebih luas dan terorganisir dengan baik
f. Mencegah terjadinya tumpang tindih (over lapping)
g. Menjadi dasar bagi pelaksanaan, pengawasan, pemantauan dan penilaian upaya
promosi kesehatan di puskesmas

D. ANALISIS SITUASI
Analisis situasi yang dilakukan yaitu petugas puskesmas melakukan SMD
(Survey Mawas Diri) yaitu ada blanko yang dibagikan kepada kader dan masyarakat dan
diutamakan pada pelayanan posyandu, kemudian mereka melihat masalah-masalah apa
yang ada dan apa yang mereka butuhkan tentang pelayanan kesehatan. Setelah
melakukan survey tersebut, kemudian hasilnya dikumpulkan lalu ditentukan masalah apa
dan kebutuhan apa yang akan diprioritaskan (masing-masing desa berbeda). Setelah itu
petugas melakukan MMD (Musyawarah Masyarakat Desa), berdasarkan hasil survey apa
yang mereka butuhkan dan apa yang petugas temukan dilapangan misalnya kesehatan
lingkungannya seperti kurangnya jamban, kurangnya bayi balita dan anak-anak yang
datang ke posyandu, stunting dan juga masalah rokok.
E. MENENTUKAN PRIORITAS MASALAH
Dalam menentuan prioritas masalah disini saya menggunakan metode USG.
Penggunaan Metode USG dalam menentukan prioritas masalah :

Masalah Indikator kesehatan Indikator terkait kesehatan


Kurangnya jamban Kurangnya jamban sehingga Penghasilan total rata-rata
masyarakat masih membuang keluarga di desa tersebut.
tinja yang bukan pada
tempatnya.

Dapat berdampak timbulnya Kurangnya kesadaran


berbagai penyakit karena massyarakat tentang petingnya
perilaku membuang kotoran pengadaan jamban.
(tinja) tidak pada tempatnya
karena tidak tersedianya Ketidaktahuan masyarakat
jamban. tentang cara membuat jamban.
Kurangnya bayi balita dan Kurangnya kesadaran akan Tingkat pendidikan ibu rata-
anak-anak yang datang ke pentingnya datang ke rata di desa tersebut.
posyandu posyandu untuk melakukan
imunisasi. Jarak rata-rata antara
puskemas dan rumah
Untuk mencegah penyakit penduduk di desa tersebut.
yang tidak diinginkan dengan
pemberian vaksin. Susahnya mendapatkan
kendaraan untuk ke
puskesmas.
Rokok Kandungan yang terdapat Kurangnya kesadaran akan
dalam rokok dapat merusak bahaya rokok.
tubuh.
Kurangnya pengetahuan
Dapat menyebabkan tentang dampak merokok.
komplikasi berbagai penyakit.
Menyebabkan berbagai
kerugian seperti kesehatan dan
ekonomi.

Menyebabkan kematian lebih


cepat.
Stunting Keperluan asupan gizi yang Tingkat ekonomi yang rendah
kurang. penduduk tersebut.
No Masalah U S G Total

1. Kurangnya jamban 3 4 4 11

Kurangnya bayi balita


2. dan anak-anak yang 3 4 3 10
datang ke posyandu

Rokok 4 5 5 14
3..

Stunting 4 5 3 12
4.

Keterangan : berdasarkan skala 1-5.

5 =sangat besar

4 =besar

3 =sedang

2 =kecil

1=sangat kecil.

Berdasarkan tabel diatas ditemukan bahwa yang menjadi prioritas masalahnya yaitu tentang
rokok.
DIAGRAM SEBAB-AKIBAT (FISHBONE )

Manusia Metoda

Penyuluhan kurang
Pengetahuan tentang bahaya
merokok
Kerjasama dengan toga
tomas kurang
Masalah
rokok
Media Informasi kurang

Kebiasaan lingkungan
Sarana penyuluhan kurang

Sarana Dana Lingkungan

F. IDENTIFIKASI PENYEBAB MASALAH


Beberapa penyebab masalah merokok yaitu pertama factor kepribadian yaitu rasa
penasaran yang kemudian menjadi coba-coba hingga akhirnya ketagihan dan susah untuk
berhenti. Kemudian juga disebabkan karena pengaruh teman sepergaulan, pengaruh iklan
yang seperti kita tahu bahwa iklan rokok dijaman sekarang ini justru semakin menarik
dan terlihat keren dan juga banyak event festival yang sebagian besar sponsornya adalah
perusahaan rokok.

G. MENENTUKAN PRIORITAS PENYEBAB MASALAH


Dari beberapa penyebab masalah yang ada dapat ditentukan prioritas masalah
yang menyebabkan kecanduan rokok itu berpengaruh besar melalui yaitu pengaruh teman
sepergaulan. Tidak bisa dipungkiri bahwa teman sepergaulan atau teman sebaya memang
terbukti memberikan dampak yang besar terhadap perubahan perilaku sesama temannya
dan juga dalam teman sepergaulan banyak hal yang bisa dilakukan bersama dan berbagi
pengalaman. Tapi menurut saya, yang menjadi factor utama penyebab merokok yaitu
berawal dari pengaruh stress. Salah satu teman saya pernah bercerita awal mula dia mulai
merokok yaitu karena stress akan tugas kuliah yang menumpuk. Saat dia sedang
nongkrong dengan teman sepergaulannya, salah seorang temannya bertanya apa masalah
yang sedang dihadapinya karena dia terlihat tidak ceria. Kemudian dia menjawab bahwa
dia stress akibat tugas kuliahnya yang menumpuk dan langsung saja secara spontan
temanya yang tadi bertanya langsung menawarkan sebatang rokok kepadanya, katanya
“coba merokok dulu biar stresnya hilang”. Karena teman saya ini merasa sangat tertekan
(stress) tanpa piker panjang diapun langsung mengambil rokok yang ditawarkan dan
mulai merokok. Lanjut cerita, langsung saja seketika stress yang dia rasakan seketika
hilang dan beban pikirannyapun terasa menjadi lebih ringan. Dan mulai dari situlah
teman saya ini terus merokok hingga sekarang. faktor penyebab merokok karena stress
ini juga sejalan dengan hasil penelitian Dian Komasari dan Avin Fadillah Helmi bahwa
kondisi yang paling banyak perilaku merokok ketika subjek sedang dalam tekanan
(stress) yang kedua yaitu ketika sedang berkumpul dengan teman sebaya. Konsumsi
rokok ketika stres merupakan upaya-upaya pengatasan masalah yang bersifat emosional
atau sebagai kompensatoris kecemasan yang dialihkan terhadap perilaku merokok
(Komasari & Helmi, 2000).

H. MENENTUKAN SOLUSI
Solusi yang bisa dilakukan yaitu dengan melakukan penyuluhan kepada dan oleh
pihak yang bersangkutan, kampanye akan bahaya rokok, dengan memasang pamphlet di
beberapa tempat tentang bahaya rokok, mengajak untuk melakukan kegiatan yang positif
seperti olahraga dan kegiatan lainnya yang mampu meningkatkan kesehatan dan
melupakan tentang rokok, dan juga dengan membuat iklan seputar dampak dari merokok
dan bahaya rokok terutama bagi bayi balita dan juga ibu hamil.

I. MENENTUKAN PRIORITAS SOLUSI


Setelah ditentukan dan disusun beberapa solusi yang dapat digunakan dalam
menanggulangi masalah atau meminimalisir masalah penggunaan rokok oleh kepala
keluarga ataupun anggota keluarga lainnya. Dari beberapa solusi yang ada kemudian
ditentukanlah bahwa solusi yang akan diprioritaskan dalam kasus merokok adalah dengan
melakukan penyuluhan kepada pihak yang bersangkutan. Yaitu dengan melakukan
penyuluhan perorangan ketika didapati pada suatu rumah terdapat ada anggota keluarga
yang merokok. Setelah dilakukannya penyuluhan tentang dampak merokok, petugas
memberikan solusi yang dimana disini prioritas solusinya yaitu dengan cara pertama
dikurangi konsumsi rokoknya yang dulunya mungkin dua bungkus perhari menjadi satu
bungkus perhari dan kedua harus dan tidak boleh merokok dalam rumah. Dan pada salah
satu hasil penelitian yang dilakukan oleh Fikki Prasetya bahwa ada suatu ramuan yang
digunakan masyarakat angata sebagai pengganti rokok. Penggunaan ramuan Pure efektif
dalam upaya untuk berhenti merokok, dengan menekan dan memberikan sensasi lain dan
berbeda dengan merokok, sehingga perokok aktif mampu melepaskan kebiasaan merokok
(Ilmiah, Lokal, Angata, & Selatan, 2019)

J. MENENTUKAN TUJUAN
a. Tujuan Program; Yaitu diharapkan masyarakat dalam jangka waktu yang telah
ditentukan masyarakat dapat merubah perilakunya atau meminimalisir masalah
yang ada.
b. Tujuan Pendidikan; agar kiranya para perokok setelah mendapatkan penyuluhan
dan diberikan solusi agar kiranya dapat mengubah perilaku yang tadinya
merokoknya sangat sering menjadi jarang merokok dan justru bisa berhenti
merokok.
c. Tujuan Perilaku; diharapkan perilaku merokok tersebut bisa dihentikan.
d. Tujuan intervensi perilaku dalam promosi kesehatan:
a) Mengurangi perilaku negatif bagi kesehatan; dengan mengurangi
penggunaan rokok yang tadinya dua bungkus perhari menjadi satu
bungkus perhari.
b) Mencegah meningkatnya perilaku negatif bagi kesehatan; dilarang keras
merokok dalam rumah terutama yang memiliki bayi balita dan ibu hamil
dalam rumahnya.
c) Mencegah menurunnya perilaku positif bagi kesehatan; dilakukan
monitoring 3 bulan setelah diberikan penyuluhan.

K. MENENTUKAN SASARAN
a. Sasaran primer : Kepala keluarga dan anggota keluarga yang merokok.
b. Sasaran sekunder : Petugas kesehatan yang melakukan penyuluhan perorangan
tentang bahaya rokok
c. Sasaran tersier : Pemerintah setempat yang bertanggung jawab di wilayah yang
terdapat masalah.

L. MENENTUKAN JENIS KEGIATAN


Dengan melakukan penyuluhan perorangan ke rumah-rumah yang dimana anggota
keluarganya terdapat seorang perokok.

M. MENENTUKAN METODE
Adapun metode yang akan dilakukan dalam promosi kesehatan yaitu;
a. Ceramah/Penyuluhan
Metode ceramah digunakan untuk memberikan edukasi pola perilaku hidup sehat,
dan kampanye tentang bahaya rokok.
b. Konseling
Metode konseling ditujukan kepada pelaku perokok untuk menambah
pengetahuan tentang bahaya merokok.
c. Media massa
Media massa digunakan untuk memberikan edukasi dan motivasi kepada pelaku
perokok agar dapat memahami dan mengaplikasikan untuk berhenti merokok.
N. MENENTUKAN MEDIA
Media promosi kesehatan yang digunakan adalah media cetak berupa poster yang
memuat dampak dari merokok dan penyakit akibat merokok dan juga dengan
menggunakan media elektronik seperti laptop dan LCD sebagai fasilitas
penyuluhan/ceramah.

O. MENENTUKAN PELAKSANAAN KEGIATAN


Pelaksanaan kegiatan dilakukan berdasarkan kebutuhan. Karena tiap-tiap desa
berbeda permasalahannya, jadi setelah dilakukan survey dilihat permasalahan apa yang
paling banyak dan yang diprioritaskan seperti disalah satu desa didapati hasil banyak
masalah mengenai rokok kemudian kami menentukan pelaksanaan kegiatan yaitu dengan
melakukan penyuluhan perorangan yang langsung mendatangi rumah yang ditemukan
perokok dirumah tersebut dan juga disekolah-sekolah.

P. MENENTUKAN ALOKASI DANA


Alokasi dana kegiatan adalah dana yang bersumber dari pendapatan desa itu sendiri.

Q. MENENTUKAN WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN


Renacana kegiatan program promkes untuk mengatasi masalah rokok adalah sebagai
berikut :
Kegiatan : Melakukan pendekatan kepada sasaran tersier (tokoh agama, masyarakat dan
anggota keluarga) untuk memberikan dukungan terhadap program promkes yang akan
dilaksanakan.
Tempat: Kantor Kecamatan dan Rumah warga yang ada pelaku rokok terutama jika di
rumah tersebut terdapat anak-anak (bayi-balita).

R. MENENTUKAN KEGIATAN MONITORING


Kegitan monitoring dilakukan 3 bulan setelah dilakukannya kegiatan penyuluhan dan
konseling di rumah yang bersangkutan (rumah perokok).
S. MENENTUKAN KEGIATAN EVALUASI
Kegiatan evaluasi yaitu memastikan bahwa setelah diberikan penyuluhan kemudian
diberikan solusi agar si perokok berhenti merokok secara perlahan. Melihat sejauh mana
perkembangan dari solusi yang diberikan tersebut telah dilaksanakan atau telah berhasil
dilakukan. Melihat sudah sejauh mana upaya perilaku berhenti merokok dilakukan.
Proses pelaksanaan kegiatan penyuluhan secara peroragan langsung di rumah-rumah
yang terdapat anggota keluarganya adalah perokok kemudian diberikan beberapa solusi
agar perilaku merokok dapat dihentikan secara perlahan. Dan setelah kegiatan tersebut
dilakukan dan kembali ditinjau setelah beberapa bulan, didapatkan bahwa ada beberapa
orang yang telah berhasil berhenti merokok.
Aspek yang dipantau :
a. Input
Aspek yang dipantau dalam hal ini adalah : jumlah tenaga kesehatan yang terlatih,
kelengkapan alat, metode dan materi yang akan digunakan untuk melaksanakan
promkes.
b. Process
Aspek proses yang perlu dipantau adalah : jenis kegiatan, frekuensi kegiatan,
tujuan kegiatan, dan umpan balik.
c. Output
Terlaksananya kegiatan penanggulangan anggota kelurga yang merokok, serta
terjadi penurunan prevalensi perokok.
DAFTAR PUSTAKA

Ilmiah, V., Lokal, K., Angata, M., & Selatan, K. (2019). Preventif Preventif. ILMI, 46–52.

Komasari, D., & Helmi, A. F. (2000). Faktor-faktor penyebab merokok. Jurnal Psikologi, (1), 37–47.

Peran, D. A. N., Rokok, I., Perilaku, D., Pada, M., & Smp, S. (2017). ROLE OF PEERS AND THE ROLE OF
CIGARETTE ADVERTISEMENTS WITH SMOKING BEHAVIOR. 1–10.

Asmara, Ani. D. 2017. "Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok Mahasiswi Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta". Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri
Yogyakarta. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai