Anda di halaman 1dari 7

Bab 2

Program Upaya pengetahuan kader di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Jagasatru


Berdasarkan hasil wawancara dengan pemegang program upaya berhenti merokok,
berikut informasi yang didapatkan:
1. Penelitian mengenai pengetahuan, sikap, dan perilaku kader di wilayah kerja UPT
Puskesmas Jagasatru tahun 2022 telah dilakukan pada bulan .... 2022. Pengambilan
data dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada kader di wilayah kerja UPT
Puskesmas Jagasatru. Responden penelitian ini berjumlah ... orang. Penelitian
tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpengetahuan cukup ....
Sebagian besar responden ... memiliki sikap dalam kategori cukup dan terdapat ...
responden yang berperilaku baik.
2. Pembentukan duta anti rokok sejumlah 3 orang di setiap RW yang bertugas untuk
menjaring dan memotivasi para kader lainnya di RW tersebut agar dilakukan
intervensi oleh puskesmas.
3. UPT Puskesmas Jagasatru juga kembali melakukan survey mawas diri
menggunakan kuesioner 10 pertanyaan mengenai pengetahuan tentang bahaya
merokok, serta sikap dan perilaku merokok pada tahun 2019 di 10 RW Kelurahan
Jagasatru. Responden survey berjumlah 83 orang. Hasil survey menunjukkan bahwa
73% responden memiliki pengetahuan baik mengenai bahaya merokok, 57%
mempunyai sikap yang baik, namun sebagian besar dari responden (89%)
berperilaku tidak baik.
4. UPT Puskesmas Jagasatru telah melakukan musyawarah masyarakat desa pada
tahun 2019 untuk mengatasi permasalahan berdasarkan hasil survey mawas diri.
Setiap RW mengajukan alternatif pemecahan masalah, antara lain melalui
penyuluhan bahaya merokok, pembentukan duta anti rokok, dan pemasangan poster
atau banner mengenai bahaya merokok. Lalu, dilakukan penandatanganan
komitmen oleh perwakilan masing-masing RW dalam mendukung terlaksananya
program Upaya Berhenti Merokok pada tahun 2019.
5. Kegiatan penyuluhan sebagai salah satu inovasi untuk membantu proses
pengetahuan kader agar lebih baik lagi .
Bab 3
1 Analisis Penyebab Masalah dan Pemecahan Masalah
Tahap selanjutnya setelah penentuan prioritas masalah adalah identifikasi
penyebab dari masalah tersebut. Dalam identifikasi masalah rendahnya angka
pengetahuan kader di wilayah kerja UPT Puskesmas Jagasatru, digunakan metode
pendekatan sistem yang menganalisis penyebab masalah ditinjau dari segi input, proses
dan lingkungan. Proses pendekatan dijelaskan dalam bagan berikut:

INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME


Man P1 Cakupan Mutu
Money P2
Method P3
Machine
Material

DAMPAK
Kesakitan
Kematian

Fisik Non fisik

LINGKUNGAN

Gambar 3. 1 Pendekatan Sistem

Permasalahan yang ditemui di UPT Puskesmas Jagasatru mencakup permasalahan


dari segi sistem atau metode, permasalahan dari sumber daya manusia, permasalahan
dari segi prasarana, permasalahan dari segi pembiayaan/dana, dan permasalahan dari segi
lingkungan terutama lingkungan sosial, dan pengetahuan masyarakat di wilayah UPT
Puskesmas Jagasatru.
Tabel 3. 1 Penyebab masalah di Puskemas Jagasatru

Komponen Keterangan
Man  Belum dilakukannya pelatihan tenaga kesehatan dalam
pengetahuan gizi
 Kurangangnya pengetahuan dan pemahaman kader tentang
status gizi dan pengetahuan tentang gizi
Money  Tidak ada
Method  Inovasi dalam melakukan intervensi tentang status gizi belum
berjalan optimal.
 Sosialisasi mengenai pengetahuan dan upaya penerapan
tentang gizi terhadap masyarakat belum efektif.
 Pemberdayaan duta gizi efektif.
Machine  Tidak ada
Material  Kurangnya media promosi kesehatan seperti leaflet dan
poster mengenai bahaya gizi kurang.
Market  Kurangnya kesadaran kader untuk mengetahui kadar gizi
meskipun sudah memiliki pengetahuan yang kurang cukup
akan pengentahuan tentang gizi.
 Kurangnya dukungan sosial terhadap masyarakat yang ingin
mengetahui tentang pentingnya gizi untuk bayi dan balita .

Dari hasil analisis sebab akibat masalah tersebut, maka dapat disimpulkan dalam
diagram Ischikawa (diagram tulang ikan/fishbone) sebagai berikut :
Untuk mengatasi penyebab masalah di atas, alternatif pemecahan masalah yang
dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
Gambar 3. 2 Diagram Fishbone

Prioritas Penyebab Masalah


Setelah melakukan identifikasi, klarifikasi dan konfirmasi semua masalah, tahap

selanjutnya adalah menentukan prioritas penyebab masalah. Prioritas penyebab masalah

dilakukan untuk menentukan kriteria atau urutan dari penyebab masalah yang

menyebabkan rendahnya angka capaian poin anggota keluarga tidak ada yang merokok

di wilayah kerja UPT Puskesmas Jagasatru, Penentuan prioritas penyebab masalah

dilakukan karena banyaknya penyebab masalah yang dihadapi sementara kemampuan

untuk mengatasi masalah mempunyai keterbatasan. Keterbatasan itu antara lain

keterbatasan sumber daya, teknologi dan keterkaitan antara satu masalah dengan masalah

lainnya sehingga tidak semua penyebab masalah dapat diselesaikan sekaligus.

Penentuan prioritas penyebab masalah dilakukan dengan melakukan analisis USG

(Urgency, Seriousness, dan Growth) dari pihak yang nantinya akan melakukan

pemecahan masalah. Analisis USG dilakukan untuk setiap penyebab masalah yang telah

diidentifikasi, yaitu masalah man, money, method, material, market, dan machine.

Tabel 3.2 Prioritas Penyebab Masalah

No Masalah Pokok U S G Total Ranking


1. Man
2. Method
3. Material
4. Market

Setelah melakukan analisis USG (Urgency, Seriousness, dan Growth), dapat disimpulkan
bahwa .... adalah penyebab masalah yang menjadi prioritas.
Pemecahan Masalah

Intervensi pemecahan masalah harus dipertimbangkan karena adanya

keterbatasan waktu, biaya, dan sumber daya manusia. Dengan mempertimbangkan aspek

B (biaya), K (kesulitan), E (efek samping), P (penolakan), dan W (waktu), diputuskanlah

alternatif pemecahan masalah. Masing-masing aspek diberikan nilai 0 apabila dianggap

menjadi kendala dalam penyelesaian masalah, dan diberikan nilai 1 apabila dianggap

mendukung dalam penyelesaian masalah.

Tabel 3.3 Alternatif Penyelesaian Masalah

No Masalah Penyebab Pemecahan B K E P W Total


Masalah Masalah
1 Rendahnya Inovasi dalam Pembentukan 1 1 1 1 1 1
angka melakukan klinik
capaian intervensi konseling
poin upaya berhenti
anggota berhenti merokok
keluarga merokok sebagai
tidak ada belum inovasi
yang berjalan terbaru
merokok di optimal. dalam
wilayah program
kerja UPT Upaya
Puskesmas Berhenti
Jagasatru Merokok.
Sosialisasi Pelaksanaan 1 1 1 1 0 0
mengenai penyuluhan
bahaya bahaya rokok
merokok dan dan upaya
upaya berhenti
berhenti merokok
merokok rutin oleh
terhadap duta anti
masyarakat rokok.
belum efektif.
Pemberdayaan Duta anti 0 1 1 0 0 0
duta anti rokok
rokok belum mencari dan
efektif. memotivasi
para perokok
di
wilayahnya
yang ingin
berhenti
merokok
agar
dilakukan
konseling di
puskesmas.

Berdasarkan tabel di atas, total skoring tertinggi terdapat pada alternatif

pemecahan masalah menggunakan penyuluhan tentang gizi sebagai inovasi terbaru

dalam program pengetahuan gizi. Setelah berdiskusi dengan kepala puskesmas,

pemegang program, dan dokter pendamping, kami memutuskan untuk melakukan

pemecahan masalah tersebut melalui program penyuluhan gizi yang diberi nama

“KAPEGI” (KADER PEDULI GIZI).

3.3 Rencana Kegiatan


3.3.1 Tema Kegiatan
Berdasarkan latar belakang masalah, tema kegiatan yang diangkat
mengenaipengetahuan gizi. Hal tersebut diperkenalkan sebagai program KAPEGI
yang merupakan sebuah penyuluhan tentang gizi untuk balita dan batita.

3.3.2 Susunan Kepanitiaan


Susunan kepanitiaan kegiatan ini adalah sebagai berikut :
Pembina Wilayah :
Pembimbing dokter Internsip : dr. Atep Lutpia
Ketua Pelaksana/Ketua Inovasi KTR: Udin Shalahuddin, S.KM. M. Si
Konselor : dr. Atep Lutpia
dr. Fandi Rachman

Lintas Sektor Terkait


PJ UKP :
Pemegang program Promkes :

3.3.3 Alur Kegiatan


Alur kegiatan sebagai berikut:

seluruh kader di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru

Penjaringan kader yang yang berhalangan maupun yang tidak berhalangan


(dalam dan luar gedung)

Penjadwalan penyuluhan

Penilaian tingkat pengetahuan kader

Sesi konseling

Monitoring perkembangan kader

Evaluasi kepatuhan

Gambar 3. 2 Alur Kegiatan Angin Segar

Anda mungkin juga menyukai