Anda di halaman 1dari 11

TUNA GRAHITA

Kelompok 5
ANGGOTA KELOMPOK
1. Muhammad Lutfi Hakim (6101419200)
2. Salma Nabila Putri (6101422012)
3. Talitha Nadhifa Abdillah (6101422118)
4. Ananda Pramudya Wardhana (6101422121)
5. Dian Rizki Purnomo (6101422125)
6. Niko Bagaskara (6101422185)
7. Riko Aldi Febrianto (6101422193)
TUNA GRAHITA
Tuna Grahita berasal dari kata tuno yang
dalam bahasa jawa berarti rugi. Sedangkan
grahita berasal dari kata nggrahita yang berarti
daya pikir
Tuna grahita merupakan istilah yang digunakan
untuk anak yang memiliki kelainan pada
pertumbuhan dan perkembangan pada kecerdasan
intelektualnya yang di bawah rata-rata.
Klasifikasi Tuna Grahita
1) Mild (IQ 55 – 70)
Karakterisrik : Perkembangan fisik agak lambat, kesulitan
dalam menyelesaikan tugas akademik, namun masih bisa
hidup mandiri

2) Moderate (IQ 40 – 55)


Karakteristik : mengalami kesulitan dalam berkomunikasi,
Penampilan fisiknya juga menunjukkan kelainan sebagai
gejala bawaan, Masih bisa hidup mandiri tapi
membutuhkan latihan cukup lama
3) Severe (IQ 25 - 40)
karakteristik : memiliki gangguan bicara dan kelainan fisik yang
dapat dilihat pada bagian lidah serta ukuran kepala yang lebih
besar, kondisi fisik mereka lemah karena mengalami gangguan
fisik motorik yang cukup berat.

4) Profound (IQ di bawah 25)


karakteristik : kelainan fisik dan intelegensi dalam bentuk ukuran
kepala yang membesar seperti hyrdrochephalus dan
mongolism, sangat membutuhkan penanganan medis dan
bantuan orang lain untuk melakukan kegiatan
Klasifikasi anak penderita tuna grahita yang
digunakan di Indonesia saat ini tercantum dalam PP
No. 72/1999. Adapun kalasifikasinya sebagai berikut:
1. Tuna Grahita Ringan (IQ 50 - 75)
2. Tuna Grahita Sedang (IQ 30 - 50)
3. Tuna Grahita Berat (IQ dibawah 30)
Faktor Penyebab
Tuna Grahita
1. Kondisi Genetik
2. Komplikasi Kehamilan
3. Masalah kehamilan
4. Penyakit atau cedera serius
5. Penyebab belum diketahui
Dampak Tuna Grahita terhadap
perkembangan individu
1. Keterbasan dalam belajar
2. Keterbatasan dalam berkomunikasi
3. Keterbatasan dalam kehidupan sehari-hari
4. Keterbatasan dalam berpartisipasi dalam
aktivitas fisik
Pembelajaran Pendidikan
Jasmani pada Anak Tuna Grahita

Pembelajaran harus menarik dan menyenangkan


Berikan reward jika anak dapat melakukan tugas dengan
baik
Pembelajaran dapat dilakukan melalui pola gerak dalam
permainan sederhana bersifat terapeutik
Contoh permainan yang bisa di pakai adalah menirukan
gerak binatang, bola gelinding, gerak-gerak lucu, menari.
HASIL OBSERVASI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai