Anda di halaman 1dari 22

Penyelarasan Perencanaan, Penganggaran,

Kinerja, dan Risiko


Sebagai Perwujudan Implementasi RSPP
Di Lingkungan Kementerian Keuangan

Jakarta, 14 Oktober 2022


Pendahuluan

2
Integrasi sistem dukungan manajemen Kemenkeu dilaksanakan dalam rangka
merespon dinamika internal dan eksternal yang sangat cepat, serta menjadi pendukung
dalam laporan kepada pimpinan melalui ALCO, Steerco, dan DKO.

Perencanaan Manajemen Asset


Renstra RKA-K/L
Renja
Strategis Keuangan Liability
SMART dan IKPA
Laporan Keuangan
Committee

Delayering, Squad Team Sistem Evaluasi AKIP


terintegrasi
NWOW
Manajemen Manajemen Evaluasi SPIP Steering
Merit System Organisasi
dan SDM
Kinerja
Evaluasi RB Committee
Management talenta
Perjanjian Kinerja
Kompetensi manajerial
dan teknis
Manajemen
Risiko
Dialog
Kinerja
Enterprise Risk Management (ERM)
Organisasi
Risiko APBN, Kontinjensi, Neraca (AKN)

3
Siklus Perencanaan, Anggaran, Kinerja dan Risiko
Perencanaan Implementasi Monitoring dan Evaluasi
Output: Laporan Keuangan (LK) dan Laporan Triwulanan
Resource Forum Pelaksanaan Anggaran Pelaksanaan Kegiatan (LTPK)
Renja
Joint
Planning
Budget Committee
CBD* Output Organisasi:
Session (JPS) Meeting Laporan Capaian Kinerja (LCK), Nilai Kinerja Organisasi (NKO), Laporan
Reviu, Laporan Strategic Focused Organization (SFO), dan Laporan Kinerja
Pencapaian (LAKIN)
Trilateral Meeting Kinerja

Standar Stuktur Quality Assurance (QA):


Biaya (SSB) ▪ Spending Review ▪ Review SSB
RKA/KL
▪ Review Pengelolaan Kinerja ▪ Audit Risiko
▪ Survei SFO ▪ Evaluasi Mandiri
Project ▪ Suvei MOFIN SAKIP
Selection
Refinement SS, IKU Pelaporan Dialog Kinerja Organisasi (DKO)
berbasis BSC Capaian
Pelaksanaan Kinerja Dialog Kinerja Individu (DKI)
Pelaksanaan
Inisiatif
Rencana Aksi
Risk Assessment Strategis
Output Individu: Individual Performance Review (IPR), Kebutuhan
Peningkatan Kompetensi Pegawai, Capaian Kinerja Pegawai
(CKP), Nilai Kinerja Pegawai (NKP), Nilai Prestasi Kerja Pegawai
(NPKP)
1. Kontrak Kinerja
2. Inisiatif Strategis
3. Profil Risiko Pelaksanaan Output:
4. Mitigasi Risiko Mitigasi Risiko Monitoring dan Audit Laporan Pemantauan Risiko
5. SKP* Risiko

CBD : Comprehensive Budget Document 4


SKP : Sasaran Kerja Pegawai
Penyelarasan RSPP, BSC, dan ERM

5
Gambaran Umum:
Integrasi Perencanaan, Penganggaran, Kinerja, dan Risiko
RPJP
NASIONAL
dipedomani dipedomani

VISI & MISI RPJM


RKP RAPBN
PRESIDEN NASIONAL dipedomani Nasional

dipedomani dipedomani dipedomani Kementerian/


VISI & MISI Lembaga
MENTERI
RENSTRA KL dipedomani
RENJA KL dipedomani
RKAKL
dipedomani
NILAI-NILAI
KEMENKEU dipedomani
dipedomani
dipedomani
ANALISIS KONTRAK
INTERNAL DAN RENSTRA UNIT
EKSTERNAL ORGANISASI dipedomani KINERJA DIPA
dipedomani
ASPIRASI
MASYARAKAT PIAGAM
MANAJEMEN 6
RISIKO
Penyelarasan Renja, RKA, BSC, dan ERM Kemenkeu

Rencana
Strategis 1. Renstra Kementerian Keuangan
(Renstra) diturunkan setiap tahun dalam
Renja.
2. Renja memuat indikator dan
target kinerja (outcome dan
output), dan sebagai dasar
Rencana pengalokasian anggaran dalam
Kerja (Renja) RKA.
3. Peta Strategi dan IKU disusun
dengan mengacu pada dokumen
Renstra/ Renja/ RKA dalam rangka
Peta Strategi dan mencapai target kinerja.
Rencana IKU (BSC) 4. Profil Risiko disusun dengan
Kerja dan
mengacu kepada dokumen Sasaran
Anggaran Strategis di Peta Strategi).
(RKA)
PROFIL RISIKO 5. Monitoring atas capaian kinerja,
(ERM) pemantauan risiko, dan realisasi
anggaran dilakukan setiap triwulan.
7
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kemenkeu
Tahun 2022
• Penyusunan Rencana Kerja (Renja) dan Rencana
1 Kerja Anggaran (RKA) K/L merupakan tindak lanjut
atau penjabaran dari Rencana Kerja Pemerintah
(RKP)
• Selain merujuk RKP, diperlukan high level strategic
2 insight dari pimpinan sebagai arah kebijakan dalam
penyusunan rencana kerja dan anggaran, Kegiatan
Strategis, prioritasi kegiatan per-Program, serta fokus
alokasi anggaran dan target kinerja serta alignment-
nya dengan perumusan IKU dalam Kontrak Kinerja
• TA 2021 merupakan implementasi pertama RSPP
3 masih terdapat Interpretasi yang beragam pada Unit
Eselon 1 atas keterlibatannya pada program dalam
RSPP.
• Untuk tahun 2022, penyusunan RSPP dilaksanakan
4 melalui mekanisme Budget Committee Meeting
(BCM).

8
Penerapan RSPP (1)
SEBELUM SESUDAH

Restrukturisasi 12 Program mencerminkan jumlah Unit Eselon I 5 Program mencerminkan fungsi


Program
(silo-silo) utama Kementerian Keuangan

Tidak ada korelasi yang kuat antara target kinerja


Target Kinerja sudah terhubung
program/ kegiatan dengan alokasi anggaran. Pengurangan
anggaran tidak berdampak pada capaian kinerja. dengan anggaran
Penerapan Alokasi anggaran mencerminkan sinergi
Penganggaran Alokasi anggaran mengikuti struktur organisasi
Berbasis Kinerja antar unit organisasi dalam pencapaian
(silo-silo)
(PBK) outcome (kolaboratif)
Hubungan antara Output dan Outcome tidak jelas. Output Output lebih terukur dan berpengaruh
tidak secara langsung mendukung outcome. Contoh terhadap Outcome. Contoh Output:
Output: Layanan Perbendaharaan, Layanan Perpajakan Penerbitan SP2D, Penerbitan NPWP

Penerapan Terdapat alignment rencana kerja


Balanced Tidak ada alignment rencana kerja anggaran
anggaran dengan indikator kinerja
Scorecard (BSC) dengan indikator kinerja utama (IKU)
utama (IKU)

9
Penerapan RSPP (2)
(Sesuai SEB Menteri Keuangan dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor S-
122/MK.2/2020 dan B517/M.PPN/D.8/PP.04.03/05/2020 mengenai Petunjuk RSPP)
1
Struktur Rencana Kerja dan Anggaran Sebelum RSPP Struktur Rencana Kerja dan Anggaran Sesudah RSPP
Restrukturisasi
Program Kemenkeu Program = Unit Eselon I Program ≠ Unit Eselon I

LNSW DJP DJA LNSW DJP DJBC DJA


Struktur Lama DJBC
(12 PROGRAM Perijinan Penerimaan Penerimaan Penerimaan
sesuai Tusi UE1) Ekspor Impor Pajak Bea dan Cukai PNBP
Program Integrasi Layanan Peningkatan dan Pengawasan, Pelayanan
Pengelolaan
Indonesia National Pengamanan Penerimaan dan Penerimaan di bidang
kepabeanan dan cukai Anggaran Negara
Single Window Pajak
(INSW)
Program Pengelolaan Penerimaan Negara
Meningkatnya Penerimaan pajak negara Meningkatnya Kelancaran Pengelolaan APBN
Outcome
kelancaran arus yang optimal arus barang, optimalnya yang Berkualitas dan
penerimaan bea dan cukai Penerimaan negara dari sektor pajak, kepabeanan
Struktur RSPP barang ekspor dan PNBP yang Optimal Outcome
impor dalam rangka serta pengawasan pengguna dan cukai serta PNBP yang optimal
(5 PROGRAM) jasa yang efektif
mendukung Sislognas
1. Kebijakan Fiskal
Kegiatan Pelaksanaan Pelaksanaan Pengawasan, Output
2. Pengelolaan Kegiatan Integrasi Proses
Penyuluhan, Pelayanan, Pelayanan dan Penerimaan
Penerimaan (UE II) Bisnis Perijinan Ekspor
Pengawasan, dan Konsultasi Pengelolaan PNBP
Negara dan Impor antar K/L Kepabeanan dan Cukai di Digitalisasi layanan Optimalisasi
Perpajakan di Daerah Daerah perpajakan Penerimaan (Perpajakan Joint program
penerimaan
3. Pengelolaan & PNBP)
Belanja Negara Sasaran Terwujudnya Terwujudnya Pelaksanaan
Tercapainya penerimaan
4. Pengelolaan Kegiatan Efisiensi Proses Pelayanan, Fasilitasi dan PNBP yang optimal
pajak negara yang optimal
Perbendaharaan Bisnis- Antar K/L Pengawasan yang Efektif serta RPP Jenis dan
Fasilitasi Patroli laut dan
Optimalisasi Penerimaan Tarif PNBP
Kekayaan Perdagangan pengawasan kepabeanan
Negara dan Output / dan cukai
Risiko Sub -Output
5. Dukungan
Manajemen Integrasi Proses Layanan Perpajakan Layanan Kepabeanan dan PP Jenis dan Tarif Penguasaan wilayah Intensifikasi dan
Bisnis Ekspor Impor Cukai PNBP untuk K/L (WP Baru Terdaftar) Ekstensifikasi Pengembangan NLE
pajak

Anggaran Rp xxx.xxx.xxx Rp xxx.xxx.xxx Rp xxx.xxx.xxx Rp xxx.xxx.xxx Anggaran Rp xxx.xxx.xxx

1
Penerapan RSPP (3)
2 Contoh Alignment antara RKA dan BSC-ERM

Struktur Rencana Kerja dan Anggaran Program : Struktur BSC-ERM


Menjadi Pengelola Keuangan Negara untuk Penerimaan Negara
IKU: SS/SO: Risk Event:
Mewujudkan Perekonomian Indonesia yang
Produktif, Kompetitif, Inklusif, dan Berkeadilan untuk
Visi Mendukung Visi dan Misi Presiden dan Wakil Stakeholder Pengelolaan keuangan negara yang
Presiden: "Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri Perspective Rasio penerimaan optimal guna mendukung
perpajakan terhadap Risiko Kesinambungan Fiskal
dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong" perekonomian yang produktif,
PDB kompetitif, inklusif dan berkeadilan (Besaran Risiko: 24)
DJP, DJBC, DJA, (Target 8,37% - serta mendukung
Program Penerimaan Negara UIC LNSW 8,42%) pemulihan ekonomi nasional

Outcome Penerimaan negara dari sektor pajak, kepabeanan dan


cukai serta PNBP yang optimal
Persentase realisasi Kebijakan dan sistem
penerimaan negara administrasi penerimaan
Indikator Rasio penerimaan perpajakan terhadap PDB (8,37% - 8,42%) Customer Perimaan negara yang optimal
negara belum sepenuhnya
Outcome Perspective (Target 100% (UU
Persentase realisasi penerimaan negara (100%) APBN)) mendukung pencapaian
penerimaan
(DJA, DJP, DJBC) (Besaran Risiko: 25)

Digitalisasi layanan Optimalisasi Perlawanan hukum


perpajakan Penerimaan (Perpajakan Joint program penerimaan
& PNBP) Tingkat Efektivitas dan/atau fisik atas kegiatan
Output Internal pengawasan, penindakan
RPP Jenis dan Fasilitasi pengawasan dan
Process SS dan penegakan hukum
Tarif PNBP Perdagangan penegakan hukum Sinergi pengawasan dan perpajakan
Perspective perpajakan penegakan hukum yang efektif (Besaran Risiko: 17)
& (target 83%)
Learning (DJP, DJBC) Kekalahan Sengketa
Penguasaan wilayah Intensifikasi & Banding
(WP Baru Terdaftar) Ekstensifikasi pajak
Patroli laut dan pengawasan and Growth
kepabeanan dan cukai (Besaran Risiko: 25)
Anggaran Rp XXX.XXX.XXX

1
Forum BCM dan TKPKR

12
Budget Committee Meeting (1)

Latar Belakang Budget Committee Meeting dalam Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran

1. Perlunya arahan MK 2. Arahan MK dan rapim 3. Peningkatan • BCM merupakan series meeting
(strategic insight) menjadi acuan utama keterlibatan pimpinan membahas isu strategis dalam
untuk penentuan arah dalam perumusan (high level decision) perumusan dokumen
perencanaan, penganggaran, dan
kebijakan dalam Kegiatan Strategis, dalam pengalokasian kinerja di level Kementerian
rencana kerja dan prioritasi kegiatan per- anggaran dari awal • BCM dilaksanakan sesuai dengan
anggaran, serta Program, serta fokus proses penyusunan tahapan penyusunan anggaran
alignment-nya dengan alokasi anggaran dan rencana kerja dan dan dapat dilaksanakan secara
perumusan IKU dalam target kinerja anggaran bersamaan dengan Rapim lainnya)
Kontrak Kinerja

KMK Nomor 93/KMK.01/2022


Tentang Pembentukan Komite Anggaran Bagian Anggaran 015 Kementerian Keuangan Pada Tahun 2022

13
Budget Committee Meeting (2)

* Susunan keanggotaan BCM diselaraskan dengan Tim Koordinasi Pengelolaan Kinerja dan Risiko yang telah lebih dulu ada 14
Budget Committee Meeting (3)
• BCM (Budget Committee Meeting) atau Pertemuan Komite Anggaran merupakan serangkaian pembahasan isu strategis dalam perumusan dokumen perencanaan,
penganggaran, dan kinerja di level Kementerian, berdasarkan KMK Nomor 93/KMK.01/2022 Tentang Pembentukan Komite Anggaran Bagian Anggaran 015
Kementerian Keuangan Pada Tahun 2022.
• BCM merupakan forum yg melibatkan jajaran pimpinan (high level decision) dalam pengalokasian anggaran dari awal proses penyusunan rencana kerja dan
anggaran.
• BCM dilaksanakan sesuai dengan tahapan penyusunan anggaran.

Pertemuan Komite Anggaran Tingkatan Pertemuan Komite Anggaran

15
Tim Koordinasi Pengelolaan Kinerja dan Risiko
Pengarah : Sekretaris Jenderal
Ketua : Staf Ahli Bidang OBTI
Wakil Ketua : Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan
Tim Pelaksana :

Tema

Kebijakan Penerimaan Belanja Perbendaharaan, Dukungan


fiskal Negara Negara KN, dan Risiko Manajemen

Staf Ahli Bidang Staf Ahli Bidang Staf Ahli Bidang Staf Ahli Bidang Jasa Staf Ahli Bidang Hukum
Koordinator Ekonomi Makro dan Penerimaan Negara Pengeluaran Negara Keuangan dan Pasar Modal dan Hubungan
Keuangan Internasional Kelembagaan

Wakil Sekretaris BKF Sekretaris DJP Sekretaris DJA Sekretaris DJPb Kepala Biro Umum
Koordinator
• Sekretaris DJA, DJBC Sekretaris DJPK dan Sekretaris DJPK, DJKN, Sekretaris seluruh
Anggota • Sekretaris DJA, DJP,
• Dir. Kitsda DJP DJPPR DJPPR dan Itjen eselon I
DJBC, DJPK, dan
DJPPR • Dir. KI DJBC
• Dir. Kitsda DJP • Dir. PPS DJBC
• Dir. KI DJBC • Sekretaris LNSW
• Dir. PPS DJBC

Sekretariat : Biro Cankeu, Manajer Kinerja Organisasi dan Manajer Risiko Unit Eselon I, CTO 16
Improvement Kebijakan Manajemen
Kinerja dan Risiko

17
Improvement Kebijakan Manajemen Kinerja dan Manajemen Risiko
Urgensi Kebijakan Nasional Improvement
• PP Nomor 30 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja
PNS
• PermenPAN-RB Nomor 6 Tahun 2022 tentang
Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN
• Permenpan 7 Tahun 2022 tentang Sistem Kerja Penyelarasan ❑ Integrasi struktur tata kelola manajemen kinerja dan
pada Instansi Pemerintah untuk Penyederhanaan
Birokrasi
Kebijakan manajemen risiko
• PermenPAN-RB Nomor 89 Tahun 2021 tentang
Penjenjangan Kinerja Instansi Pemerintah
❑ perluasan ruang lingkup kinerja organisasi dan
Evaluasi SAKIP pegawai
Rekomendasi evaluasi SAKIP : Kebijakan ❑ perencanaan kinerja pegawai lintas organisasi
• Mekanisme pemberian tunjangan kinerja diarahkan Manajemen ❑ perubahan indikator kinerja lebih fleksibel
pada perhitungan kinerja triwulanan atau bulanan
sehingga lebih mengakomodir perbaikan berkala; Kinerja ❑ periode penilaian kinerja lebih singkat
• Mereview kembali mekanisme direct cascading; ❑ pelaksanaan DKI lebih sering
• Membangun indikator kinerja yang merupakan
komposit dari jenjang jabatan di bawahnya

Kebijakan ❑ penambahan kategori risiko


Arahan Pimpinan Manajemen ❑ penambahan UPR
Arahan Menteri Keuangan, Wakil Menteri Risiko ❑ penambahan coverage periode risiko
Keuangan dan Sekretaris Jenderal: ❑ perubahan risiko lebih fleksibel
• Struggle dalam mengelola APBN belum ❑ penambahan kebijakan TKPMR
tercermin pada indikator yang sudah ada; dan
• dirumuskan penilian kinerja dengan periode
waktu yang lebih singkat
18
Area of Improvement Penyelarasan
Kebijakan Manajemen Kinerja dan Manajemen Risiko
Improvement berupa penataan struktur tata kelola yang selaras antara manajemen kinerja dan risiko diperlukan agar proses manajemen kinerja
dan risiko mulai dari perumusan s.d evaluasi dan pelaporan dapat berjalan terpadu dan terintegrasi.
Komite Manajemen Kinerja dan Risiko
Komite Eksekutif
➢ Perbaikan kebijakan dimulai dengan penataan Menteri Keuangan
struktur tata kelola yang selaras antara Wakil Menteri Keuangan
KINERJA RISIKO
manajemen kinerja dan manajemen risiko
dengan menambahkan Komite Eksekutif dan Ketua : Sekretaris Jenderal
Ketua : Komite
Komite Pelaksana; Wakil Ketua : Dirjen PPR
Sekretaris Jenderal Pelaksana
➢ Komite Eksekutif antara lain bertugas Kalahar : Staf Ahli OBTI Kalahar : Sahli OBTI
menetapkan kebijakan dan menjaga kualitas Wakil Kalahar : Sahli JKPM
pelaksanaan manajemen kinerja dan
Sekretariat
manajemen risiko;
Komite
➢ Komite Pelaksana antara lain bertugas
melakukan refinement peta strategi, sasaran
Kemenkeu-
strategis, indikator kinerja, dan profil risiko; Struktur Struktur
One
➢ Struktur manajemen kinerja dan manajemen Unit Pemilik Kinerja (UPK): Unit Pemilik Risiko (UPR)
risiko ini menggambarkan integrasi yang kuat
➢ Pimpinan UPK Kemenkeu- ➢Pimpinan UPR
dalam penerapannya, mulai dari proses ➢ Koordinator Kinerja ➢ Koordinator Risiko
refinement s.d. evaluasi dan pelaporan. ➢ Administrator Kinerja
Two
➢ Administrator Risiko

Kemenkeu-
KMK 300/2022 Three PMK 222/2021
19
Area of Improvement Kebijakan Manajemen Kinerja
Improvement yang dilakukan memungkinkan seluruh elemen di lingkungan Kemenkeu terukur kinerjanya, perencanaan kinerja pegawai dapat
dilakukan lintas organisasi, perubahan indikator kinerja lebih fleksibel namun akuntabel, periode penilaian kinerja yang lebih singkat dan
pelaksanaan DKI lebih sering (triwulanan) diharapkan dapat meningkatkan kualitas kinerja pegawai.

Pengaturan Lama Pengaturan Baru

Ruang lingkup hanya mengatur: Kinerja Organisasi, penambahan: Kinerja Pegawai, penambahan:
1. kinerja unit organisasi struktural 1. Unit organisasi non eselon 1. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
2. kinerja PNS dan CPNS Kemenkeu 2. Staf Ahli, Staf Khusus, dan Tenaga Ahli. Kerja
3. Manajer Eksekutif/Komisioner/ setara 2. PNS Kemenkeu yang ditugaskan di institusi
4. BLU dan SMV. lain
3. PNS/tenaga profesional yang bertugas di
Kemenkeu

Perencanaan kinerja pegawai hanya 1. Perencanaan kinerja pegawai mengacu sasaran lintas organisasi sesuai konsep sistem kerja
mengacu pada sasaran organisasi di Ruang Kerja Masa Depan (delayering, squad team, NWOW, WFA).
mana pegawai tersebut bertugas. 2. Pegawai dapat membuat indikator kinerja dengan target bulanan dan sesuai penugasan

Perubahan indikator kinerja paling lambat


Perubahan indikator kinerja lebih fleksibel mengikuti dinamika internal dan eksternal Kemenkeu,
20 Juli, atau 18 Oktober untuk perubahan
namun tetap menjaga akuntabilitas kinerja.
karena kebijakan.
Penilaian kinerja dilakukan secara
Penilaian kinerja dapat dilakukan dalam periode yang lebih pendek (triwulanan).
tahunan
Dialog Kinerja Individu (DKI) dilaksanakan
DKI dilakukan triwulanan atau sesuai kebutuhan untuk meningkatkan kualitas kinerja pegawai
semesteran
20
Area of Improvement Kebijakan Manajemen Risiko
Improvement berupa perluasan kategori risiko APBN, Kontinjensi, dan Neraca (AKN), penambahan Unit Pemilik Risiko (UPR) eksternal,
penambahan coverage risiko jangka menengah dan panjang, perubahan risiko yang lebih fleksibel, dan kebijakan TKPMR yang terintegrasi
diharapkan dapat menjaga kondisi fiskal yang sehat.

Pengaturan Lama Pengaturan Baru

Terdiri dari 7 kategori:


1. Risiko Keuangan Negara Kategori Risiko AKN: Kategori Risiko Organisasi:
dan Kekayaan Negara 1. Risiko ekonomi makro 1. Risiko kebijakan
2. Risiko kewajiban kontijensi 2. Risiko reputasi
2. Risiko kebijakan 3. Risiko program dan implementasi kebijakan 3. Risiko fraud
3. Risiko reputasi 4. Risiko neraca konsolidasi sektor publik 4. Risiko legal
4. Risiko fraud 5. Risiko kepatuhan
5. Risiko legal 6. Risiko operasional
6. Risiko kepatuhan
7. Risiko operasional

UPR internal Kemenkeu UPR Internal dan eksternal Kemenkeu UPR Internal Kemenkeu

Risiko Jangka pendek (1 tahun) Risiko jangka pendek, menengah, dan jangka Panjang

Perubahan risiko maksimal tanggal Perubahan risiko lebih fleksibel dan dapat dilakukan sepanjang tahun, mengikuti dinamika
30 Agustus internal dan eksternal Kemenkeu.

Kebijakan TKPMR* terpisah Kebijakan TKPMR menjadi satu dengan kebijakan MR

TKPMR : Tingkat Kematangan Penerapan Manajemen Risiko 21


TERIMA KASIH

Biro Perencanaan dan Keuangan - Sekretariat Jenderal, Kementerian Keuangan


22

Anda mungkin juga menyukai