Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/342552423

Persepsi Warga Binaan Pemasyarakatan Perempuan terhadap peran sebagai


Ibu: Studi Kualitatif

Article in Jurnal Smart Keperawatan · June 2020


DOI: 10.34310/jskp.v7i1.281

CITATIONS READS

0 293

3 authors:

Umi Hani Agus Setiawan


Universitas Karya Husada Semarang University of Indonesia
13 PUBLICATIONS 18 CITATIONS 50 PUBLICATIONS 378 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

Poppy Fitriyani
University of Indonesia
34 PUBLICATIONS 134 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Poppy Fitriyani on 15 January 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal SMART Keperawatan, 2020, 7 (1), 8-17 SJKP 2020
DOI: http://dx.doi.org/10.34310/jskp.v7i1.281 pISSN 2301-6221; eISSN 2502-5236
http://stikesyahoedsmg.ac.id/ojs/index.php/sjkp

PERSEPSI WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN PEREMPUAN


TERHADAP PERAN SEBAGAI IBU: STUDI FENOMENOLOGI

Umi Hani1, Agus Setiawan2, Poppy Fitriyani3


1STIKES Karya Husada Semarang, Jl. Kompol R. Soekanto 46 Semarang, 085285797345
2,3Universitas Indonesia, dengan alamat

*umi.hani.ners@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang. Jumlah narapidana atau warga binaan pemasyarakatan perempuan terus meningkat sehingga perlu
mendapat perhatian. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan kesehatannya yang unik serta subyek yang terkena dampak
termasuk anak. Pemenjaraan menimbulkan pemikiran, perasaan, sikap, dan gagasan tersendiri bagi warga binaan
pemasyarakatan perempuan untuk menjalankan perannya sebagai ibu. Tujuan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk
menggali persepsi warga binaan pemasyarakatan perempuan di Rutan Kelas IIA Jakarta Timur dalam menjalankan peran
sebagai ibu. Metode. Penelitian menggunakan desain kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap tujuh warga binaan perempuan. Transkrip wawancara dianalisis dengan
mengorganisasikan kata kunci yang ditemukan ke dalam kategori, sub tema, dan tema. Hasil. Hasil penelitian menjelaskan
bahwa warga binaan pemasyarakatan perempuan memiliki persepsi yang sama tentang peran seorang ibu dalam
pengasuhan anak. Peran penting seorang ibu yaitu memperhatikan kesehatan anak, mendidik anak, mendampingi anak,
dan mencukupi semua kebutuhan anak. Partisipan tetap dapat menunjukkan perilaku-perilaku positif dan pengasuhan.
Partisipan memiliki efikasi diri yang tinggi dalam pengasuhan anak. Kesimpulan. Efikasi diri yang dimiliki ibu berdampak
pada persepsi dan kemampuannya untuk menjalankan peran selama dan setelah dipenjarakan. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi acuan bagi kolaborasi profesi antara lembaga peradilan, perawat komunitas, akademisi, dan
elemen terkait untuk meningkatkan perhatian terhadap pelaksanaan peran ibu di lembaga pemasyarakatan

Kata kunci: pemenjaraan; pengasuhan; peran sebagai ibu; warga binaan pemasyarakatan

PERCEPTION OF FEMALE INMATE ON ROLE AS MOTHER: PHENOMENOLOGY STUDY

ABSTRACT

The number of female inmate continues to increase and needs attention. It is related to their unique health needs as well as
affected subjects including children. Imprisonment creates their own thoughts, feelings, attitudes, and ideas for women in
prison to carry out their role as mothers. This study was aimed to explore the perceptions of female inmate in Class IIA
detention centers in East Jakarta in carrying out their role as mothers. The study used a qualitative design with a
phenomenological approach. Data was collected by in-depth interviews of seven female inmates. Interview transcripts were
analyzed by organizing the keywords found into categories, sub themes, and themes. The results of the study explained that
female inmates have the same perception about the role of a mother in childcare. An important role of a mother is to pay
attention to children's health and education, accompany their children, and meet all the needs of children. Participants can
still show some positive parenting behaviors. The self-efficacy of the mother has an impact on her ability to perform roles
during and after imprisonment. The results of this study are expected to be a reference for professional collaboration
between the judiciary, community nurses, academics, and related elements to raise awareness of imprisoned mothers and
children affected by female inmate.

Keywords: imprisonmen; parenting; mother’s role; female inmate

8
Hani, et al., Persepsi Warga Binaan Pemasyarakatan.….
SJKP, Vol. 7, No. 1, Juni 2020, 8-17

LATAR BELAKANG menunjukkan perlunya kajian dalam sistem


pemasyarakatan bagi WBP perempuan.
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) merupakan Glaze dan Maruschak (2008)
tempat untuk melaksanakan pembinaan bagi menyebutkan 62% narapidana perempuan di
narapidana dan anak didik pemasyarakatan Amerika Serikat memiliki anak di bawah 18
(Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, tahun. Sejak Tahun 1991, jumlah anak dengan
1995). Sejumlah orang yang dijatuhi hukuman ibu di penjara meningkat lebih dari dua kali lipat,
penjara atau kurungan berdasarkan keputusan naik 131%, sedangkan jumlah anak dengan
pengadilan dibina di Lapas dalam jangka waktu ayah di penjara telah tumbuh sebesar 77%.
yang telah diputuskan dan disebut warga binaan Temuan ini mencerminkan tingkat pertumbuhan
pemasyarakatan (WBP). Sedangkan seseorang yang lebih cepat dalam jumlah ibu yang ditahan
yang ditahan karena menunggu proses di penjara (naik 122%), dibandingkan dengan
peradilan disebut tahanan. Di Indonesia, jumlah ayah (naik 76%) antara 1991 dan
pelaksanaan penghukuman dan pembinaan pertengahan tahun 2007 (Glaze & Maruschak,
pelanggar hukum dilakukan dengan 2010; The Sentencing Project, 2018). Di
mempergunakan filosofi pemasyarakatan, yaitu Indonesia sendiri, belum ada data nasional yang
suatu konsep yang bertujuan agar pembinaan di menyebutkan jumlah WBP perempuan yang
dalam penjara mampu mengembalikan memiliki anak. Namun, sebuah studi di dua
narapidana ke masyarakat dengan berhasil rumah tahanan peremuan di Indonesia
(Yunardhani, 2013). menyebutkan 69% perempuan yang ditahan
Jumlah perempuan yang dipenjara terus memiliki anak dan mereka menghadapi
mengalami peningkatan hampir delapan kali berbagai kendala dalam perannya sebagai ibu
sejak tahun 1980. Jumlah wanita yang (Mustofa et al., 2019; Wildeman & Turney,
dipenjara meningkat lebih dari 750% antara 2014).
Tahun 1980 dan 2017, yaitu meningkat dari total Selama ibu ditahan di penjara, 37% anak
26.378 pada tahun 1980 menjadi 225.060 pada yang diasuh oleh ayahnya selama ibu di
Tahun 2017 (The Sentencing Project, 2018; penjara, 45% anak-anak diasuh oleh kakek atau
Walmsley, 2017). Di Indonesia, persentase nenek, 23% oleh kerabat lain dan 19% oleh
jumlah Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) lembaga sosial (Glaze & Maruschak, 2010;
perempuan dibandingkan dengan total Wildeman & Turney, 2014). Pemenjaraan
keseluruhan narapidana cenderung mengalami mengakibatkan putus kontak dan kehilangan
peningkatan sejak tahun 2000-2015 berturut- komunikasi dengan kerabat termasuk suami,
turut 3.4%, 4.7%, 5.8%, dan 5.4%. Tahun 2016 dan kecemasan terhadap kondisi anak-anak
terdapat 9.844 WBP perempuan atau 5,5% dari yang ditinggalkan serta pemenuhan kebutuhan
jumlah total WBP di Indonesia (World Prison anak-anak setelah keluar dari penjara
Brief, 2016). Berdasarkan jumlah warga binaan (Easterling & Johnson, 2015; Mustofa et al.,
perempuan tersebut, DKI Jakarta (1107) 2019). Keterbatasan kontak antara ibu yang
menjadi kota terbesar ketiga setelah Sumatra dipenjarakan dengan keluarga terutama
Utara (1352) dan Jawa Timur (1211) (Sistem anaknya, membuat mereka harus
Data Base Pemasyarakatan, 2017). mempertaruhkan perannya sebagai ibu.
Data jumlah penghuni per Juni 2017 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
Sistem Database Pemasyarakatan 1999 Pasal 20 tentang Syarat dan Tata Cara
menunjukkan kapasitas berlebih di Jakarta yaitu Pelaksanaan Warga Binaan Pemasyarakatan
564 tahanan perempuan yang ditempatkan di menyebutkan bahwa WBP perempuan boleh
Rutan Kelas IIA Jakarta Timur dan 543 WBP membesarkan anaknya dalam lapas sampai
perempuan yang ditempatkan di Lapas anak berusia dua tahun, sesuai masa ASI yang
Perempuan Kelas IIA Jakarta. Jumlah total diperlukan seorang anak untuk
tahanan dan narapidana tersebut melebihi pertumbuhannya. Hal ini mendukung kelekatan
kapasitas Rutan dan Lapas yaitu 827 (Sistem antara ibu dan anak di tahun-tahun awal
Data Base Pemasyarakatan, 2017). Jumlah ini kehidupan anak. Namun demikian, jaminan hak

9
Jurnal SMART Keperawatan, 2020, 7 (1), 8-17 SJKP 2020
DOI: http://dx.doi.org/10.34310/jskp.v7i1.281 pISSN 2301-6221; eISSN 2502-5236
http://stikesyahoedsmg.ac.id/ojs/index.php/sjkp

untuk merawat dan mengasuh anak ini belum pengumpulan data yang telah dilakukan, peneliti
didukung dengan fasilitas untuk anak, kamar hanya dapat mengandalkan satu alat perekam
dan juga kelayakan tempat tinggal untuk anak suara karena adanya larangan membawa alat
baik dari lingkungan sosial maupun kebersihan. elektronik ke dalam lembaga pemasyarakatan.
Selain itu, kebijakan menutup pintu kamar Catatan lapangan berisi respon nonverbal
membuat anak-anak turut “terpenjara” bersama yang diekspresikan partisipan ketika
(Departemen Hukum dan HAM Republik menyampaikan pengalamannya tentang
Indonesia., 2009; Mustofa et al., 2019). fenomena yang diteliti, serta untuk mencatat
Kjellstrand dan Eddy (2011) menjelaskan kondisi lingkungan selama proses wawancara.
teori pembelajaran interaksi dari Patterson, Partisipan dipilih sesuai tujuan penelitian
DeBaryshe, dan Ramsey (1989) menjadi terhadap 7 WBP perempuan di Rutan Kelas IIA
landasan konsep keterkaitan antara Jakarta Timur dan Lembaga Pemasyarakatan
pemenjaraan orang tua, fungsi keluarga, Kelas IIA Jakarta. Wawancara dilakukan April
strategi pengasuhan (parenting), dan perilaku sampai JUni 2017. Transkrip hasil wawancara
sosial anak (Kjellstrand & Eddy, 2011). kemudian dianalisis dengan metode analisis
Parenting merupakan cara orang tua mendidik konten tematik dengan pendekatan Colaizzi.
anak yang mana melibatkan emosional dalam Analisis dilakukan dengan mengorganisasikan
interaksi yang dibangun. Kurangnya kesiapan kata kunci yang ditemukan ke dalam kategori,
orang tua dalam upaya parenting merupakan sub tema, dan tema (Denise & Beck, 2013;
faktor risiko meningkatnya masalah kesehatan Valdez et al., 2017).
baik pada usia anak maupun dewasa (Stewart- Penelitian telah dinyatakan lolos kaji etik
Brown, 2008). Hal ini menggeser paradigma oleh Komite Etik Penelitian Fakultas Ilmu
masyarakat bahwa dukungan terhadap orang Keperawatan Universitas Indonesia
tua merupakan cara paling efektif untuk No.138/UN2.F12.D/HKP.02.04/2017 tanggal 27
meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan April 2017.
tumbuh kembang anak. Oleh karena itu,
munculnya dampak negatif pada anak karena HASIL
pemenjaraan ibu perlu dikaitkan dengan
kesiapan ibu dalam melanjutkan perannya Karakteristik partisipan
sebagai orang tua setelah keluar dari penjara. Partisipan merupakan tahanan di Rutan Kelas
Penelitian ini bertujuan untuk melihat persepsi IIA Jakarta Timur dan Lapas Perempuan Kelas
ibu dalam menjalankan perannya selama IIA Jakarta dengan masa hukuman 2 tahun
pemenjaraan. sampai 7 tahun. Mayoritas partisipan terlibat
dalam penyalahgunaan narkoba (5 dari 7
METODE partisipan).
Usia partisipan berkisar 29-35 tahun
Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan status menikah. Namun, dua partisipan
dengan pendekatan fenomenologi deksriptif. pernah bercerai dan kembali menikah. Semua
Pengumpulan data dilakukan melalui partisipan memiliki anak paling sedikit satu dan
wawancara mendalam dengan alat bantu paling banyak 6 anak. Empat dari tujuh
perekam suara dan catatan lapangan. Alat partisipan tinggal bersama seorang anaknya di
perekam dipilih karena pengalaman yang Rutan yang berusia kurang dari 2 tahun.
diungkapkan oleh partisipan tidak Seorang partisipan juga sedang hamil anak ke-
memungkinkan untuk dicatat langsung oleh 4.
peneliti. Penggunaan alat perekam tersebut
atas persetujuan partisipan serta lembaga Semua partisipan berdomisili di daerah
pemasyarakatan sebagai aspek etik dan legal Jakarta sebelum mengalami pemenjaraan.
dalam penelitian kualitatif (Denise & Beck, 2013; Pendidikan partisipan rata-rata SD sampai
Valdez et al., 2017). Dalam proses SMA, tetapi terdapat seorang partisipan yang

10
Hani, et al., Persepsi Warga Binaan Pemasyarakatan.….
SJKP, Vol. 7, No. 1, Juni 2020, 8-17

berpendidikan S1. Sebelum pemenjaraan, “Trus aku selalu wanti-wanti em


partisipan rata-rata bekerja sebagai buruh, belajarnya dia gimana, jadi mamaku
mengerti ya karena kan memang basicly
karyawan swasta, dan ibu rumah tangga. mamaku dulunya bekerja jadi dia tau gitu,
trus yang kecil gimana? Susunya gimana
Karakteristik anak di rutan Ma? Makannya gimana? Trus sakit atau
Empat dari tujuh partisipan merawat anaknya di enggak? Trus kalau seandainya dia sakit
rutan. Anak tinggal bersama ibu di dalam sel karena saya ada pengalaman, o jangan
dikasih ini mah, jangan begini mah, atau
penjara dengan aktivitas pengasuhan yang mama ke dokter lebih baik tanya,
terbatas. Anak berusia antara 2 minggu sampai mendingan cerewet gitu itu jadi tetep
1,5 tahun. Beberapa anak dalam usia 0-6 bulan sharing sama mamaku.” (P3)
sudah tidak mendapat ASI eksklusif melainkan
susu tambahan yang diberikan secara gratis Partisipan yang terpisah dari anaknya
oleh klinik rutan dalam jumlah yang terbatas. menjadikan doa sebagai upaya yang dapat
Sebagian besar anak juga sudah diberikan dilakukan sebagai ibu.
bubur susu instan sebelum berusia 6 bulan.
“saya selalu berdoa sama Tuhan, Tuhan
Interpretasi Analisis Tema selama saya ga ada, selama saya ga
bisa komunikasi, kasihlah anak saya ini
Tema 1: perilaku positif ibu dalam pengasuhan pergaulan yang bener-bener, takut akan
anak selama pemenjaraan Engkau lah.” (P2)
Perilaku positif ibu dalam pengasuhan
mencakup interaksi yang terjaga dengan anak Skema tematik tema ini dapat dilihat pada
dan perhatian untuk anak. bagan 1 sebagai berikut.

Sub tema 1: interaksi yang terjaga dengan anak KATEGORI


SUB SUB
SUB TEMA TEMA
Meskipun dalam situasi pemenjaraan, partisipan TEMA
berusaha menjaga hubungan dengan anak baik ketemu dengan
melalui surat, telepon, maupun jadwal anak
kunjungan anak.
Interaksi yang
kunjungan anak
“yang pasti untuk anak sampai hari ini terjaga dengan anak
tetep konsen ke anak, cuman by phone”
(P3) menulis surat untuk
anak
“walaupun dia ga tinggal sama saya ya.
Tapi minimal komunikasi dengan anak telepon anak
saya, saya telepon anak saya” (P2) Perilaku positif ibu
dalam pengasuhan
wanti-wanti kondisi anak selama
Sub tema 2: perhatian untuk anak anak pemenjaraan
Partisipan memperhatikan kondisi anak,
mendoakan anak dan bekerja selama di mendoakan anak
rutan/Lapas untuk memenuhi kebutuhan anak.
Partisipan menilai dirinya masih mampu Perhatian untuk
memberi perhatian kepada anak serta menjaga
Bekerja demi anak
anak
interaksi dengan anak meskipun dalam kondisi
pemenjaraan. Fokus pada anak

"makanya di sini, biarpun kayak


gimanapun, suka miketin orang
ngelimpahin ke saya, biarpun tiga puluh Bagan 1 Skema Tematik Perilaku Positif Ibu
ribu, saya lakukan demi apa? Demi anak dalam Pengasuhan Anak selama Pemenjaraan
kan” (P6)

11
Jurnal SMART Keperawatan, 2020, 7 (1), 8-17 SJKP 2020
DOI: http://dx.doi.org/10.34310/jskp.v7i1.281 pISSN 2301-6221; eISSN 2502-5236
http://stikesyahoedsmg.ac.id/ojs/index.php/sjkp

Tema 2: Efikasi diri ibu yang tinggi dalam Selain itu, pemenjaraan dirasakan ibu untuk
pengasuhan anak dapat menjadi ibu yang lebih baik saat bebas
Tema ini diangkat dari tiga sub tema yaitu nanti.
keyakinan terhadap kemampuan diri dalam
pengasuhan, harapan ibu dalam pengasuhan "planning nanti kalo saya udah diluar sih
anak, dan pandangan ibu mengenai perilaku yang pasti, pengen jadi ibu yang lebih
baik lah gitu” (P3)
mengasuh yang benar. "Rencana pokoknya saya pengen
ngabisin waktu sama anak aja" (P4)
Sub tema 1: keyakinan terhadap kemampuan
diri dalam pengasuhan Sebagian partisipan baru merasakan mengasuh
Partisipan mengekspresikan keyakinannya anak secara langsung, tetapi partisipan juga
dalam merawat anak dengan baik dan dapat memiliki keyakinan untuk menjadi ibu yang baik.
memenuhi perannya sebagai ibu meskipun
dalam situasi pemenjaraan. Kategori dari kata “…kalo ngasuh, saya baru ini... Jadi ya
kunci yang ditemukan antara lain pernyataan kayak masih belajar-belajar juga si” (P1)
ibu dapat mengasuh anak selama di rutan,
belajar dari pengalaman pengasuhan yang Sub tema 2: harapan ibu dalam pengasuhan
diterima, serta pengalaman sebagai ibu dari anak
beberapa anak. Partisipan juga Sub tema ini dibangun dari beberapa kategori
mengungkapkan harapannya untuk yang menunjukkan keinginan ibu terhadap
menjalankan perannya dalam pengasuhan kemampuannya untuk memberikan perhatian
dengan lebih baik setelah bebas. kepada anak. Kategori yang membangun yaitu
keinginan untuk memberi anak uang jika ada.
Keyakinan yang dimiliki ibu dalam kemampuan Partisipan juga mengungkapkan harapannya
yang dimiliki untuk merawat anak diungkapkan agar anak menjadi lebih baik dan tidak
partisipan sebagai berikut. dipenjara.

“ya..namanya udah jadi ibu dari dulu, “Ya kalo saya ada duit, saya kasih buat
udah tau musti gimana ngurus anak” (P6) jajan dia” (P2)

“saya ngasuh anak yang bener, saya juga “biarpun saya kerja asal nyuci bisa ngasih
ngasih nafkah rutin,” (P5) kan seneng hati, meskipun 50ribu juga,
daripada kita gak ngasih anak sama
sekali kan?” (P6)
Partisipan juga mengekspresikan keyakinannya
untuk merawat anak di penjara.
Partisipan melihat dirinya dalam situasi
“Kalo… ngasuh anak itu ya, di rumah pemenjaraan, menginginkan anak bisa lebih
juga udah sering ngasuh anak, jadi baik dan sebagian partisipan menginginkan
gimana ya, kayak anggep aja di rumah anaknya tidak tinggal di lingkungan
gitu” (P7) pemenjaraan.
Partisipan memiliki pengalaman yang baik “Harapan saya ke depannya, saya mau
dalam pengasuhan anak sehingga menilai ngliat anak saya lebih baik” (P2)
dirinya akan mampu menerapkan gaya
pengasuhan yang baik pula. “Kalo misalnya itu… saya pengennya dia
di luar juga,” (P6)
“Saya punya latar belakang orang tua
yang selalu ngajarin anaknya tuh untuk Partisipan merencanakan untuk memperbaiki
open” (P3) peran sebagai ibu setelah bebas.

12
Hani, et al., Persepsi Warga Binaan Pemasyarakatan.….
SJKP, Vol. 7, No. 1, Juni 2020, 8-17

“pokoknya keluar dari sini apapun itu “biarpun ketika bekerja, komunikasi saya dengan
saya harus tebus kesalahan saya sama anak-anak baik, saya di rumah pun komunikasi
anak-anak” (P3) saya dengan anak-anak baik” (P3)
Kebersamaan dengan anak, bagi partisipan adalah
Sub tema 3: pandangan ibu mengenai perilaku hal penting dalam pengasuhan. Dalam situasi
pemenjaraan pun partisipan mengatur waktu antara
mengasuh yang benar membersamai anak dan menyelesaikan
Efikasi diri dalam menjalankan peran juga pekerjaannya.”
mencakup bagaimana seseorang memandang
perannya. Terdapat empat kategori yang “Jadi pas dia bangun, aku main ama dia
membangun sub tema ini yang meliputi gitu” (P1)
“waktu-waktu yang kayak gitu yang
mendidik anak, memenuhi kebutuhan anak, menurut orang biasa aja, sangat berarti
membersamai anak, dan menjaga kesehatan bagi saya” (P3)
anak.
Partisipan sebagai ibu, menjalankan perannya Skema tematik tema ini dapat dilihat pada
dengan berusaha memberi perhatian penuh bagan 2 sebagai berikut.
terhadap anak, baik dari segi materi maupun
kasih sayang. Semua partisipan memiliki KATEGORI
SUB SUB
SUB TEMA TEMA
pandangan yang sama tentang tanggung jawab
TEMA

seorang ibu terhadap anak. Semua partisipan bisa ngasuh anak


berpandangan bahwa hal paling penting
sebagai seorang ibu yaitu memperhatikan mengurus anak
sama seperti di
kesehatan anak, mendidik anak, membersamai rumah

anak, dan mencukupi semua kebutuhan anak. Belajar dari


pengalaman diri

“menjaganya, mendidiknya, rencana bersama


memperhatikannya, dan memberi kasih anak
sayang untuk dia..” (P5) keyakinan terhadap
akan jadi ibu yang
kemampuan diri
“dididiknya yang bener.” “misalnya ya..
lebih baik
dalam pengasuhan
bicaranya, gitu. Kita musti ngomong Berpengalaman
sama anak yang sopan, atau gimana, sebagai ibu
kalo (anak saya) ini kan setaun, ini, udah
masuk ke otak.” (P7)
belajar mengasuh
anak

Peran ibu dalam mencukupi semua kebutuhan Memberi anak uang

anak juga dinyatakan oleh P4 dan P7 sebagai


jika ada uang

berikut.
Efikasi diri ibu yang
Ingin anak lebih
tinggi dalam
baik dari ibu
pengasuhan anak

“Yah.. semuanya yah dari, eeh Ingin anak tidak di Harapan ibu dalam
makannya...terus eeh segala dalam penjara pengasuhan anak

kebutuhannya lah pokoknya.” (P4) memperbaiki


kesalahan kepada
“Ya makannya, gitu, susunya, ya…inian
dia aja, ya inian dia aja, mandi apa, Ibu mendidik anak
gitu…” (P7)
Ibu memenuhi
Pandangan ibu
Partisipan di samping berperan utama dalam kebutuhan anak
mengenai perilaku

pengasuhan anak, beberapa sebagai orang tua


mengasuh yang
waktu bersama anak benar
tunggal yang harus bekerja untuk memenuhi
kebutuhan anak. Namun demikian, anak masih Ibu memperhatikan

menjadi perhatian utama bagi ibu. kesehatan anak

Bagan 2 Skema Tematik Efikasi Diri Ibu yang


Tinggi dalam Pengasuhan Anak

13
Jurnal SMART Keperawatan, 2020, 7 (1), 8-17 SJKP 2020
DOI: http://dx.doi.org/10.34310/jskp.v7i1.281 pISSN 2301-6221; eISSN 2502-5236
http://stikesyahoedsmg.ac.id/ojs/index.php/sjkp

PEMBAHASAN menimbulkan kecemasan pada anak yang


Karakteristik ibu yang dipenjarakan mengakibatkan berbagai masalah psikologis
WBP perempuan menghadapi situasi khusus anak.
berkaitan dengan perannya sebagai ibu. Ibu yang dipenjarakan menghadapi
Sebagian besar tahanan dan narapidana situasi sulit untuk melakukan pengasuhan.
perempuan memiliki anak baik yang tinggal Stressor terbesar bagi mereka adalah
bersama di Rutan atau Lapas (anak berusia kekhawatiran terhadap kondisi anak serta
kurang dari 2 tahun) maupun terpisah kesedihan karena terpisah dengan anak (Loper
(Constantino et al., 2013; Mustofa et al., 2019). & Tuerk, 2011; Wildeman & Turney, 2014).
Pada umumnya, WBP perempuan Loper dan Tuerk lebih lanjut menjelaskan
merupakan pengasuh utama bagi anak sebelum bahwa ibu di penjara kesulitan untuk
pemenjaraan. Sebagian mereka juga menjadi berkomunikasi dengan anak, memiliki masalah
penopang keuangan keluarga untuk memenuhi dengan pengasuh anak, dan kesulitan untuk
kebutuhan. Seorang partisipan dalam penelitian mengkomunikasikan kepada anak situasi
ini bahkan menjadi orang tua tunggal karena pemenjaraan yang dialami ibu. WBP yang
pemenjaraan yang dialami pasangannya. tinggal bersama anak selama pemenjaraan
Namun demikian, bagi sebagian WBP kurang memiliki kebebasan dalam pemenuhan
perempuan, pemenjaraan juga menjadikan kebutuhan anak di lingkungan Rutan atau
kesempatan untuk mengasuh anak di Rutan. Lapas. Selain itu, narapidana yang terpisah
Hal ini sebagaimana penelitian yang dengan anaknya juga kesulitan untuk menjaga
sebelumnya bahwa pemenjaraan menjadi interaksi dengan anak yang terpisah karena
pengalaman bagi ibu untuk mengasuh anaknya, pemenjaraan. Namun, narapidana perempuan
dan juga menjadi pengalaman bagi ibu terpisah sebagai ibu tetap memperlihatkan perilaku
dengan anak yang sedang dirawatnya (Cardaci, positif dalam pengasuhan yang disesuaikan
2014; Glaze & Maruschak, 2010; Kjellstrand & dengan situasi pemenjaraan yang mereka
Eddy, 2011; Mustofa et al., 2019). hadapi.
Pemenjaraan mengakibatkan beberapa Ibu yang tinggal bersama anaknya di
ibu yang terlibat dalam penelitian ini harus lingkungan Rutan atau Lapas tetap berupaya
kehilangan hak asuh anaknya sebagai untuk memenuhi kebutuhan anak. WBP
konsekuensi menitipkan anak selama perempuan berupaya keras untuk dapat
pemenjaraan. Pengasuh anak saat ibu memenuhi kebutuhan anaknya dan memandang
mengalami pemenjaraan memenuhi semua dirinya memegang tanggung jawab penuh untuk
kebutuhan anak sehingga menginginkan anak memberikan pengasuhan terbaik. Selain itu, ibu
menjadi milik pengasuh sepenuhnya. yang terpisah dengan anaknya karena
pemenjaraan juga memperhatikan kondisi anak
Persepsi Positif Ibu di Penjara dengan bertanya secara intensif tentang
Orang tua berperan penting dalam keadaan anak kepada pengasuh. Beberapa
kehidupan anak khususnya dalam awal-awal narapidana tetap menjaga komunikasi dengan
tahun perkembangan anak yang mencakup anak melalui telepon, beberapa melalui surat,
perkembangan fisik, sosial, dan emosional. dan juga kunjungan anak.
Pengasuhan mencakup situasi emosional dalam
hubungan antara anak dengan orang tua serta Efikasi diri ibu yang tinggi dalam pengasuhan
upaya orang tua dalam menerapkan anak
pengasuhan kepada anak (Rana et al., 2013). Efikasi diri dalam pengasuhan
Gaya pengasuhan yang dilakukan orang tua didefinisikan sebagai keyakinan atau penilaian
akan berdampak terhadap perkembangan anak. orang tua terhadap kompetensi dirinya dalam
Pengasuhan positif akan berdampak pada melaksanakan tugas-tugas pengasuhan anak.
lingkungan yang sehat dan mendukung bagi Efikasi diri dalam pengasuhan juga akan
anak, sedangkan pengasuhan yang negatif mempengaruhi kesiapan ibu dalam

14
Hani, et al., Persepsi Warga Binaan Pemasyarakatan.….
SJKP, Vol. 7, No. 1, Juni 2020, 8-17

menjalankan kembali peran dalam keluarga mengupayakan pemenuhan kebutuhan anak.


ketika bebas (Coleman & Karraker, 2000; Glatz Hal ini ditunjukkan dengan beberapa partisipan
& Buchanan, 2015) yang bekerja selama di rutan untuk memenuhi
Dalam konteks pemenjaraan, efikasi diri kebutuhan anak. Partisipan yang terpisah dari
dalam pengasuhan menggambarkan keyakinan, anak juga bekerja untuk dapat memberi nafkah
penilaian, atau harapan yang dipegang oleh untuk anaknya, serta mengupayakan untuk
narapidana perempuan tentang kemampuan menjaga interaksi dengan anak.
mereka dalam memberikan pengasuhan Hasil penelitian menunjukkan WBP
meskipun dalam situasi pemenjaraan. perempuan memiliki efikasi diri ibu yang tinggi
Efikasi diri merupakan kepercayaan pada dalam pengasuhan meskipun dalam situasi
kemampuan diri dalam mengatur dan pemenjaraan. Hal ini sejalan dengan studi
melaksanakan suatu tindakan yang diperlukan sebelumnya yang menunjukkan bahwa
dalam rangka pencapaian hasil usaha (Glatz & lingkungan tempat tinggal tidak berpengaruh
Buchanan, 2015; Magee, 2016). Efikasi diri terhadap efikasi diri orang tua. Lingkungan di
mempengaruhi perilaku seseorang serta penjara menimbulkan dampak psikologis bagi
ketahanan seseorang dalam menghadapi ibu, tetapi tidak mempengaruhi keyakinan diri
masalah dan tekanan dari lingkungan sosialnya. ibu terhadap kemampuannya untuk melakukan
Efikasi diri pengasuhan yang dimiliki ibu pengasuhan (Magee, 2016). Akan tetapi, sikap
yang dipenjarakan ditunjukkan dengan ibu dalam menghadapi stressor yang ada akan
keyakinan yang diungkapkan oleh partisipan. mempengaruhi efikasi diri.
Ibu merasa yakin dengan kemampuannya untuk Studi tersebut juga menunjukkan bahwa
mengasuh anak meski di penjara karena jumlah anak memiliki korelasi negatif yang kecil
mereka menganggap pengasuhan anak dengan efikasi diri dalam pengasuhan. Namun,
sebagaimana dilakukan di luar penjara. Selain hal ini terjadi sebaliknya dalam situasi
itu, WBP perempuan juga memiliki panutan pemenjaraan. Ibu yang telah memiliki sedikitnya
gaya pengasuhan dari orang tuanya yang dua anak justru memiliki efikasi diri dalam
menjadi acuan bagi partisipan untuk melakukan pengasuhan yang tinggi. Hal ini berkaitan
pengasuhan yang baik bagi anaknya. Hal ini dengan semakin banyaknya pengalaman
sejalan dengan studi sebelumnya bahwa efikasi pengasuhan yang telah dimiliki, sehingga ibu
diri sebagai pernyataan subyektif berupa menilai dirinya juga mampu mengasuh anak
keyakinan individu akan kemampuan dirinya meski dalam situasi pemenjaraan. Lebih lanjut,
dalam mengontrol perilaku dan tuntutan sosial Magee menemukan bahwa tingkat pendidikan
lingkungan, sehingga memperoleh hasil yang tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan
maksimal bagi dirinya (Magee, 2016). Aspek efikasi diri ibu dalam pengasuhan. Hal ini
keyakinan terdapat dalam mengontrol sebagaimana dalam penelitian ini yang melihat
lingkungan dan perilakunya bagi individu yang bahwa efikasi diri yang tinggi diungkapkan oleh
bersangkutan. Keyakinan ini menjadi kekuatan WBP perempuan baik dengan tingkat
bagi ibu di penjara untuk mampu melewati pendidikan dasar, menengah, maupun
kesulitan pengasuhan dalam situasi perguruan tinggi.
pemenjaraan. Pemenjaraan menimbulkan pemikiran,
Efikasi diri juga mencakup aspek perasaan, sikap, dan gagasan tersendiri bagi
motivasional yaitu keinginan untuk melakukan WBP untuk menjalankan perannya sebagai ibu.
suatu tugas, kendala, mapun tuntutan sosial Hasil penelitian menunjukkan bahwa WBP
dalam rangka pencapaian hasil yang maksimal. perempuan memiliki persepsi yang sama
WBP perempuan sebagai ibu memiliki keinginan tentang peran seorang ibu dalam pengasuhan
untuk memperbaiki fungsi perannya sebagai anak. Peran penting seorang ibu yaitu
ibu. Pemenjaraan menjadikan WBP perempuan memperhatikan kesehatan anak, mendidik
berkeinginan menjadi ibu yang lebih baik saat anak, mendampingi anak, dan mencukupi
bebas nanti. Selain itu, ibu yang dipenjarakan semua kebutuhan anak. Meskipun ibu harus
menjalani pemenjaraan dengan tetap menghadapi tuntutan ekonomi dalam hidup,

15
Jurnal SMART Keperawatan, 2020, 7 (1), 8-17 SJKP 2020
DOI: http://dx.doi.org/10.34310/jskp.v7i1.281 pISSN 2301-6221; eISSN 2502-5236
http://stikesyahoedsmg.ac.id/ojs/index.php/sjkp

narapidana perempuan menyadari bahwa tugas kembali peran dalam keluarga khususnya peran
utama mereka adalah mengasuh anak. sebagai ibu. Konsep pemasyarakatan pada
Pandangan yang dimiliki mengenai peran lembaga peradilan di Indonesia menjadi
ibu serta situasi pemenjaraan yang dialami dukungan eksternal bagi WBP perempuan yang
berkaitan dengan efikasi diri ibu dalam memandang pemenjaraan sebagai waktu bagi
pengasuhan. Peningkatan efikasi diri dalam ibu untuk memperbaiki diri dan berubah menjadi
pengasuhan penting untuk diupayakan karena pribadi yang lebih baik dalam menjalankan
tidak hanya membantu orang tua menikmati dan perannya untuk anak.
merasa puas dalam menjalankan perannya Peran pengasuhan yang dilakukan ibu
sebagai orang tua, tetapi juga penting dalam dalam situasi pemenjaraan menunjukkan
menghentikan perilaku pengasuhan tidak efektif perlunya pendekatan berbagai profesi dalam
yang sering terjadi turun temurun. Oleh karena sistem pembinaan pemasyarakatan. Kolaborasi
itu, penting diketahui faktor-faktor yang lintas profesi antara perawat dan tenaga
diperkirakan dapat mengubah efikasi diri dalam kesehatan lainnya seperti psikolog, dokter, dan
pengasuhan. Sebagaimana dalam studi ahli gizi diharapkan dapat mengupayakan
sebelumnya bahwa faktor-faktor yang situasi pemenjaraan yang memiliki pengaruh
mempengaruhi perubahan efikasi diri dalam besar terhadap pelaksanaan peran ibu.
pengasuhan yaitu perubahan fisik pada anak,
harapan ibu terhadap anak, kualitas komunikasi REFFERENSI
ibu dan anak, dan budaya (Glatz & Buchanan, Cardaci, R. (2014). “If she can do it, so can I” An
2015). ethnograpy of a supportive living environment
for women in the criminal justice system and
KESIMPULAN DAN SARAN their children. ProQuest Dissertations and
Warga Binaan Pemasyarakatan perempuan Theses, 234. http://search.proquest.com.ezp-
prod1.hul.harvard.edu/docview/1548716555?a
sebagai ibu memperlihatkan perilaku positif
ccountid=11311%5Cnhttp://sfx.hul.harvard.ed
dalam pengasuhan dengan menyesuaikan u/hvd?url_ver=Z39.88-
pengasuhan terhadap situasi pemenjaraan. Ibu 2004&rft_val_fmt=info:ofi/fmt:kev:mtx:dissertati
yang tinggal bersama anaknya di lingkungan on&genre=dissertations+%26+theses&sid=Pro
Rutan atau Lapas tetap berupaya untuk Q:ProQuest+Dissertations+%26+
memenuhi kebutuhan anak. Sedangkan ibu Coleman, P. K., & Karraker, H. K. (2000). Parenting
yang terpisah dari anaknya tetap berusaha self-efficacy among mothers of school-age
menjaga komunikasi dengan anak. children: Conceptualization, measurement,
WBP perempuan memiliki efikasi diri and correlates. Family Relations: An
yang tinggi dalam pengasuhan. Ibu merasa Interdisciplinary Journal of Applied Family
yakin dengan kemampuannya untuk mengasuh Studies, 49(1), 13–24.
https://doi.org/10.1111/j.1741-
anak meski di penjara karena mereka
3729.2000.00013.x
menganggap pengasuhan anak sebagaimana Constantino, R., Crane, P., & Young, S. (2013).
dilakukan di luar penjara. Lingkungan di penjara Forensic nursing: evidence-based principles
menimbulkan dampak psikologis bagi ibu, tetapi and practice. FA Davis Company.
tidak mempengaruhi keyakinan diri ibu terhadap https://books.google.co.id/books?id=ccTZAAA
kemampuannya untuk melakukan pengasuhan. AQBAJ&printsec=frontcover&source=gbs_ge_
Akan tetapi, sikap ibu dalam menghadapi summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false
stressor yang ada akan mempengaruhi efikasi Denise, F. P., & Beck, C. T. (2013). Essentials of
diri. Efikasi diri tersebut tidak dipengaruhi oleh Nursing Research Seventh Edition Appraising
tingkat pendidikan dan lingkungan Evidence for Nursing Practice. In Journal of
pemenjaraan. Chemical Information and Modeling (Vol. 53).
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.0
Lembaga pemasyarakatan atau rumah
04
tahanan semestinya mengupayakan untuk Departemen Hukum dan HAM Republik Indonesia.
meningkatkan kesiapan ibu dalam menjalankan (2009). Peraturan Menteri Hukum dan Hak

16
Hani, et al., Persepsi Warga Binaan Pemasyarakatan.….
SJKP, Vol. 7, No. 1, Juni 2020, 8-17

Asasi Manusia Republik Indonesia NOMOR: 0031


M.HH-OT.02.02 Tahun 2009 tentang Cetak Rana, S. A., Akhtar, S., & Tahir, M. A. (2013).
Biru Pembaharuan Pelaksanaan Sistem Parenting Styles and Social Anxiety among
Pemasyarakatan. Berita Negara No.5 Tahun Pakistani Adolescents. Journal of New
2009. 5. Horizons, 7(2), 21–34.
Easterling, B. A., & Johnson, E. I. (2015). Sistem Data Base Pemasyarakatan. (2017). Data
Conducting qualitative research on parental Terakhir Jumlah Penghuni Perkanwil.
incarceration: Personal reflections on http://smslap.ditjenpas.go.id/public/grl/current/
challenges and contributions. Qualitative monthly
Report, 20(10), 1550–1567. Stewart-Brown, S. (2008). Improving parenting: the
Glatz, T., & Buchanan, C. M. (2015). Change and why and the how. Archives of Disease in
predictors of change in parental self-efficacy Childhood, 93(2), 102 LP – 104.
from early to middle adolescence. https://doi.org/10.1136/adc.2006.113522
Developmental Psychology, 51(10), 1367– The Sentencing Project. (2018). Incarcerated
1379. https://doi.org/10.1037/dev0000035 Women and Girls. The Sentencing Project, 1–
Glaze, L. E., & Maruschak, L. M. (2010). Parents in 5. http://www.sentencingproject.org/wp-
prison and their minor children. Issues and content/uploads/2016/02/Incarcerated-
Lessons for Incarcerated and Released Women-and-Girls-1980-2016.pdf
Parents, 101–135. Valdez, R. S., McGuire, K. M., & Rivera, A. J.
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. (2017). Qualitative ergonomics/human factors
(1995). Undang-Undang Republik Indonesia research in health care: Current state and
Nomor 12 Tahun 1995 Tentang future directions. Applied Ergonomics, 62, 43–
Pemasyarakatan. 1–22. 71.
Kjellstrand, J. M., & Eddy, J. M. (2011). Parental https://doi.org/10.1016/j.apergo.2017.01.016
Incarceration During Childhood, Family Walmsley, R. (2017). World female imprisonment
Context, and Youth Problem Behavior Across list: Fourth edition, women and girls in penal
Adolescence. Journal of Offender institutions, including pre-trial
Rehabilitation, 50(1), 18–36. detainees/remand prisoners. World Prison
https://doi.org/10.1080/10509674.2011.53672 Brief, 1–13.
0 http://www.prisonstudies.org/news/world-
Loper, A. B., & Tuerk, E. H. (2011). Improving the female-imprisonment-list-fourth-edition
Emotional Adjustment and Communication Wildeman, C., & Turney, K. (2014). Positive,
Patterns of Incarcerated Mothers: Negative, or Null? The Effects of Maternal
Effectiveness of a Prison Parenting Incarceration on Children’s Behavioral
Intervention. Journal of Child and Family Problems. Ciencia e Saude Coletiva.
Studies, 20(1), 89–101. https://doi.org/https://doi.org/10.1007/s13524-
https://doi.org/10.1007/s10826-010-9381-8 014-0291-z
Magee, L. (2016). Parenting under stress: World Prison Brief. (2016). Female prison
Examining the protective role of parenting self- population: trend.
efficacy in a high-risk environment. ProQuest https://www.prisonstudies.org/country/indonesi
Dissertations and Theses, 96. a
https://login.ezproxy.javeriana.edu.co/login?qu Yunardhani, R. (2013). EFEKTIFITAS LEMBAGA
rl=https%3A%2F%2Fsearch.proquest.com%2 PEMASYARAKATAN DI INDONESIA. Jurnal
Fdocview%2F1868416810%3Faccountid%3D Sosiologi, 15(18), 143–149.
13250
Mustofa, M., West, B. S., Sri Supadmi, M., & Sari, H.
(2019). Challenges to mothering while
incarcerated: preliminary study of two
women’s prisons in Java, Indonesia.
International Journal of Prisoner Health, 15(1),
37–45. https://doi.org/10.1108/IJPH-06-2017-

17

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai