Anda di halaman 1dari 99

M.

Iqbal Apriansyah Kamis, 9 Februari 2023


Tim Sekretariat PPS

Disampaikan Pada Reorientasi Satgas Percepatan Penurunan Stunting


BKKBN
Sebagai
KETUA PELAKSANAAN PROGRAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
siap melaksanakan arahan presiden pada rapat terbatas (ratas) percepatan
penurunan stunting tanggal 28 Januari 2021

melalui

menjadi 14% pendekatan


keluarga

Rencana Aksi Nasional (pasal 8)

Mekanisme Dan Tata Kerja (pasal 19)

Pemantauan, Evaluasi Dan Pelaporan (pasal 26)

PERATURAN PRESIDEN Nomor 72 tahun 2021 Terdapat 4 (empat) peraturan pelaksanaan sebagai turunan
tentang Percepatan Penurunan Stunting Perpes 3 diantaranya dibawah koordinasi BKKBN
PENDEKATAN RAN PASTI
INTERVENSI HULU
a. Penekanan intervensi pada PENCEGAHAN
INTERVENSI SPESIFIK DAN Pendekatan
lahirnya bayi stunted dengan mempersiapkan
Keluarga
SENSITIF Berisiko kehamilan calon pengantin/calon ibu melalui
Stunting perencanaan kehidupan berkeluarga.
Fokus pada program INKUBASI b. PENANGANAN balita stunting melalui
yang memperhatikan kesehatan intervensi kuratif.
dan kecukupan gizi:
3 bulan CATIN+ IBU HAMIL+ IBU
MASA INTERVAL RAN Pendekatan PENTAHELIX
+BADUTA/BALITA yang didukung
dengan penyediaan sanitasi, akses Pendekatan
PASTI Pendekatan
Menyediakan platform Kerjasama
antara pemerintah dan unsur
air bersih serta bansos. Intervensi Multisektor
dan pemangku kepentingan (dunia usaha,
Gizi Terpadu
Multipihak perguruan tinggi, masyarakat dan
media)

Kluster data presisi Kluster manajerial Kluster operasional

KONVERGENSI
LAYANAN TINGKAT KELUARGA
Indikator Cakupan Layanan Berdasarkan Lampiran PerPres 72/2021 & RAN PASTI

INDIKATOR PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING
Indikatornya beririsan

91 ▪ Pelayanan KB Pasca salin 70% 64 90 Indikator


▪ % Kehamilan Tidak Diinginkan
Indikator PerPres 15,5%
Indikator
72/2021 ▪ Calon PUS yang memperoleh Master Ansit RAN PASTI
layanan kes sebagai bagian
layanan nikah 90% Pem Kab/Kota 46,
PemDes dan Kab/Kota 26,
PemDes 13, BKKBN 4,
Kemendagri 1

20 Indikator 71 Output 29 Indikator 35 Indikator


Lampiran A Lampiran B Essensial Supply
Korelasinya bersifat Korelasinya bersifat
langsung bagi tidak langsung bagi
• Pilar 1 : 11 Output sasaran prioritas sasaran prioritas
• 9 Indikator • Pilar 2 : 13 Output
Spesifik Pilar 3 : 22 Output
• 11 Indikator Pilar 4 : 7 Output Cakupannya memiliki peran Memiliki keragaman isian
Sensitif • Pilar 5 : 18 Output strategis untuk penentuan data, umumnya dapat
TOTAL : 71 OUTPUT Desa/Kelurahan prioritas digali secara langsung di
stunting tingkat Kab/Kota
Impelementasi RAN PASTI berdasarkan tingkatan wilayah
1. Legal aspek 1. membentuk TPPS yang terdiri dari lintas sektor dan pemangku kepentingan;
2. menetapkan RAN-PASTI ke dalam Peraturan BKKBN;
3. menetapkan pedoman/petunjuk teknis

2.
Perencanaan &
Pusat sd kab/kota dan desa/kelurahan:
Penganggaran 1. memprioritaskan secara spesifik upaya Percepatan Penurunan Stunting dalam rencana kerja pemerintah;
2. melakukan tagging anggaran intervensi spesifik, sensitif dan koordinatif;
3. mengembangkan database perencanaan implementasi RAN-PASTI;
4. melakukan sinkronisasi perencanaan dan penganggaran melalui musrenbang/rembuk Stunting dan
berbagai skema pendanaan.
Kecamatan:
melakukan fasilitasi perencanaan dan penganggaran desa/kelurahan

Pusat sd kab/kota dan desa/kelurahan:


3. Implementasi 1. memperkuat koordinasi, sinergi dan sinkronisasi pelaksanaan kegiatan;
2. mengoordinasikan peningkatan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia;
Kecamatan:
1. melaksanakan fungsi koordinasi penggerakan lapangan dan pelayanan bersama pemerintah desa/kelurahan;
2. melaksanakan fungsi pengawasan di tingkat desa/kelurahan;
Desa/kelurahan:
1. melakukan koordinasi pendampingan keluarga;
2. melakukan koordinasi peningkatan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia
Pemantauan, evaluasi & Pusat sd kab/kota
4.
1. melakukan verifikasi dan validasi data
pelaporan
2. melakukan evaluasi pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting secara
periodik; dan
3. menyusun laporan per semester, per tahun atau jika diperlukan dalam
pelaksanaan RAN-PASTI

Kecamatan
1. melakukan verifikasi dan validasi data terkait Percepatan Penurunan
Stunting;
2. mengoordinasikan laporan secara periodik terkait pelaksanaan RAN-PASTI
tingkat desa/kelurahan.

Desa/kelurahan:
1. melakukan pencatatan, pengumpulan data terkait intervensi spesifik dan
sensitif melalui data rutin;
2. melakukan evaluasi pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting secara
periodik; dan
3. membuat laporan per semester, per tahun atau jika diperlukan dalam
terkait pelaksanaan RAN-PASTI di desa/kelurahan.
Contoh Master Ansit Kab. Buton Sulawesi Tenggara Tahun
2022
DUKUNGAN ANGGARAN BOKB TA 2023 UNTUK
MENCAPAI KINERJA BEBERAPA INDIKATOR
Harga
Harga Satuan
No Menu Sasaran Target Frekuensi Volume Satuan Alokasi BOKB
Menu/thn
Kegiatan
Penurunan Stunting 1.777.289.500.000
Desa
1 BKB Kit Stunting
(508 kab/kota @20) 10.280 1 1 18.000.000 18.000.000 185.040.000.000
Operasional Pendampingan Sasaran Catin,
2 a. TPK
Keluarga Berisiko dan Balita Stunting 192.365 10 1 330.000 3.300.000 634.804.500.000
Operasional Pendampingan Sasaran Catin,
2 b. TPK (Papua, Papbar)
Keluarga Berisiko dan Balita Stunting 7.635 10 1 420.000 4.200.000 32.067.000.000
Operasional Pencatatan Hasil Pemantauan
3 TPK
Pendampingan Sasaran berisiko Stunting 600.000 10 1 100.000 1.000.000 600.000.000.000
Kampung KB
4 Operasional DASHAT
(9 prov prioritas)* 4.018 10 1 3.500.000 35.000.000 140.630.000.000
5 a. Koordinasi TPPS di tingkat Kab/Kota Kab/Kota
220 4 1 20.000.000 80.000.000 17.600.000.000
Kab/Kota
b. Koordinasi TPPS di tingkat Kab/Kota
(12 prov prioritas) 246 4 1 30.000.000 120.000.000 29.520.000.000
Kab/Kota
c. Koordinasi TPPS di tingkat Kab/Kota
(Papua & Papbar) 42 4 1 21.250.000 85.000.000 3.570.000.000
6 Audit Kasus Stunting OPD KB
508 2 1 40.000.000 80.000.000 40.640.000.000
7 Mini lokakarya Kecamatan Kecamatan
7.186 10 1 1.300.000 13.000.000 93.418.000.000
4 PASTI DAN 3 STANDAR

Memastikan semua sasaran Tenaga Pencatat


terdata 3 STANDAR

Memastikan semua sasaran Alat Ukur / Aplikasi


memperoleh pelayanan

Memastikan semua sasaran


memanfaatkan semua Prosedur Operasional
intervensi

Memastikan semua kegiatan


4 PASTI
pelaksanaan Percepatan Penurunan
Stunting tercatat dan terlaporkan
“TERIMA KASIH”

BERSAMA KITA BISA


BERSINERGI BAGI BANGSA
Pendekatan, Sasaran, Indikator dan Target
Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2023.
Maria Gayatri 9 Februari 2023

Bahan dipersiapkan untuk Re-Orientasi SATGAS Percepatan Penurunan Stunting TA 2023


8-10 Februari 2023
OUTLINE

1. Gambaran Jumlah Indikator RAN PASTI

2. Indikator RAN PASTI PJ BKKBN

3. Lampiran
SATGAS berfungsi
SATGAS Stunting
melaksanakan fungsi
konsultasi, fasilitasi koordinasi
dan penguatan menyediakan
satu data stunting.

Satgas Stunting dapat


Satgas Stunting memiliki
Bekerja dengan mendampingi pemangku
akses koordinasi serta
mengacu pada kepentingan, khususnya Kepala
kapasitas untuk memberikan
Strategi Nasional Daerah untuk menyelenggarakan
penguatan, pemantauan dan
(STRANAS) dan Percepatan Penurunan Stunting
dukungan teknis kepada para
Rencana Aksi sesuai dengan target dan indikator
pemangku kepentingan
Nasional Percepatan yang telah ditetapkan pada
Percepatan Penurunan
Penurunan Angka Peraturan Presiden Nomor 72
Stunting di tingkat nasional,
Stunting Indonesia Tahun 2021 tentang Percepatan
daerah hingga
(RAN PASTI) Penurunan Stunting
desa/kelurahan
PEMETAAN INDIKATOR PERPRES 72/21

13 indikator 1 indikator
37 indikator PJ Kementerian Kesehatan PJ Setwapres
Kementerian 2 indikator 2 indikator
Lembaga PJ Kemen PUPR PJ Bappenas
3 indikator 7 indikator
10 K/L
PJ Kemensos PJ BKKBN
1 indikator 1 indikator
PJ Kemenag PJ Kemendes PDTT
4 indikator 3 indikator
PJ Kemendagri PJ Kemenkeu

44 indikator
PJ Pemerintah Kab/Kota
54 Indikator
9 indikator
PERPRES 72/21 PJ Pemerintah Provinsi
1 indikator
PJ Pemerintah Desa
4 INDIKATOR PERPRES NO.72 TAHUN 2021: Lampiran A
TARGET
No. INDIKATOR SUMBER INDIKATOR
2022 2023 2024
1 Persentase pelayanan Keluarga Berencana (KB) Lampiran A 50% 60% 70%
1
pascapersalinan PJ
2
2 Persentase kehamilan yang tidak diinginkan Lampiran A 16.50% 16% 15.50%
PJ
3 Cakupan calon Pasangan Usia Subur (PUS) yang Lampiran A 60% 80% 90%
memperoleh pemeriksaan kesehatan sebagai bagian PJ
3
dari pelayanan nikah (persen)
4 Cakupan keluarga berisiko Stunting yang memperoleh
pendampingan (persen)
4
Lampiran A
PJ
PEMETAAN
30% 60% 90%
INDIKATOR
3 INDIKATOR PERPRES NO.72 TAHUN 2021: Lampiran B PERPRES 72/21
No. INDIKATOR SUMBER INDIKATOR
TARGET PJ BKKBN
2022 2023 2024

5 Terselenggaranya Pemantauan dan Evaluasi 2 2 2


Strategi Nasional Percepatan Penurunan Lampiran B
Stunting
5 PJ

6 Tersedianya sistem skrining dan konseling calon Lampiran B 1 1 1


6
PUS siap nikah PJ
7 Persentase kabupaten/kota yang menerima
pendampingan Percepatan Penurunan Stunting Lampiran B
50% 75% 100%
melalui Tri Dharma perguruan tinggi
7 PJ
PEMETAAN INDIKATOR RAN PASTI (PERBAN 12/2021)

85 Indikator 46 indikator
PEMERINTAH PJ Pemerintah Kab/Kota
DAERAH 13 indikator
PJ Pemerintah Desa, Desa/Kelurahan, TPPS
Desa/Kel dan Kecamatan, TPK, Puskesmas
26 indikator
PJ Pemerintah Desa, Kab/Kota

5 Indikator
4 indikator
PJ BKKBN
K/L
1 indikator
PJ Kemendagri
INDIKATOR BKKBN DALAM
RAN PASTI SEBAGAI
PENANGGUNG JAWAB DAN KL
PENGAMPU
TARGET Periode Waktu
No. INDIKATOR SUMBER DATA Penanggungjawab
2022 2023 2024 Pengukuran
Tersedianya meta data. BKKBN
1 1 Tahunan Unit pengampu: Ditlaptik
Terintegrasinya data Stunting. BKKBN
2 1 1 1 Tahunan PK/SIGA
Terlaksananya sistem pengelolaan data keluarga berisiko BKKBN
3 1 1 1 Tahunan Unit pengampu: Ditlaptik
Stunting.
Terlaksananya forum satu data PASTI dua kali dalam 1 BKKBN
4 2 2 2 Tahunan Unit pengampu: Ditlaptik
tahun.
Persentase desa/kelurahan yang minimal memiliki 1 Pemerintah desa/kelurahan
5 100 100 100 Tahunan Laporan Linlap/SIGA
TPK.
Persentase TPK yang mendapatkan orientasi. TPPS kecamatan dan
6 Tahunan SIDIKA/
100 100 100 desa/kelurahan, TPK
Laporan Pusdiklat KKB
Persentase desa/kelurahan yang TPK nya melakukan KIE Pemerintah desa/kelurahan
7 80 85 90 Semester PPK, 2022
kelompok minimal 1 kali per bulan.
Persentase keluarga berisiko Stunting yang mendapatkan Pemerintah desa/kelurahan
8 30 40 50 Tahunan PPK, 2022
KIE interpersonal sesuai standar.
a). Persentase Ibu hamil yang menerima pendampingan. Pemerintah desa, Pemerintah
Laporan Monev BOKB
9 80 85 90 Bulanan kab/kota
2023/Surveilans Rutin
Persentase KB Pascapersalinan. Pemerintah desa, Pemerintah
10 50 60 70 Tahunan SIGA
kab/kota
Persentase penurunan Unmet need. Tahunan Pemerintah desa, Pemerintah
11 8 7,7 7,4 PPK, 2022
kab/kota
Persentase balita 0-23 bulan yang dipantau Bulanan TPK, Puskesmas
12 70 80 90 SIGA/Surveilans Rutin
perkembangannya sesuai standard.
TARGET Periode Waktu
No. INDIKATOR SUMBER DATA Penanggungjawab
2022 2023 2024 Pengukuran
Persentase balita 0-59 bulan yang dipantau TPK, Puskesmas
SIGA/Surveilans
13 perkembangannya sesuai standard. 70 80 90 Bulanan
Rutin
a). Cakupan keluarga prasejahtera beresiko Pemerintah desa,
14 80 85 90 Tahunan PK/Sumber Lainnya
Stunting penerima bantuan sosial. Pemerintah kab/kota
b). Cakupan keluarga prasejahtera penerima Tahunan Pemerintah desa,
PK/Sumber Lainnya
15 manfaat variasi bantuan pangan selain beras dan 80 85 90 Pemerintah kab/kota
telur.
c). Cakupan PUS miskin yang memperoleh Tahunan Pemerintah desa,
16 80 85 90 PK/Sumber Lainnya
bantuan tunai bersyarat. Pemerintah kab/kota
d). Cakupan PUS yang memperoleh bantuan pangan Tahunan Pemerintah desa,
17 80 85 90 PK/Sumber Lainnya
nontunai. Pemerintah kab/kota
e). Cakupan PUS miskin yang memperoleh Penerima Tahunan Pemerintah desa,
18 80 85 90 PK/Sumber Lainnya
Bantuan Iuran (PBI). Pemerintah kab/kota
Persentase desa prioritas yang melaksanakan Dapur Pemerintah desa,
Website
Gizi Keluarga berbasis pangan lokal. Pemerintah kab/kota
19 50 60 70 Semester kampungkb.bkkbn.go
.id
a). Cakupan Catin/CaPUS yang melakukan pemeriksaan 70% 80% 90% Pemerintah
20 Triwulan Elsimil
kesehatan dalam 3 (tiga) bulan sebelum menikah. desa/kelurahan
TARGET Periode Waktu
No. INDIKATOR SUMBER DATA Penanggungjawab
2022 2023 2024 Pengukuran

b). Persentase catin/caPUS anemia yang Pemerintah desa, Pemerintah


kab/kota
21 mengonsumsi 90 Tablet Tambah Darah 100 100 100 Triwulan Elsimil
(TTD).
Persentase kab/kota yang memiliki tim Pemerintah kab/kota
22 100 100 100 Tahunan Ditbalnak*
audit Stunting.
Persentase pelaksanaan audit kasus Pemerintah kab/kota

23 Stunting dan manajemen pendampingan 100 100 100 Semester SIPASTI*


keluarga 2 kali dalam setahun.
Persentase diseminasi hasil audit kasus Pemerintah kab/kota

24 Stunting dan manajemen pendampingan 100 100 100 Semester SIPASTI*


keluarga 2 kali dalam setahun.
Persentase tindak lanjut hasil audit kasus Pemerintah kab/kota

25 Stunting dan manajemen pendampingan 100 100 100 Semester SIPASTI *


keluarga 2 kali dalam setahun.

*Pelaporan AKS tahun 2023 akan disubmit di dashboard stunting


https://keluargaberisikostunting-dashboard.bkkbn.go.id/indikator-
stunting
PEMETAAN INDIKATOR BERDASARKAN SASARAN

11 Indikator 7 Indikator • 8 Indikator • 4 indicator


Remaja Putri Ibu Hamil dan Baduta (0- Keluarga
Pasca salin 23 bulan) • 15 Indikator
• 5 Indikator Keluarga
Balita Berisiko
• 2 Indikator Stunting
anak usia 0
bulan
• 3 indicator
anak usia 2-
5 tahun

*Buku Metadata Indikator bisa di download di link materi


Jumlah Indikator RAN PASTI
Berdasarkan Kelompok Sasaran

8 Indikator
Catin/CaPUS
2 Indikator
Ibu pasca persalinan

Indikator

9 Indikator
Ibu Hamil
9 Keluarga Berisiko
Stunting

Indikator
Keluarga

2 Indikator
Bayi baru lahir
5 Prasejahtera
Beresiko Stunting
(Usia 0 bulan)

11 Indikator
20 Indikator
Baduta 0-23
Balita 0-59 bulan bulan *Detail indikator ada di lampiran
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 72 TAHUN 2027 TENTANG PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING

STANDAR PELAPORAN
Pasal 25 SURAT EDARAN KEPALA BKKBN NO.
(1) Bupati/wali kota menyampaikan laporan penyelenggaraan Percepatan Penurunan Stunting 4007/TU.01.02/B/2002
kepada gubernur 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun atau sewaktu-waktu apabila diperlukan. TENTANG PENYUSUNAN PELAPORAN KINERJA
(2) Gubernur menyampaikan laporan penyelenggaraan Percepatan Penurunan Stunting kepada PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING SEMESTER I
Wakil Ketua Pelaksana bidang koordinasi pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan TAHUN 2022 TANGGAL 27 OKTOBER 2022
Pemerintah Daerah 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun atau sewaktu-waktu apabila
diperlukan. 1. TPPS Provinsi dan Kabupaten/Kota menyampaikan
(3) Kementerian/lembaga menyampaikan laporan penyelenggaraan Percepatan Penurunan laporan melalui website
Stunting kepada Wakil Ketua Pelaksana bidang perencanaan, pemantauan, dan evaluasi 2
(dua) kali dalam 1 (satu) tahun atau sewaktu-waktu apabila diperlukan. aksi.bangda.kemendagri.go.id/emonev
(4) Wakil Ketua Pelaksana bidang koordinasi pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan 2. Laporan berupa : 1) lembar pengesahan, 2) isian
Pemerintah Daerah dan Wakil Ketua Pelaksana bidang perencanaan, pemantauan, dan
evaluasi menyampaikan hasil laporan penyelenggaraan Percepatan Penurunan Stunting indikator dalam bentuk Ms.Excel
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) kepada Ketua Pelaksana 2 (dua) kali 3. Format Pelaporan dapat diunduh pada :
dalam 1 (satu) tahun atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.
(5) Ketua Pelaksana mengoordinasikan laporan mengenai penyelenggaraan Percepatan https://bit.ly/format-pelaporan-tpps
Penurunan Stunting sebagaimana dimaksud pada ayat (4) untuk disampaikan kepada Wakil
Presiden selaku Ketua Pengarah 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun atau sewaktu-waktu
apabila diperlukan.

Capaian Indikator Perpres 72/21 dan RAN PASTI menjadi Bahan


Dasar Pelaporan TPPS Semester I dan II setiap Tahunnya.
Indikator-indicator tersebut penting karena merupakan
indikator dalam menyusun laporan semesteran TPPS di semua
level
LAMPIRAN INDIKATOR
RAN PASTI
Penanggung Jawab Pemerintah
Kabupaten/Kota
TARGET
No. Indikator Sumber Indikator
2022 2023 2024
1 Tersedianya data keluarga (PUS) berisiko stunting. Kluster Data Presisi 1 1 1
2 a). Tersedianya data Catin/CaPUS 3 (tiga) bulan sebelum menikah. Kluster Data Presisi 1 1 1
3 b). Tersedianya data Catin/CaPUS yang terdeteksi anemia. Kluster Data Presisi 1 1 1
4 c). Tersedianya data status gizi Catin/CaPUS (kurus < 18,4/ normal 18,5 - 25/ gemuk > 25). Kluster Data Presisi 1 1 1

5 a). Tersedianya data ibu hamil. Kluster Data Presisi 1 1 1


b). Tersedianya data Ibu hamil dengan 4 (empat) Terlalu (Terlalu Muda ≤ 19 tahun; Terlalu Kluster Data Presisi 1 1 1
6
Tua > 35 tahun; Terlalu Dekat < 24 bulan; Terlalu banyak > 2 anak).
7 c). Tersedianya data ibu hamil dengan anemia. Kluster Data Presisi 1 1 1
8 d). Tersedianya data ibu hamil KEK. Kluster Data Presisi 1 1 1
9 e). Tersedianya data ibu hamil dengan pertumbuhan janin terhambat (PJT). Kluster Data Presisi 1 1 1
10 Tersedianya data ibu yang belum menggunakan KB Pascapersalinan. Kluster Data Presisi 1 1 1
11 Tersedianya data PUS IAT/TIAL yang belum ber KB. Kluster Data Presisi 1 1 1
12 a). Tersedianya data anak usia 0-23 bulan. Kluster Data Presisi 1 1 1
13 b). Tersedianya data anak 0 bulan dengan berat badan < 2.500 gram. Kluster Data Presisi 1 1 1
14 c). Tersedianya data anak 0 bulan dengan panjang badan < 48 cm. Kluster Data Presisi 1 1 1
15 d). Tersedianya data anak 0-6 bulan yang menerima ASI eksklusif. Kluster Data Presisi 1 1 1
16 e). Tersedianya data anak usia 6-23 bulan yang mendapatkan MPASI. Kluster Data Presisi 1 1 1
17 f). Tersedianya data anak 0-23 bulan dengan diare kronis. Kluster Data Presisi 1 1 1
18 g). Tersedianya data anak usia 0-23 bulan dengan gizi kurang. Kluster Data Presisi 1 1 1
19 h). Tersedianya data anak usia 0-23 bulan dengan gizi buruk. Kluster Data Presisi 1 1 1
20 i). Tersedianya data anak usia 0-23 bulan yang menerima imunisasi dasar lengkap. Kluster Data Presisi 1 1 1

j). Tersedianya data anak 0-23 bulan yang diukur berat badan dan panjang/tinggi badan sesuai Kluster Data Presisi 1 1 1
21
standar.
22 k). Tersedianya data anak usia 0-23 bulan yang dipantau perkembangannya sesuai standar. Kluster Data Presisi 1 1 1

23 a). Tersedianya data anak usia 24-59 bulan. Kluster Data Presisi 1 1 1
TARGET
No. Indikator Sumber Indikator
2022 2023 2024
24 b). Tersedianya data anak usia 24-59 bulan dengan diare kronis. Kluster Data Presisi 1 1 1
25 c). Tersedianya data anak usia 24-59 bulan dengan gizi kurang. Kluster Data Presisi 1 1 1
26 d). Tersedianya data anak usia 24-59 bulan dengan gizi buruk. Kluster Data Presisi 1 1 1
Kluster Data Presisi 1 1 1
27 e). Jumlah data anak usia 24-59 bulan yang diukur berat badan dan tinggi badan sesuai standar.

28 f). Jumlah data anak usia 24-59 bulan yang dipantau perkembangannya sesuai sesuai standar. Kluster Data Presisi 1 1 1
Kluster Data Presisi 1 1 1
29 a). Tersedianya data keluarga prasejahtera penerima program bantuan sosial.

b). Tersedianya data keluarga penerima manfaat (KPM) dengan ibu hamil, ibu menyusui, anak berusia dibawah 2 Kluster Data Presisi 1 1 1
30
tahun yang menerima variasi bantuan pangan selain beras dan telur.
31 c). Tersedianya data PUS prasejahtera yang memperoleh bantuan tunai bersyarat. Kluster Data Presisi 1 1 1
32 d). Tersedianya data PUS prasejahtera yang memperoleh bantuan pangan nontunai. Kluster Data Presisi 1 1 1
33 e). Tersedianya data PUS prasejahtera yang memperoleh Penerima Bantuan Iuran (PBI). Kluster Data Presisi 1 1 1
Tersedianya data memiliki remaja, dan/atau dengan ibu hamil, dan/atau ibu menyusui, dan/atau yang memiliki Kluster Data Presisi 1 1 1
34
anak usia 0-23 bulan yang belum mengakses air minum layak.
Tersedianya data memiliki remaja, dan/atau dengan ibu hamil, dan/atau ibu menyusui, dan/atau yang memiliki Kluster Data Presisi 1 1 1
35
anak usia 0-23 bulan yang belum memiliki sarana rumah sehat.
Tersedianya Keluarga memiliki remaja, dan/atau dengan ibu hamil, dan/atau ibu menyusui, dan/atau yang Kluster Data Presisi 1 1 1
36
memiliki anak usia 0-23 bulan yang belum memiliki jamban sehat.
37 Tersedianya data desa prioritas stunting. Kluster Data Presisi 1 1 1
38 Tersedianya data hasil surveilans keluarga berisiko stunting; Kluster Data Presisi 50 75 100
39 Persentase kab/kota yang memiliki tim audit stunting. Kluster Operasional 100 100 100
40 Persentase pelaksanaan audit kasus stunting dan manajemen pendampingan keluarga 2 kali dalam setahun. Kluster Operasional 100 100 100
41 Persentase diseminasi hasil audit kasus stunting dan manajemen pendampingan keluarga 2 kali dalam setahun. Kluster Operasional 100 100 100
42 Persentase tindak lanjut hasil audit kasus stunting dan manajemen pendampingan keluarga 2 kali dalam setahun. Kluster Operasional 100 100 100
a). Persentase kab/kota yang meningkatkan alokasi APBD minimal 10% untuk Percepatan Penurunan stunting Kluster Manajerial 80 100 100
43
dari tahun sebelumnya.
b). Persentase kab/kota yang mengalokasikan proporsi 70% anggaran intervensi sensitif, 25% anggaran intervensi Kluster Manajerial 80 100 100
44
spesifik dan 5% anggaran intervensi koordinatif.
Persentase kabupaten/kota yang tidak memiliki temuan hasil pemeriksaan atas perencanaan dan Kluster Manajerial 100 100 100
45
penyelenggaraan kegiatan Percepatan Penurunan stunting.
46 Persentase desa kelurahan yang berkinerja baik dalam konvergensi percepatan penurunan stunting. Kluster Manajerial 80 85 90
RAN PASTI
Penanggung Jawab Pemerintah Desa,
Desa/Kelurahan, TPPS Desa/Kel dan
Kecamatan, TPK, Puskesmas
TARGET Penanggung Jawab
No. Indikator Sumber Indikator
2022 2023 2024
1 Persentase desa/kelurahan yang minimal memiliki 1 TPK. Kluster Operasional 100 100 100 Pemerintah desa/kelurahan
Persentase TPK yang mendapatkan orientasi. 100 100 100 TPPS kecamatan dan
2
Kluster Operasional desa/kelurahan, TPK
Persentase desa/kelurahan yang TPK nya melakukan KIE 80 85 90
3 Pemerintah desa/kelurahan
kelompok minimal 1 kali per bulan. Kluster Operasional
Persentase keluarga berisiko stunting yang mendapatkan 30 40 50
4 Pemerintah desa/kelurahan
KIE interpersonal sesuai standar. Kluster Operasional
Persentase Balita 0-23 bulan dengan berat badan dan 70 80 90
5 TPK, Puskesmas
panjang/tinggi badan sesuai standard. Kluster Operasional
Persentase balita 0-23 bulan yang dipantau 70 80 90
6 perkembangannya sesuai standard. TPK, Puskesmas
Kluster Operasional
Persentase anak usia 24-59 bulan dengan infeksi kronis 60 70 80
7 TPK, Puskesmas
yang mendapatkan tatalaksana kesehatan. Kluster Operasional
Persentase anak usia 24-59 bulan dengan gizi kurang yang 70 80 90
8 TPK, Puskesmas
mendapatkan tambahan asupan gizi. Kluster Operasional
Persentase anak usia 24-59 bulan dengan gizi buruk yang 70 80 90
9 TPK, Puskesmas
mendapatkan tata laksana gizi buruk. Kluster Operasional
Persentase Balita 0-59 bulan dengan berat badan dan 70 80 90
10 TPK, Puskesmas
panjang/tinggi badan sesuai standard. Kluster Operasional
Persentase balita 0-59 bulan yang dipantau 70 80 90
11 TPK, Puskesmas
perkembangannya sesuai standard. Kluster Operasional
a). Cakupan Catin/CaPUS yang melakukan pemeriksaan 70 80 90
12 Pemerintah desa/kelurahan
kesehatan dalam 3 (tiga) bulan sebelum menikah. Kluster Operasional
Persentase desa yang meningkatkan alokasi APBDes 80 100 100
13 minimal 10% untuk Percepatan Penurunan stunting dari Pemerintah desa
tahun sebelumnya. Kluster Manajerial
RAN PASTI
Penanggung Jawab
Kabupaten/Kota, Desa/Kelurahan
TARGET
No. Indikator Sumber Indikator
2022 2023 2024
1 a). Persentase Ibu hamil yang menerima pendampingan. Kluster Operasional 80 85 90
b). Persentase ibu hamil yang mengonsumsi 90 Tablet Tambah Darah (TTD) selama Kluster Operasional 70 75 80
2
kehamilan.
3 c). Persentase ibu hamil KEK yang menerima tambahan asupan gizi. Kluster Operasional 75 85 90
d). Persentase Ibu hamil dengan Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) yang mendapat tata Kluster Operasional 70 80 90
4
laksana kesehatan.
5 Persentase KB Pascapersalinan. Kluster Operasional 50 60 70
Persentase penurunan Unmet need. Kluster Operasional 8 7,7 7,4
6

7 a). Persentase keluarga dengan anak usia 0-23 bulan yang mendapatkan pendampingan. Kluster Operasional 80 85 90
b). Persentase keluarga dengan anak usia 0 bulan dengan berat badan < 2.500 gram yang Kluster Operasional 80 85 90
8
mendapatkan tatalaksana kesehatan dan gizi.
c). Persentase keluarga dengan anak usia 0 bulan dengan panjang < 48 cm yang Kluster Operasional 80 85 90
9
mendapatkan tatalaksana kesehatan dan gizi.
10 d). Persentase keluarga dengan anak usia 0-6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif. Kluster Operasional 60 70 80
11 e). Persentase keluarga dengan anak 6 – 23 bulan yang mendapatkan MP-ASI. Kluster Operasional 60 70 80
f). Persentase keluarga dengan anak usia 0-23 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar Kluster Operasional 94,1 94,6 95
12
lengkap.
g). Persentase keluarga dengan anak usia 0-23 bulan dengan infeksi kronis yang mendapatkan Kluster Operasional 60 70 80
13
tatalaksana kesehatan.
TARGET
No. Indikator Sumber Indikator
2022 2023 2024
h). Persentase keluarga dengan anak usia 0-23 bulan dengan gizi kurang yang mendapatkan tambahan asupan Kluster Operasional 70 80 90
14
gizi.
15 i). Persentase keluarga anak usia 0-23 bulan dengan gizi buruk yang mendapatkan tata laksana gizi buruk. Kluster Operasional 70 80 90
16 a). Cakupan keluarga prasejahtera beresiko stunting penerima bantuan sosial. Kluster Operasional 80 85 90
b). Cakupan keluarga prasejahtera penerima manfaat variasi bantuan pangan selain beras dan telur. Kluster Operasional 80 85 90
17
18 c). Cakupan PUS miskin yang memperoleh bantuan tunai bersyarat. Kluster Operasional 80 85 90
d). Cakupan PUS yang memperoleh bantuan pangan nontunai. Kluster Operasional 80 85 90
19

20 e). Cakupan PUS miskin yang memperoleh Penerima Bantuan Iuran (PBI). Kluster Operasional 80 85 90
21 Persentase keluarga berisiko stunting yang mengakses air minum layak. Kluster Operasional 80 85 90
22 Persentase keluarga berisiko stunting yang memiliki rumah layak huni. Kluster Operasional 80 85 90
23 Persentase keluarga berisiko stunting yang mempunyai jamban sehat. Kluster Operasional 80 85 90
24 Persentase desa prioritas yang melaksanakan Dapur Gizi Keluarga berbasis pangan lokal. Kluster Operasional 50 60 70
25 b). Persentase catin/caPUS anemia yang mengonsumsi 90 Tablet Tambah Darah (TTD). Kluster Operasional 100 100 100
26 c). Persentase catin/caPUS yang mendapatkan tatalaksana kesehatan dan gizi. Kluster Operasional 100 100 100
Indikator RAN PASTI
berdasarkan
Kelompok Sasaran
Keluarga Berisiko stunting
Keluarga Berisiko Stunting
TARGET
No. Indikator Sasaran K/L Pengampu
2022 2023 2024
Tersedianya data keluarga (PUS) berisiko stunting. 1 1 1 Kemenkes, Kemensos, KemenPUPR, Kemenag, Kemendes
1 Keluarga berisiko stunting PDTT, Kemendagri, Bappenas, BPS, BKKBN, Setwapres

Tersedianya data hasil surveilans keluarga berisiko stunting; 50 75 100 Kemenkes, Kemensos, KemenPUPR, Kemenag, Kemendes
2 Keluarga berisiko stunting PDTT, Kemendagri, Bappenas, BPS, BKKBN, Setwapres

Persentase keluarga berisiko stunting yang mendapatkan 30 40 50 BKKBN, Kemenkes


3 KIE interpersonal sesuai standar. Keluarga berisiko stunting
Persentase keluarga berisiko stunting yang mengakses air 80 85 90 Kemen PUPR
4 minum layak. Keluarga berisiko stunting
Persentase keluarga berisiko stunting yang memiliki rumah 80 85 90 Kemen PUPR
5 layak huni. Keluarga berisiko stunting
Persentase keluarga berisiko stunting yang mempunyai 80 85 90 Kemen PUPR
6 jamban sehat. Keluarga berisiko stunting

Keluarga Prasejahtera Beresiko Stunting


TARGET
No. Indikator Sasaran K/L Pengampu
2022 2023 2024
a). Cakupan keluarga prasejahtera beresiko stunting 80 85 90 Kemensos, BKKBN
1 penerima bantuan sosial. Keluarga prasejahtera beresiko stunting
b). Cakupan keluarga prasejahtera penerima manfaat variasi 80 85 90 Kemensos, BKKBN
2 bantuan pangan selain beras dan telur. Keluarga prasejahtera beresiko stunting

c). Cakupan PUS miskin yang memperoleh bantuan tunai 80 85 90 Kemensos, BKKBN
3 bersyarat. Keluarga prasejahtera beresiko stunting
d). Cakupan PUS yang memperoleh bantuan pangan 80 85 90 Kemensos, BKKBN
4 nontunai. Keluarga prasejahtera beresiko stunting
e). Cakupan PUS miskin yang memperoleh Penerima 80 85 90 Kemensos, BKKBN
5 Bantuan Iuran (PBI). Keluarga prasejahtera beresiko stunting
Keluarga Memiliki Remaja, dan/atau dengan Ibu Hamil,
dan/atau Ibu Menyusui, dan/atau Yang Memiliki Anak Usia
0-23 Bulan
TARGET
No. Indikator Sasaran K/L Pengampu
2022 2023 2024
Tersedianya data memiliki remaja, dan/atau dengan ibu 1 1 1 Kemenkes, Kemensos, KemenPUPR, Kemenag, Kemendes
hamil, dan/atau ibu menyusui, dan/atau yang memiliki PDTT, Kemendagri, Bappenas, BPS, BKKBN, Setwapres
anak usia 0-23 bulan yang belum mengakses air minum Keluarga memiliki remaja, dan/atau dengan
1 layak. ibu hamil, dan/atau ibu menyusui, dan/atau
yang memiliki anak usia 0-23 bulan

Tersedianya data memiliki remaja, dan/atau dengan ibu 1 1 1 Kemenkes, Kemensos, KemenPUPR, Kemenag, Kemendes
hamil, dan/atau ibu menyusui, dan/atau yang memiliki PDTT, Kemendagri, Bappenas, BPS, BKKBN, Setwapres
anak usia 0-23 bulan yang belum memiliki sarana rumah Keluarga memiliki remaja, dan/atau dengan
2 sehat. ibu hamil, dan/atau ibu menyusui, dan/atau
yang memiliki anak usia 0-23 bulan

Tersedianya Keluarga memiliki remaja, dan/atau dengan 1 1 1 Kemenkes, Kemensos, KemenPUPR, Kemenag, Kemendes
ibu hamil, dan/atau ibu menyusui, dan/atau yang memiliki Keluarga memiliki remaja, dan/atau dengan PDTT, Kemendagri, Bappenas, BPS, BKKBN, Setwapres
3 anak usia 0-23 bulan yang belum memiliki jamban sehat. ibu hamil, dan/atau ibu menyusui, dan/atau
yang memiliki anak usia 0-23 bulan
Keluarga dengan Anak Usia
• 0-23 bulan
• 0-23 bulan diare kronis
• 0-23 bulan gizi kurang
• 0-23 bulan gizi buruk

TARGET
No. Indikator Sasaran K/L Pengampu
2022 2023 2024
a). Persentase keluarga dengan anak usia 0-23 bulan yang 80 85 90 Kemenkes
1 mendapatkan pendampingan. Keluarga dengan anak usia 0- 23 bulan

f). Persentase keluarga dengan anak usia 0-23 bulan yang 94,1 94,6 95 Kemenkes
2 mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Keluarga dengan anak usia 0-23 bulan
g). Persentase keluarga dengan anak usia 0-23 bulan dengan 60 70 80 Kemenkes
Keluarga dengan anak usia 0-23 bulan dengan diare
3 infeksi kronis yang mendapatkan tatalaksana kesehatan.
kronis
h). Persentase keluarga dengan anak usia 0-23 bulan dengan gizi 70 80 90 Kemenkes
kurang yang mendapatkan tambahan asupan gizi. Keluarga dengan anak usia 0-23 bulan dengan gizi
4
kurang
i). Persentase keluarga anak usia 0-23 bulan dengan gizi buruk 70 80 90 Kemenkes
5 yang mendapatkan tata laksana gizi buruk. Keluarga anak usia 0-23 bulan dengan gizi buruk
Keluarga dengan Anak Usia
• 0 bulan dengan berat badan < 2.500 gram,
• 0 bulan dengan panjang < 48 cm,
• 0-6 Bulan
• 6-23 Bulan
TARGET
No. Indikator Sasaran K/L Pengampu
2022 2023 2024
b). Persentase keluarga dengan anak usia 0 bulan dengan berat 80 85 90 Kemenkes
Keluarga dengan anak usia 0 bulan dengan berat badan
1 badan < 2.500 gram yang mendapatkan tatalaksana kesehatan
dan gizi. < 2.500 gram
c). Persentase keluarga dengan anak usia 0 bulan dengan 80 85 90 Kemenkes
panjang < 48 cm yang mendapatkan tatalaksana kesehatan dan Keluarga dengan anak usia 0 bulan dengan panjang <
2
gizi. 48 cm
d). Persentase keluarga dengan anak usia 0-6 bulan yang 60 70 80 Kemenkes
3 mendapatkan ASI eksklusif. Keluarga dengan anak usia 0-6 bulan
e). Persentase keluarga dengan anak 6 – 23 bulan yang 60 70 80 Kemenkes
4 mendapatkan MP-ASI. Keluarga dengan anak usia 6 –23 bulan

Keluarga dengan Anak Usia 24-59 Bulan


TARGET
No. Indikator Sasaran K/L Pengampu
2022 2023 2024 • infeksi
Persentase anak usia 24-59 bulan dengan infeksi kronis yang 60 70 80 Kemenkes
1 mendapatkan tatalaksana kesehatan. Keluarga dengan anak usia 24-59 bulan dengan infeksi
kronis
kronis
Persentase anak usia 24-59 bulan dengan gizi kurang yang 70 80 90 Kemenkes
• gizi
2 mendapatkan tambahan asupan gizi. Keluarga dengan anak usia 24-59 bulan gizi kurang kurang
Persentase anak usia 24-59 bulan dengan gizi buruk yang 70 80 90 Kemenkes • gizi buruk
3 mendapatkan tata laksana gizi buruk. Keluarga dengan anak usia 24-59 bulan gizi buruk
Catin/CaPUS, Catin/CaPUS Anemia dan Status Gizi (kurus/gemuk)
TARGET
No. Indikator Sasaran K/L Pengampu
2022 2023 2024
a). Tersedianya data Catin/CaPUS 3 (tiga) bulan sebelum menikah. 1 1 1 Kemenkes, Kemensos, KemenPUPR, Kemenag,
1 Catin/CaPUS Kemendes PDTT, Kemendagri, Bappenas, BPS,
BKKBN, Setwapres
b). Tersedianya data Catin/CaPUS yang terdeteksi anemia. 1 1 1 Kemenkes, Kemensos, KemenPUPR, Kemenag,
2 Catin/CaPUS Kemendes PDTT, Kemendagri, Bappenas, BPS,
BKKBN, Setwapres
c). Tersedianya data status gizi Catin/CaPUS (kurus < 18,4/ normal 18,5 - 25/ gemuk > 1 1 1 Kemenkes, Kemensos, KemenPUPR, Kemenag,
3 25). Catin/CaPUS Kemendes PDTT, Kemendagri, Bappenas, BPS,
BKKBN, Setwapres
a). Cakupan Catin/CaPUS yang melakukan pemeriksaan kesehatan dalam 3 (tiga) bulan 70 80 90 BKKBN
4 sebelum menikah. Catin/CaPUS

b). Persentase catin/caPUS anemia yang mengonsumsi 90 Tablet Tambah Darah 100 100 100 BKKBN
1 (TTD). Catin/CaPUS Anemia
c). Persentase catin/caPUS yang mendapatkan tatalaksana kesehatan dan gizi. 100 100 100 Kemenkes
Catin/CaPUS dengan status
1
gizi (kurus/gemuk)

PUS dan PUS 15-49 tahun


TARGET
No. Indikator Sasaran K/L Pengampu
2022 2023 2024
Tersedianya data PUS IAT/TIAL yang belum ber KB. 1 1 1 Kemenkes, Kemensos, KemenPUPR, Kemenag,
1 PUS 15-49 tahun Kemendes PDTT, Kemendagri, Bappenas, BPS,
BKKBN, Setwapres
Persentase penurunan Unmet need. 8 7,7 7,4 BKKBN
2 PUS
Ibu Hamil

TARGET
No. Indikator Sasaran K/L Pengampu
2022 2023 2024
a). Tersedianya data ibu hamil. 1 1 1 Kemenkes, Kemensos, KemenPUPR, Kemenag,
1 Ibu hamil Kemendes PDTT, Kemendagri, Bappenas, BPS,
BKKBN, Setwapres
b). Tersedianya data Ibu hamil dengan 4 (empat) Terlalu (Terlalu Muda ≤ 19 tahun; 1 1 1 Kemenkes, Kemensos, KemenPUPR, Kemenag,
2 Terlalu Tua > 35 tahun; Terlalu Dekat < 24 bulan; Terlalu banyak > 2 anak). Ibu hamil Kemendes PDTT, Kemendagri, Bappenas, BPS,
BKKBN, Setwapres
c). Tersedianya data ibu hamil dengan anemia. 1 1 1 Kemenkes, Kemensos, KemenPUPR, Kemenag,
3 Ibu hamil Kemendes PDTT, Kemendagri, Bappenas, BPS,
BKKBN, Setwapres
d). Tersedianya data ibu hamil KEK. 1 1 1 Kemenkes, Kemensos, KemenPUPR, Kemenag,
4 Ibu hamil Kemendes PDTT, Kemendagri, Bappenas, BPS,
BKKBN, Setwapres
e). Tersedianya data ibu hamil dengan pertumbuhan janin terhambat (PJT). 1 1 1 Kemenkes, Kemensos, KemenPUPR, Kemenag,
5 Ibu hamil Kemendes PDTT, Kemendagri, Bappenas, BPS,
BKKBN, Setwapres
a). Persentase Ibu hamil yang menerima pendampingan. 80 85 90 BKKBN
6 Ibu Hamil
Ibu Hamil Anemia

TARGET
No. Indikator Sasaran K/L Pengampu
2022 2023 2024
b). Persentase ibu hamil yang mengonsumsi 90 Tablet Tambah Darah (TTD) selama 70 75 80 Kemenkes
1 kehamilan. Ibu hamil Anemia

Ibu Hamil KEK


TARGET
No. Indikator Sasaran K/L Pengampu
2022 2023 2024
c). Persentase ibu hamil KEK yang menerima tambahan asupan gizi. 75 85 90 Kemenkes
1 Ibu hamil KEK

Ibu Hamil Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT)


TARGET
No. Indikator Sasaran K/L Pengampu
2022 2023 2024
d). Persentase Ibu hamil dengan Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) yang mendapat 70 80 90 Kemenkes
tata laksana kesehatan. Ibu hamil dengan Pertumbuhan
1
Janin Terhambat (PJT)
Pascasalin dan PUS Pascasalin
TARGET
No. Indikator Sasaran K/L Pengampu
2022 2023 2024
Tersedianya data ibu yang belum menggunakan KB Pascapersalinan. 1 1 1 Kemenkes, Kemensos, KemenPUPR,
Kemenag, Kemendes PDTT, Kemendagri,
1 Ibu pasca persalinan Bappenas, BPS, BKKBN, Setwapres

Persentase KB Pascapersalinan. 50 60 70 BKKBN

2 PUS pasca persalinan


Anak Usia 0-23 Bulan
TARGET
No. Indikator Sasaran K/L Pengampu
2022 2023 2024
a). Tersedianya data anak usia 0-23 bulan. 1 1 1 Kemenkes, Kemensos, KemenPUPR, Kemenag,
Kemendes PDTT, Kemendagri, Bappenas, BPS,
1 Anak usia 0-23 bulan
BKKBN, Setwapres

b). Tersedianya data anak 0 bulan dengan berat badan < 2.500 gram. 1 1 1 Kemenkes, Kemensos, KemenPUPR, Kemenag,
Kemendes PDTT, Kemendagri, Bappenas, BPS,
2 Anak usia 0-23 bulan
BKKBN, Setwapres

c). Tersedianya data anak 0 bulan dengan panjang badan < 48 cm. 1 1 1 Kemenkes, Kemensos, KemenPUPR, Kemenag,
Kemendes PDTT, Kemendagri, Bappenas, BPS,
3 Anak usia 0-23 bulan
BKKBN, Setwapres

d). Tersedianya data anak 0-6 bulan yang menerima ASI eksklusif. 1 1 1 Kemenkes, Kemensos, KemenPUPR, Kemenag,
Kemendes PDTT, Kemendagri, Bappenas, BPS,
4 Anak usia 0-23 bulan
BKKBN, Setwapres

e). Tersedianya data anak usia 6-23 bulan yang mendapatkan MPASI. 1 1 1 Kemenkes, Kemensos, KemenPUPR, Kemenag,
5 Anak usia 0-23 bulan Kemendes PDTT, Kemendagri, Bappenas, BPS,
BKKBN, Setwapres
f). Tersedianya data anak 0-23 bulan dengan diare kronis. 1 1 1 Kemenkes, Kemensos, KemenPUPR, Kemenag,
6 Anak usia 0-23 bulan Kemendes PDTT, Kemendagri, Bappenas, BPS,
BKKBN, Setwapres
Anak usia 0-23 bulan (2)
TARGET
No. Indikator Sasaran K/L Pengampu
2022 2023 2024
g). Tersedianya data anak usia 0-23 bulan dengan gizi kurang. 1 1 1 Kemenkes, Kemensos, KemenPUPR, Kemenag,
Kemendes PDTT, Kemendagri, Bappenas, BPS,
7 Anak usia 0-23 bulan
BKKBN, Setwapres

h). Tersedianya data anak usia 0-23 bulan dengan gizi buruk. 1 1 1 Kemenkes, Kemensos, KemenPUPR, Kemenag,
Kemendes PDTT, Kemendagri, Bappenas, BPS,
8 Anak usia 0-23 bulan
BKKBN, Setwapres

i). Tersedianya data anak usia 0-23 bulan yang menerima imunisasi dasar lengkap. 1 1 1 Kemenkes, Kemensos, KemenPUPR, Kemenag,
Kemendes PDTT, Kemendagri, Bappenas, BPS,
9 Anak usia 0-23 bulan
BKKBN, Setwapres

j). Tersedianya data anak 0-23 bulan yang diukur berat badan dan panjang/tinggi badan 1 1 1 Kemenkes, Kemensos, KemenPUPR, Kemenag,
sesuai standar. Kemendes PDTT, Kemendagri, Bappenas, BPS,
10 Anak usia 0-23 bulan
BKKBN, Setwapres

k). Tersedianya data anak usia 0-23 bulan yang dipantau perkembangannya sesuai 1 1 1 Kemenkes, Kemensos, KemenPUPR, Kemenag,
standar. Kemendes PDTT, Kemendagri, Bappenas, BPS,
11 Anak usia 0-23 bulan
BKKBN, Setwapres

11 INDIKATOR TERBANYAK
Indikator dengan
kategori Anak usia
0-23 bulan
Anak Usia 24-59 bulan
TARGET
No. Indikator Sasaran K/L Pengampu
2022 2023 2024
a). Tersedianya data anak usia 24-59 bulan. 1 1 1 Kemenkes, Kemensos, KemenPUPR, Kemenag,
1 Anak usia 24-59 bulan Kemendes PDTT, Kemendagri, Bappenas, BPS,
BKKBN, Setwapres
b). Tersedianya data anak usia 24-59 bulan dengan diare kronis. 1 1 1 Kemenkes, Kemensos, KemenPUPR, Kemenag,
2 Anak usia 24-59 bulan Kemendes PDTT, Kemendagri, Bappenas, BPS,
BKKBN, Setwapres
c). Tersedianya data anak usia 24-59 bulan dengan gizi kurang. 1 1 1 Kemenkes, Kemensos, KemenPUPR, Kemenag,
3 Anak usia 24-59 bulan Kemendes PDTT, Kemendagri, Bappenas, BPS,
BKKBN, Setwapres
d). Tersedianya data anak usia 24-59 bulan dengan gizi buruk. 1 1 1 Kemenkes, Kemensos, KemenPUPR, Kemenag,
4 Anak usia 24-59 bulan Kemendes PDTT, Kemendagri, Bappenas, BPS,
BKKBN, Setwapres
e). Jumlah data anak usia 24-59 bulan yang diukur berat badan dan tinggi badan sesuai 1 1 1 Kemenkes, Kemensos, KemenPUPR, Kemenag,
5 standar. Anak usia 24-59 bulan Kemendes PDTT, Kemendagri, Bappenas, BPS,
BKKBN, Setwapres
f). Jumlah data anak usia 24-59 bulan yang dipantau perkembangannya sesuai sesuai 1 1 1 Kemenkes, Kemensos, KemenPUPR, Kemenag,
standar. Kemendes PDTT, Kemendagri, Bappenas, BPS,
6 Anak usia 24-59 bulan
BKKBN, Setwapres
Balita 0-23 bulan
TARGET
No. Indikator Sasaran K/L Pengampu
2022 2023 2024
Persentase Balita 0-23 bulan dengan berat badan dan panjang/tinggi badan sesuai 70 80 90 Kemenkes
standard.
1 Balita 0-23 bulan

Persentase balita 0-23 bulan yang dipantau perkembangannya sesuai standard. 70 80 90 BKKBN
2 Balita 0-23 bulan

Balita 0-59 bulan


No. Indikator Sasaran K/L Pengampu
2022 2023 2024
Persentase Balita 0-59 bulan dengan berat badan dan panjang/tinggi badan sesuai 70 80 90 Kemenkes
standard.
1 Balita 0-59 bulan

Persentase balita 0-59 bulan yang dipantau perkembangannya sesuai standard. 70 80 90 BKKBN
2 Balita 0-59 bulan
Perpres No. 72/2021 dan RAN PASTI
Penanggung Jawab Kementerian/Lembaga
KEMENKES
Target dan Tahun
No. Sumber Output Pencapaian
2022 2023 2024
1 a. Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang mendapatkan tambahan asupan gizi. 90
2 b. Persentase ibu hamil yang mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tablet selama masa kehamilan. 80
3 c. Persentase remaja putri yang mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD). 58
4 Lampiran A d. Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif. 80
5 Intervensi e. Persentase anak usia 6-23 bulan yang mendapat Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI). 80
6 Spesifik f. Persentase anak berusia di bawah lima tahun (balita) gizi buruk yang mendapat pelayanan tata laksana gizi buruk. 90
7 g. Persentase anak berusia di bawah lima tahun (balita) yang dipantau pertumbuhan dan perkembangannya. 90
8 h. Persentase anak berusia di bawah lima tahun (balita) gizi kurang yang mendapat tambahan asupan gizi. 90
9 i. Persentase anak berusia di bawah lima tahun (balita) yang memperoleh imunisasi dasar lengkap. 90
10 Lampiran A f. Cakupan Bantuan Jaminan Nasional. Penerima Bantuan Iuran (PBI) Kesehatan (juta). 112.9
11 Intervensi i. Persentase target sasaran yang memiliki pemahaman yang baik tentang stunting di lokasi prioritas. 70
12 Sensitif k. Persentase desa/kelurahan stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) atau Open Defecation Free (ODF). 90
Lampiran B Publikasi data stunting tingkat kabupaten/kota.
13 1 1 1
Pilar 5

SETWAPRES
Target dan Tahun
No. Sumber Output Pencapaian
2022 2023 2024
Terselenggaranya rapat koordinasi tahunan yang dihadiri oleh pimpinan tinggi di pusat, provinsi,
1 Pilar 1 1 1 1
dan kabupaten/kota
KEMENPUPR
Target dan Tahun
No. Sumber Output Pencapaian
2022 2023 2024
1 Lampiran A Persentase rumah tangga yang mendapatkan akses air minum layak di kabupaten/kota lokasi
100
Intervensi Sensitif prioritas.
2 Lampiran A Persentase rumah tangga yang mendapatkan akses sanitasi (air limbah domestik) layak di
90
Intervensi Sensitif kabupaten/kota lokasi prioritas.

KEMENSOS
Target dan Tahun
No. Sumber Output Pencapaian
2022 2023 2024
Lampiran A Jumlah keluarga miskin dan rentan yang memperoleh bantuan tunai bersyarat (juta).
1 10,000,000
Intervensi Sensitif
Lampiran A Jumlah keluarga miskin dan rentan yang menerima bantuan sosial pangan (juta).
2 15,600,039
Intervensi Sensitif
3 Lampiran B Pilar 1 Jumlah pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) yang terlatih modul kesehatan dan gizi. 100%

KEMENAG
TARGET
No. Sumber Output
2022 2023 2024
Lampiran B Persentase pasangan calon pengantin yang mendapatkan bimbingan 90%
1
Pilar 2 perkawinan dengan materi pencegahan stunting.
BKKBN
Target dan Tahun
No. Sumber Output Pencapaian
2021 2022 2023 2024
1 Lampiran A Persentase pelayanan Keluarga Berencana (KB) pascapersalinan.
70
Intervensi Sensitif
2 Lampiran A Persentase kehamilan yang tidak diinginkan.
15,5
Intervensi Sensitif
3 Lampiran A Cakupan calon Pasangan Usia Subur (PUS) yang memperoleh pemeriksaan kesehatan sebagai
90
Intervensi Sensitif bagian dari pelayanan nikah (persen).
4 Lampiran A Cakupan keluarga berisiko stunting yang memperoleh pendampingan (persen).
90
Intervensi Sensitif
5 Lampiran B Terselenggaranya Pemantauan dan Evaluasi Strategi Nasional Percepatan Penurunan stunting. 2 2 2
6 Pilar 5 Tersedianya sistem skrining dan konseling calon PUS siap nikah. 1
7 Persentase kabupaten/kota yang menerima pendampingan Percepatan Penurunan stunting
100%
melalui Tri Dharma perguruan tinggi.

KEMENDESPDTT
TARGET
No. Sumber Output
2022 2023 2024
Lampiran B Persentase Pemerintah Desa yang memiliki kinerja baik dalam konvergensi 90%
1 Pilar 5 Percepatan Penurunan stunting.
KEMENDAGRI
TARGET
No. Sumber Output
2021 2022 2023 2024
Lampiran B Persentase Pemerintah Daerah provinsi yang meningkatkan alokasi anggaran pendapatan 100%
1
Pilar 1 dan belanja daerah untuk Percepatan Penurunan stunting
Lampiran B Jumlah provinsi, kabupaten/kota yang mengintegrasikan program dan kegiatan Percepatan 514
Pilar 3 Penurunan stunting dalam dokumen perencanaan dan penganggaran daerah (Rencana
2 Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Rencana
Aksi Daerah Pangan dan Gizi, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah, serta Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah dan Rencana Kerja dan Anggaran Daerah)
Lampiran B Persentase Pemerintah Daerah provinsi dan kabupaten/kota yang memiliki kinerja baik dalam 90%
3 Pilar 5 konvergensi Percepatan Penurunan stunting.
Lampiran B Tersusunnya sistem penghargaan bagi daerah dalam Percepatan Penurunan stunting. 1
4 Pilar 5
KEMENKEU
TARGET
No. Sumber Output
2021 2022 2023 2024
Lampiran B Tersedianya sistem dana transfer ke daerah dan dana desa/kelurahan yang mendukung 1
1 Pilar 5. Percepatan Penurunan stunting secara terintegrasi.

Lampiran B Tersedianya sistem insentif finansial bagi daerah yang dinilai berkinerja baik 1
2
Pilar 5. dalam Percepatan Penurunan stunting terintegrasi.
Lampiran B Tersusunnya kajian anggaran dan belanja pemerintah untuk Percepatan 1 1 1 1
3 Pilar 5. Penurunan stunting.

BAPPENAS
TARGET
No. Sumber Output
2020 2021 2022 2023 2024
Lampiran B Tersedianya sistem data dan informasi terpadu untuk Percepatan Penurunan stunting. 1
1 Pilar 5.

Lampiran B Tersusunnya platform berbagi pengetahuan untuk Percepatan Penurunan stunting. 1


2 Pilar 5.
5 INDIKATOR BKKBN DAN KEMENDAGRI DALAM RAN PASTI
Target dan Tahun
No. Sumber Output PJ Pencapaian
2022 2023 2024
1 Kluster Tersedianya meta data. BKKBN 1
2 Manajerial BKKBN
1 1 1
Terintegrasi nya data stunting.
3 Terlaksana nya sistem pengelolaan data keluarga berisiko BKKBN
1 1 1
stunting.
4 BKKBN
2 2 2
Terlaksana nya forum satu data PASTI dua kali dalam 1 tahun.
5 Persentase Pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah Kemendagri
kab/kota yang berkinerja baik dalam konvergensi percepatan 80 85 90
penurunan stunting.
Lampiran B – Perpres No. 72/2021
Penanggung Jawab Pemerintah Provinsi
Target dan Tahun Pencapaian
Pilar Output
2022 2023 2024
Pilar 1: Peningkatan Komitmen Tersedianya kebijakan/peraturan bupati/walikota tentang kewenangan desa/kelurahan 514
dan visi kepemimpinan di dalam penurunan stunting
kementerian/lembaga, Persentase Pemerintah Daerah kabupaten/kota yang meningkatkan alokasi Anggaran 100%
Pemerintah Daerah provinsi, Pendapatan dan Belanja Daerah untuk Percepatan Penurunan stunting
Pemerintah Daerah
kabupaten/kota, dan
Pemerintah Desa
Pilar 2: peningkatan komunikasi Jumlah kabupaten/kota yang memiliki minimal 20 tenaga pelatih berjenjang tingkat dasar 514
perubahan perilaku dan serta pendidikan dan pelatihan pengasuhan stimulasi penanganan stunting bagi guru
pemberdayaan masyarakat; Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Pilai 3: peningkatan Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan aksi konvergensi Percepatan Penurunan 100%
konvergensi Intervensi Spesifik stunting.
dan Intervensi Sensitif di
kementerian/lembaga, Persentase kabupaten/kota yang mengintervensi keamanan pangan untuk mendukung 100%
Pemerintah Daerah provinsi, Percepatan Penurunan stunting.
Pemerintah Daerah Persentase kabupaten/kota yang mendapatkan fasilitasi sebagai daerah ramah perempuan 100%
kabupaten/kota, dan dan layak anak dalam Percepatan Penurunan stunting.
Pemerintah Desa; Persentase kabupaten/kota dengan Age Spesific Fertility Rate /ASFR (15-19) paling sedikit 18 90%
per 1.000.
Pilar 5: penguatan dan Terselenggaranya Pemantauan dan Evaluasi Percepatan Penurunan stunting di Pemerintah 2 2 2
pengembangan sistem, data, Daerah Provinsi.
informasi, riset, dan inovasi Persentase kabupaten/kota yang mengimplementasikan sistem data surveilans gizi 100%
elektronik dalam Pemantauan intervensi gizi untuk penurunan stunting.
Lampiran B – Perpres No. 72/2021
Penanggung Jawab
Pemerintah Kabupaten/Kota
Target dan Tahun Pencapaian
Pilar Output
2022 2023 2024
Pilar 1: Peningkatan Komitmen dan visi 1. Terselenggaranya rapat koordinasi di tingkat kabupaten/kota 1 1 1
kepemimpinan di 2. Terselenggaranya rembug stunting tingkat kecamatan 2 2 2
kementerian/lembaga, Pemerintah 3. Tersedianya bidan desa/kelurahan sesuai kebutuhan 100%
Daerah provinsi, Pemerintah Daerah 4. Jumlah desa/kelurahan bebas stunting 100%
kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa 1. Jumlah pemerintah desa yang mendapatkan peningkatan kapasitas dalam penanganan Percepatan Penurunan 100%
stunting
2. Persentase desa/kelurahan yang kader pembangunan manusianya mendapatkan pembinaan dari Pemerintah 90%
Daerah kabupaten/kota.
Pilar 2: peningkatan komunikasi 1. Terlaksananya kampanye nasional pencegahan stunting 3 kanal/ 3 kanal/ 3 kanal/
perubahan perilaku dan pemberdayaan metode Setiap metode Setiap metode Setiap
masyarakat; bulan bulan bulan
2. Persentase keluarga yang stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS). 90%
3. Persentase keluarga yang melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 70%

4. Persentase anak berusia di bawah lima tahun (balita) yang memperoleh imunisasi dasar lengkap. 90%

1. Persentase desa/kelurahan yang memiliki guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) terlatih pengasuhan stimulasi 90%
penanganan stunting sebagai hasil pendidikan dan pelatihan di kabupaten/kota
2. Persentase lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang mengembangkan Pendidikan Anak Usia Dini Holistik 70%
Integratif (PAUD-HI)
3. Terpenuhinya standar pelayanan pemantauan tumbuh kembang di posyandu. 90%
4. Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan kelas Bina Keluarga Balita (BKB) tentang pengasuhan 1.000 Hari 90%
Pertama Kehidupan (HPK)
5. Persentase kelompok Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) yang mengikuti 90%
Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) dengan modul kesehatan dan gizi
6. Persentase Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja dan Bina Keluarga Remaja (BKR) yang melaksanakan edukasi 90%
kesehatan reproduksi dan gizi bagi remaja
1. Terlaksananya forum komunikasi perubahan perilaku dalam penurunan stunting lintas agama 2 2 2
Target dan Tahun Pencapaian
Pilar Output

2022 2023 2024


Pilar 3: 1. Persentase desa/kelurahan yang mengintegrasikan program dan kegiatan Percepatan Penurunan stunting dalam dokumen perencanaan dan 100%
peningkatan penganggaran desa/kelurahan (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa dan Rencana Kerja Pemerintah Desa, serta Anggaran Pendapatan dan
konvergensi Belanja Desa dan Rencana Kerja dan Anggaran Desa).
Intervensi Spesifik
dan Intervensi 2. Persentase desa/kelurahan yang meningkatkan alokasi dana desa/kelurahan untuk Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif dalam penurunan 90%
Sensitif di stunting.
kementerian/lemb 3. Persentase desa/kelurahan yang melakukan konvergensi Percepatan Penurunan stunting. 80%
aga, Pemerintah 4. Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). 100%
Daerah provinsi,
Pemerintah Daerah 5. Persentase calon PUS/calon ibu yang menerima Tablet Tambah Darah (TTD). 90%
kabupaten/kota, 6. Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang menerima tambahan asupan gizi 90%
dan Pemerintah 7. Persentase ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tablet selama masa kehamilan. 90%
Desa;
8. Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif. 80%
9. Persentase anak usia 6-23 bulan yang mendapat Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI). 80%
10. Persentase anak berusia di bawah lima tahun (balita) gizi buruk yang mendapat pelayanan tata laksana gizi buruk. 90%
11. Persentase anak berusia di bawah lima tahun (balita) gizi kurang yang mendapat tambahan asupan gizi. 90%
1. Cakupan pendampingan keluarga berisiko stunting. 90%
2. Cakupan calon PUS yang menerima pendampingan kesehatan reproduksi dan edukasi gizi sejak 3 bulan pra-nikah. 90%
3. Persentase remaja putri yang menerima layanan pemeriksaan status anemia (hemoglobin). 90%
4. Tersedianya data hasil surveilans keluarga berisiko stunting. Sekali Sekali Sekali
setiap 6 setiap 6 setiap 6
bulan bulan bulan
5. Persentase pelayanan keluarga berencana pasca melahirkan. 70%
6. Persentase unmet need pelayanan keluarga berencana. 7.40%
Target dan Tahun Pencapaian
Pilar Output
2022 2023 2024
Pilar 4: 1. Persentase keluarga berisiko stunting yang mendapatkan manfaat sumber daya pekarangan untuk peningkatan asupan gizi. 50%
peningkatan
ketahanan pangan 2. Persentase keluarga berisiko stunting yang mendapatkan promosi peningkatan konsumsi ikan dalam negeri. 90%
dan gizi pada 3. Persentase Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan ibu hamil, ibu menyusui dan anak baduta yang menerima variasi bantuan pangan selain beras 90%
tingkat individu, dan telur (karbohidrat, protein hewani, protein nabati, vitamin dan mineral dan/atau Makanan Pendamping Air Susu Ibu/MPASI)
keluarga, dan
masyarakat;
4. Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) dengan status miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial yang menerima bantuan tunai bersyarat. 90%

5. Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) dengan status miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial yang menerima bantuan pangan non-tunai. 90%

6. Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) fakir miskin dan orang tidak mampu yang menjadi Penerima Bantuan Iuran (PBI) jaminan Kesehatan 90%

1. Persentase pengawasan produk pangan fortifikasi yang ditindaklanjuti oleh Pelaku Usaha. 75%

Pilar 5: penguatan 1. Terselenggaranya Pemantauan dan Evaluasi Percepatan Penurunan stunting di Pemerintah Daerah kabupaten/kota. 2 2 2
dan pengembangan
sistem, data, 2. Terselenggaranya audit anak berusia di bawah dua tahun (baduta) stunting. 50%
informasi, riset,
dan inovasi.

3. Tersedianya data keluarga risiko stunting yang termutakhirkan melalui Sistem Informasi Keluarga (SIGA). Setiap 6 Setiap 6 Setiap 6
bulan bulan bulan
Lampiran B – Perpres No. 72/2021
Penanggung Jawab Pemerintah Desa
Target dan Tahun Pencapaian
Pilar Output
2022 2023 2024

Pilar 5: penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi, riset, dan Terselenggaranya Pemantauan dan Evaluasi Percepatan Penurunan stunting di
2 2 2
inovasi. Pemerintah Desa.
Lisna Prihantini, S.Psi, M.Si 9 Februari 2023

Bahan dipersiapkan untuk Re Orientasi SATGAS PPS 2023


Outline

1 Pendahuluan

Capaian Indikator Perpres 72/2021, analisis &


2 rekomendasi

Capaian Indikator RAN PASTI, analisis &


3 rekomendasi

4 Kesimpulan & Rekomendasi

62

1
PENDAHULUAN
PERATURAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BERENCANA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12
NOMOR 72 TAHUN 2021 TENTANG PERCEPATAN TAHUN 2021 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL
PENURUNAN STUNTING PERCEPATAN PENURUNAN ANGKA STUNTING INDONESIA
TAHUN 2021-2024

Pasal 25
(1) Bupati/wali kota menyampaikan laporan penyelenggaraan
Percepatan Penurunan Stunting kepada gubernur 2 (dua) kali dalam
1 (satu) tahun atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.
(2) Gubernur menyampaikan laporan penyelenggaraan Percepatan
Penurunan Stunting kepada Wakil Ketua Pelaksana bidang
koordinasi pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
Pemerintah Daerah 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun atau sewaktu-
waktu apabila diperlukan.
(3) Kementerian/lembaga menyampaikan laporan penyelenggaraan
Percepatan Penurunan Stunting kepada Wakil Ketua Pelaksana
bidang perencanaan, pemantauan, dan evaluasi 2 (dua) kali dalam 1
(satu) tahun atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.
(4) Wakil Ketua Pelaksana bidang koordinasi pembinaan dan
pengawasan penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan Wakil Ketua
Pelaksana bidang perencanaan, pemantauan, dan evaluasi
menyampaikan hasil laporan penyelenggaraan Percepatan
Penurunan Stunting sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat
(3) kepada Ketua Pelaksana 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun atau
sewaktu-waktu apabila diperlukan.
(5) Ketua Pelaksana mengoordinasikan laporan mengenai
penyelenggaraan Percepatan Penurunan Stunting sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) untuk disampaikan kepada Wakil Presiden
selaku Ketua Pengarah 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun atau
sewaktu-waktu apabila diperlukan.
16 INDIKATOR PERPRES NO.72 TAHUN 2021

Indikator
Lampiran A 4 Dengan
Penanggung
Peraturan Presiden Jawab BKKBN

No. 72 Tahun 2021 Indikator


Lampiran B 3 Dengan
Penanggung
Jawab BKKBN
Keterangan: Bappenas sedang memfinalkan rumusan metadata 7 indicator dengan BKKBN sebagai Indikator
pengampu. Metadata Indikator Perpres No.72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting
Lingkup Pemerintah Pusat..\Documents\Backup Laptop Ibu Ara\documents\2022
BALNAK\STunting\EVALUASI INDIKATOR\050922 Metadata Indikator Perpres 72 Tingkat Pusat - 17.00
9 Dengan
BKKBN
- 1 (1) Bappenas.pdf
sebagai K/L
Pendukung
63 INDIKATOR RAN PASTI

Indikator

KLUSTER DATA 38 Dengan


BKKBN
sebagai K/L
Pengampu

Indikator
Perban No. 12
KLUSTER OPERASIONAL
21 Dengan
BKKBN
Tahun 2021 sebagai K/L
Pengampu

Indikator
KLUSTER MANAJERIAL 4 Dengan
Penanggung
Jawab BKKBN

https://bit.ly/IndikatorRANPASTI2022
2.1
Capaian Indikator
Perpres 72/2021,
analisis &
rekomendasi
4 INDIKATOR PERPRES NO.72 TAHUN 2021: Lampiran A
TARGET CAPAIAN SUMBER CAPAIAN UNIT
No. INDIKATOR SUMBER INDIKATOR
2022 2023 2024 INDIKATOR 2022 DATA KINERJA PENGAMPU

1 Persentase pelayanan Keluarga Berencana (KB) Lampiran A 50% 60% 70% 15.80% SIGA 31.6% Ditkespro
1
pascapersalinan PJ (s.d 31 Des (Kurang)
2022)
2
2 Persentase kehamilan yang tidak diinginkan Lampiran A 16.50% 16% 15.50% …..% PPK 2022 ….% Ditkespro
PJ
3 Cakupan calon Pasangan Usia Subur (PUS) yang Lampiran A 60% 80% 90% 75.51% ELSIMIL 126% Dithanrem
memperoleh pemeriksaan kesehatan sebagai bagian PJ (Feb – 30 Des (Sangat Baik)
3
dari pelayanan nikah (persen) 2022)

4 Cakupan keluarga berisiko Stunting yang memperoleh Lampiran A 107% Ditlinlap


4
pendampingan (persen) PJ 32% (Sangat Baik)
30% 60% 90% PPK 2022

Keterangan:
Rumusan metadata Bappenas:
1Jumlah pelayanan pemasangan alat atau pemberian obat kontrasepsi segera setelah melahirkan sampai dengan 42 hari/6 minggu setelah melahirkan.

Capaian rendah karena rendahnya cakupan pelaporan dari faskes & kendala entry data SIGA.
2Jumlah pasangan usia subur (wanita kawin) status hamil dengan keinginan kehamilan nanti/kemudian atau tidak ingin anak lagi.
Capaian belum diterbitkan dari perhitungan PPK 22

3Pemeriksaan kesehatan pranikah meliputi pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan darah lengkap (HB, golongan darah, gula darah) sifilis, hepatitis, HIV/AIDS, pemeriksaan kejiwaan dan vaksinasi
tetanus *Pemeriksaan kesehatan menjadi tanggung jawab Kemenkes. Tusi BKKBN dalam hal penggerakan catin untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. SUDAH USULAN
Perhitungan: 724.353 catin registrasi elsimil dan 546.983 yang mengisi St. Kesehatan (Feb – 30 Des 2022)

4Keluargaberesiko stunting memenuhi kriteria: PUS, PUS hamil, keluarga dengan baduta/balita keluarga pra sejahtera, 4T (terlalu tua, muda, dekat dan banyak), fasilitas lingkungan tidak sehat,
pendidikan terakhir ibu dibawah SLTP Pendampingan keluarga beresiko stunting melalui bina keluargabalita. : Cakupan keluarga berisiko Stunting yang mendapatkan pendampingan.
Perhitungan: 21.906.625 KBS --> Data Verval (7 juta) / KBS (21.9juta) = 32%
3 INDIKATOR PERPRES NO.72 TAHUN 2021: Lampiran B
TARGET CAPAIAN CAPAIAN
No. INDIKATOR SUMBER INDIKATOR SUMBER DATA UNIT PENGAMPU
2022 2023 2024 INDIKATOR 2022 KINERJA

5 Terselenggaranya Pemantauan dan Evaluasi 2 2 2 2 Laporan TPPS 100% Ditlaptik


Lampiran B
Strategi Nasional Percepatan Penurunan (Sangat Baik)
5 PJ
Stunting
6 Tersedianya sistem skrining dan konseling Lampiran B 1 1 1 1 ELSIMIL 100% Dittekda
6
calon PUS siap nikah PJ (Sangat Baik)
7 Persentase kabupaten/kota yang menerima monevpenduk. 136%
pendampingan Percepatan Penurunan Stunting Lampiran B org dan (Sangat Baik)
7 50% 75% 100% 68% Ditpenduk
melalui Tri Dharma perguruan tinggi PJ penting.bkkbn.
go.id
Keterangan:
Rumusan metada Bappenas:
5Pelaksanaan monitoring dan evaluasi terpadu Percepatan Penurunan Stunting → Laporan Semester I dan II Tahun 2022
6Tersedianya aplikasi elsimil sebagai bentuk skrining awal dan edukasi tentang kesehatan reproduksi, perbaikan gizi bagi calon pengantin perempuan serta edukasi perilaku hidup

sehat
7 Kab/kota menerima pendampingan dengan kegiatan KKN tematik stunting, merdeka belajar kampus merdeka (MBKM) tema stunting, dan pengabdian masyarakat.

Terdapat perbedaan dengan rumusan metadata Bappenas-Sudah Diusulkan ke Bappenas. Dihitung dari Kab/kota menerima pendampingan oleh perguruan tinggi melalui kegiatan
analisis situasi dan rekomendasi kebijakan/KKN Tematik Stunting/MBKM stunting atau pendampingan lainnya melalui kerjasama perguruan tinggi dengan
BKKBN/Kemendikbudristek/BRIN, atau pemangku kepentingan lainnya
9 INDIKATOR PERPRES NO.72 TAHUN 2021: Lampiran B (1)
TARGET CAPAIAN
SUMBER CAPAIAN UNIT
No. INDIKATOR INDIKATOR SUMBER DATA
INDIKATOR 2022 2023 2024 KINERJA PENGAMPU
2022
8 Persentase desa/kelurahan yang 130% Ditbalnak
melaksanakan kelas Bina Keluarga Balita Lampiran B 8 SIGA (Sangat Baik)
70% 80% 90% 91.65%
(BKB) tentang pengasuhan 1.000 Hari K/L PENDUKUNG (31 Des 2022)
Pertama Kehidupan (HPK)
9 Persentase Pusat Informasi dan Konseling Emonev 127% Dithanrem
(PIK) Remaja dan Bina Keluarga Remaja Bappenas 27 (Sangat Baik)
Lampiran B 9
(BKR) yang melaksanakan edukasi 70% 80% 90% 99.7% Jan 2023
K/L PENDUKUNG
kesehatan reproduksi dan gizi bagi
remaja
10 Cakupan calon Pasangan Usia Subur ELSIMIL 95% Dithanrem
(PUS) yang menerima pendampingan Lampiran B 66.41%10 (30/12/22) (Sangat Baik)
70% 80% 90%
kesehatan reproduksi dan edukasi gizi K/L PENDUKUNG
sejak 3 bulan pranikah

Keterangan:
1. 8Berdasarkan SE Ka. BKKBN No. 17 tahun 2022 tentang Indikasi Target untuk Persentase Desa/Kel yang melaksanakan Kelas BKB tentang 1000 HPK tentang Pengasuhan 1000 HPK
(53.733 desa/kel dari 58.626 desa/kel)
2. 931.101 dari Total 31.101 PIKR+BKR
3. 10Data per 30/12/2022 Catin/Calon PUS yang telah menerima pendampingan adalah 363.277. Catin yang telah memperoleh pemeriksaan kesehatan adalah 546.983 (363.277
dari 546.983)
9 INDIKATOR PERPRES NO.72 TAHUN 2021: Lampiran B (2)

No SUMBER TARGET CAPAIAN CAPAIAN


INDIKATOR SUMBER DATA UNIT PENGAMPU
. INDIKATOR 2022 2023 2024 2022 KINERJA

11 Persentase kabupaten/kota dengan Age Laporan ……% Ditkespro


Specific Fertility Rate/ASFR (15-19) paling Lampiran B
- - 90% 24.6% Ditrenduk
sedikit 18 per 1.000 K/L PENDUKUNG 12

12 Persentase unmet need pelayanan keluarga Lampiran B PPK 2022 ….% Ditlinlap
……..%
berencana K/L PENDUKUNG 8% 7.70% 7.40% (Menunggu IKU)

13 Cakupan pendampingan keluarga berisiko Ditlinlap


Stunting Lampiran B 106% (Sama dengan
30% 60% 90% 32% PPK 2022
K/L PENDUKUNG (Sangat Baik) Indikator Lampiran
A nomor 4)
14 Tersedianya data hasil surveilans keluarga Lampiran B 1/6 Bulan 1/6 Bulan 1/6 Bulan 2 ELSIMIL 100% Ditlinlap
berisiko Stunting K/L PENDUKUNG (Sangat Baik)
15 Tersedianya data keluarga risiko Stunting yang 1/6 Bulan 1/6 Bulan 1/6 Bulan 2 PPK 22 100% Ditlaptik
Lampiran B
termutakhirkan melalui Sistem Informasi (Sangat Baik)
K/L PENDUKUNG
Keluarga (SIGA)
16 Terlaksananya kampanye nasional pencegahan 3 3 Dit. KIE 83.6% DitKIE
stunting Lampiran B 3 kanal/metode 83.6%
kanal/metode kanal/metode 13 (31 Des 2022) (Baik)
K/L PENDUKUNG per bulan
per bulan per bulan

Keterangan:
12Laporan Estimasi TFR dan ASFR 15-19 tahun Tingkat Kabupaten/Kota Berdasarkan data Susenas 2021, terhadap 508 kab/kota (-DKI, Kab. Papua).

Belum bisa menentukan target proyeksi karena hasil Susenas 2022 belum terbit
13Jumlah Pelaksanaan Kampanye Nasional tiap provinsi 1/2/3 kanal per bulan
2.2
Distribusi capaian berdasarkan
provinsi dan analisis (SMART)-
rekomendasi
9 capaian indikator berdasarkan provinsi

1 Persentase pelayanan Keluarga Berencana (KB) pascapersalinan.


2 Cakupan calon Pasangan Usia Subur (PUS) yang memperoleh
pemeriksaan kesehatan sebagai bagian dari pelayanan nikah (persen).
3 Cakupan keluarga berisiko Stunting yang memperoleh pendampingan
(persen).
4 Persentase kabupaten/kota yang menerima pendampingan Percepatan
Penurunan Stunting melalui Tri Dharma perguruan tinggi.
5 Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan kelas Bina Keluarga Balita
(BKB) tentang pengasuhan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
6 Persentase Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja dan Bina Keluarga
Remaja (BKR) yang melaksanakan edukasi kesehatan reproduksi dan gizi
bagi remaja
7 Cakupan pendampingan keluarga berisiko Stunting
8 Cakupan calon Pasangan Usia Subur (PUS) yang menerima pendampingan
kesehatan reproduksi dan edukasi gizi sejak 3 bulan pranikah
9 Terlaksananya kampanye nasional pecegahan stunting
% Pelayanan KB Pasca persalinan
DKI JAKARTA 3
PAPUA 4
SUMATERA SELATAN 7
KALIMANTAN TENGAH 8
LAMPUNG 8
JAWA TENGAH 9
KALIMANTAN SELATAN 10
PAPUA BARAT 11
MALUKU 11 1. Persentase pelayanan Keluarga Berencana (KB)
SULAWESI UTARA 11
KALIMANTAN BARAT 11 pascapersalinan
BANTEN 11
KEPULAUAN RIAU 11 TARGET CAPAIAN CAPAIAN
No. Indikator GAP ANALISIS REKOMENDASI
BALI 12 2022 2022 KINERJA
DI YOGYAKARTA 12 Pelaporan KBPP yang 1. Penguatan KBPP melalui pendampingan
ACEH 13 sudah pulang dari Fasilitas pengunaan KBPP oleh TPK pada saat
Persentase
BANGKA BELITUNG 15 Kesehatan terhambat dan ANC dan PNC/imunisasi anak
pelayanan
RIAU 15 kendala acuan durasi (continuum of care) melalui Elsimil
Keluarga 31.6%
NASIONAL 15.8 1 50% 15.80% pelaporan 42 hari pasca 2. Pelatihan/orientasi pencatatan dan
Berencana (KB) (Kurang)
SULAWESI BARAT 16 persalinan pelaporan KBPP
pascapersalinan
BENGKULU 16 3. Sosialisasi algoritma pendampingan ibu
.
MALUKU UTARA 17 nifas yang tertampung pendataannya
SULAWESI TENGAH 17 dalam Elsimil
JAWA TIMUR 17 Sumber: SIGA, 31 Desember 2022
SUMATERA UTARA 17
GORONTALO 18
NUSA TENGGARA BARAT 18
KALIMANTAN TIMUR 19
JAWA BARAT 21
KALIMANTAN UTARA 22
SUMATERA BARAT 23
JAMBI 24
NUSA TENGGARA TIMUR 25
SULAWESI SELATAN 34
SULAWESI TENGGARA 45
0 10 20 30 40 50
SULAWESI BARAT 102.13%
DKI JAKARTA 99.32%
KALIMANTAN UTARA 91.95%
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 87.75%
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 86.66%
SULAWESI TENGAH 84.94%
KEPULAUAN RIAU 83.08%
RIAU 83.00%
JAWA TIMUR 82.66% 2. Cakupan calon Pasangan Usia Subur (PUS) yang memperoleh pemeriksaan kesehatan
LAMPUNG 81.93% sebagai bagian dari pelayanan nikah (persen).
JAWA TENGAH 81.04%
GORONTALO 79.73%
JAMBI 78.96% TARGET CAPAIAN CAPAIAN
No. Indikator GAP ANALISIS REKOMENDASI
KALIMANTAN SELATAN 78.43% 2022 2022 KINERJA
SULAWESI SELATAN 76.74% 1. Sulit menjangkau calon PUS sejak 3 1. Tersedianya sistem
BENGKULU 76.22% bulan pra nikah untuk memperoleh penjangkauan dan
KALIMANTAN TIMUR 76.09% pemeriksaan kesehatan; karena pendataan calon PUS
NASIONAL 75.51% belum ada regulasi yang mengatur terupdate (link dengan
NUSA TENGGARA BARAT
catin melakukan registrasi ke elsimil sistem surveilance), KIE
74.41%
2. Jika sudah menjangkau PUS 3 bulan perubahan perilaku
SULAWESI TENGGARA 72.83%
Cakupan calon Pasangan pra nikah, belum ada KIE yang berkelanjutan
PAPUA 72.23% Usia Subur (PUS) yang optimal mendorong pemeriksaan 2. Penjelasan DO calon PUS
SUMATERA BARAT 71.51% memperoleh pemeriksaan 126% kesehatan oleh PUS. dan calon pengantin
NUSA TENGGARA TIMUR 70.22% 2 60% 75.51%
kesehatan sebagai bagian (Sangat Baik) 3. Di beberapa tempat akses terhadap
SUMATERA SELATAN 69.00% dari pelayanan nikah layanan kesehatan sangat terbatas.
MALUKU 68.92% (persen). 4. Saat ini masih ada 2 DO Bappenas-
SUMATERA UTARA 66.53% BKKBN; perlu keputusan akan
PAPUA BARAT 66.38% menggunakan DO yang mana
ACEH 66.37% Pemeriksaan pranikah untuk sifilis,
KALIMANTAN TENGAH
hepatitis, HIV/AIDS, pemeriksaan
65.32%
kejiwaan mahal dan layanannya tidak
JAWA BARAT 64.50%
tersedia di semua Kabupaten/Kota.
MALUKU UTARA 63.66%
KALIMANTAN BARAT 63.29%
Sumber: Elsimil, 30 Desember 2022
BANTEN 55.44%
BALI Keterangan:
53.11%
Jumlah Catin yang registrasi secara nasional adalah 724.353
SULAWESI UTARA 41.24%
Jumlah Catin yang telah memperoleh pemeriksaan kesehatan secara nasional adalah 546.983
0.00% 50.00% 100.00% 150.00% Capaian Catin yang telah memperoleh pemeriksaan kesehatan = = 75,51%
DKI JAKARTA
PAPUA 1%
KALIMANTAN BARAT 3%
JAMBI 4%
KEPULAUAN RIAU 7%
MALUKU UTARA 8%
3-4. Cakupan keluarga berisiko Stunting yang memperoleh pendampingan
KALIMANTAN UTARA 8% (persen) dan Cakupan pendampingan keluarga berisiko Stunting
PAPUA BARAT 11%
BALI 11%
JAWA TENGAH 14% TARGET CAPAIAN CAPAIAN
BENGKULU 14% No. Indikator GAP ANALISIS REKOMENDASI
2022 2022 KINERJA
KALIMANTAN TENGAH 16% DO Pendampingan bagi keluarga DO KBS diperjelas:
NUSA TENGGARA TIMUR 16% berisiko: unit analisis &
SULAWESI UTARA 18% a. Layanan apa dan dimana saja ambang batas
JAWA TIMUR 18% yang termasuk frekuensi
SULAWESI TENGAH 19% ‘pendampingan’ pendampingan
NUSA TENGGARA BARAT 20% Cakupan keluarga b. apakah dengan sekali datang
RIAU 20% berisiko Stunting sudah dikatakan melakukan
106%
KALIMANTAN TIMUR 21% 3/4 yang memperoleh 30 32% pendampingan?
(Sangat Baik)
KALIMANTAN SELATAN 21% pendampingan
SUMATERA SELATAN 21% (persen).
SUMATERA UTARA 21%
SULAWESI SELATAN 22%
DI YOGYAKARTA 23%
JAWA BARAT 23%
SULAWESI TENGGARA 24%
LAMPUNG 24% Sumber: Hasil Verval PK 2021
ACEH 24%
GORONTALO 25%
MALUKU 26%
BANTEN 26%
BANGKA BELITUNG 26%
Nasional 32%
SULAWESI BARAT 33%
SUMATERA BARAT 36%

0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40%


BALI 22%
SULAWESI UTARA 27%
JAWA TENGAH 43%
JAMBI 45%
JAWA TIMUR 47%
SUMATERA BARAT 47% 5. Persentase kabupaten/kota yang menerima pendampingan Percepatan
JAWA BARAT 48%
Penurunan Stunting melalui Tri Dharma perguruan tinggi
DKI JAKARTA 50%
RIAU 50%
KEPULAUAN RIAU 57%
TARGET CAPAIAN
BANGKA BELITUNG 57% No. Indikator CAPAIAN KINERJA GAP ANALISIS REKOMENDASI
2022 2022
SUMATERA SELATAN 59% DO pendampingan 1. Perlu pemetaan
KALIMANTAN UTARA 60% Kabupaten/Kota yang telah dan
LAMPUNG 60% a. Apakah yang belum mendapatkan
NASIONAL 68.0% mendampingi 8 pendampingan sesuai dengan
PAPUA BARAT 69% aksi konvergensi, DO yang lebih jelas (diluar yang
SULAWESI TENGGARA 71% Persentase mendampingi telah ada saat ini, yaitu
MALUKU 73% kabupaten/kota capaian RAN pendampingan PT oleh
SULAWESI TENGAH 77% yang menerima PASTI, dst. Kemendikbudristek, BRIN dan
KALIMANTAN TENGAH 79% pendampingan 136% b. Apakah pemangku kepentingan
5 50% 68%
KALIMANTAN BARAT
Percepatan (Sangat Baik) pendampingan lainnya).
79%
Penurunan Stunting dari BKKBN saja? 2. Perlu strategi khusus untuk
BENGKULU 80%
melalui Tri Dharma Bagaimana dengan menjangkau 100% kab/kota di
SUMATERA UTARA 82%
perguruan tinggi. pendampingan oleh tahun 2024 terutama bagi
SULAWESI SELATAN 83% perguruan tinggi Kab/Kota yang tidak memiliki
KALIMANTAN SELATAN 85% yang dikelola oleh PT
PAPUA 86% kemendagri,
BANTEN 88% Kemenkes, PMK,
MALUKU UTARA 90% dll?
KALIMANTAN TIMUR 90%
Sumber:monevpenduk.org dan
ACEH 91% penting.bkkbn.go.id (20 Jan, 2023)
NUSA TENGGARA TIMUR 95%
SULAWESI BARAT 100%
GORONTALO 100%
NUSA TENGGARA BARAT 100%
DI YOGYAKARTA 100%

0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%


% desa/kel yang melaksanakan kelas
BKB tentang 1000 HPK
PAPUA 7.94
PAPUA BARAT 22.34
KALIMANTAN UTARA 33.20
KALIMANTAN BARAT 34.29 6. Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan kelas Bina Keluarga Balita
SULAWESI UTARA 40.24
NUSA TENGGARA BARAT 57.09
(BKB) tentang pengasuhan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
RIAU 64.05
MALUKU 69.40
KALIMANTAN TENGAH 71.75
ACEH 73.13 TARGET CAPAIAN CAPAIAN
No. Indikator GAP ANALISIS REKOMENDASI
KALIMANTAN TIMUR 74.18 2022 2022 KINERJA
SULAWESI TENGAH 81.76 Rekomendasi : Meskipun
SUMATERA UTARA 87.41
SUMATERA SELATAN
BKB ada, sulit dicapai untuk
88.68
MALUKU UTARA 91.57 mendatangkan ibu (dan
Mengingat jumlah RT 1000 bapak) berkali kali dalam 1
NASIONAL 91.65 Persentase
GORONTALO 92.24 HPK/desa pada umumnya bulan pertemuan, kecuali
desa/kelurahan
KEPULAUAN RIAU 93.18 membutuhkan lebih dari 1 ada penguatan bahwa
yang melaksanakan
BANTEN 95.18 BKB, apakah ada ambang pemantauan pertumbuhan
SULAWESI TENGGARA 95.98 kelas Bina Keluarga
130% batas jumlah BKB per desa dan perkembangan anak
LAMPUNG 104.04 6 Balita (BKB) 70% 91.65%
(Sangat Baik) untuk mencapai indikator bersamaan dengan
SULAWESI BARAT 107.36 tentang
KALIMANTAN SELATAN 107.71 ini? Indikator ini terukur posyandu dan/atau PAUD
pengasuhan 1.000
NUSA TENGGARA TIMUR 111.06 dan bisa tercapai jika tidak (BKB Holistik Integratif)
Hari Pertama
JAMBI 116.01 ada ambang batas jumlah
BANGKA BELITUNG 117.41 Kehidupan (HPK)
BKB per desa
SUMATERA BARAT 121.25
JAWA TENGAH 121.52
SULAWESI SELATAN 123.71
BENGKULU 124.63
JAWA TIMUR 131.22
Sumber:SIGA, 31
DKI JAKARTA 131.37 Des 2022
BALI 133.08
JAWA BARAT 135.37
DI YOGYAKARTA 141.23
0.00 50.00 100.00 150.00
SUMATERA UTARA 83%
SULAWESI UTARA 94%
JAWA TENGAH 97%
NUSA TENGGARA BARAT 99%
NASIONAL 99.7%
JAWA TIMUR 100%
PAPUA BARAT 100% 7. Persentase Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja dan Bina Keluarga
PAPUA 100%
Remaja (BKR) yang melaksanakan edukasi kesehatan reproduksi dan gizi bagi
SULAWESI BARAT 100%
GORONTALO 100% remaja
SULAWESI TENGGARA 100%
SULAWESI SELATAN 100% TARGET CAPAIAN CAPAIAN
No. Indikator GAP ANALISIS REKOMENDASI
SULAWESI TENGAH 100% 2022 2022 KINERJA
KALIMANTAN UTARA 100% Persentase Pusat PIKR berbasis sekolah formal Perlu ada strategi
KALIMANTAN TIMUR 100% Informasi dan lebih bisa dijangkau sehingga PIK R
KALIMANTAN SELATAN 100%
Konseling (PIK) dibandingkan PIK R berbasis berbasis masyarakat
KALIMANTAN TENGAH 100%
Remaja dan Bina masyarakat (remaja di luar bisa terukur.
KALIMANTAN BARAT 100%
Keluarga Remaja 142% sekolah)
NUSA TENGGARA TIMUR 100% 7 70% 99.7%
BALI 100%
(BKR) yang (Sangat Baik)
BANTEN 100% melaksanakan
DI YOGYAKARTA 100% edukasi kesehatan
JAWA BARAT 100% reproduksi dan gizi
DKI JAKARTA 100% bagi remaja
KEPULAUAN RIAU 100% Sumber: emonev Bappenas, 27 Jan 2023
BANGKA BELITUNG 100% 31.008 dari 31.101 total PIKR BKR
LAMPUNG 100%
BENGKULU 100%
SUMATERA SELATAN 100%
JAMBI 100%
RIAU 100%
SUMATERA BARAT 100%
ACEH 100%
MALUKU 101%
MALUKU UTARA 103%
0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%
KALIMANTAN SELATAN 102.77%
NUSA TENGGARA BARAT 97.57%
JAWA TIMUR 88.50%
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 85.73%
SULAWESI SELATAN 84.28%
ACEH 83.90%
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 76.08%
8. Cakupan calon Pasangan Usia Subur (PUS) yang menerima pendampingan
SULAWESI TENGGARA 74.07%
SULAWESI BARAT 71.07%
kesehatan reproduksi dan edukasi gizi sejak 3 bulan pranikah
SUMATERA SELATAN 70.61%
BALI 67.49% TARGET CAPAIAN CAPAIAN
No. Indikator GAP ANALISIS REKOMENDASI
NASIONAL 66.41% 2022 2022 KINERJA
BANTEN 66.22% Cakupan calon 1. Sistem penjangkauan dan
SUMATERA BARAT 61.53% Pasangan Usia Subur pendataan calon PUS
JAWA BARAT 59.79% (PUS) yang terupdate (link dengan sistem
GORONTALO 57.58% menerima 95% Sulit menjangkau calon PUS surveilance)
JAMBI 56.60% 8 pendampingan 70% 66.41% (Sangat sejak 3 bulan pra nikah. 2. Eksplorasi penyebab 7
JAWA TENGAH 50.88% kesehatan Baik) provinsi yang tidak terdata
BENGKULU 46.45%
reproduksi dan
KALIMANTAN TIMUR 40.90%
edukasi gizi sejak 3
RIAU 39.07%
MALUKU
bulan pranikah
37.23%
NUSA TENGGARA TIMUR 35.73% Sumber: Dashboard Elsimil, 30./12/22
SUMATERA UTARA 34.59%
KALIMANTAN BARAT 34.40%
SULAWESI TENGAH 33.58% Keterangan:
LAMPUNG 32.82% Jumlah Catin yang telah didampingi oleh TPK secara nasional adalah 363.277
KALIMANTAN TENGAH 30.88% Jumlah Catin yang telah mengisi kuesioner/memperoleh pemeriksaan kesehatan secara nasional adalah 546.983
KALIMANTAN UTARA 29.53% Capaian Catin yang telah menerima pendampingan = = 66,41%
KEPULAUAN RIAU 21.07%
PAPUA BARAT 20.43%
SULAWESI UTARA 17.47%
PAPUA 10.38%
MALUKU UTARA 2.40%
DKI JAKARTA 1.89%
0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% 120.00%
MALUKU 100%
SULAWESI SELATAN
SULAWESI UTARA
100%
9. Terlaksananya kampanye nasional pencegahan stunting
100%
BANTEN 100%
JAWA TIMUR 100% TARGET CAPAIAN CAPAIAN
No. Indikator GAP ANALISIS REKOMENDASI
DI YOGYAKARTA 100% 2022 2022 KINERJA
KEPULAUAN RIAU 100% 1. Perlu memastikan pengembangan 1. Terukur bila ada
BANGKA BELITUNG 100% pesan, pemilihan saluran strategi
LAMPUNG 100% komunikasi, dan pengukuran komunikasinya,
BENGKULU 100% dampak komunikasi yang efektif, (media lini atas,
RIAU 100%
efisien, tepat sasaran, konsisten, media lini tengah
ACEH 100%
dan berkelanjutan. dan media lini
JAWA TENGAH 97%
2. Kampanye dilaksanakan dengan bawah)
KALIMANTAN BARAT 94%
mempertimbangkan nilai-nilai 2. Pesan kunci yang
GORONTALO 92%
KALIMANTAN TIMUR 92%
budaya lokal (kontekstual). tersusun dalam
Terlaksananya 3. DO indikator kampanye nasional strakom di setiap
BALI 92% 3
kampanye 83.60% tidak spesifik : kanal lini atas, lini media
SULAWESI TENGGARA 89% kanal/meto
9 nasional 83.6% (Baik) tengah, lini bawah 3. Cara penyampaian
KALIMANTAN TENGAH 89% de setiap
pencegahan seperti apa dari
MALUKU UTARA 86% bulan
NASIONAL 84%
stunting masing-masing
KALIMANTAN UTARA 80% media dan pesan
SUMATERA SELATAN 78% kunci tersebut
JAWA BARAT 77%
PAPUA 75%
SULAWESI BARAT 72%
SUMATERA BARAT 69%
SULAWESI TENGAH 66%
NUSA TENGGARA BARAT 66%
PAPUA BARAT 64%
KALIMANTAN SELATAN 64% Sumber:Laporan Ditkie, 31./12/22
NUSA TENGGARA TIMUR 55%
SUMATERA UTARA 55%
DKI JAKARTA 47%
JAMBI 30%

0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%


PERSENTASE CAPAIAN KINERJA PROVINSI BERDASARKAN
9 INDIKATOR PERPRES(1) NASIONAL 106.5
PAPUA 61.2
NO PROVINSI KINERJA KETERANGAN
SULAWESI UTARA 64.5
1 SULAWESI BARAT 121.3 Sangat Baik
PAPUA BARAT 68.0
2 DI YOGYAKARTA 121.0 Sangat Baik
KALIMANTAN BARAT 71.1
3 SULAWESI SELATAN 116.5 Sangat Baik
4 SULAWESI TENGGARA 109.9 Sangat Baik DKI JAKARTA 72.5
5 SUMATERA BARAT 109.6 Sangat Baik KALIMANTAN UTARA 75.8
6 GORONTALO 109.4 Sangat Baik JAMBI 79.5
7 BANGKA BELITUNG 109.2 Sangat Baik KEPULAUAN RIAU 80.9
8 KALIMANTAN SELATAN 107.6 Sangat Baik MALUKU UTARA 82.3
9 ACEH 105.1 Sangat Baik BALI 83.5
10 JAWA TIMUR 104.7 Sangat Baik KALIMANTAN TENGAH 85.4
11 BANTEN 104.2 Sangat Baik RIAU 87.9
12 NUSA TENGGARA BARAT 102.4 Sangat Baik
SUMATERA UTARA 88.4
13 BENGKULU 100.0 Sangat Baik
JAWA TENGAH 90.5
14 JAWA BARAT 99.7 Sangat Baik
SUMATERA SELATAN 90.7
15 KALIMANTAN TIMUR 98.3 Sangat Baik
16 LAMPUNG 96.9 Sangat Baik SULAWESI TENGAH 92.3
17 NUSA TENGGARA TIMUR 96.7 Sangat Baik MALUKU 94.8
18 MALUKU 94.8 Sangat Baik NUSA TENGGARA TIMUR 96.7
19 SULAWESI TENGAH 92.3 Sangat Baik LAMPUNG 96.9
20 SUMATERA SELATAN 90.7 Sangat Baik KALIMANTAN TIMUR 98.3
21 JAWA TENGAH 90.5 Sangat Baik JAWA BARAT 99.7
22 SUMATERA UTARA 88.4 Baik BENGKULU 100.0
23 RIAU 87.9 Baik NUSA TENGGARA BARAT 102.4
24 KALIMANTAN TENGAH 85.4 Baik
BANTEN 104.2
25 BALI 83.5 Baik
JAWA TIMUR 104.7
26 MALUKU UTARA 82.3 Baik
ACEH 105.1
27 KEPULAUAN RIAU 80.9 Baik
28 JAMBI 79.5 Cukup KALIMANTAN SELATAN 107.6
29 KALIMANTAN UTARA 75.8 Cukup BANGKA BELITUNG 109.2
30 DKI JAKARTA 72.5 Cukup GORONTALO 109.4
Diolah tanggal Februari 2023
31 KALIMANTAN BARAT 71.1 Cukup SUMATERA BARAT 109.6
32 PAPUA BARAT 68.0 Kurang SULAWESI TENGGARA 109.9
33 SULAWESI UTARA 64.5 Kurang SULAWESI SELATAN 116.5
34 PAPUA 61.2 Kurang DI YOGYAKARTA 121.0
35 NASIONAL 106.5 Sangat Baik
0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 120.0 140.0
3.1
Capaian Indikator
RAN PASTI
4 INDIKATOR PERBAN NO. 12 TAHUN 2021: Kluster Manajerial
(BKKBN Sebagai PJ)

TARGET CAPAIAN
CAPAIAN KINERJA UNIT
No. INDIKATOR INDIKATOR SUMBER DATA
2022 2023 2024 % PENGAMPU
2022
1 Tersedianya meta data. Unit pengampu: 100% Ditlaptik/Pusat
1 1 Ditlaptik (Sangat Baik) Pengendali
Data
2 Terintegrasinya data Stunting. PK/SIGA 100 % Ditlaptik/Pusat
1 1 1 1 (Sangat Baik) Pengendali
Data
3 Terlaksananya sistem pengelolaan Unit pengampu: 100% Ditlaptik/Pusat
data keluarga berisiko Stunting. 1 1 1 1 Ditlaptik (Sangat Baik) Pengendali
Data
4 Terlaksananya forum satu data Unit pengampu: 100% Ditlaptik/Pusat
PASTI dua kali dalam 1 tahun. 2 2 2 2 Ditlaptik (Sangat Baik) Pengendali
Data
21 INDIKATOR PERBAN NO. 12 TAHUN 2021: Kluster Operasional (1)
(BKKBN sebagai K/L Pengampu)

TARGET CAPAIAN
CAPAIAN UNIT
No. INDIKATOR INDIKATOR SUMBER DATA
2022 2023 2024 KINERJA PENGAMPU
2022
5 Persentase desa/kelurahan yang minimal Laporan 100 % Ditlinlap
memiliki 1 TPK. 100 100 100 100% Linlap/SIGA (Sangat Baik)
6 Persentase TPK yang mendapatkan 98.62% SIDIKA/ 98.62 % Pusdiklat
orientasi. 100 100 100 Laporan (Sangat Baik)
Pusdiklat KKB
7 Persentase desa/kelurahan yang TPK nya 62.17% PPK, 2022 77 % Ditlinlap
melakukan KIE kelompok minimal 1 kali per 80 85 90 (Cukup)
bulan.
8 Persentase keluarga berisiko Stunting yang 73%1 PPK, 2022 243% Ditkie
mendapatkan KIE interpersonal sesuai 30 40 50 (Sangat Baik)
standar.

1 5.158.425 KRS Mendapat Pendampingan KIE dari 7.055.953 Jml KRS terverval
21 INDIKATOR PERBAN NO. 12 TAHUN 2021: Kluster Operasional (2)
(BKKBN sebagai K/L Pengampu)
TARGET CAPAIAN
CAPAIAN UNIT
No. INDIKATOR INDIKATOR SUMBER DATA
2022 2023 2024 KINERJA PENGAMPU
2022
a). Persentase Ibu hamil yang menerima Laporan Monev 25% Ditkespro
pendampingan. 1 BOKB (Kurang)
9 80 85 90 20%
2023/Surveilans
Rutin
Persentase KB Pascapersalinan. SIGA 32% Ditkespro
10 50 60 70 15.8% (data 31 (Kurang)
Desember 2022)
11 Persentase penurunan Unmet need. 8 7,7 7,4 PPK, 2022 Ditlinlap
2
Persentase balita 0-23 bulan yang dipantau 74.63% SIGA/Surveilans 106% Ditbalnak
12 perkembangannya sesuai standard. 70 80 90
Rutin (Sangat Baik)

1Targetdidampingi 4.813.278 ibu hamil; capaian ibu hamil 982.635 ibu hamil
(35% ibu hamil yang memperoleh ANC (K6), Kementerian Kesehatan, Laporan TW3 2022; 79% ibu hamil mengonsumsi TTD min 90 tablet selama kehamilan)
2134.119 baduta menggunakan KKA dari total baduta yang menghadiri pertemuan BKB 179.707 --> 74.63%
21 INDIKATOR PERBAN NO. 12 TAHUN 2021: Kluster Operasional (3)
(BKKBN sebagai K/L Pengampu)

TARGET CAPAIAN
SUMBER CAPAIAN UNIT
No. INDIKATOR INDIKATOR
2022 2023 2024 DATA KINERJA PENGAMPU
2022
Persentase balita 0-59 bulan yang SIGA/Surveilan 112% Ditbalnak
1
13 dipantau perkembangannya sesuai 70 80 90 78.29% s Rutin (Sangat Baik)
standard.
a). Cakupan keluarga prasejahtera PK/Sumber Kemensos,
14 beresiko Stunting penerima bantuan 80 85 90 Lainnya BKKBN:
sosial. Ditlaptik
b). Cakupan keluarga prasejahtera PK/Sumber Kemensos,
15 penerima manfaat variasi bantuan 80 85 90 Lainnya BKKBN:
pangan selain beras dan telur. Ditlaptik
c). Cakupan PUS miskin yang PK/Sumber Kemensos,
16 memperoleh bantuan tunai bersyarat. 80 85 90 Lainnya BKKBN:
Ditlaptik
1505.902 balita menggunakan KKA dari total Balita Menghadiri Pertemuan BKB 646.173 --> 78.29%
21 INDIKATOR PERBAN NO. 12 TAHUN 2021: Kluster Operasional (4)
(BKKBN sebagai K/L Pengampu)

TARGET CAPAIAN
SUMBER CAPAIAN UNIT
No. INDIKATOR INDIKATOR
2022 2023 2024 DATA KINERJA PENGAMPU
2022
d). Cakupan PUS yang memperoleh bantuan PK/Sumber Kemensos,
17 pangan nontunai. 80 85 90 Lainnya BKKBN: Ditlaptik

e). Cakupan PUS miskin yang memperoleh PK/Sumber Kemensos,


18 Penerima Bantuan Iuran (PBI). 80 85 90 Lainnya BKKBN: Ditlaptik

Persentase desa prioritas yang Website 136% Kemendes PDTT,


19 melaksanakan Dapur Gizi Keluarga berbasis 50 60 70 66% kampungkb. (Sangat BKKBN:
pangan lokal. bkkbn.go.id Baik) Ditdamduk
a). Cakupan Catin/CaPUS yang melakukan 70% 80% 90% Elsimil 108% Dithanrem
1
20 pemeriksaan kesehatan dalam 3 (tiga) 75.51% (Feb-Des (Sangat
bulan sebelum menikah. 2022) Baik)
1. 724.353 catin registrasi elsimil dan 546.983 yang mengisi St. Kesehatan (Feb – 30 Des 2022)
21 INDIKATOR PERBAN NO. 12 TAHUN 2021: Kluster Operasional (5)
(BKKBN sebagai K/L Pengampu)
TARGET CAPAIAN SUMBER CAPAIAN UNIT
No. INDIKATOR
2022 2023 2024 INDIKATOR 2022 DATA KINERJA PENGAMPU
b). Persentase catin/caPUS anemia yang
75.94%
21 mengonsumsi 90 Tablet Tambah Darah 100 100 100 75.94% Elsimil Dithanrem
(Cukup)
(TTD).
Persentase kab/kota yang memiliki tim audit 97%
22 Stunting. 100 100 100 97% Ditbalnak* Ditbalnak
(Sangat Baik)
Persentase pelaksanaan audit kasus Stunting
86.5%
23 dan manajemen pendampingan keluarga 2 100 100 100 86.5% SIPASTI* Ditbalnak
(Baik)
kali dalam setahun.
Persentase diseminasi hasil audit kasus
85% 85%
24 Stunting dan manajemen pendampingan 100 100 100 SIPASTI* Ditbalnak
(Baik)
keluarga 2 kali dalam setahun.
Persentase tindak lanjut hasil audit kasus
81.5%
25 Stunting dan manajemen pendampingan 100 100 100 81.5% SIPASTI * Ditbalnak
(Baik)
keluarga 2 kali dalam setahun.
*Data SIPASTI dan Dilengkapi oleh Konfirmasi Laporan Provinsi, 8 Feb 2023
Berdasarkan Surat Permintaan Konfirmasi Capaian AKS 2022 nomor 148/PK.01/F1/2023 tanggal 31 Januari 2023

*Data SIPASTI dan Dilengkapi oleh Konfirmasi Laporan Provinsi, 8 Feb 2023
3.2
Distribusi capaian berdasarkan
provinsi

15 capaian indikator berdasarkan provinsi

1 Persentase desa/kelurahan yang minimal memiliki 1 TPK.


2 Persentase TPK yang mendapatkan orientasi.
3 Persentase desa/kelurahan yang TPK nya melakukan KIE kelompok minimal 1 kali per bulan.
4 Persentase keluarga berisiko Stunting yang mendapatkan KIE interpersonal sesuai standar.
5 a). Persentase Ibu hamil yang menerima pendampingan.
6 Persentase KB Pascapersalinan.
7 Persentase balita 0-23 bulan yang dipantau perkembangannya sesuai standard.
8 Persentase balita 0-59 bulan yang dipantau perkembangannya sesuai standard.
9 Persentase desa prioritas yang melaksanakan Dapur Gizi Keluarga berbasis pangan lokal.
10 a). Cakupan Catin/CaPUS yang melakukan pemeriksaan kesehatan dalam 3 (tiga) bulan sebelum menikah.
11 b). Persentase catin/caPUS anemia yang mengonsumsi 90 Tablet Tambah Darah (TTD).
12 Persentase kab/kota yang memiliki tim audit Stunting.
13 Persentase pelaksanaan audit kasus Stunting dan manajemen pendampingan keluarga 2 kali dalam setahun.
14 Persentase diseminasi hasil audit kasus Stunting dan manajemen pendampingan keluarga 2 kali dalam
setahun.
15 Persentase tindak lanjut hasil audit kasus Stunting dan manajemen pendampingan keluarga 2 kali dalam
setahun.
Persentase desa/kelurahan yang Persentase TPK yang mendapatkan Persentase desa/kelurahan yang TPK nya
minimal memiliki 1 TPK. melakukan KIE kelompok minimal 1 kali per
orientasi.
bulan.
Nasional 100 Papbar 100.00
Papbar 100 DKI
Papua 100.00
Papua 100 Babel 89.84%
Maluku 100.00
Malut 100 Sulbar 82.16%
Sulsel 100.00
Maluku 100 Banten 81.59%
Sulut 100.00
Sulbar 100 Maluku 79.23%
Kalsel 100.00
Gorontalo 100 Kepri 78.94%
NTB 100.00
Sultra 100 Bali 76.93%
Banten 100.00
Sulsel 100 Jabar 67.70%
Jatim 100.00
Sulteng 100 Papbar 66.05%
Babel 100.00
Sulut 100 Jatim 65.11%
Sumsel 100.00
Kaltara 100 Sulsel 64.41%
Jambi 100.00
Kaltim 100 Sumbar Lampung 64.30%
100.00
Kalsel 100 Aceh Kalsel 64.25%
100.00
Kalteng 100 Lampung Kaltara 63.76%
99.98
Kalbar 100 Sulteng Nasional 62%
99.96
NTT 100 Riau Sumbar 61.52%
99.87
NTB 100 Sultra Sultra 59.82%
99.77
Bali 100 Gorontalo DIY 59.82%
99.76
Banten 100 Kaltim Aceh 58.64%
99.35
Jatim 100 Jabar 99.32 Gorontalo 56.70%
DIY 100 Sumut 99.26 Sumsel 52.72%
Jateng 100 Jateng 99.00 NTT 50.46%
Jabar 100 NTT 98.81 Sulteng 50.00%
DKI 100 Kepri 98.79 Jateng 49.83%
Kepri 100 Nasional 98.62 Riau 47.38%
Babel 100 Bengkulu 97.27 Papua 47.11%
Lampung 100 DIY 96.47 Kalteng 44.46%
Bengkulu 100 Kalteng 92.43 Malut 42.27%
Sumsel 100 Kalbar 89.54 Sumut 42.19%
Jambi 100 Sulbar 89.26 Bengkulu 39.92%
Riau 100 Bali 87.18 Sulut 39.30%
Sumbar 100 Malut 81.78 Kaltim 31.98%
Sumut 100 Kaltara 76.31 NTB 27.70%
Aceh 100 DKI 0.00 Jambi 13.65%
Kalbar 12.29%
0 20 40 60 80 100 120 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00
Sumber: SIGA 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00%
Sumber: SIDIKA Sumber:Hasil Verval
Persentase keluarga berisiko Stunting a). Persentase Ibu hamil yang Persentase KB Pascapersalinan.
yang mendapatkan KIE interpersonal
menerima pendampingan.
sesuai standar. Sultra 45%
Sulsel 34%
Papbar 84.00
DKI NTT 25%
NTB 78.00
Riau 100.00 Jambi 24%
Banten 78.00
Kaltara 95.00 Sumbar 23%
Babel 58.00
Maluku 93.00 Kaltara 22%
Lampung 56.00
Babel 93.00 Jabar 21%
Papua 39.00
Kepri 85.00 Kaltim 19%
Jateng 36.00
Sulbar 84.00 Gorontalo 18%
Gorontalo 34.00
Bali 84.00 NTB 18%
Kalbar 31.00
Banten 82.00 Malut 17%
Kaltara 28.00
Sumbar 82.00 Sulteng 17%
Jambi 27.00
Jabar 80.00 Jatim 17%
Jabar 21.00
NTB 77.00
Nasional 20 Sumut 17%
Sultra 76.00
Kaltim 20.00 Sulbar 16%
Sulsel 76.00
Kalteng 18.00 Bengkulu 16%
Kalsel 75.00
Sumsel 18.00 Nasional 15.80%
Nasional 73
Bengkulu 15.00 Babel 15%
Kalbar 73.00
Malut 13.00 Riau 15%
Jatim 72.00
Kepri 12.00 Aceh 13%
DIY 71.00
Aceh 9.00 Bali 12%
Lampung 71.00
Sultra 8.00 DIY 12%
Gorontalo 70.00
Bali 8.00 Papbar 11%
NTT 70.00
Jatim 7.00 Maluku 11%
Jateng 70.00
Maluku 6.00 Sulut 11%
Sulteng 69.00
Sulut 6.00 Kalbar 11%
Sulut 67.00
Sumut 3.00 Banten
Papbar 66.00 11%
Sumut Sulsel 2.00
66.00 Kepri 11%
Bengkulu DIY 2.00
61.00 Kalsel 10%
Sumsel Kalsel 1.00
61.00 Jateng 9%
Aceh Sumbar 1.00
61.00 Kalteng 8%
Malut Sulbar 0.00
59.00 Lampung 8%
Kalteng 57.00 Sulteng 0.00
Sumsel 7%
Papua 54.00 NTT 0.00
DKI Papua 4%
Kaltim 51.00 0.00
Riau 0.00 DKI 3%
Jambi 14.00
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 0% 10% 20% 30% 40% 50%
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00
Sumber: Verval KRS Sumber: Laporan Monev BOKB 2023/Surveilans Rutin Sumber: SIGA
:
Persentase balita 0-23 bulan yang dipantau
Persentase desa prioritas yang melaksanakan Dapur
perkembangannya sesuai standard. Persentase balita 0-59 bulan yang dipantau
Gizi Keluarga berbasis pangan lokal.
perkembangannya sesuai standard.
Papbar 100.00
Sulteng 100.00
Papua 100.00 DIY 96.38
Sulut 100.00
Kalbar 100.00 Babel 94.71
NTB 100.00
NTB 100.00 Kalbar 92.15
DKI 100.00
DIY 100.00 Papua 91.84
Babel 100.00
Bali 99.31 Kepri 90.47
Lampung 100.00
Sumsel 91.54 Kaltara 90.45
Jambi 100.00
Kaltim 90.58 Kaltim 89.02
Jatim Sumbar 94.12
Kepri 90.02 88.15
Sumbar Kepri 88.57
Kalsel 89.89 87.82
Sumsel 86.71 Jateng 87.50
Sumbar 89.34 Bengkulu
Bali 85.05 85.71
Jateng 87.50 Sumsel
Jambi 82.42 85.71
Banten 86.79 Sulsel
Kalteng 80.87 83.33
Bengkulu 86.68 Aceh
Sulut 79.70 78.26
Riau 85.75 Kalsel
Jateng 79.60 73.33
Jambi 85.05 Sumut 72.73
Kalsel 79.59
Babel 84.79 Riau 70.00
NTB 78.90
Kalteng 84.57 NTT 69.23
Nasional 78.29
Sumut 83.84 Nasional 66
Jabar 77.71
Jabar 83.62 Aceh Kaltim 61.54
76.29
Kaltara 79.01 Riau 75.61 Sultra 54.55
Sultra 78.84 Sumut 74.07 Gorontalo 50.00
NTT 76.29 Banten 72.03 Sulbar 48.28
Malut 74.82 Bengkulu 70.65 Jabar 47.37
Nasional 74.63 Lampung 67.89 Kaltara 45.83
Aceh 74.60 Malut 65.06 DIY 44.44
Sulsel 73.87 Sulsel 64.64 Kalbar 40.00
Maluku 70.66 Sultra 61.68 Jatim 40.00
Sulut 62.78 NTT 60.71 Bali 28.57
Jatim 56.43 Sulbar 56.08 Banten 13.64
Lampung 55.27 Maluku 55.78 Papbar 0.00
Sulteng 50.09 Papbar 54.38 Papua 0.00
Sulbar 48.14 Sulteng 47.28 Malut 0.00
Gorontalo 17.38 Gorontalo 31.25 Maluku 0.00
DKI 0.00 DKI 0.00 Kalteng 0.00
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00
Sumber: SIGA Sumber: SIGA
Sumber: kampungkb.bkkbn.go.id
a). Cakupan Catin/CaPUS yang melakukan pemeriksaan b). Persentase catin/caPUS anemia yang Persentase kab/kota yang memiliki tim audit Stunting.
kesehatan dalam 3 (tiga) bulan sebelum menikah. mengonsumsi 90 Tablet Tambah Darah (TTD).
Sulut 60.00
Sulbar 102% Jatim 100.00 Papua 79.31
DKI 99% DIY 100.00 Kepri 85.71
Kaltara 92% Bengkulu 100.00 Bengkulu 90.00
Babel 88% Jambi 100.00 Sultra 94.12
DIY 87% Aceh 98.07 Nasional 97.00
Sulteng 85% Jateng 91.13 Papbar 100.00
Kepri 83% Lampung 90.67 Malut 100.00
Riau 83% Sumsel 81.77 Maluku 100.00
Jatim 83% Banten 79.65 Sulbar 100.00
Lampung 82% Bali 77.48 Gorontalo 100.00
Jateng 81% NTB 76.56 Sulsel 100.00
Gorontalo 80% Nasional 75.94 Sulteng 100.00
Jambi 79% Sulbar 73.90 Kaltara 100.00
Kalsel 78% Jabar 71.84 Kaltim 100.00
Sulsel 77% Kepri 66.39 Kalsel 100.00
Bengkulu 76% Sulsel 65.82 Kalteng 100.00
Kaltim 76% Babel 45.36
Kalbar 100.00
Nasional 75.51% Riau 42.76
NTB 100.00
NTB 74% Sultra 41.95
Sultra Bali 100.00
73% NTT 38.36
Papua Banten 100.00
72% Gorontalo 35.76
Sumbar 72% Jatim 100.00
Sumut 33.71
NTT 70% DIY 100.00
Kalteng 33.66
Sumsel 69% Jateng 100.00
Sulteng 28.53
Maluku 69% Jabar 100.00
Maluku 26.32
Sumut 67% DKI 100.00
Sumbar 24.48
Papbar 66% Babel 100.00
Kaltim 24.46
Aceh 66% Lampung 100.00
Kalbar 19.18
Kalteng 65% Sumsel 100.00
Kaltara 14.12
Jabar 65% DKI Jambi 100.00
13.33
Malut 64% Papbar Riau 100.00
11.54
Kalbar 63% Malut 8.70 Sumbar 100.00
Banten 55% Sulut 3.71 Sumut 100.00
Bali 53% Papua 1.97 Aceh 100.00
Sulut 41% NTT 100.00
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00
0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00
Sumber:ELSIMIL Sumber: ELSIMIL Sumber: DITBALNAK
Persentase pelaksanaan audit kasus Stunting Persentase diseminasi hasil audit kasus Stunting Persentase tindak lanjut hasil audit kasus Stunting
dan manajemen pendampingan keluarga 2 dan manajemen pendampingan keluarga 2 kali dan manajemen pendampingan keluarga 2 kali
kali dalam setahun. dalam setahun. dalam setahun.
Papua 24.14 Papua 24.14 DKI 0
Bengkulu 30 Bengkulu 30 Papua 24.14
Sulbar 50 Sulbar 50 Bengkulu 30
Kepri 57.14 Maluku 55.54 Sulbar 50
NTT 59.09 Kepri 57.14 Maluku 55.54
Kalteng 67.8 NTT 59.09 Kepri 57.14
Aceh 71.41 Kalteng 67.8 NTT 59.09
Kalbar 75 Aceh 71.41 Papbar 61.54
Maluku 77.72 Kalbar 75 Kalteng 67.8
Kaltim 80 Kaltim 80 Aceh 71.41
Jabar 81.48 Jabar 81.48 Kalbar 75
Nasional 86.50 Papbar 84.62 Kaltim 80
Sultra 88.24 Nasional 85.00 Nasional 81
Papbar 92.31 Sulsel 85.4 Jabar 81.48
Sulteng 93.6 Sultra 88.24 Sulsel 85.4
Jambi 95.45 Sulteng 93.6 Lampung 86.67
Jatim 97.37 Jambi 95.45 Sultra 88.24
Malut 100 Sumut 96.97 Sulteng 93.6
Gorontalo 100 Jatim 97.37 Jambi 95.45
Sulsel 100 Malut 100 Sumut 96.97
Sulut 100 Gorontalo 100 Jatim 97.37
Kaltara 100 Sulut 100 Malut 100
Kalsel 100 Kaltara 100 Gorontalo 100
NTB 100 Kalsel 100 Sulut 100
Bali 100 NTB 100 Kaltara 100
Banten 100 Bali 100 Kalsel 100
DIY 100 Banten 100 NTB 100
Jateng 100 DIY 100 Bali 100
DKI 100 Jateng 100 Banten 100
Babel 100 DKI 100 DIY 100
Lampung 100 Babel 100 Jateng 100
Sumsel 100 Lampung 100 Babel 100
Riau 100 Sumsel 100 Sumsel 100
Sumbar 100 Riau 100 Riau 100
Sumut Sumbar 100 Sumbar
100 100
0 20 40 60 80 100 120 0 20 40 60 80 100 120 0 20 40 60 80 100 120
Sumber:SIPASTI Sumber:SIPASTI
Sumber:SIPASTI
Provinsi Kinerja Predikat DKI Jakarta 41.40
Kep. Bangka Belitung 98.03 Sangat Baik Papua 55.54
Nusa Tenggara Barat 95.18 Sangat Baik Kalimantan Tengah 63.63
Jawa Tengah 89.68 Baik Maluku 65.19
Lampung 89.16 Baik Maluku Utara 66.08
Sumatera Barat 88.37 Baik Sulawesi Barat 68.85
Kalimantan Selatan 87.64 Baik Gorontalo 71.36
Sumatera Selatan 87.43 Baik Bengkulu 71.69
Banten 86.04 Baik Kalimantan Barat 72.34
DI Yogyakarta 85.67 Baik Papua Barat 72.63
Sulawesi Selatan 85.20 Baik Nusa Tenggara Timur 73.96
Riau 84.51 Baik Kalimantan Timut 75.42
Bali 83.59 Baik Sulawesi Utara 77.09
Jambi
Kalimantan Utara
83.24 Baik Sulawesi Tengah 77.29 PERSENTASE CAPAIAN KINERJA
82.68 Baik Aceh
Kepulauan Riau 82.25 Baik Sumatera Utara
79.74

79.85
PROVINSI BERDASARKAN
Nasional 82.08 Baik
Jawa Barat 81.73 Baik
Sulawesi Tenggara 80.73
15 INDIKATOR RAN PASTI(1)
Jawa Timur 81.48
Jawa Timur 81.48 Baik Nasional 82.10
Sulawesi Tenggara 80.73 Baik
Jawa Barat 81.73
Sumatera Utara 79.85 Cukup
Kepulauan Riau 82.25
Aceh 79.74 Cukup
Kalimantan Utara 82.68
Sulawesi Tengah 77.29 Cukup
Jambi 83.24
Sulawesi Utara 77.09 Cukup
Bali 83.59
Kalimantan Timut 75.42 Cukup
Riau 84.51
Nusa Tenggara Timur 73.96 Cukup
Sulawesi Selatan 85.20
Papua Barat 72.63 Cukup
DI Yogyakarta 85.67
Kalimantan Barat 72.34 Cukup
Banten 86.04
Bengkulu 71.69 Cukup
Sumatera Selatan 87.43
Gorontalo 71.36 Cukup
Kalimantan Selatan 87.64
Sulawesi Barat 68.85 Kurang
Sumatera Barat 88.37
Maluku Utara 66.08 Kurang
Jawa Tengah 89.68
Maluku 65.19 Kurang
Lampung 89.1
Kalimantan Tengah 63.63 Kurang
Nusa Tenggara Barat 95.18
Papua 55.54 Kurang
Kep. Bangka Belitung 98.03
DKI Jakarta 41.40 Kurang
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00
4
Kesimpulan dan
Rekomendasi
Kesimpulan (1):
RESUME CAPAIAN KINERJA 16 INDIKATOR PERPRES : RESUME CAPAIAN KINERJA 9 INDICATOR PERPRES:
NASIONAL PROVINSI

19% 9%
Kurang : 3 Provinsi 12%
Cukup: : 4 Provinsi
Baik: 6 Provinsi
6%
Sangat Baik: 21 Provinsi
6% 69% 62% 18%
Sangat Baik (>90%)
Baik (80-89%)
Cukup (70-79%)
Kurang(<70%)
1. 69% Sangat baik (>=90%): 11 indikator
2. 6% Baik (80-89%): 1 indikator
Kurang(<70%) Cukup (70-79%)
3. 0% Cukup (70-79%): 0 Baik (80-89%) Sangat Baik (>90%)
4. 6% Kurang (<70%): 1 indicator
5. 19% belum terkonfirmasi: 3 indicator

Kinerja provinsi belum tentu berkorelasi dengan


3 Indikator belum tersedia indikasi target dan data capaian prevalensi stunting
Kesimpulan:
RESUME CAPAIAN KINERJA 25 INDIKATOR RAN PASTI: NASIONAL
RESUME CAPAIAN KINERJA 15 INDICATOR RAN PASTI:
PROVINSI

6
24% Sangat Baik (>90%) 18
Baik (80-89%) Kurang : 6 Provinsi
48%
Cukup (70-79%) Cukup: : 10 Provinsi
8% Baik: 16 Provinsi
Kurang(<70%)
Belum Terkonfirmasi
Sangat Baik: 2 Provinsi
8%

12% 47
29
1. 48% Sangat baik (>=90%): 12 indikator
2. 12% Baik (80-89%): 3 indikator
3. 8% Cukup (70-79%): 2Indikator
4. 8% Kurang (<70%): 2 indicator
Kurang(<70%) Cukup (70-79%) Baik (80-89%) Sangat Baik (>90%)
5. 24% belum terkonfirmasi: 6 indicator

Kinerja provinsi belum tentu berkorelasi dengan


6 Indikator belum tersedia data:
prevalensi stunting
unmet need dan 5 indikator bansos

Anda mungkin juga menyukai